Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MENGANALISIS HATI NURANI SEBAGAI FENOMENA MORAL


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Profesi Guru
yang dibimbing oleh Drs. Masjhudi,M.Si

Oleh :
kelompok 3/Offering C
Rina Rizki Amalia

(140341600151)

Riska May Habibi

(140341603362)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Moral merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti
manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan
kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta
kelakuan yang baik.
Hati nurani berkaitan dengan kenyataan jika manusia memiliki kesadaran
mengenai apa yang dilakukannya, apakah baik, buruk, pantas atau tidak pantas. Hati
nurani memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu. Pelanggaran atas apa
yang diperintahkan hati nurani, berrati pelanggaran terhadap integritas diri kita
sendiri.
Pada dasarnya hidup ini adalah perbuatan, dan segala perbuatan baik lahir
maupun batin adalah kontrol dari hati nurani kita. Adanya keterkaitan hati nurani dan
moral, maka disusunlah makalah ini untuk menganalisis hati nurani sebgai fenomena
moral. Karena sebagai seorang pendidik nantinya kita perlu memgetahui bagaimana
hati nurani ini sebagai fenomena moral.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penegertian hati nurani?
1.2.2 Apa saja kasus kasus yang berkaitan dengaan hati nurani ?
1.2.3 Bagaimana konsep hati nurani sebagai fenomena moral ?

1.3

Tujuan
1.3.1 Memahami pengertian hati nurani
1.3.2 Memahami kasus kasus yang berkaitan dengan hati nurani
1.3.3 Menganalisis konsep konsep hati nurani sebagai fenomena moral

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hati Nurani
Hati nurani adalah penghayatan tentang baik atau buruk yang berhubungan
dengan tingkah laku konkret. Hati nurani akan memerintahkan atau melarang melakukan

sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat
konkret. Misalnya situasi seorang hakim ketika terdakwa hendak menyuapnya.
Hati nurani berkait erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Kesadaran berarti kesanggupan mengenal diri sendiri dan karena itu berefleksi tentang
dirinya.
Kesadaran diambil dari kata Latin scire (mengetahui) dan awalan con (turut,
bersama dengan). Conscientia berarti turut mengetahui. Kata ini dipakai untuk
menunjukkan hati nurani. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari
segi moral perbuatan-perbuatan yang dilakukannya, memberikan pujian dan sanksi.
2.2 Kasus Kasus Yang Berkaitan Dengan Hati Nurani
Salah satu kasus yang berkaitan dengan hati nurani adalah kisah seorang ahli
fisika berkebangsaan Amerika serikat bernama Thomas Grissom. Beliau pada awalnya
berkerja di laboratorium Nasional Sandia di Albuquerque untuk mengembangkan
generator nuklir.
Selama 15 tahun, beliau sangat terobsesi terhadap riset yang dia lakukan sehingga
beliau tidak menyadari kalau tujuan dari riset tersebut berupa menggalakkan dan
menghasilkan senjata-senjata nuklir.
Lama-kelamaan hati nuraninya mulai merasa terganggu, khususnya setelah ia
membaca dalam karya sejarahwan tersohor, Arnold Toynbee, berjudul A Study of History,
kalimat berikut ini: Bila orang mempersiapkan perang, sudah ada perang.
Baru pada saat itu ia menyadari, ia sedang memberikan bantuannya kepada suatu
perang nuklir yang mampu memusnahkan sebagian besar permukaan bumi. Padahal,
seluruh kepribadiannya memberontak terhadap kemungkinan terjadinya hal serupa itu. Ia
membicarakan kegelisahan batinnya dengan istri.
Ia mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi finansial, bila ia berhenti bekerja
di Laboratorium Nasional Amerika. Bagaimanapun Grissom memutuskan ia tidak bisa
bekerja lagi untuk industry persenjataan nuklir. Ia menjadi dosen pada Evergreen State
College di Olympia, Washington. Gajinya hanya kira-kira separuh dari 75.000 dolar yang
diperolehnya di Laboratorium Nasional.
2.3 Menganalisis Konsep Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral
1. Pendekatan Naratif
Setiap manusia mempunyai pengalaman tentang hati nurani dan mungkin
pengalaman itu merupakan perjumpaan paling jelas dengan moralitas sebagai
kenyataan.dalam suatu pendekatan h yang berbeda naratif kita mulai dengan memandang
tiga contoh yang berbeda tentang pengalaman hati nurani yang dipilih dengan cara
demikian,sehingga dapat dipakai dalam analisis selanjutnya.

seorang hakim telah menjatuhkan vonis dalam suatu perkara pengadilan yang
penting.malam sebelumnya ia didatangi oleh wakil dari pihak terdakwa.orang itu
menawarkan sejumlah besar uang,bila si hakim bersedia memenangkan pihaknya.Hakim
yakin bahwa terdakwa itu bersalah.bahan bukti yang telah dikumpulkan dengan jelas
menunjukkan hal itu. Tapi ia tergiur oleh uang begitu banyak, sehingga tidak bisa lain
daripada menerima penawaran itu. Ia telah memutuskan terdakwa tidak bersalah dan
membebaskan dari segala tuntutan hukum.Kejadian ini sangat menguntungkan untuk dia.
Dan sekarang ia sanggup menyekolahkan anaknya ke luar negeri dan membeli rumah
yang sudah lama diidam-idamkan oleh istrinya. Namun demikian,ia tidak bahagia dalam
batinnya ia merasa gelisah. Ia seolah-olah malu terhadap dirinya sendiribukan karena
ia takut kejadian itu akan diketahui oleh atasannya. Selain anggota keluarga terdekat
tidak ada yang tahu. Prosedurnya begitu hati hati dan teliti, sehingga kasus suap itu tidak
akan pernah diketahui oleh orang lain. Namun, kepastiaan ini tidak bisa menghilangkan
kegelisahannya. Baru kali ini ia menyerah terhadap godaan semacam itu. Sampai
swekarang ia selalu setia pada sumpahnya ketika dilantik dalam jabatan yang luhur ini.
Mengapa kali ini ia sampai terjatuh ? ia merasa marah dan mual terhadap dirinya sendiri.
2. Kesadaran Dan Hati Nurani
Apa itu hati nurani ? secara sangat umum dapat dikatakan, hati nurani adalah
instansi dalam diri kita yang menilai tentang moralitas perbuatan perbuatan kita secara
langsung, kini dan disini. dengan hati nurani kita maksudkan penghayatan tentang baik
atau buruk berhubungan dengan tinkah laku konkrit kita. Hati nurani ini memerintahkan
atau melarang kita untuk melakukan sesuatu dan disini. Ia tidak berbicara yang umum,
melainkan tentang situasi yang sangat konkrit tidak mengikuti hati nurani ini berarti
menghancurkan integritas pribadi kita dan menghianati martabat terdalam kita.
Dapat dikatakan juga, hati nurani adalah kesadaran moral instansi yang
membuat kita menyadari baik atau buruk ( secara moral ) dalam prilaku kita dan karena
itu dapat menyuluhi dan membimbing perbuatan perbuatan kita dibidang moral. Untuk
mengerti hal ini perlu kita bedakan antara pengenalan dan kesadaran.
Untuk menunjukan kesadaran, dalam bahasa latin dan bahasa bahasa yang
diturunkan dari padanya, dipakai kata conscieentia. Kata itu berasal dari kata kerja scire (
mengetahui ) dan awalan con ( bersama dengan, turut ).
Dengan demikian coscieentia sebenarnya berarti turut mengetahui dan
mengingatkan kita pada gejala penggandaan yang disebut tadi bukan saja saya saya
melihat pohon itu, tapi saya juga turut mengetahui bahwa sayalah yang melihat pohon
itu.kata coscieentia yang sama dalam bahasa latin ( dan bahasa bahasa yang serumpun

