ERISKA AGUSTIN
GLORIA
STEVEN
SHORT VERSION
D
D
PENDAHULUAN
DRUG TRANSPORTER
Transporter obat berf ungsi untuk menentukan
disposisi dan efek obat di dalam tubuh. Secara
Transporterdapat
fungsional obatdik
berf
lasifik
ungsi asikan
untukmenjadi
menentukan
disposisi danyefek
transporter ang memperantarai
obat di dalam tubuh.
penySecara
erapan
obat k e dalam
fungsional dapat
seldik
danlasifik
transporter
asikan menjadi
yang
transporter y angpengeluaran
memperantarai memperantarai obat/metabolit
peny erapan
obat k eluar
e dalam
dari
sel
sel.
dan transporter yang
memperantarai pengeluaran obat/metabolit
obat k eluar dari sel.
TRANSPORTER
Uptake Transporter
Efflux Transporter
1.
●
● Sekitar
Sekitar 40%
40% obat
obat yang
yang diberikan
diberikan oral
oral adalah
adalah kation
kation atau
atau basa
basa lemah
lemah pada
pada pH
pH
fisiologis.
fisiologis. Sebelum mengalami absorpsi, distribusi, metabolism dan eliminasi (ADME),
Sebelum mengalami absorpsi, distribusi, metabolism dan eliminasi (ADME),
molekul obat perlu diangkut ke dalam dan dikeluarkan dari berbagai sel dalam tubuh.
●
● MATEs transporter (SLC47 family) berperan dalam transport kation organik melintasi
2. ●
●
membran
membran plasma.
hMATE
plasma.
hMATE diidentifikasi
diidentifikasi sebagai
sebagai antiporter
antiporter proton
kation organik di hati dan ginjal.
proton // kation
kation yang
yang berperan
berperan dalam
dalam ekskresi
ekskresi
3.
●
02
Lokasi MATE 2
• Metformin yang diberikan bersamaan dengan simetidin juga dapat meningkatkan nilai Cmaks
dan AUC0-24 jam serta menurunkan klirens ginjal sehingga membuat metformin tak cepat
3 dikeluarkan dari tubuh.
• Simetidin yang berperan sebagai inhibitor kerjanya lebih spesifik dibandingkan inhibitor
lainnya sehingga kerjanya dalam menghambat MATE transporter akan lebih cepat dan dapat
4 meminimalkan efek samping tanpa mempengaruhi transporter lain.
Peran MATE
Effek penghambatan menyebabkan Besarnya volume distribusi ke
Efek dari penggunaan inhibitor
dalam menghambat MATE terjadinya peningkatan volume jaringan menyebabkan obat lebih
distribusi ke jaringan serta penurunan banyak di bawa menuju jaringan dan
transporter
. dapat mempengaruhi volume distribusi kompartermen pusat lama untuk dikeluarkan dari tubuh
volume distribusi (dalam hal ini ginjal) (potensi akumulasi, dan toksisitas)
02
Metformin + nizatidin interaksi obat-obat yang
dimediasi dengan transporter
Hipotesa
1. Co-administrasi metformin dan nizatidin akan menurunkan CLr dari
metformin, meningkatkan konsentrasi metformin dalam ginjal, dan
secara potensial akan meningkatkan konsentrasi plasma.
2. Interaksi tsb akan meningkatkan aktifitas hipoglikemia dari metformin.
Desain Penelitian
– open-label, randomized, two-treatment
crossover study conducted pada pasien
sehat.
– Para volunter dipuasakan terlebih dahulu
selama 10 jam.
– Para volunter menerima :
• Oral metformin 850mg atau
• Oral metformin 850mg + 600 mg
nizatidin secara bersamaan.
