Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO
Jalan

Kriteria 9.1.2
1. 9.1.2.a
2. 9.1.2.a
3. 9.1.2.b
4. 9.1.2.c
5. 9.1.2.c

SK tentang evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis


SK tentang penanggung jawab pelaksanaan evaluasi perilaku petugas
dalam pelayanan klinis, Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut.
SK tentang budaya mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan klinis
di puskesmas, bukti sosialisasi, evaluasi terhadap budaya mutu dan
keselamatan pasien, serta tindak lanjut.
SK tentang penyusunan indicator klinis dan indicator perilaku member
pelayanan klinis dan penilaiannya.
SPO tentang penyusunan indicator klinis dan indicator perilaku pemberi
layanan klinis dan penilaiannya.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO
Jalan
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

NOMOR

2016

TENTANG
EVALUASI DAN PERBAIKAN PERILAKU PELAYANAN KLINIS
Menimbang
tidak

Mengingat

: a.

Bahwa untuk menjamin peningkatan di Puskesmas Sribhawono

hanya ditentukan oleh system pelayanan tetapi juga perilaku


memberi
pelayanan klinis.
b.
Bahwa untuk meningkatkan mutu layanan kinis, perlu dilakukan
evaluasi dan perbaikan perilaku pemberi layanan klinis.
c.
Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sribhawono
tentang
Evaluasi dan Perbaikan Perilaku Pelayanan Klinis.
: 1.
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
3.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Men.Kes/SK/II/2008
tentang Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
4.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

: KEPUTUSAN LEPALA UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO


TENTANG EVALUASI DAN PERBAIKAN PERILAKU
PELAYANAN KLINIS.

Kesatu

: Untuk meningkatkan mutu pelayanan diperlukan Evaluasi dan perbaikan


perilaku petugas dalam memberikan pelayanan klinis.

Kedua

: Pelaksanaan evaluasi dan perbaikan perilaku sebagaimana dalam diktum

Kesatu
dilakukan pada semua indicator perilaku yang telah diterapkan setiap tiga
bulan
sekali.
Ketiga

: Penanggung jawab Pelaksanaan evaluasi dan perbaikan perilaku

pelayanan
klinis adalah Tim Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien.
Keempat
hari

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterapkan dan apabila dikemudian


Ditetapkan
di Sribhawono,
terdapat kekeliruan dalam penetapannya
maka
akan diperlakukan
Kapala UPTD Puskesmas Sribhawono
pembetulan
Kab. Lampung Timur
sebagaimana mestinya.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO
Jalan

Menimbang

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SRIBHAWONO


KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
NOMOR
/
2016
TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS
: a.
Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu, perlu
disusun tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis.
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan

Manajemen
Mengingat

: 1.
2.
3.

Resiko Klinis dengan keputusan Kepala Puskesmas.


Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
Undang-undang no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003

Tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan Di Kabupaten/Kota.
KEPUTUSAN
Penerapan
TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SRIBHAWONO

Kesatu

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS


Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam

keputusan ini.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal diterapkan.

lampiran
Kedua

Ditetapkan di Sribhawono,
Kapala UPTD Puskesmas Sribhawono
Kab. Lampung Timur
Lampiran
Nomor
Tanggal

: Keputusan Kepala UPTD


Puskesmas Sribhawono
:
/
2013
:
2013

MANAJEMEN RESIKO KLINIS


A. Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik
di rumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayanan medis. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan
klinik yang diberikan kepadanya.
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya medical error ,adverce eventadanharma pada
pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim
yang harus menjadi tanggungan institusi (Mencegah kerugian financial bagi RS) dan
dokter.
C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Puskesdes/PKD
4. Posyandu
D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis
1. Identifikasi resiko : keluhanpasien, klaim, incident report, audit medic
2. Pembahasan : Tim Manejemen Medik, Koordinator Pemegang Program
3. Kesimpulan : RCA : Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA : perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan, dll
4. Tindak Lanjut
E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan
atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien
(Patient Care and Pient Safety).

2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan
beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan
puskesmas terhadap tuntutan hokum.

Anda mungkin juga menyukai