Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Umum
Mekanika adalah cabang ilmu dalam disiplin ilmu rekayasa, yang sangat penting
dan sangat vital, bak anatomi tubuh dalam ilmu kedokteran. Dikatakan mendasar, dalam
artian bahwa mekanika digunakan sebagai alat dalam analisis penentuan respons (atau
tanggap) suatu sistem struktur terhadap gangguan luar, dengan hasil analisis yang pada
gilrannya akan digunakan sebagai data masukan dalam proses desain sistem struktur
yang kuat, aman, dan andal, nyaman serta ekonomis. Dikatakan vital, karena hasil
analisis mekanika yang salah akan menghasilkan data masukan yang salah dalam
perencanaan. Sejarah mencatat bahwa kesalahan manusia seperti ini kerap berakibat
terjadinya bencana struktur fatal yang menimbulkan banyak korban jiwa, di samping
kerusakan harta benda.
Sebelum melakukan apapun di dalam pembelajaran ataupun penerapan
mekanika, pembaca diajak untuk memikirkan, merenungkan, serta menyadari betapa
pentingnya melakukan praktek mekanika teknik secara benar dan bertanggung jawab.
Dengan dasar pola pikir seperti ini, para perekayasa akan memiliki kebulatan tekad dan
kesungguhan di dalam mempelajari dan menerapkan mekanika teknik secara
bertanggung jawab dan professional. Di tangan para perekayasa tergantung
keselamatan dari ratusan dan bahkan ribuan jiwa manusia. Dengan bekal yang mulia
seperti ini, penulis mengajak pembaca untuk membuka pintu hati dalam memasuki
dunia pembelajaran mekanika teknik.
1.2

Hakiki Analisis Struktur


Sebelum mengarungi pemahaman dan penggunaan mekanika teknik dalam
analisis sistem struktur, kita akan menelaah beberapa contoh sederhana dari kehidupan
sehari-hari sebagai terlihat dalam Gambar 1.2.1 berikut ini. Pertama, kita mengambil
seutas tali sepatu yang satu ujungnya kita tambatkan dan ujung lainnya kita tarik.
Terlihat bahwa tali yang semula kendor menjadi tegang karena tarikan. Dikatakan, tali
berada dalam keadaan tegang. Berikutnya, suatu batang lidi yang semula lurus,
sekarang melengkung akibat putaran yang kita lakukan pada kedua ujung. Dikatakan
bahwa batang lidi melentur akibat putaran kedua ujung.
Sekarang, kita meninjau suatu titian di atas parit, dengan seseorang yang berjalan
di atasnya, sehingga timbul lendutan papan titian. Akan tetapi, apa yang menahan
pejalan kaki yang misalnya berbobot 70 kilogram, dapat berjalan secara aman pada
titian? Yang kelihatan mata hanyalah penurunan atau lendutan papan titian yang terlihat
sebagai lengkungan. Kita belum bisa menjawab pertanyaan ini, tetapi yang jelas dan
pasti, bobot pejalan kaki akan dilimpahkan ke tanah lewat tumpuan pada kedua ujung
papan titian. Kita mengingat semboyan gravitasi everything must come down to
earth.... Kelihatannya sesuatu pola gaya reaksi terjadi dalam papan titian, dan reaksi
1

inilah yang menyalurkan bobot pejalan kaki dan bobot titian ke tanah sebagai
pendukung, lewat tumpuan di kedua ujung papan titian yang bertindak sebagai
perletakan.

Gambar 1.2.1: Beberapa Contoh Respons Sistem Sederhana


Seterusnya, kita akan memanfaatkan contoh-contoh ilustratif di atas yang
kelihatannya sepele dan bahkan mungkin menggelikan, dalam suatu langkah formalisasi
analisis sebagai berikut. Tali, lidi atau papan titian dalam contoh di atas kita pandang
sebagai subyek yang kita namakan sistem struktur. Tarikan, pembengkokan, dan bobot
pejalan kaki adalah beban atau gaya luar yang bekerja pada sistem struktur. Regangan
tali, bengkokan lidi serta lendutan papan titian dalam contoh-contoh di atas adalah
tanggap atau respons sistem struktur terhadap pengaruh luar, yang menimbulkan gaya
reaksi dalam pada sistem struktur dan pada perletakan.
Secara simbolis, fenomena dalam contoh-contoh di atas diformalisir seperti dalam
Gambar 1.2.2. Kita memantau suatu sistem struktur yang pada awalnya menempati
konfigurasi (tempat kedudukan) awal V0 yang dibatasi permukaan S 0 , dan akibat
gaya atau pengaruh luar, berubah kedudukan dan pada akhirnya menempati konfigurasi
akhir V yang dibatasi permukaan S . Peralihan posisi dari V0 ke V dinamakan
perpindahan, di mana perpindahan yang tidak seragam menimbulkan robahan bentuk
yang dinamakan deformasi. Robahan bentuk yang dialami sistem struktur menimbulkan
gaya-gaya reaksi yang terjadi di dalam sistem. Gaya-gaya reaksi ini diarahkan kepada
perletakan yang selanjutnya menerimanya dengan mengerahkan reaksi perletakan.
Dengan demikian, analisis mekanika teknik mencakup proses penentuan tanggap
atau respons sistem struktur terhadap gaya atau pengaruh luar. Untuk jelasnya, analisis
mekanika teknik didepiksi dalam bagan seperti dalam Gambar 1.2.3. Mekanika teknik
adalah alat telaah yang digunakan untuk menentukan tanggap sistem struktur terhadap
gaya ataupun pengaruh luar. Tanggap struktur dibagi atas dua jenis, yaitu perpindahan
dan gaya reaksi. Gaya reaksi dibagi atas reaksi dalam yang terjadi di dalam struktur,
dan reaksi yang terjadi pada perletakan.

Gambar 1.2.2: Analisis Tanggap Sistem Struktur

Gambar 1.2.3: Bagan Analisis Sistem Struktur


1.3 Gaya dan Pengaruh Luar
Gaya ataupun pengaruh luar adalah semua yang menimbulkan gangguan
(external disturbances) terhadap sistem struktur yang sebagai suatu sistem yang terbuat
dari bahan yang mampu deformasi, akan berpindah dalam mencari suatu posisi yang
baru, pada mana sistem struktur berada pada keadaan berseimbang di bawah pengaruh
gangguan luar tersebut seperti telah diperagakan dalam Gambar 1.2.2. Dalam kaitan
gangguan luar ini, kita menggunakan dua istilah yang berbeda.
Gaya luar adalah gangguan luar yang dapat dikuantifisir dalam parameter besar
(magnitude) kekuatan dan arah (direction), yang dalam konsep matematika atau fisika,
dinamakan vektor. Seperti dalam contoh Gambar 1.2.1 sebelumnya, tarikan pada tali
merupakan gaya yang bekerja pada tali, efek putaran pada ujung balok merupakan gaya
kopel, dan sebagainya. Jenis-jenis dari pada gaya luar akan dibahas dalam bab yang
akan datang.
Pengaruh luar merupakan gangguan yang tidak dapat dikuantifisir sebagai
vektor, namun yang berakibat timbulnya perpindahan dan reaksi pada sistem struktur.
Sebagai contoh, perbedaan suhu di dalam dan di luar bangunan gedung atau pada
3

mesin-mesin, akan menimbulkan perpindahan dan gaya reaksi. Demikian pula


perbedaan suhu ekstra dingin di luar dan suhu ruangan normal dalam bangunan di
daerah empat musim, atau suhu ekstra panas di luar dan suhu normal dalam bangunan
di sekitar gurun pasir, akan memberikan efek yang serupa. Sebagai contoh tambahan,
balok-balok yang ditambat pada kedua ujungnya, akan menerima gaya reaksi dalam
yang sangat besar akibat perbedaan suhu yang menimbulkan perobahan panjang pada
balok, namun ditahan karena kondisi kedua ujung yang tertambat. Penurunan
(settlement) pilar jembatan atau kolom bangunan akibat konsolidasi tanah dasar
misalnya, akan menimbulkan perpindahan dan gaya-gaya reaksi internal dalam struktur.
Menurut cara kerjanya sesuai kaitan dengan waktu, gaya luar dibedakan atas gaya
statis dan gaya dinamis. Gaya statis bekerja dengan perlahan, atau praktis tidak
merupakan fungsi eksplisit dari waktu, sekalipun intensitas maupun arahnya dapat
bervariasi. Gaya dinamis memiliki intensitas dan arah yang secara eksplisit tergantung
dari waktu, misalnya gaya yang dieksitasi putaran mesin, gaya gempa, dan lain-lain.
Gaya dinamis yang bekerja pada rentang waktu yang sangat singkat, dinamakan gaya
impuls, seperti misalnya efek tumbukan.
Menurut lokasi atau titik tangkap bekerjanya, gaya luar dibagi atas gaya badan
(body forces) dan gaya traksi permukaan (surface tractions). Gaya badan bekerja
terdistribusi pada titik-titik bermateri sistem, misalnya gaya gravitasi (berat sendiri, dan
lain-lain), eksitasi gempa, gaya elektromagnetik dan sebagainya. Gaya traksi
permukaan, sesuai dengan namanya, bekerja pada permukaan sistem struktur,
misalnya gaya tekanan atau hisapan angin, desakan air pada dam, beban meubel pada
lantai bangunan dan lain-lain. Lihat Tabel 1.3.1 sebagai penjelasan.
Tabel 1.3.1: Klasifikasi Gaya Menurut Sifat
Nomor
1
2
3

Aspek
menurut waktu
menurut durasi
menurut lokasi bekerja

Jenis
gaya statis vs dinamis
gaya tetap vs sementara
gaya badan vs permukaan

Menurut sifat dan durasi (tenggang waktu) bekerjanya, gaya luar dapat
dikategorikan dalam beban tetap, beban tidak tetap, dan beban khusus. Dikatakan
beban tetap, karena gaya luar semacam ini diharapkan akan bekerja pada sistem.
Beban tetap terbagi atas beban mati (dead load) atau bobot sendiri sistem struktur yang
terdiri atas titik-titik bermateri yang akan tetap dipengaruhi gravitasi, dan beban hidup
(live load) sebagai beban manfaat terhadap sistem struktur sesuai fungsinya, misalnya
beban meubel, penghuni, peralatan parabola pada menara antena telekomunikasi,
desakan air pada dam, dan lain-lain.
Beban tidak tetap merupakan beban atau gaya yang sebenarnya tidak diinginkan,
akan tetapi harus diantisipasi dapat bekerja sesewaktu sepanjang umur layan sistem
struktur. Termasuk dalam kategori ini antara lain gaya eksitasi gempa, desakan angin,
dan lain lain. Beban khusus adalah beban tertentu sesuai karakteristik sistem struktur,
misalnya tumbukan proyektil (benda beterbangan) pada kasus tornado pada kasus
bangunan bertampang luas, tumbukan kendaraan pada pilar jembatan atau jalan
4

layang, dan sebagainya. Lihat Tabel 1.3.2 sebagai penjelasan. Pengenalan lanjut serta
penanganan gaya-gaya luar pada sistem struktur akan lebih dikembangkan di dalam
paparan bab-bab mendatang.
Tabel 1.3.2: Klasifikasi Beban
No.
I
II
III

1.4

Jenis
beban tetap
beban sementara
beban khusus

1
2
3
4

Sub-jenis
beban mati
beban hidup
-

Contoh
berat sendiri, superimpos
beban manfaat
angin, gempa
tumbukan, proyektil

Mekanika Teknik Dalam Perencanaan Sistem Struktur

Dalam bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa mekanika teknik merupakan


metoda perhitungan yang dapat digunakan untuk menentukan respons sistem struktur
terhadap gaya maupun pengaruh luar. Analisis mekanika teknik menghasilkan
perpindahan dan gaya reaksi sebagai keluaran (output). Di lain fihak, perencanaan
suatu sistem struktur mencakup penentuan geometri, kesinambungan topologi,
pemilihan jenis bahan yang digunakan, serta proporsionalisasi dimensi komponenkomponen dan pengaturan sambungan antar komponen, sedemikian hingga didapatkan
suatu desain struktur yang kuat (strength aspect), layan (serviceability aspect), dan
hemat (economical aspect). Lihat Tabel 1.4.1 sebagai penjelasan.
Tabel 1.4.1: Analisis Struktur dan Perencanaan
Keluaran analisis
1
gaya-gaya

perpindahan

gaya-gaya
dalam
reaksi
perletakan
-

Kegunaan dalam
Aspek
perencanaan
perencanaan komponen,
sambungan
kekuatan
perencanaan pondasi
kehematan
-

kelayanan

Analisis sistem struktur dengan mekanika teknik akan menghasilkan perpindahan


dan gaya-gaya reaksi dalam maupun perletakan, akibat dari gaya ataupun pengaruh
luar. Keluaran analisis ini pada gilirannya digunakan sebagai data masukan (input) bagi
perencanaan. Gaya-gaya dalam digunakan sebagai data masukan perencanaan
dimensi, bahan dalam peninjauan komponen dan sambungan sistem struktur,
sementara gaya reaksi perletakan digunakan untuk perencanaan perletakan (fondasi).
Karena ekstensi perpindahan dan gaya reaksi sistem struktur tergantung kepada
konfigurasi, kesinambungan topologi, dimensi dan bahan sistem struktur, padahal
berbagai faktor di atas belum diperoleh, maka suatu perencanaan pada umumnya
dimulai dengan mengambil atau mengasumsikan taksiran awal dalam geometri, dimensi
dan pemilihan jenis bahan yang akan digunakan.
Atas konfigurasi awal taksiran ini, dilakukan analisis mekanika teknik. Gaya-gaya
reaksi digunakan untuk menentukan dimensi serta kekuatan bahan yang diperlukan di
5

dalam menjawab kriteria kekuatan. Jika dimensi yang ditraksir awal kurang dari yang
diperlukan, maka dilakukan revisi dalam dimensi, untuk digunakan dalam analisis
ulangan. Jika kriteria kekuatan sudah dipenuhi, perpindahan digunakan sebagai
masukan dalam telaah kelayanan, yaitu memeriksa dan memastikan tidak ada lendutan
atau deformasi yang berlebihan. Kriteria kelayanan yang masih belum dipenuhi ditindaklanjuti dengan langkah revisi dimensi (perbesaran) komponen dan analisis ulang,
sedemikian dilakukan secara siklus hingga kriteria kelayanan terpenuhi.
Suatu hasil desain yang sudah kuat dan layan, akan tetapi terlalu konservatif
(boros) dapat direvisi ulang untuk tujuan penghematan. Bagan alir proses perencanaan
sistem struktur diperagakan dalam Gambar 1.4.1. Dengan demikian, suatu perencanaan
sistem struktur pada umumnya mencakup siklus proses yang menyangkut telaah tiga
kriteria perencanaan, yaitu kekuatan (strength), kelayanan (serviceability) dan
kehematan (economy). Ketiga kriteria perencanaan ditelaah secara berturutan mulai dari
aspek kekuatan, kemudian aspek kelayanan, dan terakhir aspek kehematan.

Gambar 1.4.1: Alur Tindak Perencanaan


Dari uraian proses perencanaan yang disusun dalam Gambar 1.4.1, kriteria
kekuatan ditelaah terlebih dahulu, dan jika ini terpenuhi, baru dilanjutkan dengan telaah
kriteria kelayakan yang melibatkan perpindahan. Dengan demikian, untuk
mempersingkat dan menyederhanakan proses perencanaan, maka untuk proses
penelaahan kekuatan dalam sistem struktur yang statis tentu, sementara cukup dihitung
distribusi gaya-gaya reaksi. Jika kriteria kekuatan telah terpenuhi, proses analisis dapat

diteruskan dengan perhitungan perpindahan yang akan digunakan di dalam penentuan


aspek kelayanan struktur.
Selain perencanaan, dalam terapan dapat juga dihadapi pekerjaan pemeriksaan
desain yang sudah ada namun belum diterapkan, maupun pemeriksaan sistem struktur
yang sudah berdiri. Dalam kedua kasus yang disebutkan terakhir ini, data-data sistem
struktur dikumpulkan dari lapangan, kemudian digunakan dalam proses analisis struktur
dalam satu siklus. Hasil analisis kemudian dijadikan dasar bagi penentuan kuat
tidaknya, layan tidaknya serta hemat tidaknya desain yang ada atau sistem struktur
yang sudah berdiri.
1.5

Kriteria Dalam Analisis

Dalam anlisis sistem struktur yang terbuat dari bahan padat serta yang mengikuti
hukum-hukum Newton (Newtonian materials), digunakan beberapa kriteria, yaitu kriteria
keseimbangan (equilibrium criterion), kriteria keserasian perpindahan (displacement
compatibility criterion) dan kriteria sifat bahan (material properties).
Kriteria keseimbangan mengatur hubungan sesama komponen gaya, baik antara
sesama komponen gaya reaksi (reaksi perletakan dan reaksi dalam) maupun antara
komponen gaya reaksi dan gaya luar, sedemikian hingga dijamin kondisi yang
berseimbang dari sistem struktur terhadap pengaruh gaya atau pengaruh luar. Kondisi
serta kriteria yang mengatur keseimbangan dibahas dalam Pasal 2.4.
Kriteria keserasian perpindahan mengatur kesinambungan dan konektivitas
topologi sistem struktur baik sebelum maupun setelah mengalami respons (perpindahan
dan gaya reaksi) akibat gaya maupun pengaruh luar. Dalam kaitan ini, hingga tingkat
atau level pembebanan tertentu, tidak terjadi robahan geometri yang mendadak (abrupt
changes) dari pada komponen struktur. Aspek keserasian perpindahan ini akan dibahas
dalam mekanika rekayasa lanjut.
Sifat bahan mengatur hubungan antar komponen perpindahan dan komponen
gaya. Dengan demikian, untuk gaya-gaya yang sama misalnya, ekstensi perpindahan
yang koresponden akan berbeda jika menggunakan bahan yang berbeda. Ekstensi
perpindahan akan lebih kecil untuk sistem yang menggunakan bahan yang lebih tegar
dibandingkan sistem yang menggunakan bahan yang lebih lunak. Selain itu, untuk
medan perpindahan tertentu yang diketahui, kita dapat menentukan medan gaya reaksi
lewat pengetahuan mengenai sifat bahan. Aspek sifat bahan akan dibahas dalam
mekanika rekayasa lanjut.
1.6

Sistem Struktur yang Statis Tentu

Suatu analisis mekanika teknik yang lengkap mencakup penentuan tanggap


sistem struktur terhadap gaya atau pengaruh luar, berupa perpindahan dan gaya reaksi.
Pada umumnya, keduanya berkaitan satu sama lain, yang dihubungkan oleh kriteria
sifat bahan yang digunakan. Jika yang satunya telah dapat diperoleh dari proses
analisis, yang lainnya dapat dihitung dengan menggunakan sifat bahan untuk
melengkapi solusi.

Hal ini akan kita bahas dalam kesempatan lain secara lebih mendalam, tetapi yang
ingin dijelaskan di sini adalah mengenai suatu kelas sistem struktur di mana gaya-gaya
reaksi yang terjadi dapat dihitung tanpa melibatkan proses penentuan perpindahan.
Struktur semacam ini dinamakan sistem struktur yang statis tentu (statically determinate
system). Dalam sistem struktur yang semacam ini, komponen gaya reaksi dapat dihitung
cukup dengan menerapkan keseimbangan saja. Jenis analisis yang dapat menentukan
besar komponen gaya-gaya reaksi cukup dengan menerapkan kriteria keseimbangan
saja, dinamakan statika (statics). Namun, sekalipun gaya-gaya reaksi telah terhitung,
maka jika diinginkan melengkapi solusi dengan penentuan perpindahan, kriteria
perpindahan harus tetap digunakan.
1.7

Lingkup dan Urutan Pembahasan

Dalam kesempatan kali ini, pembahasan ditujukan kepada analisis mekanika


teknik sistem struktur yang linier elastis, bagi sistem yang statis tentu. Yang
dimaksudkan dengan sistem yang elastis adalah kasus struktur yang jika gaya luar
dihilangkan, sistem kembali ke konfigurasi awal tanpa meninggalkan perpindahan,
deformasi atau gaya reaksi sisa (residu). Ini berarti bahwa sistem struktur kembali ke
posisi dan bentuk semula jika gaya luar dihilangkan. Yang dimaksudkan dengan sistem
yang linier adalah adanya hubungan yang proporsional (sebanding lurus) antara
intensitas gaya luar, perpindahan dan gaya reaksi. Sifat proporsional dan linieritas
semacam ini memberikan sifat-sifat khusus yang sangat menyederhanakan proses
analisis, sebagai mana akan dibahas dalam bab-bab mendatang.
Urutan pembahasan buku ini diatur sebagai berikut. Pertama, mekanika teknik
yang kita terapkan terhadap sistem struktur dari bahan padat (misalnya baja, beton,
kayu, dan lain-lain), akan mengikuti beberapa hukum Newton, yang dirangkum dalam
Bab II. Selanjutnya, karena analisis mekanika teknik sistem struktur berkaitan dengan
penentuan perpindahan dan gaya reaksi akibat gaya luar, yang semuanya nota bene
merupakan besaran vektorial, maka konsep dasar dan operasi gaya sebagai vektor,
disajikan dalam Bab IV.
Bahasan dilanjutkan dengan aspek permodelan sistem struktur dalam Bab V.
Aspek ini merupakan suatu langkah yang sangat perlu dan taktis di dalam proses
analisis, karena sistem struktur di alam nyata boleh jadi merupakan sistem yang
kompleks, sehingga diperlukan suatu langkah penentuan model representatif yang lebih
sederhana serta mendekati sistem struktur yang sebenarnya, dengan mengambil
asumsi pendekatan namun dengan ketelitian yang cukup baik, untuk diterapkan dalam
analisis.
Dalam bahasan bab-bab berikutnya, disajikan analisis dari beberapa jenis struktur
yang statis tentu, antara lain balok sederhana, balok bersambung (gerber), rangka sendi
dan pelengkung tiga sendi. Dengan demikian, dalam buku ini kita membatasi diri dalam
pembahasan sistem struktur yang terdiri dari susunan batang-batang, lurus maupun
melengkung, yang sesamanya disambungkan secara kaku (rigid) ataupun secara sendi
(hinged). Dalam bab-bab akhir, disajikan konsep dan penerapan garis pengaruh yang
dapat disesuaikan untuk menentukan nilai ekstrim dari suatu komponen gaya reaksi
terhadap pola pembebanan yang statis namun dengan lokasi bekerja yang berpindah.
8

1.8

Rangkuman

Mekanika rekayasa mencakup analisis struktur untuk menentukan tanggap


(responses) terhadap gaya atau pengaruh luar. Tanggap struktur terdiri atas medan
reaksi (reaction force field) yang terbagi atas gaya-gaya dalam dan reaksi perletakan,
serta medan perpindahan (displacement field). Hubungan sesama komponen gaya
(gaya luar maupun gaya reaksi) diatur oleh kriteria keseimbangan (equilibrium criterion)
sementara hubungan sesama komponen perpindahan diatur oleh kriteria keserasian
perpindahan (displacement compatibility criterion). Hubungan antara komponen gaya
dan komponen perpindahan diatur oleh sifat elastisitas bahan.
Keluaran analisis struktur dimanfaatkan dalam perencanaan struktural. Gaya-gaya
reaksi digunakan dalam pengkajian kekuatan (strength) struktur, gaya-gaya dalam bagi
perencanaan komponen dan perencanaan sambungan (connections) antar komponen,
dan perpindahan (dan dengan demikian, deformasi) bagi penentuan kelayanan
(serviceability) struktur. Kedua-duanya kemudian digunakan untuk mendapatkan
rencana sistem struktur yang hemat.
Struktur yang statis tentu adalah sistem struktur yang jika sementara kita berminat
dalam penentuan gaya-gaya reaksi saja, maka gaya-gaya reaksi cukup ditentukan
hanya dengan menggunakan kriteria keseimbangan saja. Mekanika teknik yang
menggunakan kriteria keseimbangan dalam penentuan gaya-gaya reaksi struktur
terhadap gaya luar, dinamakan statika (statics), yang merupakan bahasan dasar dalam
buku ini.

1,3,5,7,9
2,4,6,8,10

10

Anda mungkin juga menyukai