KRITERIA VOLUNTER
PEMERIKSAAN
Tes toleransi glukosa oral 3 Pasien diminta minum 237 ml Pada 10 jam setelah
jam, dilakukan 2 jam stlh air setiap 2 jam untuk pemberian metformin,
pemberian metformin (dengan mempertahankan aliran urin pemberian 1500mg iohexol
atau tanpa nizatidin). dan pH. scra IV lambat (5 mnt)
Waktu sampling
dikumpulkan sampai 24 jam Sampel darah tambahan =
Untuk farmakodinamik
pada 12 jam setlh pemeriksaan
Sampel darah tambahan = 10- metformin, sampel darah = 0-
kedua metformin utk
14 jam utk menentukan 180 menit stlh pemberian
menentukan konsentrasi
pembersihan iohexol (ukuran glukosa.
kreatinin serum.
laju filtrasi glomerulus).
Dari 71 obat yang dilakukan skrining sbg inhibitor OCT1, MATE1, MATE2K
dipilih 5 moxifloxacin, norfloxacin, ondansetron, and ranitidine dilihat
dari nilai Cmax,u/IC50.
• Inhibitor MATE1 dan MATE2 moxifloxacin, norfloxacin,ondansetron dan
ranitidin.
• inhibitor MATE2 nizatidin.
Hasil uji invitro sel
terhadap inhibitor
Inhibitor MATE1
dan MATE2
Inhibitor MATE1
Ada beberapa alasan yg menjelaskan kurangnya efek nizatidin thd CLr metformin :
• Sebenarnya inhibisi MATE2K saja tidak cukup, jd sebelumnya ada penelitian yg menggunakan inhibitor
MATE1 dan MATE2K pirimetamin. Hasilnya t1/2 pirimetamin itu lebih panjang daripada nizatidin
penting dalam penentu perubahan dalam CLr, yg umumnya diperkirakan selama 24 jam.
• bahwa metformin dapat melintasi membran luminal sel tubulus proksimal terutama oleh MATE1, dan
MATE2K itu memiliki peran terbatas.
• Mungkin juga bahwa metode in vitro yang digunakan dalam penelitian ini salah memperkirakan
konsentrasi nizatidine yang diperlukan untuk menghambat MATE2K in vivo
• Kemungkinan lain adalah bahwa konsentrasi nizatidine dalam tubulus ginjal atau sel tubulus tidak cukup
untuk menghambat transporter.
ini profil farkin Vd dan T1/2
metformin + nizatidin terjadi
peningkatan sedikit. Untuk AUC glukosa, metformin + nizatidin terjadi
penurunan yang signifikan terhadap glukosa jika dibandingkan
dengan pre-metformin dan metformin + nizatidin.
NS = not signifikan.
• Famotidin antagonis reseptor H-2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam
lambung.
• Hipotesa nya famotidin sbg inhibitor selektif MATE1 dapat memberikan efek
pengurangan
• Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi famotidin secara in vitro dan in vivo
sbg inhibitor transport metformin oleh MATE1 di sel manusia dan volunter sehat
PENDAHULUAN
MATE 1 (SLC47A1) dan MATE 2
Metformin obat kationik pada pH
(SLC47A2) memediasi ekskresi
fisiologis (99% terionisasi),
komponen endogen dan eksogen
berinteraksi dengan OCTs dan MATE
kedalam urin dan empedu dan
utk melintasi membran sprt hati,
berperan penting dalam
lalu dieliminasi dari tubuh (mis.
farmakokinetik dan farmakodinamik
Ginjal)
beberapa obat METFORMIN
Point b mengindikasikan
waktuadministrasi obat
Your Picture Here
Metformin
+ famotidin
Konsep bahwa efek farmakologis dari metformin ditingkatkan dengan meningkatkan nya
konsentrasidi hati atau ginjal melalui penghambatan MATE perlu penelitian lebih lanjut.
Studi di masa depan diperlukan untuk mendefinisikan dan membakukan metodologi in vitro itu
secara akurat memprediksi DDI klinis dan untuk memahami efek inhibitor selektif versus non-
selektifpada eliminasi obat di ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Burt, H.J.,Neuhoff, S.,Almond, L.,et.al. Metformin and cimetidine: physiologically based pharmacokinetic modelling to investigate
transporter mediated drug-drug interactions. European Journal of Pharmaceutical Sciences. 2015; 88(2016) : 70-82.
