dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat
selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai
keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga, Pen.). (HR. Imam Malik secara mursal
(Tidak menyebutkan perawi sahabat dalam sanad) Al-Hakim secara musnad (Sanadnya bersambung dan
sampai kepada Rasulullah ) dan ia menshahihkannya-) Imam Malik dalam al-Muwaththa (no. 1594),
dan Al-HakimAl Hakim dalam al-Mustadrak (I/172).
"Al-'irbadh bin syariah rodiyallahu'anhu berkata "suatu hari setelah sholat subuh, rosulullah shollalahu
'alaihi wassalam menasehati dengan satu nasehat yang begitu mendalam, hingga air mata kamipun
mngalir dan hati-hati kamipun bergetar, kemudian berkatalah seseorang: "sungguh ini adalah nasehat
orang yang mau berpisah, lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami wahai rosulullah
shollalahu 'alaihi wassalam? " beliaupun bersabda "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa
kepada Allah subhanahu wata'ala, untuk mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun yang
memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyi (ethopia), karena sesungguhnya siapa
diantara kalian yang nantinya masih hidup, dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka
wajib atas kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin (para
sahabat) yang terbimbing dan mendapat petunjuk, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian
(pegang erat-erat jangan sampai lepas), dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru
yang diada-adakan dalam agama ini (bid'ah), karena setiap bid'ah adalah kesesatan."
(HR. At - Tirmidzi no.2816 dan yang selainnya)