Polip yang tmbuh dari lapisan permukaan luar serviks. Polip ini sering diderita oleh wanita
yang telah memasuki periode pasca menopause, meskipun dapat pula diderita oleh usia
produktif.
b. Polip Endoserviks
Yaitu pertumbuhan polip berasal dari bagian dalam serviks. Biasanya pada wanita
premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya satu anak.
3. Etiologi Polip Serviks
Penyebab tidak sepenuhnya dipahami oleh para ahli. Mungkin asil dari infeksi atau
peradangan kronis panjang, respon abnormal untuk peningkatan tingkat estrogen, dan dalam
kemacetan pembuluh darah di saluran leher rahim.
4. Tanda dan Gejala Polip Serviks
a. Tanpa gejala
Polip serviks biasa dialamai seseorang tanpa atau ia tahu sebenarnya memliki polip serviks.
b. Leukorea yang sulit disembuhkan.( sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal
hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh).
c. Terasa discomfort dalam vagina ( yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah
d.
e.
5.
a.
b.
1)
2)
3)
6.
pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi
dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks
akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker
serviks (Winkjosastro,2005:167).
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
berhubungan seksual.
c. Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level esterogen yang tinggi.
d. Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT) karena penggunaan esterogen
e.
4.
a.
b.
1)
2)
3)
c.
serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat
menyebakan infertilitas pada wanita.
5. Penatalaksanaan
a. Memberikan sediaan Polycresulent dengan sediaan 36%, yang biasa dipakai merk
Albothyl di daerah erosi portio. Untuk meregenerasi sel-sel yang rusak.
b. Melakuakn rujukan untuk terapi lanjutan guna penatalaksanaan pemberian obat berupa :
1) Lyncopar 3 x 1/ 8 jam untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus
pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
2) Analgesik diberikan 3 x 1 / 8 jam untuk menghilangkan rasa nyeri.
C. Ulkus Portio
1. Pengertian
Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya
berwarna merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum (OUE).
Ulkus portio ialah sekitar ostium uteri eksternum berwarna merah menyala dan agak
mudah berdarah (Tiran,2005)
infeksi.
Adanya trauma.
Tanda dan Gejala Ulkus Portio
Adanya fluksus
Pada pemeriksaan inspekulo portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas.
Adanya contact bledding.
Pada pemeriksaan dalam portio teraba tidak rata.
Sekresi sekret vagina yang meningkat yang menyebabkan kerentanan sel superficialis,dari
semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
D. Trauma
1. Pengertian
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukan adalah hilangnya diskontinuitas dari
jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat
atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang akibat efek dari alat atau
benda yang dapat menimbulkan kecederaan (Tiran,2005)
2. Etiologi Trauma
Pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (uamanya pada wanita yang telah
menopause). Tempat perlukaan paling sering akibat coitus adalah dinding lateral vagina,
vorniks posterior dan kubah vagina (setelah histerektomi).
3. Tanda dan Gejala Trauma
Nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakan merupakan gejala yang paling khas.
Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan urinasi dan ambulasi.
4. Penatalaksanaan
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi
IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan pada
wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi
hormon.
E. Polip Endomertium
1. Pengertian
Polip endometrium disebut juga polip rahim, yaitu pertumbuha kecil yang tumbuh
sangat lambat dalam dinding rahim, memiliki basis datar besar dan melekat pada rahim,
berbentuk bulat atau oval dan biasanya berwarna merah.
Polip endometrium adalah massa atau jaringan lunak yang tumbuh pada lapisan
dinding bagian dalam endometrium dan menonjol ke dalam rongga endometrium.
Pertumbhan sel-sel yang berlebih pada lapisan endometrium (rahim) mengarah pada
pembentukan polip.
Polip ini berasal dari adenoma adenofibroma, plasenta yang tertinggal setelah
partus/abortus,dan mioma submukosum.
a. Adenoma adenofibroma
Terdiri dari epitel endomerium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid, merupkan
hiperplasia endometrium, konsistensi lunak, berrwarna kemerahan. Gangguan yang sering
ditimbulkan adalah metroragia sampai menometroragia dan infertilitas.
b. Polip plasenta
Berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Menyebabkan uterus
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
telur
akan
dapat
menjadi
penyebab
kesulitan
hamil.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki
faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi.
dan
memiliki
sejarah
polip
dalam
keluarga.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium.
Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel
dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip
endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami
pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri. Rangkaian Ilmu Kdokteran Forensik. Edisi Kedua. 1995. Medan : Ramadhan.
http://belajarbersamalagi.blogspot.com/2012/04/perdarahan-di-luar-haid.html?m=1 (Diakses tanggal 18
September 2013)
http://jukiastymarsuki.blogspot.com/2013/07/polip/endometrium.html?m=1 (Diakses tanggal 18 September
2013)
Manuaba, Ida Bagus. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Gynekologi edisi II. Jakarta : EGC.
Padjajaran, Universitas. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Sylvia A. Dirce, Lorraine M Wilson. 2005. Patofisiologi Volume II. Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC.
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo.