Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN, KEMISKINAN,

DAN DISTRIBUSI
PENDAPATAN

PERTUMBUHAN,
KEMISKINAN, DAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN

Pertumbuhan
ekonomi

konsep

Kemiskinan

Distribusi pendapatan

konsep

konsep

ukuran

ukuran
Data-data

Indonesia
Desa & Kota
Jawa &
Luar Jawa

KONSEP PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi adalah Kenaikan GDP tanpa
memandang tingkat pertambahan penduduk dan
perubahan struktur organisasi ekonomi, atau suatu proses
naiknya output perkapita yang terjadi dalam kurun waktu
yang cukup lama dan terus-menerus.

Konsep Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi standart
hidup minimum
Michael P. Todaro
kemiskinan absolute

suatu konsep yang dimaksudkan


untuk
menentukan
tingkat
pendapatan minimum yang cukup
untuk memenuhikebutuhan fisik

kemiskinan relative

Kemiskinan relative merupakan


konsep kemiskinan yang bersifat
dinamis, sehingga kemiskinan
akan selalu ada

KONSEP DASAR TENTANG UKURAN KEMISKINAN


1. Tingkat Konsumsi Beras

Profesor Sayogyo , ahli sosiologi IPB,


menggunakan tingkat konsumsi beras sebagai
indicator kemiskinan
Jenis
Kemiskinan
Melarat
Sangat Miskin
Miskin

Pedesaan

Perkotaan

180kg
240kg
320kg

270kg
360kg
480kg

2. Garis Kemiskinan BPS


BPS menggunakan batas miskin dari besarnya
rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan
untuk
memenuhi
kebutuhan
minimum
makanan dan bukan makanan
Untuk
kebutuhan minimum makanan digunakan
patokan 2.100 kalori per hari

KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN


Distribusi Pendapatan adalah ketimpanganatau ketidakmeratanya
pembagian hasilpembangunan suatu negara dikalangan penduduknya
Sadono Sukirno
1. Distribusi Pendapatan Relatif
Perbandingan jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai
golongan penerima pendapatan, dan penggolongan didasarkan
kepada besarnya pendapatan yang diterima
2. Distribusi Mutlak
Presentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai
tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari itu

UKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN


1. Kriteria Bank Dunia

Tinggi :
bila 40% penduduk perpenghasilan terendah
menerima < 12 % bagian pendapatan
Sedang :
bila 40% penduduk berpenghasilan terendah
menerima 12% - 17% bagian pendapatan
Rendah :
bila 40% penduduk berpenghasilan terendah
menerima > 17% bagian pendapatan

2. Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau
ketimpangan (pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara
keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol
(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang
sempurna).
Koefisien gini diperoleh dengan menghitung rasio
bidang yang terletak antara garis diagonal dari kurva
Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva
Lorenz itu berada.

Kurva Lorenz
Persentase pendapatan

B
D

Persentase jumlah penduduk


daerah di antara AC dan ABC
G=
Seluruh daerah ACD

Kurva Lorenz yang semakin dekat ke


diagonal (semakin lurus) menyiratkan
distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva
Lorenz semakin jauh dari diagonal
(semakin
lengkung),
maka
ia
mencerminkan keadaan yang semakin
buruk, distribusi pendapatan nasional
semakin timpang dan tidak merata.

Data
Tabel Pembangian Pendapatan dan Indeks Gini, Indonesia :
1976-2004
Tahun

40% terendah

40% menengah 20% tertinggi

Indeks Gini

1976

19.6

38.0.

42.5

0.34

1978

18.1

36.5

45.3

0.38

1980

19.6

38.2

42.3

0.34

1981

20.4

37.5

42.1

0.33

1984

20.8

37.3

42.0

0.33

1987

20.9

37.5

41.7

0.32

1990

21.3

36.8

41.9

0.32

1993

20.3

36.9

42.8

0.34

1996

20.3

35.1

44.7

0.35

1998

21.5

36.9

41.5

0.32

1999

21.5

37.4

41.2

0.31

2002

20.9

36.9

42.2

0.32

2003

20.6

37.1

42.3

0.32

2004

20.8

37.1

42.1

0.32

Tabel Presentase Pembagian pendapatan dan Indeks Gini


di Desa dan di Kota, Indonesia : 1984-2004
Daerah Pedesaaan

Tahun 40% terendah

40% menengah

20% tertinggi

Indeks Gini

1984

22,35

39,35

37,82

0,28

1987

24,30

39,25

36,45

0,26

1990

24,41

39,23

36,36

0,25

1993

25,13

38,43

36,45

0,26

1996

23,2

39,0

37,8

0,27

1998

24,4

39,4

36,2

0,26

1999

25,6

39,5

35,9

0,24

2002

25,8

38,0

36,2

0,25

2003

25,6

39,4

35,1

0,24

2004

24,7

40,00

35,3

0,32

Daerah Perkotaan
Tahun

40% terendah

40% menengah 20% tertinggi

Indeks Gini

1984

20,63

38,25

41,12

0,32

1987

21,48

38,01

40,51

0,32

1990

19,67

37,66

42,67

0,34

1993

20,48

37,29

42,23

0,33

1996

19,0

36,9

44,0

0,36

1998

20,6

36,8

42,5

0,33

1999

20,5

37,7

41,7

0,33

2002

20,3

38,3

41,4

0,33

2003

20,2

39,0

40,7

0,32

2004

21,2

38,8

40,0

0,31

Tabel Indeks Gini Jawa dan Luar Jawa


Tahun

Kota

Indeks Gini

1993

Aceh

0.29

Sumut

0.3

Sumbar

0.3

Riau

0.27

ambi

0.24

Sumsel

0.3

Bengkulu

0.28

Lampung

0.26

DKI

0.33

Jabar

0.3

Jateng

0.3

DIY

0.33

Jatim

0.32

Bali

0.32

NTB

0.27

NTT

0.25

Kalbar

0.34

Kalteng

0.3

Kalsel

0.26

Kaltim

0.27

Sulut

0.31

Sulteng

0.27

Sulsel

0.27

Sultra

0.3

Maluku

0.3

Irja

0.37

Kaitan Antara Kemiskinan, Pertumbuhan,


dan Distribusi Pendapatan
Hipotesis Kuznets
hubungan antara kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan hubungan negatif, sebaliknya hubungan
pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesenjangan ekonomi
adalah hubungan positif.
Kuznets menyimpulkan bahwa pola hubungan yang positif
kemudian menjadi negatif, menunjukkan terjadi proses evolusi
dari distribusi pendapatan dari masa transisi suatu ekonomi
pedesaan (rural) ke suatu ekonomi perkotaan (urban) atau
ekonomi industri.

Pertumbuhan Ekonomi Naik Pertumbuhan Ekonomi Naik

Kemiskinan Turun

Kemiskinan Tetap/ tinggi

DP Merata

DP Tidak Merata

SELESAI!!!

TERIMA KASIH

Pertumbuhan
Ekonomi

PERTUMBUHAN,
KEMISKINAN,
DAN DISTRIBUSI
PENDAPATAN

Kemiskinan
Konsep
Distribusi
Pendapatan

Sadono Sukirno

Ukuran
Indonesia
Data-data

Desa & Kota


Jawa & Luar Jawa

Keterkaitan
pertumbuhan
ekonomi,
kemiskinan,
dan distribusi
pendapatan

Kaitan Antara Kemiskinan, Pertumbuhan,


dan Distribusi Pendapatan
Pertumbuhan Ekonomi Turun

Pertumbuhan Ekonomi Turun

Kemiskinan Turun

Kemiskinan Tetap/ tinggi

DP Merata

DP Tidak Merata

Anda mungkin juga menyukai