Oleh:
Achmad
Diyas Kusuma
Diana
Bonton
Wardanita
Muhammad Cholis Hidayat
Rifqi Aulia Destiansyah
Pembimbing:
dr. Didi Candradikusuma, Sp.PD
2013BAB I
PENDAHULUAN
kasus Demam
Berdarah
vektor nyamuk) harus terus diupayakan, di samping pemberian terapi yang optimal
pada penderita DBD, dengan tujuan menurunkan jumlah kasus dan kematian akibat
penyakit ini. (Aru et al, 2006)
Sampai saat ini, belum ada terapi yang spesifik untuk DHF, prinsip utama
dalam terapi DBD adalah terapi suportif, yakni pemberian cairan pengganti.
(Suhendro, 2006). Dengan memahami patogenesis, perjalanan penyakit, gambaran
klinis, dan pemeriksaan laboratorium, diharapkan penatalaksanaan dapat dilakukan
secara efektif dan
responsi kasus ini, untuk lebih memahami diagnosa dan penatalaksanaan penyakit
ini dalam suatu kasus DHF di RSSA Malang.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama Lengkap
: Ananda Candra
Tanggal lahir
: 07 Maret 1999
Umur
: 14 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Telp
: 085649696456
Pekerjaan
:-
Status
: Belum menikah
Pendidikan
: SMP
Etnis/suku
: Jawa
Agama
: Islam
MRS
: 22 Oktober 2013
Deskripsi:
Riwayat alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
Riwayat imunisasi
Menurut ibu pasien, pasien telah mendapatkan imunisasi lengkap.
Riwayat Pribadi
Hobi
Olahraga
: Setiap hari
Kebiasaan makan
Merokok
: Tidak merokok
Minum alkohol
REVIEW OF SYSTEM
Lelah
Penurunan BB
Umum
Kulit
Kepala
leher
Mulut &
Demam
Menggigil
Berkeringat
Rash
Gatal
Luka
Tumor
Sakit kepala
Nyeri
Kaku leher
Trauma
Nyeri
Kering
Abdomen
Ginjal
Nafsu makan
Anoreksia
Menurun
-
Mual
Muntah
Perdarahan
Melena
Nyeri
Diare
Konstipasi
BAB
Hemoroid
Hernia
Hepatitis
Disuria
Hematuria
Suara serak
Sulit Menelan
Sakit gigi
tenggorok
Payudara
Jantung
Vaskuler
+
+
-
Infeksi
Anemia
Perdarahan
Diabetes
Perubahan BB
Goiter
Toleransi suhu
3-4 gelas 1
hari
-
Infeksi
Batuk
Riak
Nyeri
Mengi
Sesak nafas
Dalam batas
normal
-
Hemoptisis
Asupan cairan
Pneumonia
Nyeri pleuritik
Tuberkulosis
Sekret
Nyeri
Benjolan
Perdarahan
Infeksi
Angina
Sesak nafas
Orthopnea
PND
Edema
Murmur
Palpitasi
Infark
Trauma
Nyeri
Kaku
Bengkak
Lemah
Nyeri
punggung
Kram
Sinkop
Kejang
Tremor
Nyeri
Sensorik
Tenaga
Daya ingat
Kecemasan
Tidur
Hipertensi
Depresi
Klaudikasio
Flebitis
Ulkus
Arteritis
Vena varicose
Halusinasi
Pernafa
san
dan
saluran
kencing
Inkontinensia
Nokturia
Frekuensi
Batu
Hemato
Endokrin
Muskulos
keletal
Sistem
syaraf
Emosi
Normal
Normal
Normal
: Sedang
7
Gizi
: Baik
Tinggi badan
: 160 cm
Berat badan
: 54 kg
BMI
: 19,8 kg/m2
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: 456
Tanda vital
Kepala-Leher
Telinga
Hidung
Thoraks
Jantung
s/s
v/v
Rh
- /-
Wh
-/-
s/s
v/v
-/-
-/-
s/s
v/v
-/-
-/-
Punggung
Ekstremitas
: Edema
-/-/-
Neurologi
Bicara
Satuan
Angka Normal
Darah Lengkap
Hb
14.20
gr/dl
6
11,4 15,1
3
Eritrosit
4.84
10 /mm
4.0 5.0
Leukosit
12.73
/mm3
4.700 11.300
Hematokrit
39.90
Trombosit
167.000
/mm3
38 42
142.000
MCV
82.40
fL
424.000
80 93
MCH
29.30
pg
27 31
MCHC
35.60
g%
32 36
Eosinofil
0.1
04
Basofil
0.1
01
Neutrofil
88.6
51 67
Limfosit
4.6
25 33
Monosit
6.4
25
Kimia Klinik
9
SGOT
18
U/L
0-32
SGPT
U/L
0-33
Ureum
30.70
mg/dl
16.6-48.5
Kreatinin
0,99
Mg/dl
<1.2
Natrium
143
mmol/l
135-145
Kalium
3.12
mmol/L
3.0-5.0
Klorida
105
mmol/l
98-106
Imunoserologi
NS-1
Positif
15.20
Satuan
gr/dl
6
Angka Normal
11,4 15,1
Eritrosit
5.18
10 /mm
4.0 5.0
Leukosit
2.820
/mm3
4.700 11.300
Hematokrit
42.30
Trombosit
94.000
/mm3
38 42
142.000
MCV
81.70
fL
424.000
80 93
MCH
29.30
pg
27 31
MCHC
35.90
g%
32 36
Eosinofil
0.0
04
Basofil
0.0
01
Neutrofil
66.2
51 67
Limfosit
24.5
25 33
Monosit
8.9
25
Satuan
Angka Normal
Hb
Eritrosit
Leukosit
14.70
5.11
2.43
gr/dl
106/mm3
/mm3
11,4 15,1
4.0 5.0
4.700 11.300
Hematokrit
42.90
38 42
10
142.000
Trombosit
76.000
/mm3
MCV
84.00
fL
424.000
80 93
MCH
28.80
pg
27 31
MCHC
34.20
g%
32 36
Eosinofil
0.0
04
Basofil
0.0
01
Neutrofil
60.9
51 67
Limfosit
32.5
25 33
Monosit
6.6
25
Urinalisis
Kekeruhan
Warna
pH
Jernih
Kuning
7.0
4.5 - 8.0
Berat Jenis
1.015
1.005 1.030
Glukosa
Negatif
Negatif
Protein
Negatif
Negatif
Keton
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
+1
Negatif
Nitrit
Negatif
Negatif
Lekosit
Negatif
Negatif
Darah
Trace-lysed
Negatif
Epitel
1.0
Silinder
LPK
- Hialin
LPK
- Berbutir
LPK
Negatif
- Lain-lain
LPK
10 X
40 X
Eritrosit
2.5
LPB
- Eumorfik
LPB
- Dismorfik
LPB
Lekosit
1.3
LPB
Kristal
LPB
Bakteri
3.7
X 103 /mL
Lain-lain
5
93 x 103 /mL
11
15.50
Satuan
gr/dl
6
Angka Normal
11,4 15,1
Eritrosit
5.44
10 /mm
4.0 5.0
Leukosit
209
/mm3
4.700 11.300
Hematokrit
45.10
Trombosit
98.000
/mm3
38 42
142.000
MCV
82.90
fL
424.000
80 93
MCH
28.50
pg
27 31
MCHC
34.40
g%
32 36
Eosinofil
0.0
04
Basofil
0.5
01
Neutrofil
48.3
51 67
Limfosit
42.1
25 33
Monosit
9.1
25
12
CUE&CLUE
Laki-laki/14
tahun
Ax :
Demam hari ke
3, onset
mendadak tinggi
(40,9C pada
hari 1, 39C)
PE :
Rumple leede
test (+)
Lab :
PLT 96.000
NS-1 (+)
Ax :
Nausea
Vomiting
PE :
Nyeri tekan
epigastric
PL
1. AFI day
3 +throm
bocytopen
ia
IDx
1.1DF
1.2DHF gr 1
1.3Other
arboviral
infection
2.
Dyspepsia
syndrome
3.1 due to no
1
3.2 PUD
PDx
PTx
Bed Rest
Diet TKTP
2100 kcal/day
Intake oral
2000 cc/hari
IVFD RL 100200ml/jam ~
40 tpm makro
PO :
Paracetamol
3x500 mg
PMo
Vital
sign,
subjecti
ve, cek
DL tiap
24 jam,
tanda
pendara
han
Metoclopramid
injection 3 x
10 mg
intravena
Per Oral :
Omeprazole
2x20 mg
Subyekt
if
13
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bagian ini, kami akan membahas dengan membandingkan apa yang
ada pada teori dengan yang terjadi pada pasien. Dengan menggunakan panduan
dari WHO 2011, kami membuat perbandingan mulai dari pemeriksaan fisik, gejala
klinis,
pemeriksaan
laboratorium,
pemeriksaan
penunjang
lainnya,
dan
penatalaksanaannya.
3.1 Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Manifestasi Klinis infeksi virus dengue bisa simtomatis atau asimtomatis.
Berikut bagan manifestasi infeksi virus dengue :
14
Infeksi virus dengue dengan gejala, dimulai dari demam dengue dan
didapatkan hasil pada pemeriksaan sebagai berikut :
1. Demam akut, dengan suhu antara 39C dan 40C dan berlangsung antara 5-7
hari. Biasanya diikuti dengan wajah memerah dan sakit kepala, terkadang juga
didapatkan rasa menggigil.
2. Terkadang didapatkan nyeri retro-orbital, fotofobia, nyeri punggung, otot, serta
sendi.
3. Anoreksia, gangguan perasa, nyeri kolik mengarah ke regio inguinal, sakit
tenggorokan dan depresi umum.
4. Kemerahan yang difus atau erupsi bisa didapatkan pada wajah, leher dan dada
pada 2-3 hari pertama, dan ruam makulopapular atau rubeliformis muncul pada
hari ketiga atau keempat.
5. Manifestasi perdarahan jarang sekali terjadi, seperti epistaxis masif,
hipermenorea, perdarahan saluran cerna.
6. Pada pemeriksaan laboratorium klinis didapatkan :
a. Leukosit normal pada awal demam, lalu menjadi leukopenia ( 5000 sel/mm3
) dengan peningkatan neutrofil dan berakhir selama fase demam.
b. Jumlah platelet normal, trombositopenia ringan (100.000-150.000 sel/mm3)
sering terjadi dan setengah dari pasien DF memiliki platelet <100.000
sel/mm3. Trombositopenia berat (< 50.000 sel/mm3) jarang terjadi.
15
16
plasma, maka menandakan telah masuk ke fase Dengue Haemorrhagic Fever (DF),
Di bawah ini adalah tabel klasifikasi infeksi dengue dan derajat beratnya DF:
Dengue Fever (DF) dapat ditegakkan dengan ditemukannya manifestasi klinis
dan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut, yaitu
1. Demam : onset akut, tinggi dan berkelanjutan, berlangsung selama 2-7 hari
pada kebanyakan kasus.
2. Manifestasi perdarahan seperti uji turniket positif (paling umum), petekiae,
purpura (pada lokasi tusukan vena), ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
dan hematemesis dan/atau melena.
3. Hepatomegali ditemukan pada 90%-98% anak-anak. Frekuensi bervariasi
tergantung waktu dan/atau pemeriksa.
4. Syok, ditemukan dengan takikardi, perfusi jaringan yang rendah dengan
nadi lemah dan pemendekan tekanan darah (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi dengan akral dingin.
5. Pemeriksaan laboratorium :
a. Trombositopenia (100.000 sel/mm3 atau kurang)
b. Hemokonsentrasi; peningkatan hematokrit 5-10% dari batas bawah.
Dari pasien Ananda Candra ditemukan beberapa gejala klinis seperti yang
tertulis di atas :
1. Demam dengan waktu sekitar 5 hari
2. Manifestasi perdarahan dengan uji turniket positif
3. Trombositopenia (52.000 sel/mm3)
4. Peningkatan hematocrit >10% dari batas awal pasien datang.
Dua kriteria klinis pertama (demam 3 hari & uji turniket positif) mampu
menegakkan diagnosis DF. Pemeriksaan lain yang ditemukan pada pasien-pasien
DF adalah sebagai berikut :
1. Suhu tubuh meningkat disertai dengan wajah yang memerah dan gejala lain
mirip demam dengue seperti anoreksia, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot
atau sendi.
17
hematokrit
Hipoproteinemia/hipoalbuminemia
10%
juga
sampai
merupakan
tanda
15%.
kebocoran
plasma,
4. Mendekati akhir fase demam, pada saat atau sesaat setelah temperatur
turun atau antara 3-7 hari setelah onset demam, ada tanda-tanda dari
kegagalan sirkulasi : kulit menjadi dingin, membengkak, sianosis sekitar
mulut sering didapatkan, dan nadi menjadi lemah dan cepat. Walaupun
beberapa pasien mungkin tampak letargi, biasanya mereka tidak tampak
lelah lalu dengan cepat beralih ke tahap kritis syok. Nyeri perut sering
dikeluhkan sebelum onset syok.
18
dan trombositopeni, dan pada fase syok disebabkan oleh trombositopeni diikuti oleh
koagulopati, terutama pembekuan intravaskuler menyeluruh dan fibrolisis. Pada DF
juga terbukti pemanjangan PTT dan APTT, menurunnya kadar fibrinogen selama
fase akut yang berkorelasi dengan beratnya penyakit. Penelitian lain membuktikan,
bahwa defek pada fungsi vaskuler dan gangguan hemostasis dapat terjadi pada
setiap derajat DF, dan akan menyebabkan perubahan pada sel endotel yang
kehilangan fungsi proteksi non trombotik serta akan menjadi status prokoagulan
yang akan menyebabkan terbentuknya trombus
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan
membedakan DHF dari DF ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemoragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut, nilai hematokrit
19
21
dicatat
bahwa
mengembalikan
tekanan
darah
penting
untuk
pertahanan hidup dan jika ini tidak bisa tercapai dengan cepat maka prognosisnya
benar-benar buruk. Inotropik bisa digunakan untuk mendukung tekanan darah, jika
24
penggantian volume dipertimbangkan secara tepat seperti tekanan tinggi ven pusan,
atau kardiomegali, atau kontraktilitas jantung yang buruk.
Jika tekanan darah kembali setelah resusitasi cairan dengan atau tanpa
tranfusi darah, dan terdapat gangguan organ, pasien harus diperhatikan dengan baik
dengan treatment pendukung khusus. Contoh pendukung organ adalah dialisis
peritonial, terapi pengganti ginjal, dan ventilasi mekanik.
Jika akses intravena tidak bisa dilakukan dengan segera, coba larutan
elektrolit oral jika pasien sadar atau rute intraoseus jika sebaliknya. Akses intraoseus
adalah life-saving dan seharusnya dikerjakan sesudah 2-5 menit atau sesudah 2 kali
percobaan pada akses vena perifer atau setelah rute oral gagal.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W.S., Bambang S., Idrus A., Marsillus SK., Siti S., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Pusat Penerbitan Buku Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jilid ke III. Edisi ke IV,
Candra, Aryu. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan
Faktor Risiko Penularan. Aspirator vol. 2:1.
Nainggolan,F. 2007. Epidemiology and Clinical Pathogenesis of Dengue in
Indonesia; presented at Seminar on Management of Dengue Outbreaks;
University of Indonesia; Jakarta; November 22.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. CDC and EH Yearly Report.
Jakarta.
25
26