Anda di halaman 1dari 7

Rosyiida

Rabu, 14 Maret 2012


Makalah Porsio
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada
dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih
diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah
darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
Polip serviks
Erosi portio
Ulkus portio
Trauma
Polip endometrium
Penyebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan
perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara
menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan
dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah
sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun.
Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan
tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di
rumah sakit.
BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Erosi Porsio
Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostium uteri eksternum suatu berwarna merah
menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167). Sedangkan
menurut www.geogle memahami Reproduksi wanita erosi porsio adalah pengisikan mulut
rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat
mengakibatkan menjadi radang dan lama- lama menjadi infeksi. Kemudian menurut sarwono
Prawirohardjo erosi porsio dewasa ini telah sangat jarang sekali di pakai pada sumber
kepustakaan, dan sekarang ini yang tampak adalah bahwa erosia porsio sebenarnya ialah
servisitis kronika.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Luka- luka kecil
maupun besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman
ke dalam endoserviks dan kelenjar- kelenjarnya lalu menyebabkan infeksi menahun.
Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi 1/3 total area porsio
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area porsio
3) Erosi berat : meliputi 2/3 total area porsio
Etiologi Erosi Porsio
a. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat
kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi. AKDR juga
mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk
berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
b. Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel
portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang
terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
c. Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
d. Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan
epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).

Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio


Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian
bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan
terjadilah erosi portio.Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal
sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD
yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi
sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah
erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila
sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.Selain dan personal hygien
yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah
merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya
infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah
menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium
uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi
nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).
Tanda dan Gejala
a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama
b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit
dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
d. Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah.
e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 175).
Penanganan
Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Albothyl yang
menyebabkan nekrose Epitel silinderis dengan harapan bahwa kemudian diganti dengann
Epitel gepeng berlapis banyak.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan
agak mudah berdarah.
b. Penyebabnya yaitu : infeksi pada masa reproduktif, keterpaparan suatu benda pada sat
pemasangan AKDR, dan rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio
mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.
c. Patofisiologinya : Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari
luar misalnya IUD.
d. Tanda dan gejala nya yaitu : Sekret bercampur darah setelah bersenggama, dapat
menimbulkan pendarahan kontak, portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah
daerah kemerah-, sekret kadang tidak bercampur dengan nanah, pada Erosi sering di
ketemukan ovula nobathii.
e. Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Al Bothyl.
Saran
Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan kedepannya kita lebih hati a hati dan teliti dalam
melakukan tindakan kebidanan terhadap pasien agar dapat meminimalkan angka inveksi dan
kecacatan pada klien dan juga hendaknya kita bisa menjaga kebersihan diri kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Prawihardjo

sarwono.1994.Ilmu

Kandungan.Yayasan

Bina

Pustaka

Prawirahardjo:Jakarta
www.gooegle memahami Reproduksi wanita.
Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005
Winkjosostro, Jakarta : 2003.

ASUHAN KEBIDANAN PADA NyLDENGAN EROSI PORSIO


Tanggal

: 20 Januari 2012

Pukul : 09.00

S :
Identitas

Nama

Istri

Suami

NyL

TnB

sarwono

Umur

35 tahun

37 th

Kebangsaan

Indonesia

Indonesia

Agama

Islam

Islam

Pendidikan

SMP

SMP

Pekerjaan

Swasta

Swasta

Penghasilan

Mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan IUD pada
tanggal 12 November 2010, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat keputihan yang
cukup banyak.

Riwayat kesehatan baik

Riwayat KB IUD

O : k/u baik, kesadaran : compos mentis, TTV : TD :110/60 mmHg, S : 37,5C, R : 19 x/menit,
wajah tidak pucat dan tidak oedem.
Pemeriksaan inspekulo : vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah menyala dan
mudah berdarah, terdapat keputihan yang berbau.
A : Dx : Ny Lusia 35 th dengan erosi portio
Dasar : data subjektif dan objektif
Masalah potensial : Cervisitis

P : Memberitahu kondisi ibu


Memberi ibu antibiotik 500 mg 3x1 selama seminggu
Memberi ibu therapy albotyl
Menjaga ibu untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan
Melepas IUD
Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 1 minggu
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian

SOAP PERKEMBANGAN

Tanggal : 22 Januari 2012


S

pukul : 09.00 WIB

: Ny. L usia 35 th mengatakan rasa sakitnya sudah terasa lebih baik, tapi masih terdapat
sedikit keputihan dan obat yang diberikan telah habis

: k/u baik, kesadaran : compos mentis, TTV : TD :120/70 mmHg, S : 36C, R : 18

x/menit,

wajah tidak pucat dan tidak oedem.


Pemeriksaan inspekulo : vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah muda dan
tidak berdarah, terdapat keputihan yang tidak berbau.
A

: Dx : Ny. L usia 35 th pasca erosi portio


Dasar : data subjektif dan objektif
Masalah potensial : -

: Memberitahu kondisi ibu

Menjaga ibu untuk tetap menjaga hygiene terutama daerah kemaluan


Menganjurkan ibu untuk menggunakan metode KB yang lain

1.

Anda mungkin juga menyukai