Anda di halaman 1dari 4

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Tingkat kesehatan masyarakat tergantung pada kualitas makanan yang
dikonsumsi setiap hari, yaitu jenis maupun jumlah gizi yang disediakan makanan bagi
tubuh. Di Indonesia terdapat banyak sekali tanaman lokal, seperti sayur-sayuran,
umbi-umbian dan buah-buahan yang belum dimanfaatkaan secara optimal. Manusia
membutuhkan zat- zat gizi antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Unsur-unsur gizi tersebut tidak dapat disediakan secara lengkap dalam satu
jenis makanan, maka untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia perlu mengkonsumsi
beberapa jenis makanan atau minuman secara bersamaan dan bervariasi.
Penganekaragaman dan peningkatan gizi makanan perlu didukung dengan penyediaan
produk-produk makanan yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi dengan harga
terjangkau. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, produk olahan berupa mie yang
berasal dari olahan talas, pepaya, dan edammame yang memungkinkan dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Penggunaan bahan-bahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas budidaya pangan di Indonesia dengan pemanfaatan teknologi. Selain itu
juga, untuk memanfaatkan talas, pepaya, dan edammame yang masih minim
pengolahannya, diharapkan dapat memberikan kualitas pada produk baik dari segi
nilai gizi maupun meningkatkan nilai jual bahan-bahan tersebut dipasaran.

2.2 Gambaran Potensi Usaha


Mie instan merupakan produk yang sudah banyak beredar di pasaran dan
dikonsumsi masyarakat dari anak-anak sampai dewasa. Biasanya mie yang kita kenal
pada umumnya terbuat dari bahan bahan pengawet. Hal ini dapat membahayakan
bagi kesehatan tubuh. sehingga kurang aman untuk dikonsumsi. Dengan adanya TEP
Mie ini merupakan mie yang aman untuk dikonsumsi, karena didalamnya tidak
mengandung bahan pengawet. Pembuatan TEP Mie ini memodifikasi talas, pepaya,
dan edammame yang dibuat tepung terlebih dahulu kemudian akan diolah menjadi
mie.
Dengan inovasi ini diharapkan akan meningkatkan konsumsi masyarakat
terhadap mie yang sehat dan mempunyai khasiat kesehatan yang baik. Oleh
karenanya TEP Mie adalah salah satu panganan alternatif yang baik untuk
dikonsumsi.

Tabel 1. Faktor SWOT Usaha


Faktor SWOT Usaha Pembuatan TEP Mie
Kekuatan (Strenght) Harga produk murah
Bahan baku yang mudah ditemukan
Keunikan dan original produk
Dapat dijadikan makanan alternatif saat lapar
Mengandung gizi yang tinggi
Dapat dikonsumsi dari anak-anak sampai dewasa
Daya simpan yang relativ lama
Tidak menggunakan penguat rasa pada
bumbunya
Kelemahan (Weakness) Tidak bisa dimakan mentah
Pembuatan dan pengolahannya membutuhkan
tenaga dan waktu yang lama.
Peluang (Opportunity) Biaya produksinya murah
Kesempatan menguasai pasar tinggi
Ancaman (Threath) Standarisasi mutu
Berhadapan dengan pesaing lama maupun baru

2.3 Gambaran Usaha


Proses pelaksanaan program ini akan dilaksanakan beberapa tahap. Tahap
pertama, yaitu mencari alat-alat yang akan digunakan untuk mengolah bahan dasar
dalam pembuatan produk. Untuk tahap kedua, mencari bahan baku utama dan bahan-
bahan lain yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang dibutuhkan mudah dan murah di
dapatkan. Setelah semua sudah terkumpul, barulah melaksanakan tahap ketiga yaitu
pengolahan terhadap bahan dasar untuk dijadikan produk yang diinginkan. Tahap
keempat adalah melakukan pengemasan pada produk dengan kemasan plastik. Tahap
kelima adalah tahap uji klinik melalui beberapa tahap : hedonis/kesukaan, kualitas,
khasiat dan keamanan. Tahap keenam yaitu tahapan pemasaran yang akan dilakukan
di seluruh daerah Bandung.

2.4 Kelayakan Usaha


Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha
tersebut layak atau tidak untuk didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan
untuk menganalisa kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menghitung BEP dan
B/C Ratio serta R/C Ratio.
a. BEP (Break Even Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali, bisa
dalam bentuk jumlah produk maupun dalam bentuk uang.
b. B/C Ratio merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya
produksi.Usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak jika B/C Ratio
lebih besar dari 0 (>0).
c. R/C Ratio merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan/pemasukan
dengan biaya produksi. Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari
1,00 (>1,00).

2.5 Analisis Usaha TEP Mie


1. Beban biaya, pendapatan, dan keuntungan
Produk TEP Mie yang akan dibuta adalah 3000 cup dengan berat 60 g/ cup
untuk 3 bulan. Jika harga jual TEP Mie adalah Rp. 6.000,-/cup, maka pendapatan
dan keuntungan dapat dihitung sebagai berikut :

Total pengeluaran produksi = Rp. 8.290.000 (lihat tabel xx)


Total pendapatan = 3000 cup x Rp. 6.000
= Rp. 18.000.000
Total keuntungan = pendapatan total biaya produksi
= Rp. 18.000.000 Rp. 8.290.000
= Rp. 9.710.000

2. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi
= Rp. 8.290.000/3000 cup
= Rp. 2763,-/cup

B/C = keuntungan/total biaya


produksi = 9.710.000/8.255.000
= 1,17
Jadi dengan B/C Ratio 1,17 (di atas nol) maka usaha ini dinyatakan LAYAK
dan keuntungan yang diperoleh adalah 117 % dari biaya produksi.

R/C = pendapatan/biaya produksi


= 18.000.000/8.255.000
= 2,17
Jadi dengan R/C Ratio 2,17 (di atas 1) maka usaha ini dinyatakan LAYAK
ntuk didirikan.

Anda mungkin juga menyukai