Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan
status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan
tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat
sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan
istirahat dan tidur lebih dari biasanya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep istirahat dan tidur
a. Pengertian Tidur
b. Fisiologi tidur
c. Fungsi tidur
d. Kebutuhan tidur
e. Faktor yang mempengaruhi tidur
f. Masalah-masalah/ gangguan tidur
2. Askep istirahat dan tidur

C. TUJUAN
1. Mengetahui Konsep istirahat dan tidur
a. Mengetahui Pengertian Tidur
b. Mengetahui Fisiologi tidur
c. Mengetahui Fungsi tidur
d. Mengetahui Kebutuhan tidur
e. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi tidur
f. Mengetahui Masalah-masalah/ gangguan tidur
2. Mengetahui Askep istirahat dan tidur

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Pengertian
Istirahat merupakan suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada
stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak

melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring
di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan
istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini
berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien. Menurut Narrow (1645-1967) terdapat
enam kondisi seseorang dapat beristirahat, yakni :
a. Merasa segala sesuatu berjalan normal
b. Merasa diterima
c. Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
d. Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
e. Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna
f. Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap
stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan
keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat
lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat
yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran
membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur
sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai
perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
2. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan peangaturan kegiata tudur oleh adanya
hubungan

mekanisme

screablea
3

yang

secara

bergantian

untuk

mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur
merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer
Endokrin kardiosvakuler, respirasi muskuloskeletal(Robinson 1993,dalam
potter).
Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan
electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus
otot dengan meggunakan elektromiogram(EMG) dan elektroculogram
(EOG) untuk mengukur pergeraka mata. Pengaturan dan control tidur
tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur dan bangun.
Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini
mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori
raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan
katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh
pelpasa serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah
yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang
tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak,
reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system
limbiks seperti emosi. Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka
menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan
tenang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum
serotonin.
a. Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang
berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan
disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan,
gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah, temperature,

sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu


bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama
biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika
individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya:
individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau
paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.
b. Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektro ensefalo gram (EEG), elektro-okulo gram (EOG), dan
elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid
eye movement(NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi,
2008).
1) Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek
karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur
lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan
orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah
fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic
termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat.
Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut
sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai
tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
a) Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur
dengn ciri: Rileks, masih sadar dengan lingkungan,merasa
mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun
segera selama tahap ini berlangsung selama lima meanit.
b) Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun berciri: Mata umumnya menetap, denyut jantung dan
5

freakuensi

nafas

menurun,

temperature

tubuh

menurun,

metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10


menit
c) Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan
frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan
oleh dominasi system saraf parasimpatis dan sulit banngun.
d) Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan
pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak
bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.

2) Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung
selama 5-30 menit\.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan
sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,otak
cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada
tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat
bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung
meningkat,dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak
teratur.Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan
REM.Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5
jam, dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima siklus
selama 7-8 jam tidur.Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang
berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30
menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama 20 menit. Setelah
itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap
REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
3. Fungsi tidur

Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa
tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
kesehatan, mengurangi strees pada paru, kardiovaskular, endokrin, dll.
Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi
selular yang penting. Berikut beberapa fungsi tidur:
a. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
b. Melepaskan stress dan ketegangan.
c. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
d. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan
e.
f.
g.
h.

menyiapkan diri pada waktu periode bangun.


Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
Menghasilkn hormon pertumbuhan utk memperbaiki

serta

memperbaharui epitel dan sel otak.


i. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
j. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.

4. Kebutuhan Tidur
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang
butuhkan seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur
yang di butuhkan. Berikut ini Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :
a. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1
siklus tidur rata-rata 45-60 menit.
b. Bayi (s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30%
REM dan tidur sepanjang malam.
c. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan tidur
d.
e.
f.
g.
h.
i.

sepanjang malam + tidur siang.


Pra sekolah : 11 jam/hari dengan 20% REM.
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM.
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM.
Adolescent : 8,5 jam/hari dengan 20% REM.
Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM.
Dewasa menengah : 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit

tidur.
j. Dewasa tua : 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur


a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih
banyak dari normal. Namun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien
kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan
pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit
persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan
keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf
simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan
minum alkohol dapat ,mengakibatkan insomania dan lekasa marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut
antara lain:
1) Diuretik

: menyebabkan insomnia

2) Antidepresan

: menyupresi REM

3) Kafein

: meningkatkan saraf simpais

4) Beta-bloker

: menimbulkan insomnia

5) Narkotika

: menyupresi REM

h. Nutrisi

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan


asam amino dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan
tuna dapat mampercepat terjadinya proses.
6. Macam-Macam Gangguan Tidur
a. Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat
berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan
seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur
dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002).
Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan

untuk

mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.


Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur
karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama
dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis
insomnia yaitu :
1) Insomnia insial adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat
memulai tidur
2) insomnia intermiten adalah ketidak mampuan seseorang untuk
dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari
tidur.
3) insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat
tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami
insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa
kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
b. Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks
mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti
membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki
dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit
dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anakanak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera.
c. Enuresis
9

Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol)


terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki,
penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa factor yang
menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan
toilet training yang kaku.
d. Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang
tak terkendali untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi
serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada
setiap

saat

di

mana

serangn

mengantuk

tersebut

datang.

Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat


kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak
dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya
bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
e. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara
di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid
dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal
lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian
belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara
pernafasan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami, perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan
dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi.
1. Pengkajian
a. Riwayat tidur.
kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan

malam hari.
Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
Kebiasaan/pun saat tidur.

10

b.

c.

Lingkungan tidur.
Dengan siapa paien tidur.
Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
Asupan dan stimulan.
Perasaan pasien mengenai tidurnya.
Apakah ada kesulitan tidur.
Apakah ada perubahan tidur.
Gejala Klinis.
Perasaan Lelah.
Gelisah.
Emosi.
Apetis.
Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
Konjungtin merah dan mata perih.
Perhatian tidak fokus.
Sakit kepala.
Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas,
gangguan tidur yang mungkin terjadi adalah :

Insomnia.
Somnabulisme.
Enuresis.
Narkolepsi.
Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola
istirhat tidur diantaranya yaitu :
a. Perubahan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri
pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
b. Cemas b/d ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur,
(sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
e. Potensial cedera berhubungan dengan Semnambolisme.

11

f. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur


hipersomia.
3. Intervensi
a. Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
b. Rencana Tindakan :
1) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
2) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat
3)
4)
5)
6)

mengganggu tidur.
Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
Coba untuk memicu tidur.
Kurangi potensial cedera selama tidur
Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di
perlukan.

4.

Implementasi
a. Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1) Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a) Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di
hubungkan dengan lingkungan rumah sakit, maka :
Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
Berikan linngkungan yang suportif.
Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak
takut akan cemas.
b) Bila faktor insomnia, maka :
Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein

tinggi sebelum tidur.


Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari

tidur pada waktu siang dan sore hari.


Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
Anjurkan pasien mennghindari kegiatan

membangkitkan minat sebelum tidur.


Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot

serta meditasi sebelum tidur.


c) Bila terjadi somnabulisme, maka :
Berikan rasa aman pada diri pasien.

12

yang

Bekerjasama

dengan

diazepam

dalam

tindakan

pengobatan..
Cegah timbulnya cidera.
d) Bila terjadi enuresis, maka :
Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam

sebelum tidur.
Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandung

kemih sebelum tidur.


Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air

kecil.
e) Bila terjadi Narkolepsi, maka :
Berikan obat kelompok

Amfetamin

/kelomppok

Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan


narkolepsi.
2) Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu
tidur.
Tutup pintu kamar pasien .
Pasang kelambu/garden tempat tidur.
Matikan pesawat telapon.
Bunyikan musik yang lembut.
Redupkan atau matikan lampu.
Kurangi jumlah stimulus.
Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3) Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien.
Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.
4) Membuat Pasien untuk memicu tidur.
Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.
Anjurkan pasien minum susu hangat.
Anjurkan pasien membaca buku.
Anjurkan pasien menonton televisi.
Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.
Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur.
Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur.
5) Mengurangi potensial cedera sebelum tidur.
Gunakan cahaya lampu malam.
Posisikan tempat tidur yang rendah.
Letakkan bel dekat pasien.
Ajarkan pasien untuk meminta bantuan.

13

Gantungkan selang drainase di tempat tidur dan cara

memindahkannya bila pasien memekainnya.


6) Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
Ajarkan pentingnya latihan reguler jam.
Terangkan tentang efek samping obat hipnotik.
Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
b. Tindakan Keperawatan Pada Anak :
1)
Masa Neonatus dan bayi.
Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak.
Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
Atur suhu ruangan menjadi 18-21C pada malam dan

2)

3)

4)

5)

6)

15,5-18C pada siang.


Berikan cahaya lampu yang lembut.
Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
Masa Anak.
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara
konsisten.
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita.
Masa Sebelum Sekolah.
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara
konsisten.
Tempel jadwal tidur.
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita.
Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
Berikan rasa aman dan nyaman.
Nyalakan lampu agak terang.
Masa Sekolah.
Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya
banyak beraktivitas.
Masa Remaja.
Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama
untuk berias dan membersihkan diri
Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua).
14

Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.


- Berikan hiburan.
- Kurangi rasa nyeri.
- Bersihkan tempat tidur.
Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan
perawat.
- Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
- Anjurkan pasien latihan relaksasi.
- Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
- Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
- Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

5. Evaluasi
1. Klien menerapkan terapi relaksasi setiap malam sebelum pergi
tidur dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan
tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari
dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap
tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan
dalam 4 minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku
nonverbal pada saat klien terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari
terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8
jam/hari terpenuhi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

15

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan


semua orang. Setiap individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang
berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan
memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap
sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh
dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh.

B. SARAN
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan
tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka
dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.Perawat perlu berupaya
membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan
prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik
terkaitdengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien
dapat berjalan dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika
Jakarta.

16

Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba


Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
http://dinkes.agamkab.go.id/?agam=informasi&se=detil&id=147
http://jovian.yours.tv/t944-konsep-dasar-kebutuhan-istirahat-dan-tidur-manusia
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika
Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai