Resume Tinjauan Umum Gunungapi
Resume Tinjauan Umum Gunungapi
Gunungapi / Volcano
I. Pendahuluan
Dari segi bahasa gunungapi yang diterjemahkan dari kata Volcano berasal dari
kata Vulcan, yaitu dewa api masyarakat Romawi kuno. Vulcan merupakan dewa pandai
besi yang dipercaya melakukan aktivitasnya di atas Gunung Etna Sicilia.
Secara ilmiah gunungapi mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan
rempah gunungapi.
2. Sebagai atau jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung.
3. Merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi yang
berasal dari dalam bumi (keluarnya magma ke permukaan bumi).
4. Tempat keluarnya magma ke permukaan bumi membentuk suatu kerucut raksasa,
di bagian atasnya seperti terpancung dan bila didatangi ke puncak biasanya terdapat
kawah yang terkadang terisi air.
Vulkanologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegunungapian.
Vulkanisme merupakan gejala yang berhubungan dengan kegiatan penerobosan magma
ke permukaan bumi secara keseluruhan.
Selubung atas (upper mantle) terletak pada kedalaman 400 km di bawah kerak
bumi, yang tercirikan oleh sebaran gempa rendah terutama untuk gelombang S.
Bagian selubung atas bumi terutama terdiri dari eklogit atau peridotit yang kaya
akan besi, magnesium, kalsium, dan natrium serta silikat alumunium, dengan
viskositas rata-rata 8 x 1023 poise. Namun sebelumnya Daly (1940) menyebut
kerak bumi dengan lithosfera dan selubung atas yang identik dengan low velocity
zone yang disebut asthenosfera.
Zona peralihan (transition zone) terletak pada kedalaman 400 1000 km, yang
ditandai oleh landaian kecepatan gelombang gempa tinggi dan tersusun dari silikat
besi padat, magnesium, kalsium, alumunium, oksida besi, dan silikat.
Lapisan selubung bawah (lower mantle) terletak pada kedalaman 1000 2900 km
yang dicirikan dengan kenaikan gelombang gempa yang relatif sebanding dengan
bertambahnya kedalaman. Lapisan ini disusun oleh oksida besi padat, magnesium,
dan silikat dengan viskositas rata-rata 1023 poise.
Intibumi (core) yang terbagi menjadi dua, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti
bumi dalam (inner core). Inti luar ini terdapat pada kedalaman 2900 5100 km
dan inti dalam antara 5100 6371 km. Bagian luar inti bumi terdiri dari besi dan
sejumlah kecil silika, sulfur dan oksigen. Sedangkan bagian dalam terutama terdiri
dari besi padat (solid iron).
Dalam mempelajari kegunungapian susunan dan komposisi bumi penting untuk diketahui
sebagai lingkungan pembentukan gunungapi yang berhubungan dengan penentuan sifat
gunungapi.
Menurut para ahli dari United State Geological Survey (USGS) ada tiga lingkungan
pembentukan gunung api yaitu:
1. Lingkungan tipe kepulauan, gunungapi terdapat di bagian puncak punggungan
pegunungan yang membusur. Magma basal yang menerobos naik akan mengalami
perubahan komposisi karena bercampur dengan lempeng yang bersifat asam sehingga
di permukaan terbentuk gunungapi andesit yang magmanya bersifat intermediet.
Contoh: Gunung api yang terdapat di kepulauan Indonesia.
2. Lingkungan tipe samudera, gunungapi muncul dan tersebar berderet di sepanjang
puncak punggungan yang mempunyai sistem rekahan pada kerak samuderanya,
sehingga di permukaan akan terbentuk gunungapi basalan. Contoh: Gunungapi yang
terdapat di kepulauan Hawaii.
3. Lingkungan tipe benua, jalur pegunungan tidak stabil terdapat lapisan kerak granitan
yang tebal. Magma bersifat asam. Contoh: Gunungapi yang terdapat di tengah Benua
Asia dan Afrika.
2.
Konvergen atau destruktif : Lempeng yang saling mendekat dan terjadi tumbukan
Pada umumnya ditandai oleh adanya palung yang sangat dalam dan untaian
gunungapi pada lempeng yang saling menunggangi dan paralel dengan palung.
Lempeng samudera masuk ke bawah lempeng benua (subduksi) hingga jauh ke dalam
lapisan astenosfera, dan akhirnya meleleh pada suhu dan kedalaman tertentu.
3. Transform fault : pergeseran
Lempeng-lempeng yang saling bergeser disebabkan oleh sesar mendatar yang cukup
besar dan ujung-ujungnya dibatasi oleh batas tektonik misalnya palung laut.
IV. Magma
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 1100 1500 oC. Atau ada pula yang
menyebutkan magma adalah suatu cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan kulit bumi
bersuhu > 1000 0C, bila mengalir ke permukaan disebut lava, bila sudah membeku disebut
batuan beku.
Sifat-Sifat Fisik Magma meliputi :
1. Suhu magma, besarnya bervariasi tergantung komposisi kimiawinya. Leleran lava
basaltic di Hawaii menunjukkan suhu antara 1100 1500 oC
2. Viskositas dan berat jenis magma.Viskositas diartikan sebagai pelekat atau ketahanan
substansi terhadap gerak aliran.Magma yang mempunyai viskositas rendah akan
mempunyai fluidity (sifat mengalir) tinggi sehingga relative lambat membeku,
sedangkan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan cepat membeku.
Tipe magma :
a. Berdasar kandungan silika
magma asam (>66%)
magma menengah (45 52 %)
magma basa(<45%)
b. Berdasar berat oksida
magma asam, mengandung silikat dan natrium oksida.
magma basa, mengandung aluminium oksida, magnesium oksida, kalsium oksida
dan timah oksida.
Klasifikasi tipe magma lainnya :
1. Berdasarkan kandungan gas
a.
Epimagma: miskin gas sehingga dapat disamakan dengan lava yang belum
dierupsikan.
2. Berdasarkan Genesa
a.
Magma hybrid: dimana melalui proses hibridisasi dua jenis magma yang terpisah
(unrelated) bercampur membentuk magma baru.
Perbedaan kecepatan gerak mendatar kerak bumi, dimana regangan akan tegak
lurus aliran.
2.
Pergerakan magma setelah sampai di bagian atas akan berubah menjadi bilateral
atau sentrifugal dan berlawanan (regangan ke arah atas dan bawah).
3.
4.
Gerak yang sejajar tetapi mempunyai arah menyimpang sehingga hal inipun akan
menyebabkan rekahan karena regangan sejajar aliran.
Ukuran magma baik yang berhubungan langsung dengan gunungapi maupun
yang hanya berupa tubuh magma yang terpisah dapat mencapai ratusan ribu kilometer
kubik. Great dyke di Rhodesia selatan yang mempunyai panjang 500 km dan lebar 10 km,
apabila terbukti bahwa bentuk terobosan itu makin ke dalam makin melebar,maka
ukuran magma sebesar 100.000 km kubik masuk akal.
Sedangkan umur suatu dapur magma tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Tenaga panas yang bersal dari jumlah unsur volatil yang terkandung dalam
magma,yang dinyatakan sebagai tenaga letusan dan tenaga potensial
2. Lama berlangsungnya proses kristalisasi magma hingga kondisi tertentu,yaitu bila
letusan hanya sebentar
3. Cara penggunaan tenaga. Tenaga yang hilang selama letusan umumnya sangat
besar. Dan gunungapi yang telah meletus hingga ribuan kali, besar atau kecil,
menunjukkan besar dan sangat aktifnya magma yang ada di dalam bumi sehingga
tidak menutup kemungkinan akan adanya hubungan penyaluran ke atas magma
sub-kerak.
Cinder Cones, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk oleh partikel dan lava yang
dikeluarkan oleh vent tunggal. Karena tekanan gas, lava tersembur keras ke udara
dan pecah menjadi fragmen kecil yang padat sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar
vent yang kemudian membentuk melingkar atau cone yang oval. Sebagian cinder
cone mempunyai kawah berbentuk mangkok. Contoh : gunungapi di Amerika Utara
Shield Volcano, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk kebanyakan dari aliran
lava cair, aliran setelah tertuang ke segala arah dari vent pusat atau kumpulan vent,
yang meluas, menumpahkan vent dari daratan, domical shape, dengan profil dengan
tameng prajurit. Aliran tersebut terbentuk secara perlahan dengan akresi ribuan lava
cair yang disebut lava basalt, yang melebar seiring bertambahnya jarak. Lava juga
biasanya bererupsi dari vent selama retakan yang berkembang di pinggir cone.
