PENDAHULUAN
Dalam lomba ini kami mencoba menggunakan batu apung ( Pumice ) sebagai aggregat
kasa, pasir Bangka sebagai aggregat halus dan abu sekam padi sebagai tambahan pasta
pengikat, dimana ketiganya merupakan hasil alam, sehingga beton yang akan kami
kembangkan (buat) bisa mengembangkan potensi alam kita
Umur beton,
Sifat
aggregat.
I.4 Standar Pengujian
Untuk dapat dinyatakan benar hasilnya, pengujian di laboratorium harus
dilakukan sesuai dengan standar tertentu. Sehubungan dengan itu, standar
pengujian yang dipakai pada pembuatan ini adalah :
ASTM C33
ASTM C40
ASTM C142
ASTM C29
ASTM C127
ASTM C128
ASTM C136
&
Coarse Aggregates
ASTM C129
Laboratory
ASTM C143
ASTM C39
BS 882
BAB II
SPESIFIKASI BETON & PEMILIHAN MATERIAL
Beton RINGAN
Beton BIASA
Beton BERAT
Adapun spesifikasi beton yang kita buat berupa benda uji berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 15mm x30mm sebanyak 6 buah, dimana 2 buah untuk di uji tekan usia
3 hari, 2 buah untuk di uji tekan pada usia 7 hari dan 2 lagi buat di uji tekan pada usia
21 hari dengan berat reta-rata 8,873 kg/sample.
Ada beberap faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton ringan antara lain:
Tipe semen
Tipe supplasticizer
pasir laut memiliki karakteristik butiran yang kasar dengan gradasi yang bervariasi
serta memiliki kandungan garam-garaman yang tidak melebihi batas yang
ditetapkan, maka pasir laut dapat digunakan sebagai komponen struktural beton dan
menjadi alternatif yang baik untuk mengatasi keterbatasan material aggregat halus
di quarry (tempat penambangan) lain. Indonesia sebagai negara yang mempunyai
lebih dari 3700 pulau dan pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi
melalui
garis
khatulistiwa,
tentunya
memiliki
keanekaragaman
(variety)
karakteristik kualitas pasir pantai (laut). Salah satunya diamati pada pasir laut
Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki karakteristik butiran yang kasar dan
gradasi (susunan besar butiran) yang bervariasi serta memiliki kandungan
garamgaraman klorida (Cl) dan sulfat (SO )4 yang tidak melebihi batas yang
ditetapkan, yakni untuk kandungan garam klorida sebesar 0,038 persen (max. 0,04)
BS 1377 part 3 dan untuk garam sulfat sebesar 0,028 persen (max 0,2) BS 1337 part
3 (B4T, Bandung). Selain itu, pasir laut Kepulauan Bangka Belitung memiliki berat
jenis yang tinggi dan memiliki ketahanan yang baik terhadap keausan/pelapukan
akibat pengaruh iklim/cuaca dan faktor-faktor mekanis. Namun kandungan lumpur
(silt) dan lempung (clay) serta kandungan zat organik yang terdapat pada pasir laut
Kepulauan Bangka Belitung cukup tinggi, hal ini tentunya akan dapat berpengaruh
terhadap karakteristik kualitas beton yang dihasilkan, sehingga menarik minat untuk
diteliti terhadap struktur beton, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh penggunaan pasir laut Kepulauan Bangka Belitung dan karakteristik
yang dimilikinya
beton terhadap
Berat jenisnya yang kecil (641) sehingga bahan ini sangat ringan
Pada Lomba yang bertema OPTIMALISASI BETON RINGAN K-250 ini, kami
tertarik untuk menggunakan pumice sebagai aggregat kasar mengingat pumice
mempunyai berat jenis yang kecil. Setelah pumice kita bersihkan dari pasir atau
tanah yang masih menempel baru kita pecahkan untuk mendapatkan ukuran yang
kita inginka yakni lolos dari saringan 19 mm dan tertahan di saringan 4,75 mm
(25%) RHA. Untuk membuat abu sekam menjadi silika reaktif yang dapat digunakan
sebagai material pozzolan dalam beton maka diperlukan control pembakaran yang
baik. Temperatur tungku pembakaran tidak boleh melebihi
8000 C, sehingga dapat dihasilkan RHA yang terdiri dari silika yang tidak
terkristalisasi. Jika kulit gabah ini terbakar pada suhu lebih dari 8500 C maka akan
menghasilkan abu yang terkristalisasi menjadi arang dan tidak reaktif lagi
sehingga tidak mempunyai sifat pozzolan.Setelah pembakaran kulit gabah selama 15
jam dengan suhu yang terkontrol maka akan dihasilkan RHA yang berwarna putih
keabu-abuan atau abu-abu sedikait berwarna hitam. Warna hitam menandakan bahwa
temperatur tungku pembakaran terlalu tinggi yang menghasilkan abu yang tidak
reaktif. RHA kemudian dapat digiling untuk mendapatkan ukuran butiran yang halus.
RHA
(abu
sekam)
sebagai
bahan
tambahan
dapat
digunakan
dengan
Pada
pembuatan beton ini, kami menggunakan putih telur sebagai bahan admixtures
dengan tujuan sebagai bahan pengikat agregat untuk menghasilkan kuat tekan yang
lebih tinggi. Penggunaan putih telur ini terinspirasi dari Masjid Raya Sultan Riau
yang dibangun pada tahun 1832, yang masih berdiri kokoh, dimana putih telur
sebagai campuran bahan bangunannya (Sumber :www.visittanjungpinang.com) .
Juga pada Candi Borobudur dan Candi Perambanan dimana putih telur sebagai
bahan perekat batubatu raksasa sebagai bahan penyusun pada kedua candi tersebut (
Sumber : www.id.wikipedia.org )
Adapun bahan tambahan yang kami pakai ialah Master Rheobuild6 produk
dari PT.BASF
direncanakan.
2.2.5 AIR
Air adalah bahan dasar pembuatan beton yang paling murah. Fungsi air dalam
pembuatan beton adalah untuk membuat semen bereaksi dan sebagai bahan pelumas
antara butir-butir agregat. Untuk membuat semen bereaksi hanya dibutuhkan air sekitar
25-30 persen dari berat semen. Tetapi pada kenyataan dilapangan apabila faktor air
semen (berat air dibagi berat semen) kurang dari 0,35 maka adukan sulit dikerjakan,
sehingga umumnya faktor air semen lebih dari 0,40 yang mana terdapat kelebihan air
yang tidak bereaksi dengan semen. Kelebihan air inilah yang berfungsi sebagai pelumas
agregat, sehingga membuat adukan mudah dikerjakan. Tetapi seiring dengan semakin
mudahnya pengerjaan, maka akan menyebabkan beton menjadi porous atau terdapat
banyak rongga, maka kuat tekan beton itu sendiri akan menurun (tjokrodimulyo :2007).
Air yang kita pakai berasal dari air tanah yang sudah dicek di laboratorium
dimana kandungan garam, asam sulfat dan chloride nya dibawah batas maximum dan
memenuhi syarat standart nasional Indonesia (SK-SNI-04-1989 F)
2.2.6 SEMEN
Dalam uji coba ini kita menggunakan semen yang disediakan oleh pihak panitia
lomba yaitu jenis PPC tipe I dari SEMEN MERAH PUTIH.
Selain bahan-bahan di atas untuk melakukan mixing kami memakai beberapa
alat antara lain:
Besi bulat untuk mengerojok atau memadatkan beton saat uji slump
dan pencetakan beton uji
Capping set antara lain belerang, plat capping dan kompor untuk
memanaskan belerang
BAB III
MIX DESIGN
perancangan campuran
sesuai untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi.
diketahui kadar semen yang diperlukan. Selanjutnya kebutuhan air efektif dapat
dihitung (Gambar 1).
Dengan menggunakan
percobaan mix design dan beberapa pertimbangan, akhirnya kami membuat mix design
dengan rencana slump 12- FP GDQ NXDW WHNDQ UHQFDQD IF 21 Mpa atau setara K250 sebagai berikut:
No
Bahan
Kg/m3
Air
203 (L)
Semen
406
Pasir
523
Pumice
428
Abu sekam
4,28
Jumlah/0,04
No.
Bahan
1.
Air
8,21 (L)
2.
Semen
16,24 kg
3.
Pasir
20,92 kg
4.
Pumice
17,12 kg
5.
Abu sekam
1,712 kg
6.
Superplasticizer
0,195 liter
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Setelah proses mixing yang kami lakukan (video terlampir) menghasilkan beton
uji sebanyak 6 buah,
setelah usia 1 hari beton kita keluarkan dari cetakan atau bakisting dan kita timbang
sebelum proses perawatan (curing) dengan cara merendam di bak air dengan suhu
alam, adapun hasilnya sebagai berikut:
No
Kode Beton
Berat (kg)
1.
B10-2 A
9,005
2.
B10-2 B
8,740
3.
B10-2 C
9,015
4.
B10-2 D
8,825
5.
B10-2 E
9,025
6.
B10-2 F
8,630
Rata-rata
8,873
1673
Kode beton
Berat (kg)
Kuat tekan
) F 0SD
(KN)
1
B10-2 A
9,005
195
11,03
B10-2 B
8,740
190
10,747
Dalam uji tekan umur beton 7 hari kami mendapatkan data sebagai berikut:
No
Kode beton
Berat (kg)
Kuat tekan
) F 0SD
(KN)
1
B10-2 C
9,015
240
13,575
B10-2 F
8,630
175
9,89
Dari hasil uji tekan umur 3 dan 7 hari dengan uji tekan 3 hari rata-rata:192 KN,
dan uji tekan umur 7 hari rata-rata: 207,5 KN, tidak menunjukkan kenaikan uji tekan
yang signifikan,itu dikarenakan salah satu beton uji ada yang cacat saat pembukaan
bekisting (B10-2 F 8,630 kg).
No
Kode beton
Berat (kg)
Kuat tekan
) F 0SD
(KN)
1
B10-2 D
8,825
B10-2 E
9,025
BAB V
RINCIAN BIAYA
Adapun biaya yang di butuhkan untuk membuat beton ringan berbahan pumice
dan tambahan abu sekam dapat dirinci sebagai berikut:
Untuk batu pumice sendiri harga sangat bervariasi dijakarta dan penggunaannya juga
masih seputar alat penyaring air dan kebersihan lainya, tetapi kita mencari informasi
harga pumice di pantai Labuan Banten berkisar Rp 10.000/karung dengan berat 12 kg
dan itu masih bisa lebih murah jika pembelian partai besar, karna ini untuk kepentingan
konstruksi/beton yang notaben nya membutuhkan jumlah yang banyak kami
memasukkan harga pumice yang ada di Labuan dengan asumsi:
Pumice
Rp 834/kg
Pasir Bangka
Abu sekam
Rp 2500/kg
Air
Superplasticizar
Rp 30.000/L
Dari rincian harga di atas dapat kita hitung biaya pembuatan beton untuk uji
coba (0,04 m3) seperti dibawah ini:
NO
Material
Kg/0,04m3
Harga Rp
Air
8,21 (L)
61,5
Semen
16,24
19.488
Pasir
20,29
3.449
Pumice
17,12
14.278
Abu sekam
1,712
4.280
Superplasticizer
0,195 (L)
5.850
TOTAL
43.126,5
Dan untuk rincian biaya pembuatan beton ringan pumice serta penambahan abu sekam
per 1m3adalah sebagai berikut:
NO
Material
Kg/m3
Harga Rp
Air
203 (L)
1.522,5
Semen
409
490.800
Pasir
523
88.910
Pumice
428
356.952
Abu sekam
4,28
10.700
Superplasticizer
4,872 (L)
146.160
TOTAL
1.095.044,5
Dari rincian biaya diatas, dimana untuk 1m3 beton ringan seharga Rp 1.095.500
3
(dibulatkan) lebih mahal dari harga beton biasa K-250 dipasaran yaitu Rp 830.000/m
Itu disebabkan penggunaan semen nya yang begitu banyak, dan itu kami sadari dengan
tujuan kami untuk mencapai kuat tekan yang lebih maksimal dengan menutupi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji coba ini kami menyimpulkan dalam hal ini penggunaan batu
apung ( Pumice ) sebagai aggregat kasar dan tambahan abu sekam sebagai penambah
pasta pengikat, merupakan campuran yang lebih menekankan pada beban yang bersifat
ringan sedangkan untuk menaikkan besarnya kuat tekan masih memerlukan komposisi
semen yang banyak sehingga, peQJJXQDDQ DEX VHNDP EHOXP PDPSX VHFDUD
sgnifikan mengurangi penggunaan semen, sehingga berpengaruh ketingkat ke
ekonomisan beton tersebut. Masih dibutuhkan penelitian-penelitian yang mencari
solusi untuk menutupi kekurangan pumice yang lebih ekonomis tanpa menambah berat
beton tersebut.
5.2 Saran
Untuk teman-teman yang mau meneliti atau membuat beton ringan pumice,
perlu diperhatikan saat pencampuran, karna berat jenis pumice yang ringan sehingga
diperlukan ketelitian dalam pencampuran agar menghasilkan beton segar yang kita
inginkan.