Anda di halaman 1dari 3

PEREKONOMIAN PADA MASA VOC

Untuk dapat bersaing dengan bangsa Portugis dan untuk menghindari persaingan
perdagangan antar orang Belanda sendiri, pada bulan Maret tahun 1602 pihak Belanda
membentuk serikat dagang Hindia Belanda yang disebut “VOC” ( Vereenigde Oost-Indische
Compagnie). Serikat dagang tersebut bersifat semi pemerintah. Serikat dagang itu dibantu dan
dipersenjatai oleh pemerintah Belanda, yang pusatnya ada di Heren XVII dan merupakan salah
satu serikat dagang yang boleh menjalankan proses perdagangan di Hindia Belanda. Persekutuan
dagang ini diberi Hak Oktroi oleh pemerintah Belanda yang mencakup.

1) Hak untuk dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Indonesia


2) Monopoli perdagangan
3) Mencetak dan mengeluarkan uang sendiri
4) Mengadakan perjanjian dengan pihak lain
5) Melakuhkan perang dengan negara lain
6) Menjalankan kekuasaan kehakiman
7) Pemungutan pajak
8) Memiliki angkatan perang sendiri
9) Mengadakan pemerintahan sendiri.

VOC mendapatkan banyak keuntungan dari hak monopoli yang didapatkannya.


Menguntungkan atau tidak, benteng-benteng Belanda di Maluku terlalu terpencil letaknya untuk
menjadi tempat yang sesuai bagi General Rendezvous (pertemuan umum) di Asia, sebagai yang
disadari oleh Heren XVII sejak mula (Boxer,1983:30). Oleh karena itulah Coen dan Reael dalam
bulan Mei 1619 menyerbu Batavia yang menjadi pilihan pusat VOC selanjutnya, karena di
sekitar selat sunda angin-angin musim dan rute-rute perdagangan laut bertemu. Setelah berpusat
di Batavia (sebelumnya Ambon), VOC melakukan perluasan kekuasaan serta campur tangan
terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa
(Makassar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya, VOC memaksakan
kehendaknya sehingga menimbulkan perlawanan-perlawanan dari kerajaan-kerajaan Nusantara.
Untuk menghadapi perlawanan-perlawanan bangsa Indonesia, VOC meningkatkan kekuatan
militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makassar, Jayakarta dan lain-
lain(www.senduku.org).
Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 – 1799
antara lain dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli


perdagangan.

2. Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

3. Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang


disebut Gubernur Jendral.

4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.

5. Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah
dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).

6. Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).

7. Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.

8. Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system


Priangan )

9. Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723


Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya
kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah,
menderita dan miskin.

Pengaruh dari kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia antara lain :

1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh
VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru
dibawah kendali VOC.
3. Hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin,
menderita,mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika
perjanjian dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam ).

Hak octroi adalah hak istimewa dari pemerintah Belanda, yang meliputi :
a. Hak monopoli

b. Hak untuk membuat uang

c. Hak untuk mendirikan benteng

d. Hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan

di Indonesia

e. Hak untuk membentuk tentara

4. Pelayaran Hongi, bagi penduduk Maluku khususnya, dapat dikatakan sebagai suatu
perampasan, perampokan, pemerkosaan, perbudakan dan pembunuhan.

5. Hak Ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber
penghasilan yang bisa berlebih.

Anda mungkin juga menyukai