Adinda Amalia Firdha, Edna Sari Kusuma Dewi, Muhammad Wildan Al-Faruq,
Nadifa Chuzaima, Ongky Mulya Aditya
Abstrak Liberalisme adalah suatu paham yang menjunjung tentang kebebasan.
Lahirnya liberalisme di Eropa diawali oleh dominasi gereja, yang pada saat itu
mengatur segala sesuatu baik dibidang politik, ekonomi, maupun agama. Hal ini
menciptakan adanya pemberontakan untuk mendapatkan kebebasan. Lambat
laun liberalisme menghasilkan berbagai macam bentuk yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh di dunia. Walaupun lahirnya liberalisme di Eropa tetapi negara
Amerika sampai saat ini maish menggunakan paham liberalisme tersebut.
Kata Kunci : Liberalisme, Kebebasan, Eropa, Amerika
Bagi
para
peneliti
istilah
liberalisme
merupakan
itu
liberalisme
sangat
mementingkan
meraka
tidak
terbatas,
selama
tidak
Amerika
Utara
berhasil
Declaration
of
Independence,
yang
kaum
dirumuskan
liberal
dengan
di
bidang
laisser
ekonomi
yang
faire,laisser
lazim
passer
perlawanan.
Mereka
menuntut
kebebasan,
Renaissance,
atau
Aufklarung
menurut
Syam
dari
teori
John
Lock
(1632-1704),
yang
dan
keluarganya
telah
berubah.
Dengan
pengaruh
bisa mencegah terjadinya pertikaian fisik. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha
semua individu untuk keluar dari lingkungan alami tersebut.
Menurut Hobbes, gagasan tentang hak alami mengarah pada diciptakannya
hukum alami yang mengarahkan manusia untuk memasang batas-batas terhadap
hak alaminya untuk melakukan apapun yang mereka kehendaki (Sudrajat, 2015:
166). Meskipun demikian, baginya tak seorangpun memiliki hak dan kewajiban
alami terhadap orang lain dan satu-satunya kewajiban adalah memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri. Pandangan inilah yang menjadi ciri dasar liberalisme.
Hans Fink (dalam Sudrajat 2015: 166) menjelaskan bahwa pemikiran
Hobbers menyediakan kerangka yang di dalamnya terdapat kesimpulankesimpulan absolut bisa didedukasikan dari premis-premis yang merupakan
landasan bagi paham liberalisme. Meskipun manusia itu setara, namun secara
alami tidak bersifat sosial dan kemudian mereka memutuskan berdasarkan
kepentingan mereka sendiri untuk menyepakati agar negara memaksa mereka
menjadi makhluk sosial. Jadi, negara menempatkan satu individu diatas individu
yang lain dan mengizinkan terciptanya perbedaa peringkat dalam masyarakat.
2. Liberalisme (Konstitusional) John Locke
John Locke menyatakan bahwa hak alami adalah serangkaian hak spesifik
yang terkait dengan kewajiban terhadap orang lain (Sudrajat, 2015: 164).
Menurutnya, hak alami manusia memiliki kandungan yang terbatas. Pertama
manusia memiliki hak hidup yaitu manusia berhak atas kepemilikan atas tubuhnya
sendiri dan tidak bisa diambil oleh siapapun. Kedua, manusia memiliki hak atas
hasi kerja kerasnya sendiri yaitu jika seseorang telah mengambil untuk dirinya
sendiri dari alam maka orang lain tidak berhak untuk mengganggunya.
John Locke berpendapat bahwa lingkungan alami pada dasarnya adalah suatu
keadaan yang luas dan diliputi oleh suasana keadamaian. Pandangan ini bertolak
belakang dengan Hobbes dimana ia beranggapan bahwa lingkungan alami sama
dengan keadaan perang. Oleh karena itu, menurut John Lock jika ada negara dan
sistem legal diperlukan, itu berarti terdapat orang-orang yang memaksakan
kehendaknya atau menambah hak alaminya dan berusaha merampas hak hidup
orang lain.
hal
yang
sama.
Dari
tindakan
tersebut,
manusia
mulai
oleh hukum alami sedangkan perilaku manusia tidak diarahkan oleh hukum alami
melainkan oleh hukum akal. Hukum itu adalah hukum kebebasan yang berarti
mengikuti akal manusia itu sendiri.
Hukum akal yang mendasar menurut Kant adalah imperatif kategoris. Hukum
ini bersifat kategoris yaitu tidak bergantung pada apapun dan secara khusus tidak
ada kaitannya dengan sesuatu yang mungkin menyenangkan, memuaskan, atau
membanggakan (Sudrajat, 2015: 168). Kant juga berpendapat bahwa kebebasan
seseorang tidaklah mengandung ketidakbebasan orang lain. Ungkapan ini
merupakan pendapat paling sempurna atas liberalisme egalitarian yang bebas
konflik dan friksi.
6. Liberalisme (Utilitarianisme-Hedonik) Jeremy Bentham
Menurut Bentham, titik tolak pemikiran tentang masyarakat harus berangkat
dari individu dan perasaannya serta lembaga-lembaga masyarakat maupun negara
hanya bisa dibenarkan sejauh mereka menciptkan kenikmatan terhadap individu.
Menurutnya, setiap tindakan manusia adalah upaya untuk menghasilkan
kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Dalam pandangannya, tidak ada tempat
bagi perintah-perintah ilahi atau hak alami ataupun kewajiban yang didedukasikan
dari renungan tentang akal murni manusia model Kant. Tindakannya hanya bisa
dinilai berdasarkan konsekuensinya. Orang-orang yang melakukan tindakan
tertentu yang bisa menyakiti orang lain akan secara artifisial menanggung
sejumlah rasa sakit.
Penyesuaian-penyesuaian yang ditetapkan secara publik terhadap berbagai
konsekuensi dari tindakan tertentu, seperti halnya koruptor yang dihukum adalah
hal yang dibenarkan. Dengan demikian hukuman yang diberikan pada orang yang
bersalah adalah sebagai bentuk pencegahan umum dari tindakan-tindakan yang
secara keseluruhan lebih cenderung menyebabkan ketidaknyamanan bersama
(Sudrajat, 2015: 170).
Pemikiran Bentham adalah sebentuk utilitarianisme yaitu suatu teori yang
menyatakan bahwa setiap tindakan dan lembaga hanya bisa dinilai berdasarkan
konsekuensi-konsekuensinya
dalam
kaitannya
dengan
kenikmatan
dan
keyakinan inti yang melekat didalamnya yang hakiki bagi sebuah pemerintahan
yang demokratis (Sudrajat, 2015: 174).
Dalam sebuah masyarakat bebas, pemerintahan memiliki fungsi sebagai
pencegah individu melakukan pemaksaan terhadap individu lain dan hal ini juga
berlaku pada pemerintah. Pemakaian kekuasaan memaksa pemerintah dibatasi dan
pembatasan ini juga berlaku bagi semua orang, baik yang membuat maupun
menegakkan hukum. Kebebasan dan tanggung tidak dapat dipisahkan. Tanggung
jawab berarti setiap individu harus menanggung akibat dari tindakannya. Jadi
setiap kebebasan yang dilakukan setiap individu memiliki konsekuensi dan
individu tersebut harus menerima segala resikonya.
Kedaulatan hukum yang idela mensyaratkan bahwa hukum yang ada
memiliki ciri-ciri yang sama. Hukum harus bersifat umum, harus diketahui secara
pasti, diterapkan secara adil pada semua orang, harus membatasi pihak eksekutif
dengan aturan-aturan legislatif dan yudikatif serta hukum harus menjamin hakhak dasar maupun kebebasan sipil (Sudrajat, 2015: 174). Pada bagian akhir dari
The Constitution of Liberty, Hayek mengulas dua hal yang menonjol, yaitu yang
pertama mengenai pemerintah agar menyediakan berbagai layanan sosial sesuai
dengan prinsip-prinsip dan yang kedua adalah mengenai keteguhan Hayek yang
menentang kebijakan-kebijakan yang bertujuan mendistribusikan ulang kekayaan
atau keadilan sosial.
SISTEM POLITIK LIBERAL DI AMERIKA
Kurang dari seperempat abad yang lampau, dengan sejumlah kecil
pengecualian, demokrasi terlihat terbatas pada amerika utara dan eropa barat.
Negara-negara ini memilki ekonomi industri yang maju, jumlah kelas menengah
yang cukup besar, dan tingkat melek huruf yang tinggi---faktor-faktor yang oleh
para ahli politik dianggap sebagai prasyarat bagi kesuksesan demokrasi. Negaranegara tersebut tidak hanya merupakan tempat bagi pemilihan umum multipartai
yang bebas dan kompetetif, tetapi juga tempat bagi pemerinatahan berdasarkan
hokum dan perlindungan kebebasan individual. Singkatnya, merekalah yang
kemudian disebut demokrasi liberal.(Huntington,dkk, 2005 :193).
kini,
tidak
menyediakan
kebebasan
berpendapat
dan
beragama,
DAFTAR RUJUKAN