Anda di halaman 1dari 16

Revy Gama Hatta Novika

Rabu, 27 Juli 2011


ULCUS PORTIO

ULCUS PORTIO
I.

PENGERTIAN
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir.

Ulcus portio adalah kerusakan local atau ekskatasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh
terkelupasnya jaringan nekrotik radang (Kamus Doland 1998 : 1132)
II. ETIOLOGI
Walaupun dalam arti biologis sebabnya belum diketahui tapi ada keadaan tertentu yang
berhubungan sangat erat sekali dengan penyaikit ini. Sehingga hal ini dianagap sebagai
faktor-faktor etiologi, diantaranya :
-

Umumnya terjadi pada pasangan yang pasanganya tidak disunat, hal ini karena terdapat
sekumpulan smegma pada penis.

Kawin muda, coitus pertama pada usia muda antara 15-20 tahun

Suka ganti-ganti pasangan

Paritas banyak

III. TANDA DAN GEJALA


a.

Perdarahan
Sifatnya intermenstruil atau perdarahan banyak (ex : setclah berhubungan atau coitus (contact
blooding))

b. Keputihan
Menyerupai air tidak gatal kadang-kadang timbulnva sebelum ada perdarahan. Pada stadium
lebih lanjut cairan yang keluar dari vagina lama-lama akan berbau busuk akibat nekrosis atau
infeksi pada cairan tumor.
IV. KOMPLIKASI

Terjadinya metastase ke tempat-tempat jauh (ex : hepar, paru-paru, otak dan lain-lain)

V. PATOFISIOLOGI

orang yang tidak


disunat

Kawin muda

Wanita yang suka


Ganti-ganti
pasangan

Squamous cell / epidermoid

Timbul lesi disekitar ostium eksterna

Mengenai sebagian besar atau seluruh


bibir portio

Tumor

Parietal banvak

Endofilik

Eksofilik

Terjadi
pengrusakan
jaringan serviks

Infeksi dan nekrosis


di lumen

Terjadi ulcus

Prdarahan

Anemia

infeksi

Keputihan

Gangguan rasa
nyaman

VI. PENATALAKSANAAN
Motivasi ibu untuk dirujuk untuk medapatkan penanganan oleh dokter SpOG
Penatalaksanaan Medis
Jika ulcus portio merupakan gejala dari servicitis, maka penatalaksanaannva :

Antibiotika terutama bila ada gonococcus dan secret

Jika cervicitis tidak spesifik diobati dengan rendaman AgNO3 10% dan irigasi

Konisasi
Konisasi dilakukan bila
1. proses dicurigai ada di endoserviks;
2. lesi tidak tampak seluruhnya dengan kolposkopi;
3. diagnosis mikroinvasif ditegakkan hanya dari biopsi
4. ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histologik
5. pasien sukar di follow up secara terus menerus.
Konisasi ini dilakukan dengan pisau atau alat khusus dan jangan dengan alat hot cones.
Konisasi mencakup ekso dan endoserviks. Konisasi dapat diarahkan dengan kolposkopi atau
tes Schiller. Paling sedikit, kanalis servikalis terambil 50% tanpa mengenai ostium uteri
intemum. Sesudah konisasi, dilanjutkan dengan kuretase sisa kanalis servikalis.

VII.KONSEP ASKEB
ASUHAN KFBIDANAN
Pada Ibu P.....dengan ULCUS PORTIO
I.

PFNGKAJIAN (TANGGAL......................JAM........)

A.

DATA SUBYEKTIF

1.

Biodata
Umur penderita 15-20 tahun dan wanita usia subur

2.

Keluhan Utama
Terdapat perdarahan dan keputihan

3.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Perdarahan sifatnya intermenstruil atau perdarahan kontak, keputihan menyerupai air, tidak
gatal kadangkadang timbul sebelumnya ada perdarahan. Pada stadium lanjut cairan yang
keluar dari vagina lama-lama akan berbau busuk.

4.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak mempengaruhi

5.

Riwayat Kesehatan dahulu


Terjadi pada ibu yang mempunyai riwayat erosi portio

6.

Riwayat Perkawinan

Kawin pada usia muda


7.

