membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi
denaturasi/koalugasi membran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan
benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis
terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan
reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang
meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila
sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Selain dan personal
hygiene yang kurang, IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan
lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan
infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah
menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah,
metorhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekret juga bercampur
dengan nanah. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta :
2005).
D. Tanda dan Gejala
1. Mayoritas tanpa gejala.
2. Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi)
yang terjadi :
a) Setelah berhubungan seksual (poscoital).
b) Diantara siklus menstruasi.
c) Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai
infeksi vagina.
3. Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara
signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika
sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan
perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
E. Penanganan Erosi Porsio
1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus
pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan.
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
: Ny H /Tn I
Umur
: 35 tahun/40 tahun
Agama
: Islam/Islam
Suku
: Jawa /Makassar
Pendidikan : SMP/SMP
Pekerjaan
: IRT/Swasta
Alamat
: Sudiang Raya
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan
IUD pada tanggal 12 Januari 2012, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran
: compos mentis
c. Tanda Tanda Vital
TD : 110/60 mmHg
S : 37,5C
R : 19 x/menit
N : 80 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Muka
: tidak pucat dan tidak oedem.
Mata
: Sklera putih, Conjungtiva tampak anemis
Ekstremitas
: Kuku terlihat pucat.
3. Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah
menyala dan mudah berdarah, terdapat keputihan berwarna kekuningan dan
berbau.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,5 gr/dL
ANALISIS
Diagnosa
Masalah potensial
PENATALAKSANAAN
Tanggal 21 Januari 2013, pukul 09.35 wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
2. Menjelaskan pada ibu faktor yang berkaitan yaitu penggunaan IUD yang terlalu lama
dan tanpa kontrol yang dikarenakan IUD yang berkarat, gesekan benang dan posisi
IUD yang tidak tepat, perilaku seksual yang tidak sehat seperti sering berganti
pasangan dan juga frekuensi coitus yang terlalu sering, Trauma pada portio bia
karena IUD atau trauma saat Coitus.
3. Jelaskan pada ibu tentang gejala akibat perdarahan dan keputihan.
4. Melepaskan IUD untuk mengurangi perdarahan dan nyeri
5. Memberikan ibu therapy albotyl untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan
(portio)
6. Kolaborasi dengan Dokter Obgyn untuk pemberian antibiotik untuk mengurangi
terjadinya infeksi.
7. Memberikan tablet Fe 1X1
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal Hygiene dengan mengganti pakaian
dalam/pembalut setiap kali kotor dan basah..
9. Anjurkan ibu makan rnakanan bergizi / TKTP.
10. Anjurkan ibu untuk Pap Smear tiap 6 bulan sekali.
11. Kolaborasi dengan dokter obgyn tentang terapi penyakit dan pengobatan
12. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian untuk memantau
perkembangan keadaan yang dialami.
ULKUS PORTIO
A. Pengertian Ulkus Portio
Portio merupakan salah satu bagian dari servik. Dimana pada porsio bisa
terjadi berbagai penyakit, salah satunya seperti Ulkus Porsio.
Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna
merah menyala dan agak mudah berdarah.
Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena
manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan menjadi
radang dan lamalama menjadi infeksi.
Definisi dari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada
portio, biasanya berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri
eksternum ( OUE ).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara
lain :
1. Perlakuan seksual yang tidak sehat.
2. Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio, karena pada saat
coitus gerakan penis
yang
kurang
sesuai
dengan
vagina
wanita,
dapat
menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga portio menjadi
terluka.
3. Keterpaparan suatu benda pada sat pemasangan AKDR.
4. Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat
menyababkan infeksi.
5. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan
6.
Dari posisi IUD yang tidak tepat, menyebabkan reaksi radang non spesifik
sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan
kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian ulkus
portio
itu
menyebabkan
tumbuhnya
bakteri
patogen,
bila
sampai
kronis
E. Penanganan
1. Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat portio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami
gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2. Menjaga kebersihan vagina.
Bila kebersihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi portio,
sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
: Ny I /Tn I
Umur
: 37 tahun/40 tahun
Agama
: Islam/Islam
Suku
: Bugis /Makassar
Pendidikan : SMP/SMA
Pekerjaan
: IRT/Swasta
Alamat
: Perintis Kemerdekaan
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
a. Ibu menegeluh terdapat perdarahan saat melakukan hubungan seksual dan
keputihan
b. Ibu mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan
IUD pada tanggal 12 Januari 2012, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
Usia Menikah
Lama menikah
Jumlah anak
Riwayat KB
: 20 tahun
: 17 tahun.
: 3 anak
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 1 minggu yang lalu.
5. Pola Kebiasaan Sehari hari.
a. Nutrisi : Makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, dan lauk pauk, Minum
b.
c.
d.
6.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran
: compos mentis
c. Tanda Tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
S : 37,5C
R : 19 x/menit
N : 80 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Muka
: tidak pucat dan tidak oedem.
Mata
: Sklera putih, Conjungtiva tampak anemis
Ekstremitas
: Kuku terlihat pucat.
3. Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, perdarahan dan luka
pada portio berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri
eksternum ( OUE ).
4. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,9 gr/dL
ANALISIS
Diagnosa
Masalah potensial
PENATALAKSANAAN
Tanggal 21 Januari 2013, pukul 09.35 wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
2. Menjelaskan pada ibu faktor yang berkaitan yaitu penggunaan IUD yang terlalu lama
dan tanpa kontrol yang dikarenakan IUD yang berkarat, gesekan benang dan posisi
IUD yang tidak tepat, perilaku seksual yang tidak sehat seperti sering berganti
pasangan dan juga frekuensi coitus yang terlalu sering, Trauma pada portio bia
karena IUD atau trauma saat Coitus.
3. Jelaskan pada ibu tentang gejala akibat perdarahan dan keputihan.
4. Melepaskan IUD untuk mengurangi perdarahan dan nyeri.
5. Memberikan ibu therapy albotyl untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan
6.
(portio).
Kolaborasi dengan Dokter Obgyn untuk pemberian antibiotik untuk mengurangi
terjadinya infeksi.
7. Memberikan tablet Fe 1X1.
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal Hygiene dengan mengganti pakaian
dalam/pembalut setiap kali kotor dan basah.
9. Anjurkan ibu makan rnakanan bergizi / TKTP.
10. Anjurkan ibu untuk Pap Smear tiap 6 bulan sekali.
11. Kolaborasi dengan dokter obgyn tentang terapi penyakit dan pengobatan
12. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian untuk memantau
perkembangan keadaan yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA