Anda di halaman 1dari 3

Saat ini saya yakin semuanya sebagian besar sudah memakai garam beryodium.

Hal ini karena


garam beryodium terbukti dapat mencegah terjadinya GAKY (gangguan akibat kekurangan
yodium), yaitu suatu sekumpulan gejala yang timbul karena seseorang secara terus-menerus
menderita kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama.
Tapi sudahkan ibu sekalian tahu, bagaimana cara menyimpan garam beryodium yang benar?
Ternyata garam beryodium tidak boleh disimpan sembarangan, hal ini dikarenakan kadar
Yodiumnya dapat mudah menguap apabila cara menyimpan garam beryodiumnya tidak benar.
Yodium dalam garam mudah menguap apabila disimpan di tempat lembab, dekat perapian dan
disimpan dalam wadah terbuka.
Berikut adalah tips-tips dalam memilih dan cara menyimpan garam beryodium yang benar :
1. Periksa label komposisi garam beryodium saat membeli, tidak usah terpengaruh merk,
yang penting diperhatikan adalah kandungan yodium dalam garam tersebut yang harus
memenuhi syarat SNI yaitu 30-80 mg KIO3/ kg garam (30-80 ppm).
2. Garam disimpan dalam wadah tertutup dan tidak terkena sinar matahari
3. Jauhkan dari kompor dan perapian karena garam bersifat higroskopis, yaitu mudah
menyerap air
4. Lebih baik apabila disimpan dalam stoples/botol kaca, karena ternyata apabila disimpan
dalam tempat plastik, dapat mengalami penurunan kadar Yodium.

Yang penting diperhatikan lagi yaitu penggunaan garam saat pemasakan. Dianjurkan tidak
menambahkan garam beryodium saat sayuran mendidih, lebih baik setelah sayuran diangkat dari
panci. Hal ini karena yodium akan menguap jika terkena panas hingga 100 0C. Cara yang terbaik

lainnya adalah dengan menyediakan garam diatas meja, dengan demikian yodium yang
terkandung dalam garam tidak akan hilang dan garam dapat dibubuhkan sesuai selera.
Tips Menggunakan Garam Beryodium

1. Konsumsi garam yodium dengan cukup


Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga mempengaruhi
kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi garam yodium dengan cukup, jelas ahli gizi yang betugas di
Puskesmas Peneleh sejak tahun 2007 itu.
Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium Iodat) dengan ukuran 3080ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).
GAKY merupakan masalah gizi yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin
(ganguan pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula
menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara. Selain mengkonsumsi garam
yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis
pemberian kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup kapsul setiap tahunnya, laki-laki
berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui
konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang ini
mengungkapkan bahwa konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid. Hiperteroid
yakni kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar
dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.
Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi.
Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih.
Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran,
kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur, jelasnya pada tim ehealth.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau 2 gram tiap 1.000 kilo
kalori, atau satu sendok teh setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test kit yodina yang telah tersedia di
Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul
dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan

warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.
Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan
jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium, ucap laki-laki
yang akrab disapa Edo ini.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut :
singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan
singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit.
Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna
pekat, semakin baik mutu gar
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya
untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap
jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika
membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali jika cara memasaknya salah.
Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang dibubuhkan kedalam
makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang
sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena
panas mendidih tersebut.
Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga kandungan yodiumnya
tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan
akan terasa kurang sedap, ucap Edo.(Ima)

Anda mungkin juga menyukai