PATOLOGI

SISTEMA DIGESTI (2)

GANGGUAN & PENYAKIT OESOPHAGUS

3. Choke
Definisi : obstruksi oesophagus setelah terjadinya stenosis
atau blokade saluran
Etiologi : benda asing yang tinggal pada lapisan epitel lebih
dari 2 hari
Patogenesis : ingesti benda yg besar tdk dpt lewat
oesophagus obstruksi eruktasi berhenti bloat
distensi rumen esophagus pars thoracalis ischemia,
pars cervicalis normal/kongesti lesi bloat line
Makros : benda asing pada lumen oesophagus, bloat line

GANGGUAN & PENYAKIT OESOPHAGUS

3. Choke

GANGGUAN & PENYAKIT OESOPHAGUS

4. Ulserasi oesophageal
Definisi : pembentukan ulcer pd oesophagus
Etiologi : reflux asam lambung, toxin, virus (MCF, IBR, riderpest,
bovine papular stomatitis)
Akibat : rasa sakit pd saat menelan, disphagia
Patogenesis :
a. Ulserasi krn reflux asam lambung
Reflux gastric asam lambung masuk bag caudal oesophagus
lap epitel oesophagus tdk punya kemampuan buffering
asam lambung membakar mukosa oesophagus radang
berlanjut ulcerativ oesophagitis

GANGGUAN & PENYAKIT OESOPHAGUS

4. Ulserasi oesophageal
a. Ulserasi krn reflux asam lambung

GANGGUAN & PENYAKIT OESOPHAGUS

4. Ulserasi oesophageal
Patogenesis :
b. Ulserasi krn toxin (co : kumbang blister)

kumbang blister termakan bersama hay alfalfa toxin

cantharidin terbebas kontak dg epitel ulcer
nekrosis

(organ yg terimbas : oesophagus, lambung, vesica urinaria,

urethra)

INTESTINUM
FISIOLOGI
Fungsi :
1. Digesti
2. Absorpsi

3. Ekskresi
Anatomi penunjang fungsi :
1. Struktur koil intestinum dalam cavum abdomen

2. Intestinal vili
3. Mikrovili enterosit

HISTOLOGI

Lapisan epitelial :
1. Enterosit
2. Sel kripta

3. Sel goblet
4. Sel paneth
5. Sel enteroendokrin/argentafin/enterokromafin
6. Sel mikrofold

1. Enterosit
permukaan glikokalix : enzim digestif
& absortif
absorbsi : lateral celah interseluler

enterosit tua : melalui apoptosis

(anoikis) dilepas ke bersama feses
pergantian : dari kripta ke arah ujung
vili

2. Sel kripta

 Sel kripta merupakan progenitor / stem sel yg menggantikan sel

lain dalam lapisan epitelial
Kemampuan digesti minimal (mikrovili sangat pendek & sedikit)
Mensekresi ion klorida pada lumen intestinum

Sumber komponen sekretori yang merupakan reseptor IgA &

IgM yg diproduksi oleh plasma sel pada lamina propria

3. Sel goblet
Terdapat di daerah vili dan kripta

Menghasilkan mukus

4. Sel paneth

4. Sel paneth
Terdapat di daerah dasar kripta
Fungsi sekretori :
membuka channel anion sehingga sel kripta mensekresikan klorida
Fungsi fagositik :
memproduksi kriptidin & lisin yg bersifat toksik bagi bakteri utk
melindungi sel kripta dari infeksi

Eliminasi logam berat (secara selektif rusak oleh metilmerkuri)

5. Sel enteroendokrin
Terdapat di daerah kripta

Fungsi : menghasilkan serotonin, glukoinsulotropik peptida,

katekolamin, gastrin, somatostatin, kolesistokinin, sekretin,
enteroglukagon
Sekresi bukan ke lumen intestinal, namun ke jaringan

6. Sel mikrofold
Terdapat di bagian epitel yang melapisi GALT (gut associated
lymphoid tissue)
Fungsi : mengambil antigen peptida dan protein, mentransport
ke GALT utk difagosit oleh makrofag dan sel dendritik
Menjadi pintu masuk agen patogen, co : salmonella, yersinia,
Rhodococcus equi, virus

Lamina propria:
1. Sel mesenkim
Jumlahnya meningkat saat terdapat serangan antigen

2. Jaringan limfoid
- Merupakan salah satu komponen penyusun jaringan limfoid
intestinum (selain GALT)

3. Limfosit
Ikut berperan dalam proses differensiasi sel kripta

4. Neutrofil
- Hanya berada sementara waktu dalam lamina propria

- Route pembuangannya melalui dinding usus ke arah lumen,

didigesti atau dikeluarkan bersama feses

5. Eosinofil
Keberadaannya dalam lamina propria atau lapisan sub mukosa
menjadi penanda adanya reaksi hipersensitivitas baik oleh antigen
dalam makanan atau parasit

6. Mast cell
Fungsi :
- Membantu regulasi epitel intestinal sebagai barier
- Membantu mengontrol aliran darah dan koagulasi

- Membantu kontraksi otot polos

- Menstimulasi sistem nervosa intestinal dan peristaltik
- Membantu pengaturan asam, elektrolit dan sekresi mukus oleh
enterosit
- Mengenali parasit dan mikroorganisme
- Melepaskan mediator proinflammasi dan sitokin utk menarik sel
radang

SISTEM PERTAHANAN
1. Mucin
Dihasilkan dalam cavum oris, saliva, intestinum
Fungsi :
- Mencegah perlekatan patogen ke lapisan mukosa
- Melindungi reseptor glikolipid & glikoprotein dari perlekatan
dengan mikroorganisme patogen dan kerusakan oleh toksin
- Mencegah luka akibat gesekan pada saat gerakan peristaltik
- Menjebak bakteri

2. Asam lambung
Fungsi : membunuh organisme sebelum mencapai usus

3. Bakteri non patogenik endogen

Secara normal melekat pada enterosit, sehingga tidak
meninggalkan tempat utk bakteri patogen
Merupakan mekanisme homeostatis; terganggu pada
penggunaan antibiotik berlebihan

Penggunaan probiotik?
(bakteri bersahabat, utk menghambat pertumbuhan bakteri
patogen dg menghasilkan substansi toksik

(co lain : laktoferrin & peroksidase dr pancreas, lisozim & defensin

dr sel paneth, transferrin dr enterosit, neutrofil)

4. Gerakan peristaltik intestinum

Fungsi :
- melindungi dari pertumbuhan bakteri yang berlebihan
- mengeluarkan toksin (tanpa motilitas, enterosit lebih rentan)
Kondisi tanpa motilitas usus?
- Pertumbuhan bakteri berlebihan

- Kontak bakteri dg enterosit lebih banyak, meningkatkan

perlekatan
- Akumulasi toksin yg bisa merusak enterosit

Mekanisme : diare

5. Sel epitel
Fungsi :
- mencegah keberadaan agen patogen dg siklus hidup lebih
panjang pada enterosit (mekanisme : pergantian epitel yg cepat)
- mencegah kontak agen patogen dg enterosit (mekanisme :
mikrovili membentuk vesikel yg mengandung katalase & alkalin
phospatase )

6. Garam empedu
Fungsi : menghambat pertumbuhan mikroorganisme

7. Ig A & IgG
Fungsi :
- Bagian dari imunitas humoral

- Mencegah perlekatan agen

patogen ke epitel intestinum

TARGET UTAMA AGEN PATOGEN

1. Enterosit (absorptif)
Virus : rotavirus, coronavirus (co : TGE)
Bakteri intraseluler : Brachyspira hyodysenteriae
Parasit intraseluler : coccidia, criptosporidium

Patogenesis :
Agen patogen destruksi absorptif enterosit enterosit hilang
maldigesti&malabsorpsi penumpukan ingesta dlm intestinum
fermentasi oleh bakteri
Destruksi enterosit permukaan membrana basalis kosong
atropi vili migrasi sel kripta yg mature ke arah vili ; sel kripta
immature mjd squamous; kontak antara membrana basalis kosong
menyebabkan fusi vili

2. Sel kripta
Virus : parvovirus, virus BVD, virus rinderpest
Jamur : mikotoksin
Bakteri : ETEC
Patogenesis :
Agen patogen destruksi sel kripta (enterosit utuh) gangguan
regenerasi epitel intestinal

3. Mikrovili & glikokalix

Bakteri : AEEC
Defisiensi enzim ( co : Intoleransi laktosa)
Patogenesis :
Agen patogen kerusakan mikrovili&glikokalix gangguan area
permukaan intestinal, enzim digesti&absorpsi malfungsi
intestinal diare

4. Zona okludens
Fungsi : barrier transport makromolekul transepitelial

Bakteri : Salmonella typhimurium, Clostridium perfringens,

intestinal anthrax, EHEC
Parasit : ostertagi

Patogenesis :
Agen patogen membuka zona okludens gangguan transport
makromolekul transepitelial makromolekul (termasuk Ig) masuk
ke lumen

5. Lamina propria
Bentuk lesi : inflamasi, nekrosis, perubahan vascular &
lymphangiectasia
Inflamasi peningkatan kepadatan seluler lamina propria
gangguan difusi mukosa & peningkatan permeabilitas diare
co : histiocytic ulcerative colitis (boxer colitis)
Nekrosis : pada GALT dg perluasan ke arah lapisan epitel
co : BVD

Perubahan vascular : obstruksi aliran limfatik, obstruksi

pembuluh darah hemoragi, nekrosis, ulcer

ANOMALI PERKEMBANGAN INTESTINUM

1. Atresia
definisi : penutupan lumen intestinal karena kelainan
perkembangan
kejadian : atresia ani, atresia coli
akibat : peritonitis

ANOMALI PERKEMBANGAN INTESTINUM

2. Megacolon
definisi : pembesaran colon krn penumpukan feses pada colon
kejadian : bawaan, perolehan
etiologi : gangguan syaraf, atresia ani

OBSTRUKSI INTESTINAL
1. Striktura
definisi : pelebaran canal intestinum
etiologi : luka penetrasi/non penetrasi yg sembuh disertai
fibrosis jaringan

OBSTRUKSI INTESTINAL
2. Intususepsi
definisi : segmen intestinum masuk ke segmen intestinum lain
yang letaknya lebih ke arah distal
etiologi : hipermotilitas (enteritis), iritasi (parasit), granuloma, dll
Makros : pembesaran intestinum
Mikros : ischemia, nekrosis, kongesti

DISPLASIA INTESTINAL
1. Hernia
definisi : displasia intestinum melalui lubang alami atau foramen
patologis
Jenis :
- Herniasi internal (masih dalam cavum abdomen)
- Herniasi eksternal (apabila terbentuk kantung hernia diluar
cavum abdomen)
co : hernia diaphragmatika, scrotal hernia, hernia umbilikalis

DISPLASIA INTESTINAL
2. Torsio
definisi : rotasi intestinum pada sumbu panjangnya
akibat : ischemia, infark, edema, congesti, hemorrhagi, nekrosis

INFEKSI BAKTERIAL
1. Colibacillosis
Etiologi : E. coli
Jenis : ETEC, EPEC, VTEC/STEC, EHEC
Patogenesis :
- ETEC : enterotoxin mengganggu absorpi, sekresi air dan elektrolit
pada usus diare cair
- EPEC : faktor A&E bakteri menempel pd mikrovili menimbulkan
kerusakan dibawah daerah perlekatan mengganggu absorpsi

- VTEC/STEC : Stx/Vtx reseptor pd vascular gangguan vascular

hemoragi, edema, trombosis
- EHEC : kombinasi Stx & LEE lesi A&E erosi mikrovili,
gangguan sirkulasi mengganggu absorpsi

INFEKSI BAKTERIAL
2. Salmonellosis
Etiologi : species Salmonella
Survival : produksi nitrit transporter pd SPI-2 netralisasi nitrit
oxide (NO) bertahan dalam fagolisosom sel fagosit
radang granulomatosa

Jenis : septicemic, acute enteric, chronic enteric

Patogenesis : enterotoxin, verotoxin, endotoxin memblokir
penutupan saluran Cl / hipersekresi Cl diare

a. Septicaemia (perakut)
Etiologi : Salmonella cholerasuis

Makros : warna feses hijau, ptechiae&cyanosis pd extremitas &

daerah ventral
Mikros : DIC/trombosis, nekrosis vascular, mucosal edema,
mukosal nekrosis
b. Enteritis akut

