Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
dalam meggambarkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Kematian
ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan, selama persalinan
dan dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau yang diperberat oleh kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.(1)
Berdasarkan Laporan Pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs) di Indonesia (2014) angka kematian ibu baru dapat ditekan dari 390
(tahun 1991) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2012), sedangkan
target MDGs sendiri ialah menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat
dalam kurun waktu 1990-2015, yang artinya menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015.(1)
Data ini menunjukkan bahwa kematian ibu di Indonesia masih belum
dapat dikendalikan walaupun proses kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih telah meningkat, yaitu 40.70% (1990) menjadi 86.89% (2014) dan untuk
Katim sendiri bahkan mencapai lebih dari 90% (2014).(1) Hal ini menunjukkan
bahwa faktor risiko kehamilan juga memiliki pengaruh pada AKI, tidak hanya
pelayanan oleh tenaga kesehatan yg terlatih. Bahkan WHO memperkirakan sekitar
15-20 persen ibu hamil, baik di negara maju maupun berkembang akan
mengalami risiko tinggi (risti) dan/atau komplikasi. (1)
Berdasarkan Profil Kesehatan Kaltim tahun 2014, AKI di Kaltim masih
belum dapat dikendalikan, bahkan terjadi peningkatan dari 134 kematian (2012)
menjadi 177 kematian pada 2013-2014, dan jumlah AKI tertinggi terjadi di
Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu sebanyak 34 kematian. (2)

Data di Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara


menunjukkan masih ada 1 kasus kematian ibu pada tahun 2014. Sedangkan pada
tahun 2015 terdapat 3 kasus AKI. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
per kelurahan sebanyak 55 kasus (26,7%) pada tahun 2012, 164 kasus (90,11%)
pada tahun 2013, dan 257 kasus (125,98%) pada tahun 2014. Hal ini secara tidak
langsung dapat menunjukkan adanya peningkatan jumlah ibu hamil dengan faktor
risiko dari tahun ke tahun di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang. (2)
Penyebab langsung kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia
(24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain
Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan
(40%).(2)
Salah satu cara untuk mengendalikan AKI adalah dengan pemantauan
dalam pemeriksaan antenatal, terutama kehamilan dengan faktor risiko. Deteksi
dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, namun tetap mempunyai
risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga
kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta
penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.(3)
Adanya peningkatan jumlah ibu hamil dengan faktor risiko serta masih
adanya kasus kematian ibu di Kab. Kutai Kartanegara khususnya di Puskesmas
Rapak Mahang, mendasari peneliti untuk melakukan penelitian. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat diketahui jumlah ibu hamil dengan faktor risiko
beserta dengan gambaran demografi umumnya di wilayah kerja puskesmas Rapak
Mahang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
bagaimana gambaran faktor risiko ibu hamil di kelurahan cakupan wilayah kerja

Puskesmas Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei 2016 ditinjau dari angka
kejadian, sebaran usia, wilayah tempat tinggal yang dimiliki oleh ibu hamil.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan umum
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik usia ibu hamil dengan faktor risiko di wilayah
kerja Puskesmas Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei 2016.
2. Mengetahui karakteristik wilayah ibu hamil dengan faktor risiko terbanyak
di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei
2016.
3. Mengetahui jenis faktor risiko pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei 2016.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai gambaran faktor risiko
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang periode 1 1 Januari 31
Mei 2016.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Memperoleh data jumlah ibu hamil dengan faktor risiko di wilayah kerja
Puskesmas Rapak Mahang periode 1 Januari 31 Mei 2016 sehingga
dapat dijadikan bahan informasi dan masukan bagi pihak terkait dalam
upaya peningkatan pelayanan terhadap ibu hamil yang lebih baik di masa
mendatang.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan atau acuan Puskesmas
Rapak Mahang untuk membuat kebijakan dalam upaya mendeteksi dini

ibu hamil dengan faktor risiko yang berkunjung ke puskesmas serta


melakukan penanganan lebih lanjut.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau referensi dalam menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan kehamilan risiko tinggi ini kepada
masyarakat serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai