Anda di halaman 1dari 4

Untukmu Pahlawan Indonesiaku

Demi negri
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan

Puisi Kepahlawanan Pupus Raga


Hilang Nyawa
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik
tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
***

Puisi Pahlawan Pengorbanan

Mengucur deras keringat


Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan
abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)

Kabut
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu
keputusan Sakral
Serbu
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam
jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi
negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan
belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)

Di Balik Seruan Pahlawan


Untuk Pahlawan Negriku

Untuk negriku
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati

Pahlawanku
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi

Ku rela demi tanah airku


Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil
menganjungkan doa
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat
raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah
kemana
Demi darahmu
Demi tulangmu
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

Haruskah aku turun ke medan perang


Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati
penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasajasamu

Puisi Pahlawanku

Engkau relakan nyawamu


Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)

Puisi Perjuangan Indonesiaku Kini

Negaraku cinta indonesia


Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa

Puisi Pahlawan Bambu Runcing


Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit

Indonesiaku tumpah darahku


Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati

Karena kau memaksaku


Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri

Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim

Pesawat militermu jatuh


Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas

Kami mengharapkan pemimpin


Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah

***

Andai aku menemukan


Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang
mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)

Puisi Perjuangan Pemuda Untuk


perubahan
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang
korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
***

Anda mungkin juga menyukai