Anda di halaman 1dari 6

Dari Sempoa Binta

PERMAINAN RANGSANG POTENSI 8 JENIS


KECERDASAN ANAK
pada 21hb September 2012 jam 3.37 pagi
Menilai kecerdasan anak tidak bisa hanya berdasarkan skor standar semata, seperti tes IQ, hal
itu amatlah terbatas. Namun, perlu mengukur dari definisi kecerdasan yang berbeda.

Dr. Howard Gardner, Profesor bidang pendidikan di Harvard University, Amerika Serikat
mengemukakan, definisi kecerdasan yang berbeda untuk mengukur potensi manusia secara
lebih luas, baik pada anak maupun orang dewasa. Ia membagi 8 jenis kecerdasan, dan dikenal
sebagai Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences). Dan kita semua punya 8 area
kecerdasan itu dalam taraf berbeda.

1. Kecerdasan bahasa (Word Smart)


Kecerdasan ini meliputi kemampuan anak dalam merangkai kata, baik dalam tulisan maupun
perkataan. Anak dengan kecerdasan bahasa yang tinggi akan lebih suka dengan permainan
seperti bercerita atau mendongeng, membaca buku, scrabble, menulis, dan menyukai bahasa
asing. Maka tak heran jika anak dengan kecerdasan bahasa akan lebih cepat dan sering
berbicara, terutama dengan kata-kata baru.

2. Kecerdasan matematis (Logic Smart)


Anak dengan kecerdasan ini akan menikmati permainan komputer, bermain detektif, tekateki, atau proyek sains sederhana. Sebabnya, anak dengan kecerdasan matematis yang tinggi
akan memiliki konsep matematika, sains, dan pemecahan masalah yang baik karena
melibatkan logika.

3. Kecerdasan spasial (Picture Smart)


Biasanya akan ditandai dengan suka berjalan-jalan dan menikmati pemandangan, plus
memilki ingatan yang kuat. Sebab segala yang menarik perhatiannya akan disimpan dalam
imajinasinya. Maka tak heran jika sering disebut sebagai si mata super. Imajinasi dan daya
ingat yang kuat akan membuatnya mengekspresikan ide dalam bentuk seni, desain, atau
eksperimen.

4. Kecerdasan Musikal (Musical Smart)


Kecerdasan musikal meliputi kemampuan anak dalam mengapresiasi musik, bernyanyi,
memainkan alat musik, atau bahkan menikmati tayangan musikal. Coba perhatikan apakah
anak ikut bersenandung setiap kali orang-orang di sekitarnya bernyanyi? Jika iya, coba
kenalkanlah dengan alat musik.

5. Kecerdasan Kinesitetik (Body Smart)


Ciri utamanya adalah lincah, gesit, dan cekatan maka kemampuannya dalam melakukan
segala sesuatu yang melibatkan tubuhnya akan sangat piawai dilakukan. Olahraga,
ketrampilan, seni tari, atau drama, adalah beberapa kegiatan yang melibatkan kecerdasan
kinestetik.

Ajak anak membuat seekor domba dari sebutir telur ayam yang direbus. Rekatkan kapas,
mata mainan pada telur rebus, serta hias menyerupai seekor domba lucu. Permainan ini
melibatkan olah tubuhnya sehingga merangsang kecerdasannya.

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)


Inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan bersosialisasi. Mudah bergaul, memahami pikiran,
dan peka terhadap perasaan orang lain menjadi ciri dari anak yang dominan kecerdasan
interpersonalnya.
Kita bisa merangsang kecerdasannya dengan mengajak membuat wayang sumpit.

Caranya dengan menggunting gambar dari buku atau hasil gambar sendiri, lalu tempelkan di
atas karton dan potong mengikuti bentuk gambar. Ambil sumpit dan tempelkan di bagian
belakang gambar dan wayang sumpit pun siap dimainkan. Ketika anak memainkannya
dengan orang lain, itu akan menjadi media melatih kecerdasan interpersonalnya.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)


Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang dominan akan ditandai dengan memahami diri
sendiri, bisa mengekspresikan perasaan, keinginan, dan mengetahui kemampuannya. Anak ini
juga mampu menyemangati diri sendiri, mempunyai kepercayaan yang tinggi serta
menghargai dirinya sendiri.

Anita menyarankan kita bisa mengajaknya membuat boneka dari styrofoam. Bentuk berbagai
pola binatang atau orang menggunakan pensi, kemudian gunting, dan hiasi pola tersebut
untuk kemudian ditempelkan pada sedotan. Saat anak berhasil menyelesaikan boneka
pertamanya, ia akan merasa pintar dan percaya diri. Kepercayaan inilah yang nantinya akan
menularkan keberanian lainnya.

8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)


Jika anak kita sangat menyukai segala hal yang berkaitan dengan alam dan aktivitas di luar
ruangan, maka kecerdasan yang dominan pada anak kita adalah nature smart. Itu mengapa
mengajaknya untuk berkenalan dengan binatang, tanaman, dan alam semesta adalah hal-hal
yang mampu menarik perhatiannya.

Menurut Dr. Halit Hulusi, Senior Educational Psychologist di Birmingham Educational


Psychology Service, Inggris, dengan delapan area kecerdasan ini, berarti beragam cara dapat
dilakukan orangtua untuk mengembangkan kecerdasan anak-anaknya. Namun, tentu saja
tidak setiap anak bisa menjadi brilyan di semua bidang, tetapi Anda dapat membantunya
mengoptimalkan semua potensi di setiap area kecerdasannya.

Semua kecerdasan ini pasti ada, hanya saja kadar atau tingkat dominasinya berbeda-beda
pada setiap anak. Oleh karena itu, penulis yang juga seorang pendongeng ini percaya tak ada
anak yang bodoh. Bahkan dari sebuah permainan, kita bisa menemukan sekaligus
merangsang potensi kecerdasan anak kita. Dan permainan itu adalah :

1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart).

Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berbahasa. Seorang anak dengan kecerdasan


linguistik menonjol umumnya senang mendengarkan cerita, senang bercerita, senang bermain
peran, dan permainan yang berhubungan dengan kata-kata.
Stimulasi: Ajak anak main tebak-tebakan, misalnya tentang ciri-ciri binatang. Ada binatang,
suaranya guk guk, warna bulunya putih. Kamu sayang sekali padanya. Binatang apa itu, ya?
Anak bisa menjadi penulis, wartawan, pengacara, penyiar radio, pembawa acara atau ahli di
bidang pemasaran.
Coba! Duduk berhadapan dengan anak, lalu berceritalah tentang apa yang telah dilakukannya
hari ini bergantian dengan Anda.

2. Kecerdasan Logika-Matematika (Number Smart). Kecerdasan yang melibatkan


kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus
atau pola matematika, dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Anak-anak dengan kecerdasan
logika-matematika yang tinggi memperlihatkan minat besar pada kegiatan eksplorasi, cerewet
bertanya tentang berbagai fenomena, dan menuntut penjelasan logis dari setiap
pertanyaannya.
Stimulasi: Mulailah berhitung. Manfaatkan jari tangan, orang yang sedang berbaris, atau apa
saja. Arahkan perhatian anak pada angka dan pola yang ada di sekitarnya. Gunakan manikmanik berwarna untuk membuat pola sederhana yang dapat ditiru anak. Misalnya, susun birumerah-kuning-hijau, lalu biarkan anak melanjutkan dengan pola yang sama.
Anak bisa menjadi ilmuwan, dokter atau ekonom.
Coba! Buat semacam gerai toko dengan memanfaatkan barang-barang di rumah, termasuk
mainannya. Ajak anak bermain peran sebagai pedagang dan pembeli.

3. Kecerdasan Visual-Spasial (Picture Smart). Kecerdasan yang melibatkan kepekaan


mengobservasi dan kemampuan berpikir dalam gambar. Kecerdasan ini memungkinkan anak
membayangkan bentuk-bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah. Biasanya,
anak menyukai kegiatan bermain puzzle, menggambar, bermain balok, mencari jalan paling
tepat, serta menghabiskan waktu luang untuk melamun.
Stimulasi: Biarkan anak bereksplorasi saat ia menggambar. Gunakan kapur, plastisin, cat air
atau krayon dengan berbagai alat bantu seperti sikat, gunting, tangan dan kaki, bahkan
sayuran untuk menggambar atau mencetak gambar. Ajak anak berdiskusi tentang hasil
karyanya, termasuk tekstur, warna dan ukurannya.
Anak bisa menjadi arsitek, seniman, ahli mesin, animator, desain komputer grafis, atau
fotografer.
Coba! Ajak anak memilih sebuah gambar, misalnya dari majalah lama, Gunting secara acak,
lalu minta dia menyusunnya sehingga menjadi gambar yang utuh kembali.

4. Kecerdasan Musikal (Music Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berpikir


atau mencerna musik, menggunakan musik sebagai sarana berkomunikasi,
menginterpretasikan bentuk dan ide musikal, serta menciptakan pertunjukan dan komposisi
yang ekspresif. Anak yang memiliki kecerdasan ini sensitif terhadap suara, struktur musik
dan ritme. Ia kemungkinan bagus saat menyanyi atau memainkan instrumen musik.
Stimulasi: Bangkitkan minat anak untuk mengenali dan merespon aneka suara yang dia
dengar sehari-hari, misalnya suara bel pintu atau suara telepon. Anda juga bisa
memperdengarkan suatu irama tepuk tangan, lalu lihat apakah anak dapat mengulang irama
tepukan Anda tadi? Atau, dia berminat membuat irama tepuk tangan untuk Anda tiru.
Anak bisa menjadi komposer, penata musik, musisi, atau guru musik.

Coba! Buat alat musik sederhana dengan benda-benda yang ada di rumah. Misalnya ember
plastik dan sendok kayu sebagai drum dan alat pemukulnya. Kurang menantang? Buat
seperangkat alat musik dan mainkan bagai sebuah orkes simfoni. Saat bayi mulai bisa
berinteraksi dengan sekitarnya, maka dia sudah memiliki keinginan untuk bermain. Karena
hasrat bermain ini sebenarnya adalah salah satu caranya untuk belajar mengenai diri dan
sekitarnya.

Itu mengapa, permainan yang kita berikan pada anak haruslah yang dapat memicu
perkembangan otak hingga membentuk kecerdasan optimal. Dan sebenarnya tak perlu
permainan yang jelimet untuk merangsang kecerdasan anak.

Siapa bilang butuh biaya mahal untuk merangsang kecerdasan anak, karena ternyata hanya
perlu kreativitas serta waktu bermain yang menyenangkan antar orang tua dan anak. Jadi,
sudah siap mengeksplorasi kecerdasan anak melalui permainan?
5. Kecerdasan Gerak Tubuh (Body Smart). Disebut juga kecerdasan kinestetik, melibatkan
kemampuan mengontrol gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam
bergerak. Anak-anak dengan kecerdasan gerak tubuh di atas rata-rata, senang bergerak dan
menyentuh sesuatu dengan tangkas dan cepat. Keterampilan motorik halus dan kasarnya baik.
Bisa dibilang, anak mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Stimulasi: Sikap menghargai dan memanfaatkan tubuh yang baik, terbentuk melalui
pengalaman yang diperoleh sejak dini. Beri anak kesempatan untuk mengembangkan
kepercayaan terhadap kemampuan tubuhnya dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang
aman untuk berksplorasi, baik dengan berjalan, berlari, berayun, memanjat, melompat,
merangkak, maupun berenang.
Anak bisa menjadi penari, atlet, koreografer, aktor/aktris, guru olahraga, pelatih drama,
mekanik, atau ahli bedah.
Coba! Perdengarkan musik favorit anak, lalu menarilah bersamanya sambil bertepuk tangan,
mengangkat atau menghentakkan kaki dan berputar.

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan


memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, serta melihat perbedaan orang lain dari
segi suasana hati, temperamen dan motivasi. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang
menonjol, cenderung lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial, serta sangat sensitif
terhadap perasaan orang lain. Selain itu, dia juga berpeluang menjadi pemimpin di
kelompoknya.
Stimulasi: Bantu anak mengembangkan jenis kecerdasan ini, misalnya dengan berbicara
tentang perasaan Anda atau orang lain. Katakan padanya, Nenek sedang sedih, Nak. Jadi,
jangan dulu mengajaknya bermain boneka ya.

Anak bisa menjadi pengajar, pekerja sosial, konselor, politisi, atau mediator.
Coba! Bacakan buku cerita favorit anak. Tanyakan padanya apa yang dirasakan oleh karakter
dalam cerita dan mengapa si tokoh merasa demikian.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan


memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana
reaksi diri terhadap suatu situasi, dan memahami situasi seperti apa yang sebaiknya dihindari.
Beberapa ciri anak dengan kecerdasan intrapersonal di atas rata-rata adalah tahu apa yang
dapat dan tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial, dan tahu siapa orang yang tepat
untuk dimintai bantuan.
Stimulasi: Anak Anda butuh bantuan untuk memahami apa yang dia rasakan. Coba kaitkan
tingkah lakunya yang tampak oleh Anda dengan kejadian yang mungkin menjadi pemicunya.
Misalnya, Kamu hentak-hentakkan kakimu karena kamu marah, ya. Apakah ini karena Toni
mengambil mobil-mobilanmu?
Anak bisa menjadi wiraswasta atau filsuf.
Coba! Gambar sesuatu yang bisa mewakili apa yang Anda rasakan. Minta pula si kecil
melakukan hal yang sama. Bandingkan dan bahas gambar-gambar tersebut.

8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart). Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan


merasakan bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam. Anak-anak
dengan kecerdasan naturalis yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap
lingkungan alam sekitarnya, termasuk binatang. Mereka tidak takut atau jijik untuk
memegangnya, sejak usia dini.
Stimulasi: Perlihatkan pada anak proses tumbuh kembang makhluk hidup, misalnya kacang
hijau menjadi tauge, atau ulat menjadi kupu-kupu. Lebih baik lagi bila Anda bisa
memberinya suatu lahan atau pot agar si kecil bisa menanam dan memelihara sendiri satu
tanaman dari benihnya, serta tahu apa yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Anak bisa menjadi ilmuwan atau ahli konservasi alam.
Coba! Ajak balita berjalan-jalan di taman kota, kebun raya, pantai atau tempat lain yang
memiliki aneka ragam makhluk hidup. Beritahu nama-namanya dan ajak anak mengenalinya
lebih jauh

Anda mungkin juga menyukai