Lava Domes, tipe ini terbentuk relative kecil, berbentuk seperti umbi lava,
konsekuensinya, timbunan lava yang berasal dari sekitar vent. Sebuah dome (kubah)
tumbuh besar dengan ekspansi dari dalam.ketika tumbuh, permukaan luarnya dingin
dan keras,kemudian hancur, menumpahkan fragmen di sis-sisinya. Beberapa dome
berbentuk tonjolan karang atau spine yang bentuk lainnya pendek, aliran lava
bersisisan (steep side).Volcanic dome biasanya berada dalam kawah atau pada sisi
composite volcano. Contoh : G.Merapi
2. Bentuk kubah, biasanya dijumpai pada gunungapi lava. Kubah lava merupakan
bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam
di sekelilingnya. Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas lava.
3. Bentuk maar yaitu pada gunungapi gas.
4. Bentuk kaldera, yaitu bila gunungapi tersebut memiliki kawah yang relatif lebar dan
terkadang mengandung air. Contoh : Gunung Tambora.
5. Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tak
teratur yang disebabkan oleh erosi dan sesar.
6. Bentuk campuran (statovolcanoes), seperti tipe compossive volcanoes.
7. Bentuk perisai, seperti tipe shield volcanoes.
Apabila tidak ada gangguan, suatu gunungapi yang tumbuh semakin besar akan
mempunyai bentuk yang teratur,baik berupa kerucut maupun bentuk lainnya. Faktorfaktor yang menyebabkan ketidakteraturan bentuk gunungapi antara lain :
1. Kegiatan vulkanisme,seperti misalnya pembentukan kaldera,dimana kegiatan tsb akan
menggangu perkembangan suatu gunungapi
2. Berpindahnya pusat kegiatan gunungapi (pipa kepundan) yang berkaitan dengan
keaktifan tektonik daerah setempat
3. Tekanan arus aliran lava yang naik keatas,yang lama-kelamaan akan merusak dan
menghancurkan dinding kepundan
4. Adanya kerucut spatter (spatter cone) yaitu suatu kerucut yang bersisi curam yang
tersusun dari batuan bahan lepas yang terendapkan di atas celah atau pipa
kepundan,dan umumnya berkoposisi basalan.
5. Adanya gua-gua pada daerah aliran lava.
V.3 Struktur Gunungapi
1. Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke
permukaan. Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan
dari bentukan secondary cone atau fumarole. Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan
fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater. Ketika
letusan berhenti, lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk danau lava di
dalam crater.
2. Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi
yang keluar dari vulkanik vent (magma). Lava berwarna merah panas saat keluar dari
vent, tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau
warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya.
3. Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan
abu dari gunungapi aktif terlempar keluar. Abu berisikan fragmen kecil batuan,
beberapa sama dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari
kepalan tangan. Abu gunungapi biasanya keluar dari gunung berapi sebelum lava. Abu
yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.
4. Secondary Cone
Merupakan kerucut yang baru terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama
membentuk cabang.
5. Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk magma
berada. Pembentukan magma chamber primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh
ukuran, pola dan kecepatan gerak rekahan, disamping macam batuan dan ketebalan
kerak bumi.
6. Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas
dapat keluar. Magma di bawah memanaskan air sampai titik dimana air berubah
menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya. Ketika
gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah. Gas ini lalu
mendingin dan mngembang, mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.
7. Crater
Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi
karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah
dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak ke arah aras dari main vent.materila
jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk
rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan
ke atas material yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh.
V.4 Material yang dikeluarkan
-
Lava: cairan larutan silika pijar yang keluar dari dalam bumi.
Awan panas : terdiri dari batuan yang pijar bersuhu > 6000C.
Abu/pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik: bahan material vulkanik jatuhan yang
disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Aliran lahar: terjadi pada gunungapi yang baru meletus sehingga banyak material
lepas hasil letusan di sekitar puncak terhanyutkan oleh air hujan.
4. Adanya pergerakan gas dalam piromagma ke arah tekanan yang lebih rendah atau
permukaan bumi karena tekanan gas dalam piromagma lebih besar daripada tekanan
beban luar.
Tipe tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan
magma dan kedalaman dapur magma :
1. Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma sangat dangkal, tekanan gas rendah.
Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa
2. Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal, tekanan gas sedang.
3. Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava encer, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol,
tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius.
4. Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava kental, dapur magma sangat dangkal, tekanan gas
rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava.
5. Tipe Peele, ciri-cirinya : lava kental, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar,
Contoh : Gunung Peele
6. Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau.