dengannya) digunakan juga untuk menunjukan hati nurani. Dalam hati nurani
berlangsung juga penggandaan yang sejenis. Hati nurani merupakan semacam saksi
tentang perbuatan perbuatan moral kita.
3. Hati Nurani Retrospektif Dan Hati Nurani Prospektif
Hati nurani retrospektif memberi penilaian tantang perubahan perubahan yang
telah berlangsung dimasa lampau. Hati nurani ini seakan akan menolleh kebelakang dan
menilai perbuatan perbuatan yang sudah lewat. Hati nurani dalam arti retrospektif
menuduh atau mencela, bila perbuatannya jelek; dan sebaliknya, memuji atau membeli
rasa puas bila perbuatannya dia anggap baik.
Bila hati nurani menghukum dan menuduh kita, kita merasa gelisah dalam batin
dikatakan dalam bahasa inggris kita mempunyai a bad conscience . bila kita telah
bertingkah laku baik, kita mempunyai a good conscience atau a clear conscience.
Beberapa filsuf berpendapat bahwa hati nurani dalam keadaan gelisah ( a bad
conscience ) merupakan penomena yang paling mendasar. Hannah arendt ( 1906- 1975 ),
hati nurani dalam keadaan tenang hanya berarti tiadanya hati nurani yang gelisah. Hati
nurani yang tenang dengan demikian dihasilkan karena dibebaskan dari segala tuduhan.
Hati nurani prosfektif melihat kedepan dan menilai perbuatan perbuatan kita
yang akan datang. Dalam hati nurani prosfektif ini sebenarnya terkandung semacam
ramalan. Hati nurani passti akan menghukum kita, andai kata kita melakukan perbuatan
yang salah.
Pembedan antara hati nurani retrospektif dan hati nurani prosfektif ini bisa
menampilakan kesan seolah olah hati nurani hanya menyangkut masa lampau atau masa
depan. Hati nurani dalam arti yang sebenarnya justru menyangkut perbuatan yang sedang
dilakukan kini dan disini. Ketika sihakim menerima uang suap ( contoh )ia sudah
mengalami bahwa perbuatannya tidak terpuji. Namun,kemudian hati nurani tidak diam,
tapi sebaliknya justru bertambah lantang dengan menuduh dia serta mengganggu
ketenangan batinnya. Jadi, keadaan gelisah itu berawal dari perbuatannya.
4. Hati Nurani Bersifat Personal Dan Suprapersonal
Hati nurani bersifat personal, artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi
bersangkutan. Hati nurani diwarnai oleh keperibadian kita. Hati nurani akan berkembang
juga bersama dengan perlkembangan seluruh kepribadian kita. Hati nurani bersifat
personal, yaitu hati nurani hanya berbicara atas nama saya. Hati nurani hanya memberi
penilaiannya tentang perbuatan saya sendiri.

Disamping aspek personal, hati nurani menunjukan juga suatu aspek supra
personal. Selain bersifat pribadi, hati nurani juga seolah olah melebihi pribadi kita,
seolah olah merupakan instansi diatas kita. Terhadap hati nurani, kita seakan akan
menjadi pendengar .kita seakan akan mengambil sikap preseftif dan membuka diri
terhadap suara yang datang dari luar. Karena asfek supra natural itu, orang beragama
kerapkali mengatakan bahwahati nurani adalah suara Tuhan atau bahwaTuhan berbicara
melalui hati nurani.
5. Hati Nurani Adalah Norma Moral Terakhir
Hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. hati nurani
adalah norma terakhir untuk perbuatan kita. Kita selalu mengikuti hati nurani dan tidak
pernah boleh kita lakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani. Dalam arti itu
hati nurani mengikat kita secara mutlak. Putusan hati nurani yang merupakan norma
moral terakhir bersifat subjektif. Dan belum tentu perbuatan yang dilakukan atas
desakan hati nurani adalah baik juga secara objektif bisa saja hati nurani menyatakan
sesuatu adalah baik, bahkan wajib dilakukan padahal secara objektof perbuatan itu
buruk.
Mungkin pembunuhan mahatma gandhi atau martin luther king pun
beranggapan melakukan suatu perbuatan baik yang diperintahkan hati nurani. Padahal,
semua orang yang berfikiran sehat akan menolak pembunuhan pembunuhan itu sebagai
kejahatan besar.
Tapi yang sebenarnya diungkapkan oleh hati nurani bukan baik burkunya
perbuatan itu sendiri, melainkan bersalah tindaknya sipelaku. Manusia adalah orang yang
jidup baik ( secara moral ) bila ia selalu hidup menurut hati nuraninya. Manusia bukan
saja wajib untuk selalu mengikuti hati nuraninya,ia wajib juga mengembangkan hati
nuraninya dan seluruh kepribadian etisnya sampai menjadi matang seimbang.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Hati nurani adalah penghayatan tentang baik atau buruk yang berhubungan dengan
tingkah laku konkret.
2. Salah satu kasus yang berkaitan dengan hati nurani adalah kisah Thomas Grissom.
3. Konsep yang berkaitan dengan hati nurani adalah melalui pendekatan naratif,
kesadaran, retrospektif dan prospektif, personal dan suprapersonal serta norma moral
terakhir.

DAFTAR PUSTAKA

Franz Magnis Suseno Jaya Suprana, et-al. 1997.,Membangun Kualitas Bangsa, loc.cit,
hlm. 14. Jakarta: Kanisuius.
Charis Zubair,Achmad..1995. Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Roark ,Anne C. 1987. Military Influence Stirs Campus Debate : 'Star Wars'
Politicizing Science in U.S. Los Angeles Times, 13 April 1987.

Anda mungkin juga menyukai