PENDAHULUANA.
Latar Belakang
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asamamino yang
mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki olehlemak atau
karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, danada jenis protein
yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Proteindigunakan sebagai
bahan bakar apabila keperluan enegi dalam tubuh tidakterpenuhi oleh karbohidrat dan
lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai prosestubuh, baik langsung maupun tidak
langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur
keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. Sifat amfoter protein yang
dapat bereaksi dengan asam dan basadapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam
tubuh (Winarno, 1990).Penetapan protein secara akurat merupakan pekerjaan yang
sulitdilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah
proteinmembentuk grup yang sangat beragam dan luar biasa kompleksnya baik
dalamkomposisi maupun dalam sifat sehingga sulit untuk memisahkan,
memurnikanatau mengekstrak, sifat amfoterik dari protein, kemampuan
mengabsorbsi yangtinggi, dan sensitifitas terhadap elektrolit, panas, pH, dan pelarut.
Oleh karena ituanalisa protein dalam makanan pada umumnya lebih kepada kadar
total proteindan bukan pada kadar protein tertentu (Anwar & Sulaeman 1992).Kadar
protein yang terkandung dalam setiap bahan berbeda-beda. Karenaitu, pengukuran
kadar protein suatu bahan sangat diperlukan. Secara umumanalisa protein dapat
dilakukan dengan berbagai metode, yaitu metode Kjeldahl,metode Biuret, dan metode
Lowry. Penentuan konsentrasi protein merupakansuatu proses yang rutin dilakukan
dalamanalisis biokimia. Pilihan metode yang baik dan tepat untuk suatu pengukuran
tergantung pada beberapa faktor yaitu benyaknya material atau sampel yang tersedia,
waktu yang dibutuhkan untukmelakukan pengukuran, serta alat spektrofotometer
yang tersedia
(spektrofotometer Vis atau UV) (Tika,2007). Pada praktikum kali ini analisa protein
dilakukan dengan metode Lowry
BAB II
PEMBAHASAN
Telur itik merupakan bahan pangan yang cukup sempurna yang sangat akrab
dengan kehidupan sehari-hari, dimana telur itik mengandung zat gizi yang tinggi
yang mudah dicerna, kaya protein, lemak
dan zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh.
Sebagai salah satu dari bahan pangan asal
ternak, keberadaan telur untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat tidak dapat
diabaikan. Telur memiliki sifat yang
mudah rusak karena kandungan gizi
didalamnya sehingga merupakan media
yang cocok untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Untuk itu perlu
dilakukan pengawetan serta penanganan
sehingga dapat memperpanjang umur
simpan dengan kualitas yang lebih baik.
Salah satu pengolahan telur itik
yang paling sederhana yaitu dengan
pengasinan. Dimana pengasinan
merupakan salah satu upaya untuk