Contoh : gunung kelud.
7. Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera.
Contoh : gunung krakatau.
2. Tipe Strombolian
Seperti kembang api dari batuan pijar yang dilontarkan ke udara sampai 500 m.
Contoh pada gunungapi Irazu di Costa Rica tahun 1965. Material halus dari lava cair
menyembur dari kawah membentuk suatu gugusan cahaya di langit.terkumpul di
cekungan gunung, lava cair tsb kemudian meluncur ke bawah membentuk suatu aliran
yang berapi.
3. Tipe Volcanian
Tipe ini dicirikan dengan adanya lontaran batuan pijar dan letusan abu.
4. Tipe Merapi
Tipe ini dicirikan oleh adanya guguran lava pijar dari kubah lava yang runtuh.
5. Tipe Sursteyan
Pada gunungapi tipe ini, kekuatan letusan lebih besar dari tipe volcanian yang bersifat
eksplosif.
6. Tipe St. Helen
Letusan disertai longsoran besar dari sebagian tubuh gunungapi, disertai awan panas
7. Tipe Plinian
Erupsi yang paling kuat adalah tipe plinian.Tipe ini ditandai dengan ledakan lava kental.
Ciri lain adalah adanya letusan ekplosif yang sangat kuat dengan ketinggian letusan
mencapai > 55 km.
Contoh erupsi Plinian yang paling besar seperti pada tahun 1991 di Pinatubo Filipina.
Aliran piroklastik yang sangat cepat dan mematikan juga merupakan ciri letusan dari
erupsi Plinian.
c. Tipe-tipe lain
1. Tipe Vesuvian
Tipe letusan vesuvian disesuaikan dengan letusan gunung Vesuvius di Italia pada tahun
79 BC, abu seta gas pada kuantitas yang sangat besar keluar pada saat letusan
kemudian terdapat awan yang berbentuk kembang kol melambung tinggi diatas
gunungapi tersebut.
2. Tipe Peelean
Di erupsi Peelean atau awan terang seperti yang terjadi di letusan Gunung Mayon
Philipina 1968, material yang sangat besar dan banyak gas seperti debu, abu, gas dan
fragmen-fragmen lava keluar dari tengah kawah. Erupsi semacam itu akan
menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan akan menyebabkan kematian pada
populasi area tersebut seperti di St Pierre tahun 1902 saat terjadi letusan Gunung
Peele.
3. Tipe erupsi Phreatik
Erupsi tipe phreatik (semburan uap) dikendalikan oleh ledakan uap hasil dari tanah
yang dingin atau permukaan air yang bersinggungan dengan hot rock atau magma.
Yang membedakan tipe ini dengan tipe lain adalah tipe ini hanya mengeluarkan
fragmen batuan dari saluran vulkanik, tidak ada magma yang dikeluarkan. Contoh :
Gunung Taal di Filipina.
Ring of fire adalah zona di mana sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung api.
Busur kepulauan vulkanik juga selalu berhubungan dengan palung. Contoh (perhatikan di
gbr 15) : busur kepulauan berasosiasi dengan Aleutian Trench yang direpresentasikan
dengan adanya rantai panjang gunungapi yang membentuk Kepualauan Aleutian.
Challenger Deep adalah titik terdalam (yang diketahui) di samudera, mempunyai
kedalaman maksimum 10,911 meters (35,797 feet) pada posisi 1122N 14236E.
Posisinya terletak di Samudera Pasifik, termasuk wilayah Guam, tepatnyadi Kepulauan
Mariana, paling selatan dari palung Mariana.
Plume adalah naiknya batuan panas (hot rock) dalam mantel. Plume ini juga sering
disebut sebagai penyebab adanya pusat gunungapi yang lebih dikenal dengan sebutan
hotspot dan juga penyebab banjir basalt.
Menurut Don L. Anderson and James H. Natland , 2004 :
Istilah, hotspot dan plume sering tercampur baur atau terbalik-balik. Menurut mereka :
A plume is a hypothetical mantle feature.
A hotspot is a region of magmatism or elevation that has been deemed to be anomalous
in some respect because of its volume or location.
Dalam hipotesa plume, hotspot merupakan manifestasi permukaan dari plume, jadi yang
satu akibat, yang satu merupakan sebab.
Keberadaan plume ini sering dikaitkan dengan keberadaan (deposit) bijih seperti nikel,
tembaga, sulfide, intan, dan sedikit emas.