Etiologi : Salmonella typhimurium

Makros : isi intestinum bercampur mukus, fibrin, & darah;
cholesistitis fibrinosa (menciri)

Mikros : cholesistitis fibrinosa, trombosis, multifokal nekrosis

hepatoseluler, hiperplasia sel Kupffer

c. Enteritis kronis
Makros : foki nekrotik & ulcer terutama pd sekum & colon
(BUTTON ULCER), striktura rektum, distensi abdomen krn
retensi feses
Mikros : trombosis, multifokal nekrosis pd mukosa (BUTTON
ULCER)

INFEKSI BAKTERIAL
3. Clostridiosis
Etiologi : species clostridia (Clostridium perfringens)
Jenis :
- CP tipe A : toxin necrotic enteritis nekrotikan (unggas),
enterotoxaemia (anak sapi&domba), necrotizing enterocolitis
(anak babi), canine hemorrhagic enteritis, equine colitis
CLOSTRIDIAL FOOD POISONING
- CP tipe B : , , toxin disenteri anak domba, enteritis
hemorhagica (anak sapi&kuda), enterotoksemia hemorrhagica
(domba)

3. Clostridiosis
- CP tipe C : , toxin enteritis nekrotikan (unggas),
enterotoxaemia hemorrhagica (hewan ternak muda)
- CP tipe D : , toxin pulpy kidney disease (anak domba),
enterocolitis (kambing)
- CP tipe E : , toxin enteritis (lagomorpha), enteroxaemia (anak
sapi&domba)

 Makros : hemorhagi intestinum, atonik&dilatasi usus, congestif

splenomegali, gangrene, diare berdarah,
Mikros : erosi epitel, nekrosis mukosa, radang

INFEKSI VIRAL
1. Transmissible Gastro Enteritis (TGE)
Etiologi : coronavirus
Insidensi : anak babi umur kurang dr 10 hari
Patogenesis : virus target utama enterosit erosi epitel
atropi vili fusi vili atropi yg berdekatan malabsorpsi
diare (berbau spt air susu)
Makros : diare, dilatasi intestinum, dinding intestinum tipis,
daerah perineum berisi cairan feses berwarna kuning

Mikros : nekrosis epitel, atropi vili, pergantian sel kolumner oleh

sel squamous, fusi vili

INFEKSI VIRAL
2. Parvovirus enteritis
Etiologi : parvovirus
Patogenesis : virus target utama : sel kripta nekrosis
kripta, radang pd hepar, ren, cor, vascular, sumsum tulang,
intestinum, pulmo (puppies < 2 minggu); myokarditis (puppies 38 minggu); pengurangan jaringan limfoid, involusi timus
(puppies > 8 minggu)
Makros : dilatasi&hemoragi intestinum, isi usus : coklat
kemerahan, diare berdarah, pembesaran lgl. Mesenterica

Mikros : nekrosis kripta, atropi vili, pergantian sel kolumner oleh

sel squamous, fusi vili, hemoragi, benda inklusi intranuklear
berwarna basophilic pada enterosit dan limfosit

INFEKSI PARASITIK
1. Helminthiosis
Etiologi : helminth
Makros : helminth pada intestinum, hemoragi, diare, telur pada
feses
Mikros : radang pada mukosa, potongan helminth pada mukosa,
hemoragi, erosi epitel

INFEKSI PARASITIK
2. Protozoosis
Etiologi : protozoa (co: coccidia, balantidium)
Makros : hemoragi, diare, protozoa pada feses
Mikros : radang pada mukosa, protozoa pada mukosa,
hemoragi, erosi epitel

INFEKSI MIKAL
Co : histoplasmosis
Etiologi : histoplasma capsulatum
Makros : penebalan mukosa intestinal, hemoragi, ulcerasi
mukosa, lesi granulomatosa pd pulmo, intestinum, jaringan
limfoid, hepar

Mikros : nekrosis&hemoragi mukosa, radang granulomatosa,

penebalan lamina propria oleh makrofag, hiperplasia limfonodus
regional, multifokal granuloma pada hepar