Anda di halaman 1dari 3

Haramkah Nyanyian dan Musik?

Apabila kita menyimak Al-Qur`an, Hadits Rasulullah dan keterangan 'ulama Salaf serta 'ulama Ahlus Sunnah
yang mengikuti jejak mereka dengan baik niscaya kita dapati bahwa nyanyian dan musik adalah haram. Di
antara dalil-dalilnya adalah :
1. Allah Ta'ala berfirman:










"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan "perkataan yang tidak berguna" untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan."
(Luqmaan:6)
Kebanyakan ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan "perkataan yang tidak berguna"
adalah nyanyian.
Berkata Ibnu Mas'ud (Sahabat Rasulullah) : "Itu adalah nyanyian. Demi Allah, yang tidak ada Tuhan
yang berhak diibadahi kecuali Dia." Beliau mengulanginya tiga kali.
Dan berkata Al-Hasan Al-Bashriy (Seorang Tabiin) : "Ayat ini turun berkaitan dengan nyanyian dan
alat musik." (Lihat Tafsiir Ibni Katsiir 6/145 cet. Maktabah Ash-Shafaa)

2. Allah Ta'ala berfirman mengajak bicara syaithan :










"Dan hasunglah siapa saja yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu." (Al-Israa`:64)
"dengan suaramu" maksudnya adalah nyanyian dan alat musik.

3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :












"Sungguh, benar-benar akan ada dari ummatku kaum-kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr
(minuman keras) dan ma'aazif." Ma'aazif adalah musik. (HR. Al-Bukhariy dan Abu Dawud)
Makna hadits ini adalah akan datang dari kalangan muslimin kaum-kaum yang berkeyakinan bahwa zina,
memakai sutera murni, meminum khamr (yaitu segala sesuatu yang memabukkan) dan musik adalah
halal, padahal semuanya itu adalah haram.
Sedangkan ma'aazif adalah semua alat musik yang mempunyai nada dan suara yang teratur
seperti kecapi, gitar, piano, seruling, drum, gendang, rebana dan lain-lainnya. Bahkan lonceng pun
termasuk ma'aazif, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:





"Lonceng adalah seruling syaithan." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa lonceng tersebut dibenci karena suaranya dan dahulu orang-orang
mengalungkannya di leher-leher binatang. Sesungguhnya lonceng ini serupa dengan An-Naaquus
(semacam kentongan atau gong) yang dipergunakan orang-orang Nashara. Dan penggunaan lonceng di
rumah, sekolah-sekolah dan selainnya dapat digantikan dengan suara bul-bul (nama burung) yaitu suatu
alat yang dijual di pasar-pasar.

4. Telah dinukilkan dari Al-Imam Asy-Syafi'i di dalam kitab Al-Qadhaa`: "Nyanyian adalah permainan
(kesia-siaan) yang dibenci yang menyerupai kebathilan. Barangsiapa yang memperbanyaknya
maka ia adalah orang bodoh yang ditolak persaksiannya." Yang dimaksud dibenci di sini adalah
dilarang syari'at dan haram.

Bahaya Nyanyian dan Musik


Islam tidak melarang sesuatu kecuali jika ada bahaya padanya. Dalam nyanyian dan musik terdapat bahaya
seperti yang dijelaskan Ibnu Taimiyyah di bawah ini :
1. Musik bagi jiwa seperti arak, bahkan bisa menimbulkan bahaya yang lebih hebat daripada arak itu
sendiri. Apabila seseorang mabuk akibat suara maka ia akan tertimpa penyakit syirik, bahkan bisa
menjadi syirik akbar kalau sampai dia mencintai penyanyinya melebihi cintanya kepada Allah.
2. Adapun hal-hal keji yang terjadi karena nyanyian, bisa menjadi penyebab perbuatan zina, bahkan
merupakan penyebab terbesar untuk menjerumuskan orang ke jurang kekejian. Orang laki-laki
maupun perempuan, terutama para remajanya yang semula sangat patuh kepada agama, setelah
mereka mendengar nyanyian dan musik, rusaklah jiwa mereka serta mudah melakukan perbuatan
keji.
3. Peristiwa pembunuhan juga sering terjadi di arena pertunjukan musik. Ini disebabkan karena ada
kekuatan yang mendorong berbuat demikian, sebab mereka datang ke tempat itu bersama syaithan.
Syaithannyalah yang lebih kuat yang akhirnya bisa membunuh orang.
4. Mendengarkan nyanyian dan musik tidak ada manfaatnya untuk jiwa dan tidak mendatangkan
kemaslahatan. Nyanyian dan musik terhadap jiwa seperti arak terhadap badan yang dapat membuat
orang mabuk. Bahkan mabuk yang ditimbulkan oleh musik dan nyanyian lebih besar daripada mabuk
yang ditimbulkan oleh arak.

