A. Definisi Kepemimpinan
Definisi yang pas tentang kepemimpinan dapat dirangkum dengan
satu kata yang umum di kenal di semua budaya dan bahasa, kata itu
adalah Boss. Menjadi boss atau pemimpin, menurut Concise Oxford
Dictionary berarti mendominasi atau menguasai orang lain.1 Namun
dalam pengertian lain, Leadership Is A Process Not A Position, yaitu
kepemimpinan itu bukanlah semata-mata sebuah posisi yang diberi,
tetapi posisi pemimpin adalah proses kerja dengan mengarahkan segala
segala kemampuan.2
Berdasarkan paradigma tersebut mempengaruhi persepsi atau cara pandang kita
mengenai orang-orang yang menempati posisi istimewa dan menjadi boss untuk
mempengaruhi orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari karateristik kualitas IQ dan
Emotional Inteligent seorang pemimpin sebagai pribadi yang luar biasa yang
membedakannya dari manusia-manusia lain. Winardi3 mengartikan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang
tergantung dari macam-macam, faktor-faktor intern maupun ekstern, diantaranya meliputi
orang-orang; bekerja dari sebuah posisi organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang
spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain yaitu situasi dan posisi ada, orang-orangnya juga ada.
Sudah menjadi suatu kesepakatan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi sangat
begantung pada kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan melahirkan suatu
organisasi yang efektif pula.4 Gitosudarmo dan Sudita5 mengartikan bahwa kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena
kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, untuk dicapainya tujuan organisasi. Dari
pengertian ini kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses mempengaruhi aktivitas
dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
James M. Black dalam bukunya Management, A Guide To Executive Command,
menerangkan bahwa leadership is capability of persuading others to work together under
6 Veithzal RivaI, Arviyan Arifin, Islamic Leadership (membangun super leadership melalui
1 Rupert Eales-White, The Effective Leader, alih bahasa Emilia Sekti, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2004), hlm. 1.
http://kbbi.web.id/pengaruh. di
10 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi: edisi Kelima, alih bahasa:Budi Supriyanto,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9)
sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini
akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya
sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi
sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak
mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan
suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin
biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena
sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya
biasanya morat marit dan kacau balau.
Ringkasnya, pemimpin tipe ini pada hakikatnya bukanlah seorang
pemimpin dalam pengertian sebenarnya. Sebab bawahan dalam
situasi kerja sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak
terkontrol, tanpa disiplin; masing-masing orang bekerja semau
sendiri dengan irama dan tempo semau gue.
Tipe Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan
jenis
ini
mengutamakan
penghidupan
(kembali)
sikap
nasionalisme. Dan oleh professor S.N. Eisentadt populisme erat
dikaitkan dengan modernitas tradisional.
Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika
modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta
sistem
administrasi
dan
birokrasi
yang
efisien
dalam
pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern
dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
15 Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidika Islam, (Bandung;
PT Refika Aditama, 2008), hal. 33.