Fromm, M. F., & Kim, R. B. (Eds.). (2011). Drug Transporters. Handbook of Experimental Pharmacology.
Hibma, J. E., Zur, A. A., Castro, R. A., Wittwer, M. B., Keizer, R. J., Yee, S. W., … Giacomini, K. M. (2016). The Effect of Famotidine, a
MATE1-Selective Inhibitor, on the Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Metformin. Clinical Pharmacokinetics, 55(6),
711–721. https://doi.org/10.1007/s40262-015-0346-3
Konig, J.,Muller, F.,Fromm, M.F. Transporter and drug-drug interactions: important determinants of drug disposition and effects.
Pharmacol Rev. 2013; 65(1) : 944-966.
Lu, M., Symersky, J., Radchenko, M., Koide, A., Guo, Y., Nie, R., & Koide, S. (2013). Structures of a Na+-coupled, substrate-bound
MATE multidrug transporter. Proceedings of the National Academy oSciences of the United States of America, 110(6), 2099–
2104. https://doi.org/10.1073/pnas.1219901110
Meyer Zu Schwabedissen, H. E., Verstuyft, C., Kroemer, H. K., Becquemont, L., & Kim, R. B. (2010). Human multidrug and toxin
extrusion 1 (MATE1/SLC47A1) transporter: Functional characterization, interaction with OCT2 (SLC22A2), and single
nucleotide polymorphisms. American Journal of Physiology - Renal Physiology, 298(4), 997–1005.
https://doi.org/10.1152/ajprenal.00431.2009
Morita, Y., Kataoka, A., Shiota, S., Mizushima, T., & Tsuchiya, T. (2000). NorM of Vibrio parahaemolyticus Is an Na+-Driven Multidrug
Efflux Pump. Journal of Bacteriology, 182(23), 6694–6697.
DAFTAR PUSTAKA (lanjutan)
Morrissey, K. M., Stocker, S. L., Chen, E. C., Castro, R. A., Brett, C. M., & Giacomini, K. M. (2016). The Effect of Nizatidine, a MATE2K
Selective Inhibitor, on the Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Metformin in Healthy Volunteers. Clinical
Pharmacokinetics, 55(4), 495–506. https://doi.org/10.1007/s40262-015-0332-9.
Motohashi, H., & Inui, K. I. (2013). Multidrug and toxin extrusion family SLC47: Physiological, pharmacokinetic and toxicokinetic
importance of MATE1 and MATE2-K. Molecular Aspects of Medicine, 34(2-3), 661–668.
https://doi.org/10.1016/j.mam.2012.11.004
Nies, A.T.,Koepsell, H.,Damme, K. (2011). Organic cation transporters (OCTs, MATEs) in vitro and in vivo evidence for the importance
in drug therapy. Handbook of Experimental Pharmacology.
Otsuka, M., Matsumoto, T., Morimoto, R., Arioka, S., Omote, H., & Moriyama, Y. (2005). A human transporter protein that mediates
the final excretion step for toxic organic cations. Proceedings of the National Academy
Staud, F., Cerveny, L., Ahmadimoghaddam, D.,et.al. Multidrug and toxin extrusion proteins (MATE/SLC47) : role in pharmacokinetics.
The International Journal of Biochemistry and Cell Biology. 2013; 45(1) : 2007-2013.
Sato, T., Masuda, S., Yonezawa, A., Tanihara, Y., Katsura, T., & Inui, K. ichi. (2008). Transcellular transport of organic cations in double-
transfected MDCK cells expressing human organic cation transporters hOCT1/hMATE1 and hOCT2/hMATE1. Biochemical
Pharmacology, 76(7), 894–903. https://doi.org/10.1016/j.bcp.2008.07.005
Tanihara, Y., Masuda, S., Sato, T., Katsura, T., Ogawa, O., & Inui, K. ichi. (2007). Substrate specificity of MATE1 and MATE2-K, human
multidrug and toxin extrusions/H+-organic cation antiporters. Biochemical Pharmacology, 74(2), 359–371.
https://doi.org/10.1016/j.bcp.2007.04.010
D
D
Thank you