1. Sumatera
Budaya yang sudah mengakar di Sumatera adalah budaya Melayu
berupa kesusasteraan. Akulturasi antara dua budaya tersebut
menimbulkan kesusasteraan Islam. Sehingga para ulama disamping
sebagai pendidik agama juga dikenal sebagai sastrawan, misalnya
Hamzah Fansuri, Syamsudin (Pasai), Abdurrauf (Singkil), dan Nuruddin
ar Raniri. Ketiga ulama tersebut banyak menulis sastra Melayu yang
bercorak tasawwuf.
Beberapa karya besar dari masa ini adalah Syarab al Asyiqin dan Asrar
al Arifin (Hamzah Fansuri), Nur al Daqaiq (Syamsudin), Bustan al
Salatin (Nuruddin al Raniri). Karya-karya lainnya adalah Taj al Salatin,
Hikayat Iskandar Dzulqarnain, Hikayat Amir Hamzah, dan Hilayat
Aceh. Karya-karya tersebut sebagian besar berbentuk prosa. Bentuk
sastra Melayu lainnya adalah syair dan pantun.
2. Jawa
Sebelum Islam datang, di Jawa terdapat budaya Jawa Kuno sebagai
hasil akulturasi dengan budaya India yang masuk bersama agama
Hindu dan Budha. Bila dibandingkan dengan budaya Melayu, pengaruh
budaya Islam terhadap budaya Jawa lebih kecil. Hal ini terlihat
misalnya pada penggunaan huruf Arab lebih kecil dibanding huruf
Jawa, kedua bentuk puisi lebih sering digunakan dibanding prosa.
Wayang adalah salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya
India. Cerita-cerita pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan
Bharatayudha. Setelah terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh
dan cerita pewayangan diganti dengan cerita yang bernuansa Islam.
Demikian juga dengan wayang golek di daerah Sunda, cerita-ceritanya
merupakan gubahan dari cerita-cerita Islam seperti tentang Amir
Hamzah (Hamzah adalah paman Rasulullah SAW).
3. Sulawesi
Meskipun masyarakat Sulawesi baru memeluk Islam pada abad ke-17,
namun mereka mempunyai keteguhan terhadap ajaran Islam. Karya
budaya mereka yang bersifat Islami banyak berupa karya sastra
terjemahan dari karya berbahasa Arab dan Melayu, seperti karya
Nuruddin al Raniri. Karya lain yang bersifat asli adalah La Galigo (syair
kepahlawanan raja Makassar).