Riwayat Menstruasi
Menstruasi tidak teratur ex:hipermenore, bersifat intermenstruil

8.

Riwayat Obstetri
Paritas tinggi

9.

Riwayat KB
Akseptor AKDR sebagai salah satu factor predisposisi

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Seksual
-

Ganti-ganti pasangan

Frekuensi coitus tinggi

b. Pola Nutrisi
Nutrisi jelek
c. Pola Kebersihan
Genetalia kurang bersih
11. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan cemas
B.

DATA OBYEKTIF

1.

Pemeriksaan Umum
TTV

2.

TD : 100-120/ 80-90 mmHg

nadi : >90x/ menit

Suhu : febris (37,5 C)

RR: 16-20x/ menit

Pemeriksaan Fisik

Mata

: Conjungtiva anemis

Mulut

: Bibir dan lidah pucat

Genetalia

:
3.

Inspekulo : Darah (+), Fluor albus (+), terdapat jaringan nekrotik pada portio

Pemeriksaan penunjang
Pap smear
Preparat basah

II. INTEPRETASI DATA DASAR

Dx

Ibu P....... dengan ulcus portio

DS

Ibu mengatakan perdarahan dan keputihan

DO

- Mata

: Conjungtiva anemis

- Mulut :Bibir dan lidah pucat

Genetalia : Darah(+)fluor albus (+), terdapat jaringan nekrotik pada portio


Masalah : ibu merasa cemas
Ds : ibu mengatakan saat ini merasa cemas akan keadaannya
Do : ibu tampak cemas
TTV : TD : >120/90 mmHg
Nadi: >90x/ menit
III. ANTISPASI MASALAH POTENSIAL
-

Infeksi lebih lanjut/ meluas

Anemia

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi

Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk tindakan selanjutnya

V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang gejala akibat perdarahan dan keputihan
R/ : Ibu lebih tenang, dan mengerti teentang keadaannya
2. Anjurkan ibu untuk Pap Smear tiap 6 bulan sekali
R/ : Mendeteksi apakah ada kelainan
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia dengan mengganti celana dalam sesering
mungkin
R/ : Mencegah perkembangan kuman
4. Anjurkan ibu makan rnakanan bergizi / TKTP
R/ : Meningkatkan daya tahan tubuh dan mengganti sel yang rusak
5. Anjurkan pada ibu untuk tidak berhubungan seksual sementara waktu sampai sembuh
R/ : Mencegah penularan penyakit dan memperburuk kondisi ibu
6. Kolaborasi dengan dokter obgyn tentang terapi penyakit dan pengobatan
R/ : Mendapat penanganan tepat

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai intervensi
VII.EVALUASI
S

ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan memeriksakan

diri ke dokter obgyn


O

: ibu banyak bertanya dan dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan. Ibu juga
tampak cemas

ibu P........ dengan ulcus portio post konseling.

Anjurkan ibu segera memeriksakan diri ke dokter obgyn

POLIP
PENGERTIAN

Polip adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir
endoserviks. (Ilmu Kandungan, 1999 ; 336)

Polip cervicis adalah pertumbuhan bertangkai vaskuler yang biasanya muncul pada
endoserviks dan menonjol melebihi ostium uteri eksternum (Kegawat Daruratan Obstetri,
1994; 125)

Polip adalah setiap pertumbuhan atau massa yang menonjol dari membran mukosa. (Kamus
Saku Kedokteran Dorland, 1998; 379)
ETIOLOGI

Penyebabnya belum jelas, meskipun penampilannya menggambarkan respon epitel


endoserviks terhadap proses peradangan.

Polip dapat berkembang karena pengaruh radang maupun virus.


TANDA DAN GEJALA
Sering tidak menimbulkan apa-apa dan baru diketahui pada pemeriksaan rutin lainnya. Kalau
besar dapat menyebabkan fluor dan perdarahan intermenstruil atau perdarahan kontak setelah
coitus. Mengedan terlalu kuat seperti waktu defekas, dapat pula menyebabkan perdarahan.
DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan atas dasar pemeriksaan
Inspeksi

melalui pemeriksaan inspekulo didapatkan polip tampak menonjol portio

Palpasi

melalui pemeriksaan bimanual didapatkan/teraba massa di atas suprapubik

Biopsi

ditemukan sel tumor pada jaringan yang diperiksa

PENANGANAN
Jika suatu polip prolaps melalui serviks maka polip dapat dipuntir putus dengan forcep polip
Ekstirpasi (pengangkatan atau penghancuran total jaringan polip)
Jika perdarahan akibat polip berlangsung, terus tindakan yang dilakukan adalah dilatasi dan
kuretase
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan).
Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah
terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.
Persiapan Sebelum Kuretase:
1. Persiapan Penderita
Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru
dan sebagainya.
Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis

paru

2. Persiapan Alat alat Kuretase


Alat alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic (suci
hama) berisi :
Speculum dua buah
Sonde (penduga) uterus
Cunam muzeus atau Cunam porsio
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
Bermacam macam ukuran sendok kerokan (kuret)
Cunam abortus kecil dan besar
Pinset dan klem
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
3. Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomi
4. Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan ketalar.
Teknik Kuretase
1. Tentukan Letak Rahim.
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam. Alat alat yang dipakai umumnya terbuat dari
metal dan biasanya melengkung karena itu memasukkan alat alat ini harus disesuaikan
dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi salah arah (fase route) dan perforasi.
2. Penduga Rahim (Sondage)
Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya
penduga rahim. Caranya adalah, setelah ujung penduga rahim membentur fundus uteri,
telunjuk tangan kanan diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu
baca berapa cm dalamnya rahim.
3. Dilatasi
Bila permukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukanlah terlebih
dulu dilatasi dengan dilatator atau Bougie Hegar. Peganglah busi seperti memegang pensil
dan masukkanlah hati hati sesuai letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil biasanya
diperlukan dilatasi sampai Hegar nomor 7. Untuk mencegah kemungkinan perforasi
usahakanlah memakai sendok kuret yang agak besar, dengan dilatasi yang lebih besar.
4. Kuretase
Seperti telah dikatakan, pakailah sendok kuret yang agak besar. Memasukkannya bukan
dengan kekuatan dan melakukan kerokan biasanya mulailah di bagian tengah. Pakailah
sendok kuret yang tajam (ada tanda bergerigi) karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu

melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan
demikian kita tahu bersih atau tidaknya hasil kerokan.
5. Cunam Abortus
Pada abortus inisipiens, dimana sudah kelihatan jaringan, pakailah cunam abortus untuk
mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan lainnya. Dengan demikian sendok kuret
hanya dipakai untuk membersihkan sisa sisa yang ketinggalan saja.
6. Perhatian :
Memegang, mamasukkan dan menarik alat alat haruslah hati hati. Lakukanlah dengan
lembut (with ladys hand) sesuai dengan arah dan letak rahim.

ASUHAN KEBIDANANPada Ibu P10001 dengan POLIP CERVIKS


I.

PENGKAJIAN

A.

Data Subjektif

1. Biodata
sering terjadi pada usia 40-60 tahun (Ginekologi Greenhill, 1988 : 46)
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami perdarahan bercak, perdarahan di luar siklus haid, perdarah yang
banyak saat haid, perdarahan setelah bersenggama, perdarahan post menopause.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

lbu mengatakan mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid dalam jumlah banyak
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pemah mernpunyai riwayat polip
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Riwayat Menstruasi
Siklus : tidak teratur
Banyak

: lebib dari 4 duk/hari

HPHT : menyingkirkan kehamilan


Fluor albus : (+)
7. Riwayat Obstetri
Polip sering terjadi pada paritas rendah
8. Riwayat KB
lbu pernah menggunakan KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi

B.

