Anda di halaman 1dari 2

Abu Bakar Ash Shidiq

Radhiyallahu 'Anhu
Dikirim oleh Kontributor Siroh || Selasa, 13 Juni 2006 - Pukul: 08:11 WIB
Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu, seorang khalifah
besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad shallallahu
alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, bahkan
orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang berhasil
menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power Romawi. Dialah
Abdullah bin Utsman bin Amir bin Kaab bin Sad bin Taim bin Murrah bin Kaab
bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu.
Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat Abu
Bakar lalu menjulukinya atiiqullah minan nar, orang yang dibebaskan Allah dari api
neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti Shakhr bin Amir, wafat dalam
keadaan memeluk Islam.
Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya,
akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran
terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Secara
fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol, berpundak sempit, berwajah
cekung dan pinggang kecil.
Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek habis
robekan demi robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di dalam
gua di malam hari karena takut binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya
keluar mengganggu Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika orang-orang
musyrik mengepung keduanya. Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di mana
pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi orang
yang mempunyai derajat tinggi di jannah.
Ia memiliki beberapa anak. Dari perkawinan dengan Qutaibah dihasilkan Abdullah
yang ikut perang di Thaif dan Asma, istri Az-Zubair. Qutaibah kemudian dicerai dan
wafat pada usia 100 tahun. Perkawinannya dengan Ummu Ruman melahirkan Aisyah
x (istri Rasulullah) dan Abdurrahman. Sebelum masuk Islam, Abdurrahman masuk
dalam barisan kaum musyrikin yang memerangi Rasulullah. Namun dalam perang
Badr ia baru masuk Islam.
Dari istrinya yang lain yang bernama Asma binti Umais melahirkan Muhammad dan
dari Habibah binti Kharijah bin Zaid melahirkan Ummu Kultsum x yang dinikahi
shahabat Thalhah bin Ubaidillah z.
Dari sisi keilmuan, Abu Bakar radiallahuanhu melebihi shahabat lainnya. Banyak
fatwa yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau menyetujuinya.
Diangkatnya , ditambah adanya hadits Abu Bakar menjadi imam shalat pengganti
Rasulullah yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada dua bulan
(Abu Bakar dan Umar) bila mengalami suatu perselisihan, menjadi saksi atas
ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu Rasulullah wafat orang-orang Muhajirin dan

Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah.


Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan rendah hati. Tak lama
setelah diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia bukanlah orang yang terbaik,
memerintah rakyatnya mengikuti syariat dan tidak mengadakan bidah. Bila ia baik
minta diikuti dan bila menyimpang ia minta diluruskan.
Abdullah bin Umar c mengabarkan bahwa Abu Bakar radiallahuanhu sakit karena
wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hingga menyebabkan kematiannya.
Ahli sejarah menulis Abu Bakar z wafat antara waktu Maghrib dan Isya pada hari
Rabu bulan Rabiul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63 tahun. Wallahu alam.
(Dikutip dari: Shifatush Shafwah, Al-Imam Ibnul Jauzi)

Anda mungkin juga menyukai