Fitnah Suara Perempuan Lebih Dahsyat !


Al-Barra` bin Malik adalah seorang laki-laki yang bersuara bagus. Ia pernah melantunkan sya'ir dengan
irama rajaz untuk Rasulullah di salah satu perjalanan beliau. Di tengah-tengah ia berlantun tiba-tiba ia
mendekati seorang perempuan, maka bersabdalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadanya:
"Berhati-hatilah terhadap perempuan!" Dan tambahnya lagi: "Berhentilah kamu (dari melantunkan sya'ir)!"
Al-Hakim berkata bahwa Rasulullah benci pada perempuan yang mendengarkan suaranya (yaitu suara
Al-Barra` bin Malik). (HR. Al-Hakim, dishahihkannya dan disetujui oleh Adz-Dzahabiy)
Perhatikanlah ! Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhawatirkan perempuan terkena
fitnah akibat mendengarkan sya'ir dengan suara bagus, maka bagaimana kira-kira sikap Rasulullah bila
mendengar suara perempuan pelacur yang sudah rusak moralnya lewat radio, TV atau selainnya yang
disiarkan sekarang ini?! Dan bagaimana pula mendengar penyanyi lawak dan cabul serta lagu-lagu
cinta?! Sya'ir-sya'ir yang menggambarkan pipi, ukuran badan, bentuk badan, buah dada yang membakar
cinta dan kehidupan bebas?! Apa sikap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila mendengar nyanyian
tersebut dengan iringan musik yang bisa mengundang bahaya seperti bahaya arak bahkan lebih
berbahaya dari arak ???!!!

Nyanyian Menimbulkan Kemunafikan


1. Ibnu Mas'ud berkata: "Nyanyian menimbulkan kemunafikan dalam hati seperti air menumbuhkan
sayuran, sedangkan dzikir menumbuhkan iman dalam hati seperti air menumbuhkan tanaman."
2. Ibnul Qayyim berkata: "Tidak seorang pun yang mendengarkan nyanyian kecuali hatinya munafik
yang ia sendiri tidak merasa. Andaikata ia mengerti hakekat kemunafikan pasti ia melihat
kemunafikan itu ada dalam hatinya, sebab tidak mungkin berkumpul di dalam hati seseorang antara
dua cinta, yaitu cinta nyanyian dan cinta Al-Qur`an, kecuali yang satu mengusir yang lain. Sungguh
kami telah membuktikan betapa beratnya Al-Qur`an di hati seorang penyanyi atau pendengarnya dan
betapa jemunya mereka terhadap Al-Qur`an. Mereka tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang
dibaca oleh pembaca Al-Qur`an, hatinya tertutup dan tidak tergerak sama sekali oleh bacaan tadi.
Tetapi apabila mendengar nyanyian mereka segar dan cinta dalam hatinya. Mereka tampaknya lebih
mengutamakan suara nyanyian daripada Al-Qur`an. Mereka yang telah terkena akibat buruk
nyanyian ternyata adalah orang-orang yang malas mengerjakan shalat, termasuk shalat berjama'ah
(di masjid).

Obat Mujarab Menghindari Lagu & Musik


1. Menjauhinya dan tidak mendengarkannya baik dari radio, TV atau media lainnya, terutama nyanyian-
nyanyian yang mengumbar hawa nafsu. Juga harus berhenti berteman dengan musik.
2. Obat mujarab terbesar untuk menghilangkan nyanyian dan musik adalah dzikrullaah dan membaca
Al-Qur`an terutama membaca surat Al-Baqarah berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:





"Sesungguhnya syaithan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR.
Muslim)
Allah Ta'ala berfirman:




















"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Tuhan kalian dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman." (Yuunus:57)

3. Membaca Sirah Nabawiyyah (sejarah hidup Nabi), Syamaa`ilul Muhammadiyyah (buku yang
membahas secara lengkap ciri fisik dan akhlaq Nabi) dan kisah-kisah para shahabat.
Wallaahu A'lam.
Lihat lebih detail dalam kitab Kaifa Nurabbii Aulaadanaa dan Taujiihaat Islaamiyyah li Ishlaahil
Fard wal Mujtama' karya Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu.

Anda mungkin juga menyukai