:-

Eliminasi

: konstipasi / obstipasi

Aktivitas

: -

Isfirahat

: -

Personal hygine

: -

Aktivitas seksual

: menurun (dyspareuni)

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: DBN

Nadi

: tachicardi (>80x/menit)

Suhu

: dBN

RR

: Meningkat (>24x/menit)

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah

: tampak pucat

Mata

: sklera putih, konjungtiva pucat

Abdomen
Genital

: pada pemeriksaan paipasi teraba massa di atas supra pubis


: bercak darah (+), Fluor albus (+)

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Bimanual

: teraba massa di daerah portio

Pemeriksaan Inspekulo

: polip tampak kemerahan di portio

Pemeriksaan USG

: tampak gambaran polip bertangkai

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH


Diagaosa

: ibu P........... dengan Polip Cerviks

DS

ibu mengatakan mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid, perdarahan

banyak pada saat haid dan mengalami perdarahan setelah bersenggama


DO

: Tekanan darah

: DBN

Nadi

: tachicardi(>80x/menit)

Suhu

: dBN

RR

: meningkat (>24x/menit)

Wajah

: tampak pucat

Mata

en

: sklera putih, konjungtiva pucat

pada pemeriksaan palpasi teraba massa di atas supra pubis

bercak darah (+), Fluor albus (+)


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Bimanual

: teraba massa di daerah portio

Pemeriksaan Inspekulo

: polip tampak kemerahan di portio

Pemeriksaan USG

: tampak gambaran polip bertangkai

Hb

: bila ibu tampak anemia

Masalah

: ibu merasa cemas

DS

Do

: Nadi : cepat

ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


-

Tumor ganas

Anemia

Syok neurogenik

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

Pengangkatan polip

V. INTERVENSI
1. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya
Rasional

Pengetahuan ibu meningkatkan dan ibu kooperatif dengan tindakan yang

akan dilakukan
2. Berikan pengertian pada ibu dan suami tentang keadaan ibu dalam hal pemenuhan kebutuhan
psikoseksual (ibu mengatami dyspareuni)
Rasional : menjaga keharmonisan keluarga
3. Kolaborasi dengan dokter dalam hal penatalaksanaan polip
Rasional : tugas interdependen dalam menangani kasus giekologi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pengangkatan polip cerviks
Rasional : pengangkatan massa polip dan mencegah terjadinya keganasan
5. Berikan dukungan mental spiritual kepada ibu
Rasional : mengurangi kecemasan ibu dan ibu lebih siap datam pelaksanaan terapi
6. Lakukan tranfusi darah,pemberian infus(bila terjadi anemia)
Rasional : memperbaiki KU ibu
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai intervensi
VII.EVALUASI
S : ibu mengatakan mengerti dg penjelasan yang diberikan dan bersedia dilakukan
pengangkatan polip
O : Keadaan umum

: baik

Tekanan darah : dBN


Nadi

: tachikardi(>80x/menit)

Suhu

: dBN

RR

: meningkat(>24x/menit)
A : ibu P post pengangkatan polip
P : -rencana tindakan ekstirpasi

Pertanyaan
1. Apakah pengertian dari konisasi?
Jawab : Konisasi dilakukan bila

tindakan

proses dicurigai ada di endoserviks;

lesi tidak tampak seluruhnya dengan kolposkopi;

diagnosis mikroinvasif ditegakkan hanya d a r i biopsi

ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histologik

pasien sukar di follow up secara terus menerus.


Konisasi ini dilakukan dengan pisau atau alat khusus dan jangan dengan alat hot cones.
Konisasi mencakup ekso dan endoserviks. Konisasi dapat diarahkan dengan kolposkopi atau
tes Schiller. Paling sedikit, kanalis servikalis terambil 50% tanpa mengenai ostium uteri
intemum. Sesudah konisasi, dilanjutkan dengan kuretase sisa kanalis servikalis.

2. Apakah maksud dari irigasi?


Jawab : penanganan ulkus dengan cara luka dialiri dengan cairan infus dicampur larutan
AgNO3 melalui selang yang dipasangi dengan kanule
3. Kenapa polip terjadi pada paritas rendah?
Jawab : karena pada paritas rendah kemungkinan besar polip dapat lebih mudah berkembang
4. Apakah perdarahan terjadi karena konstipasi/obstipasi?
Jawab : pada ibu yang menderita polip yang disertai konstipasi maka akan terjadi perdarahan
yang lebih banyak karena pada saat ibu mengedan polip tertekan sehingga terjadi perdarahan.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. Gary. 2005, Obstetri Wiliams. Jakarta : EGC.
Duenhoelley, Johann. 1998. Ginekologi Grenhill. Jakarta: EGG
Kumala, Poppy dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta EGG
Winkjosastro, Hanifa 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Taber, Ben-zion. 1994. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai