Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PEMBUATAN ASAM KLORIDA


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Satuan Proses I

Renaldo
Safira Vitasasti
Septian Hardi P.
Septiani Rasidah

Oleh:
Kelompok 7
151411025
151411026
151411027
151411028
Kelas 1A

Dosen Pembimbing :Drs. Agustinus Ngatin, M.T


Tanggal Praktikum :14 April 2016
Tanggal Laporan
: 21 April 2016

PROGRAM STUDI DIII-TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

A. TUJUAN PERCOBAAN
a.

Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi, dan kondisi
operasi pembentukan asam klorida dengan bahan baku yang tersedia di

laboratorium
b. Mampu merangkai reaktor sederhana untuk pembentukan asam klorida
c. Mampu menghitung konsentrasi , massa, mol, dan efisiensi proses pembentukan
asam klorida

B.

DASAR TEORI
Asam klorida (HCl) mempunyai sifat yang sangat korosif dan berbahaya bagi

kesehatan manusia bila kontak atau terserap ke dalam tubuh manusia. Asam klorida
(HCl) mempunyai sifat sebagai berikut:
1.

HCl adalah gas tak berwarna, berbau merangsang menyerang hidung dan
tenggorokan

2.

HCl sukar dicairkan, cairannya membentuk titik didih -85c.

3.

Mempunyai densitas 1,181 gr/ml, bersuhu kritis 51,45c dan tekanan kritis 81,51
atm.

4.

HCl menjadi beku pada -111,4c

5.

Gas HCl mudah larut dalam air

6.

Pada 15C kelarutannya 43% berat dan memasukkan kerapatan 1,231

7.

Asam HCl teknis mengandung 39% berat dan kerapatannya 1,2 gr/ml

HCl dengan kemurnian yang sangat tinggi terutama digunakan untuk industri makanan dapat
dihasilkan dari reaksi berikut :
H2 + Cl2 2HCl + 184 kJ
Proses ini sangat eksotermis ( suhu nyala 2000C ), dengan bahan kontruksi reaktor dari
quartz atau grafit.

HCl dihasilkan sebagai produk samping dari reaksi antara sodium chloride dengan sulfuric
acid untuk membentuk sodium sulfate melalui reaksi :
NaCl + H2SO4

NaHSO4 + HCl

NaHSO4 + NaCl NaSO4 + HCl


2NaCl + H2SO4

Na2SO4 + 2HCl

HCl yang dihasilkan hanya menyumbang sekitar 2% dari kebutuhan HCl untuk
industri.HCl juga dihasilkan sebagai produk samping industri sintesis senyawa organik proses
klorinasi, contohnya pada industri alifatik dan aromatik klorohidrokarbon. HCl yang
dihasilkan sebagai produk samping proses ini memenuhi sekitar 90% kebutuhan HCl untuk
industri. Pada percobaan ini akan dilakukan pembentukan HCl sebagai Produk samping dari
reaksi antara sodium chloride dengan sulfuric acid.
Perbedaan antara larutan standar primer dan sekunder adalah :
1. Larutan standar primer : larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menimbang, melarutkannya dalam aquades dengan volume tertentu sehingga didapat
larutan primer.
2. Larutan standar sekunder : larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar primer.
Produksi HCl dalam skala industri dibuat dengan melarutkan hydrogen klorida
kedalam air. Produksi dalam skala besar HCl hampir selalu merupakan produk samping
merupakan produk sampingan dari produksi senyawa kimialainnya. Di industry, HCl
diproduksi dalam bentuk larutan 38%, HCl pekat, konsentrasi > 40% dimungkinkan secara
kimiawi. Namun, laju penguapan sangatlah tinggi. Sehingga penyimpanan dan penanganan
harus hati- hati. Keadaannya karena resiko pembentuk bersifat endoterm maka butuh
temperature cukup tinggi.

C.

ALAT DAN BAHAN


Nama Alat
Hot plate

Spesifikasi
-

Pengaduk magnet

Jumlah
1
1
3
1
1
2
1
1
1
1

250 mL

Erlenmeyer

Corong tetes
Probe karet
Scrubber
Selang silikon tahan asam

100 mL
25 mL

Gelas ukur

Buret
Corong kaca

Tabel 1. Alat yang dibutuhkan

Nama Bahan
NaCl

Spesifikasi

H2SO4

98%

Larutan NaOH

0,1 N

Jumlah
50 gram
30 mL

Indikator PP
Aquades
Vaselin
Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan

D.

MATERIAL DATA SAFETY SHEET

1. NaCl
NaCl atau bisa disebut dengan Natrium Klorida mempunyai MSDS dibawah ini :
SIFAT FISIKA dan SIFAT KIMIA
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Garam.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.

pH (1% soln / air): Netral 7


Titik Didih: 1413 C (2575,4 F)
Melting Point: 801 C (1473,8 F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
kelarutan:
Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan
amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.
PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak airsekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15 menit dengan mengeluarkanpakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dinginmungkin dapat
digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu
sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim antibakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggangatau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut
kemulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut
ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirupadalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.

Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernahmemberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
2. H2SO4
Identifikasi Bahaya
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari
menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak
dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan
wadah tertutup.
Tindakan Pertolongan Pertama
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari
menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak
dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan
wadah

tertutup.

PERTOLONGAN PERTAMA:
KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan
bantuan medis.
MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup
sesekali. Mencari Bantuan Medis.
TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen
Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan,
tapi TIDAK MENYEBABKAN! Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Menyerap tumpahan dengan bahan inert, maka tempatkan dalam wadah limbah kimia.
Menetralisir dengan abu soda basa lemah.
Penanganan dan Penyimpanan
Pakailah sesuai NIOSH / MSHA-Disetujui respirator, Kimia-tahan sarung tangan,
kacamata keselamatan. Jangan uap napas.
Sifat Fisik dan Kimia
Melting Point: Tidak tersedia informasi Berat jenis 1.84 Titik Didih: 534-590 C
Volatile oleh Volume Persen: <5 Tekanan Uap: Tidak tersedia informasi
Tingkat Penguapan: Tidak Berlaku Kepadatan uap: Tidak tersedia informasi

Penguapan Standar: Tidak Berlaku Kelarutan dalam Air: Larut Auto pengapian Suhu:
Tidak Berlaku Penampilan dan Bau: Tidak berwarna keruh menjadi cair sedikit
kuning Turunkan Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku Titik Nyala: Tidak mudah
terbakar Atas Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku
Stabilitas dan Reaktivitas Informasi
Stabilitas: Stabil Kondisi yang harus dihindari: Temperatur yang tinggi Bahan yang
harus
Air,

dihindari:
logam,

senyawa

organik,

basa.

Berbahaya

Dekomposisi

Produk:

Beracun oksida sulfur Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan Terjadi Kondisi untuk
Hindari: Tidak diketahui
3. NaOH
SIFAT FISIKA dan KIMIA :
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Deliquescent padat.)
Bau: berbau.
Molekul Berat: 40 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5
Titik Didih: 1388 C (2530,4 F)
Melting Point: 323 C (613,4 F)
Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin.

PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan

lepaskan

jika

ada lensa

kontak. Dalam

kasus

terjadi

kontak,

segera sirammata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan.Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang

teriritasi dengan yg

digunakanpakaian.cuci sebelum

sesuatu

melunakkan. Air

digunakan

dingin mungkin dapat

kembali. benar-benar

bersih sepatu

sebelum digunakan

kembali. Dapatkan

perawatan medis

dengan

segera.

Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim antibakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke
ketat seperti

daerah

kerah,

dasi,

yang
ikat

aman secepatnya. Longgarkan pakaian


pinggang atau ikat

yang

pinggang. jika sulit

bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut
ke mulut.
PERINGATAN:
Ini

mungkin berbahaya

bagi orang

ke mulut(resusitasi) bila

yang

bahan dihirup adalah

memberikan bantuan lewat


racun, infeksi

mulut

atau korosif. Cari

bantuan medis segera.


Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personelmedis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang.Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

E.

PROSEDUR KERJA

1. Pembuatan HCl dari NaCl


Menimbang 50 gram NaCl

Memasukkan NaCl tersebut kedalam


reaktor (erlenmeyer)
Mengisi masing masing scrubber
dengan 100 ml aquades
Merangkai alat

Menyalakan hotplate

Memasukan 29 mL larutan H2SO4 kedalam


corong pisah
Meneteskan H2SO4 sedikit demi sedikit dan
mengaduknya dengan magnetic stirrer
Mengamati proses yang terjadi pada sistem
Mentitrasi larutan HCl yang dihasilkan
dengan NaOH yang sudah distandarisasi
dengan asam oksalat

F.
No.
1
2

DATA PENGAMATAN
Komponen
NaCl
H2SO4 pekat

HCl

Keterangan
Berat (gr) : 50
Volume (ml) : 30
Konsentrasi (%) : 98
Berat jenis (gr/ml) : 1,84
Titrasi 1 : Volume larutan (ml) : 20
Volume NaOH 0,1 N titrasi (ml) : 118,7
Titrasi 2 : Volume larutan (ml) : 5
Volume NaOH 0,1 N titrasi (ml) : 25,9

HCl encer

Titrasi 1 : Volume larutan (ml) : 10


Volume NaOH 0,1 N titrasi (ml) : 0,1
Titrasi 2 : Volume larutan (ml) : 2
Volume NaOH 0,1 N titrasi (ml) : 0,05

H2SO4 pekat sisa

Volume larutan (ml) : 5


Volume NaOH 0,1 N titrasi (ml) : 79,8

G.

PENGOLAHAN DATA

a) Penentuan Konsentrasi HCl Berdasarkan Stoikiometri


Mencari mol NaCl
Massa NaCl
= 50 gram
Mr NaCl
= 58,5 gram/mol
massa
Mol NaCl
=
Mr
=

50
58,5

= 0,86 mol
Mencari mol H2SO4
Volume H2SO4 = 29 mL
Konsentrasi H2SO4= 98%
. .10
[H2SO4] =
Mr
1,84.98 .10
98

= 18,4 M

n H2SO4 = 18,4 M.0,03 L = 0,552 mol


Reaksi yang terjadi :
2NaCl + H2SO4
0,86
0,55
: 0,86
0,43
:
0,12

Mula-mula :
Reaksi
Sisa

Komponen
H2SO4
Na2SO4
HCl
Massa HCl

Na2SO4 + 2HCl
0,43
0,43

Mol sisa
0,12 mol
0,43 mol
0,86 mol

= molHCl . Mr HCl
= 0,86 . 36,5
= 31,39 gram

b) Standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oksalat


Massa Asam Oksalat = 0,63 gram
Volume pelarut (air) = 100 ml
Mol Asam Oksalat = massa asam oksalat (gram) = 0,63 gram
Mr asam oksalat

Molaritas =

0,86
0,86

0,005 mol

= 0,05 M

126 gram/mol

= 0,005 mol

0,1 liter

Normalitas = 0,05 M x 2 = 0,1N


Keterangan : N1 = normalitas asam oksalat
V1 = volume asam oksalat
N2 = normalitas NaOH
V2 = volume NaOH
V1

N1 = V2

N2

10ml x 0,1 N = 5,1 ml x N2


N2

= 0,1961 N

c) Penentuan Konsentrasi HCl berdasarkan Percobaan


Titrasi NaOH 0,17 N
a. Scrubber 1
Titrasi 1 : 20 mL HCl diencerkan menjadi 50 ml
N1 = normalitas NaOH = 0,1961 N
V1 = volume NaOH = 118,7 ml
N2 = normalitas HCl
V2 = volume HCl = 20 ml
N1. V1
=
N2 . V2
0,1961 N . 118,7 ml = N2 .20 ml
23,277
N2
=
20
N2

= 1,1633 N

Titrasi 2 : 5 mL HCl diencerkan menjadi 50 ml


N1 = normalitas NaOH = 0,1961 N
V1 = volume NaOH = 25,9 ml
N2 = normalitas HCl
V2 = volume HCl = 5 ml
N1. V1
=
N2 . V2
0,1961 N . 118,7 ml = N2 .20 ml
5,079
N2
=
5
N2

= 1,0153 N

Konsentrasi HCl rata-rata


1,1633 N +1,0153 N
[HCl] =
2
Massa HCl

= 1,0893 N

N . Mr . V
mol Ekiv .1000

1,0893 . 36,5 .50


1 .1000

= 1,9880 gram

Konsentrasi HCl

massa. 1000
V . Mr
mol ekiv

1,9880 . 1000
50 . 36,5
1

= 1,09 N

Perhitungan
Stoikiometri
Percobaan

Massa HCl
31,39 gram
1,9880 gram

d) Menghitung yield pembentukan HCl


massa HCl percobaan
% Yield
= massa HCl stoikiometri
=

1,9880
31,39

. 100%

= 6,33 %
e) Menghitung konsentrasi, mol dan massa H2SO4 sisa
Secara teoritis :
Mol H2SO4 = 0,12 mol
Massa H2SO4 = mol H2SO4 x Mr H2SO4
0,12 mol x 98gram/mol = 11,76 gram
Hitung berdasarkan percobaan :
Massa Na2SO4 dan H2SO4 sisa yang dititrasi = 1,12 gram, dilarutkan dalam 50
ml aquades. Campuran dititrasi dengan NaOH 0,1961 N sebanyak 79,8 mL.
Maka, mol NaOH = 0,1961 N x 0,0798L = 0,015 mol
Misalkan: x mol untuk Na2SO4 dan (0,015-x) mol untuk H2SO4
Massa Na2SO4 + massa H2SO4 = 1,12 gram
(mol.Mr) Na2SO4 + (mol.Mr) H2SO4 = 1,12 gram
140x + (0,015-x) 98 = 1,12 gram
x = -0,0083 mol

maka, tidak ada Na2SO4 yang terbentuk

Massa H2SO4 =

Massa NaOH sampel . v NaOH . N NaOH . BE H 2 SO 4


Massa NaOH total

1,12 . 79,8.0,1961 . 49
25.27

= 0,46 gram

f) Neraca Massa

Massa masuk

Massa keluar

REAKTOR
Massa masuk = massa H2SO4 + masssa NaCl
= 52,29 gram + 50 gram = 102, 29 gram
Massa keluar = massa Na2SO4 + massa HCl + massa H2SO4 sisa
= 27,25 gram + 0,868 gram + 0,46 gram = 28,578 gram
Massa Masuk Massa Keluar

H.

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk membuat HCl dari NaCl. Pada
percobaan ini, dilakukan reaksi dari NaCl dengan H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
2NaCl + H2SO4

Na2SO4 + 2HCl

Praktikum kali ini dilakukan di lemari asam karena menggunakan asam sulfat
yang bersifat korosif dan oksidatif, selain itu HCl yang terbentuk akan berwujud gas
beracun dan berbahaya apabila terhirup dan terserap ke dalam tubuh manusia. Dari
kedua reaksi diatas akan didapatkan HCl. Namun sebenarnya HCl hanya merupakan
produk samping dari reaksi tersebut. Dalam praktikum, yang harus dilakukan adalah
menyiapkan50gr NaCl dan H2SO4 31ml. Setelah itu mulai untuk merangkai alat.
Percobaan ini dilakukan pada suhu 50C. Pemanasan ini dilakukan untuk
mempercepat proses terbentuknya HCl. Dalam proses ini, dilakukan penetesan H 2SO4
secara sedikit demi sedikit kedalam NaCl sambil dilakukan pengadukan. Pada reaksi

ini akan terbentuk gas HCl. Gas ini akan dialirkan ke dalam dua tabung perangkap
yang telah diisi oleh 100 mL aquades. Terbentuknya HCl dalam praktikum kali ini
dapat dilihat dari adanya gelembung pada scrubber 1 dan scrubber 2. Untuk
mengetahui konsentrasi dari HCl yang dihasilkan, dilakukan titrasi dengan NaOH
yang sudah distandarisasi dengan asam oksalat menggunakan indikator PP. Dari hasil
dapat diketahui bahwa konsentrasi HCl pada scrubber 1 lebih tinggi dari konsentrasi
HCl pada scrubber 2, karena pada scrubber 2 hanya berisi HCl sisa yang tidak dapat
tertampung pada scrubber 1. Dari hasil percobaan pada scrubber 1 diperoleh nilai
konsentrasi HCl sebesar XN dan pada scrubber dua diperoleh nilai konsentrasi HCl
sebesar X N. Selain konsentrasi HCl, kita pun dapat mengetahui konsentrasi Na 2SO4
dengan cara titrasi dengan NaOH dan indikator PP. Setelah kita menghitung
konsentrasi HCl, dapat diketahui yield pembentukan HCl sebesar X %
Setelah proses selesai, dilakukan terhadap titrasi NaOH 0,17 N terhadap
masing-masing larutan HCl yang didapat dari kedua perangkap. Setelah itu dilakukan
perhitungan dan didapat bahwa massa HCl pada percobaan ialah 0,868 gram.
Sedangkan secara teori, dilakukan perhitungan dengan stoikiometri didapatkan bahwa
semestinya massa HCl yang didapat ialah Xgram.
Terlihat bahwa banyak sekali massa HCl yang hilang. Hal ini disebabkan oleh beberapa
factor:
1. Pada proses terjadi kesalah instrumentasi dimana magnetic stirrer tidak diletakkan
dengan baik sehingga proses pengadukan tidak sempurna, akibatnya NaCl tidak
seluruhnya bereaksi dengan H2SO4 dan ini akan sangat mempengaruhi hasil.
2. Saat proses berlangsung, terjadi kebocoran pada reaktor, sehingga gas atau uap HCl
yang dihasilkan keluar dari reaktor dan HCl yang tertampung dalam scrubber
menjadi lebih sedikit. terakhir adanya

KESIMPULAN
a.

Asam klorida dapat dibuat dari NaCl yang direaksikan dengan H2SO4 pekat.
Reaksi yang terjadi :
2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
b.
Dari hasil percobaan pada scrubber 1 diperoleh nilai konsentrasi HCl sebesar X N
dan pada scrubber 2 diperoleh nilai konsentrasi HCl sebesar XN. Selain
konsentrasi HCl, kita pun dapat mengetahui konsentrasi Na 2SO4 dengan cara

titrasi dengan NaOH dan indikator PP. Setelah kita menghitung konsentrasi HCl,
dapat diketahui yield pembentukan HCl sebesar X%.
c. Banyak sekali massa HCl yang hilang. Hal ini disebabkan oleh kesalahan saat
pengadukan dan kebocoran.

KESELAMATAN KERJA
1. Asam sulfat bersifat korosif dan oksidator, sehingga perlu hati-hati dalam
memperlakukan dan menanganinya. Selain itu, HCl yang dihasilkan berupa gas yang
beracun dan berbahaya bila terhirup dan terserap oleh tubuh manusia. Oleh karena itu
lakukan praktikum di lemari asam.
2. Gunakan jas lab, masker, googles, dan khususnya sarung tangan karet apabila akan
memperlakukan sesuatu di lemari asam.
3. Cek alat yang akan membentuk reaktor, dan pastikan dalam keadaan baik.
4. Saat mernagkai reaktor, buat rangkaian reaktor terekat agar tidak terjadi kebocoran.
5. Peralatan bekas asam sulfat harap segera dicuci agar tidak mengenai rekan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Chadwick, TF.1985.General Chemistry & Inorganic Chemistry, Second Edition.New
Delhi : S. Anand & Company
Kurniawan, Budisandi. t.t.: HCL http://agenkimiakarawang.weebly.com/#/ [20 April
2016]
Liptrot, GF.1987.Modern Inorganic, 4nd.London : ELBS
Suminar, Achmad (Perucci, Ralph).1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,
jilid 3.Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai