pengeluaran
kas
untuk
pembayaran
ke
pemasok.
Untuk
menyederhanakan, dalam ilustrasi ini tidak akan dibahas tentang retur pembelian
dan potongan pembelian, walaupun kedua hal tersebut terjadi dalam siklus ini,
tetapi jumlahnya tidaky signifikan.
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil keempat fungsi tersebut,
dengan tekanan pada dokumen dan catatan yang digunakan sebagaimana
tercantum pada kolom keempat Tabel 15-1.
Tabel 15-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen
serta Catatan untuk Sikius Pembelian dan Pembayaran
Golongan
Transaksi
Pembelian
Akun
Persediaan
Properti,
peralatan, aset
tetap lainnya
Beban dibayar di
muka
Utang usaha
Beban pabrik
Beban penjualan
Beban
administrasi
Pengeluaran kas
Kas di bank
(untuk
pengeluaran kas)
Utang usaha
Potongan
pembelian
Fungsi Bisnis
Pembuatan order
pembelian
Dokumen dan
Catatan
Permintaan
pembelian
Order pembelian
Penerimaan
barang dan jasa
Laporan
penerimaan
barang dan jasa
Pengakuan utang
Faktur dari
penjual
Memo debet
Voucher
File transaksi
pembelian Jurnal
pembelian
Master file utang
usaha
Daftar utang usaha
Laporan dari
pemasok
Pembayaran dan
pencatatan
pengeluaran kas.
Check
Pembayaran
File transaksi kas
Jurnal pengeluaran
kas pengeluaran
persetujuan (approval) tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang
diterapkan perusahaan. Dokumen-dokumen yang lazim digunakan meliputi:
Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh
pejabat perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan
pembelian (misalnya: Kepala Gudang atau Kepala Departemen Produksi). Pada
perusahaan-perusahaan tertentu seringkali digunakan komputer untuk melakukan
pemesanan ketika persediaan barang di gudang mencapai re-order point (titik
pemesanan kembali) yang akan melakukan pemesanan secara otomatis.
Order Pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan
jasa dari pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kuantitas, dan informasi lain
yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diinginkan perusahaan untuk
dibeli dan seringkali digunakan untuk menunjukkan persetujuan pembelian.
Perusahaan juga seringkali mengirimkan order pembelian secara elektronik
kepada pemasok yang telah membuat persetujuan untuk melaksanakan electronic
data interchange (EDI).
PENERIMAAN BARANG DAN JASA
Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang
paling kritis dalam sikius ini, karena saat ini oleh kebanyakan perusahaan dipakai
pertama kali untuk mengakui pembelian dan utang yang bersangkutan. Ketika
barang diterima, agar kontrol berjalan baik, diperlukan pemeriksaan tentang
deskripsi, kuantitas, tanggal penerimaan, dan kondisi barang yang diterima,
Laporan penerimaan adalah dokumen berupa kertas atau elektronik yang dibuat
pada saat barang diterima. Dalam laporan tersebut dicantumkan keterangan
mengenai barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, serta data lain yang
relevan.
PENGAKUAN KEWAJ1BAN (UTANG)
Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah diterima
menuntut adanya pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan pertama kali
mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Oleh
karena itu perusahaan harus seksama dalam memasukkan semua transaksi
pembelian, yaitu pembelian yang sungguhsungguh terjadi, dengan jumlah yang
benar. Dokumen-dokumen dan catatan yang lazim digunakan adalah:
Faktur dari Pemasok
Faktur dari pemasok adalah dokumen yang diterima dari penjual dan
menunjukkan jumlah yang terutang yang berasal dari pembelian barang dan jasa.
Dokumen tersebut menyebutkan deskripsi barang atau, jasa, kuantitas barang dan
jasa yang diterima, harga (termasuk biaya pengangkutan), ketentuan tentang
potongan harga, tanggal faktur, dan total harga faktur. Faktur dari pemasok sangat
penting karena menunjukkan jumlah yang akan dicatat dalam file transaksi
pembelian. Pada perusahaan yang menggunakan EDI, faktur dari pemasok
ditransfer secara elektronik, yang akan berpengaruh pada bagaimana auditor
menilai bukti.
Memo Debet
Memo Debet juga merupakan dokumen yang diterima dari pemasok dan
menunjukkan pengurangan atas jumlah yang terutang yang disebabkan karena
adanya pengembalian (retur) barang ke pemasok atau diterimanya pengurangan
harga. Dokumen ini mirip dengan faktur, tetapi menjadi pendukung atas
pengurangan kewajiban, bukan menambah utang.
Voucher
Voucher biasanya digunakan dalam suatu organisasi untuk menetapkan cara yang
formal dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan membuat
agar setiap transaksi pembelian bernomor urut. Voucher terdiri dari amplop (cover
atau folder) voucher untuk menyimpan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
file transaksi komputer untuk pembelian, retur pembelian, dan pengeluaran kas.
Total dari saldo-saldo individual dalam master file sama dengan total saldo akun
utang usaha dalam buku besar. Hasil cetakan (printout) master file utang usaha
menunjukkan saldo awal utang usaha, setiap pembelian, retur pembelian, dan
pengeluaran kas, serta saldo akhir untuk setiap pemasok. Banyak perusahaan tidak
menyelenggarakan master file utang usaha per pemasok. Perusahaan-perusahaan
tersebut membayar atas dasar faktur dari penjual individual. Oleh karena itu, total
faktur yang belum dibayar dalam master file sama dengan total utang usaha.
Daftar Utang Usaha
Sesuai dengan namanya, daftar utang usaha berisi daftar jumlah yang terutang
kepada masing-masing pemasok atau untuk setiap faktur, atau voucher pada suatu
saat tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari master file utang usaha.
Laporan dari Pemasok (Vendor's Statement)
Laporan dari pemasok adalah dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap akhir
bulan dan menunjukkan saldo awal, pembelian, retur pembelian, dan pembayaran
ke pemasok tersebut, serta saldo akhir. Saldo dan aktivitas tersebut adalah laporan
yang dibuat pemasok (bukan klien), Jumlah saldo menurut master file utang usaha
seharusnya sama dengan saldo yang ditunjukkan dalam laporan dari pemasok,
kecuali bila ada kerancuan diantara pemasok dengan klien atau bila ada selisih
akibat faktor waktu.
PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan jasa
merupakan aktivitas yang signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan
mengurangi saldo akun kewajiban, biasanya akun utang usaha. Dokumendokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor
meliputi:
Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban
jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan komputer untuk menyiapkan
check berdasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi pembelian pada
saat barang dan jasa diterima. Apabila perusahaan menerapkan EDI, perusahaan
mengirimkan pembayaran ke pemasok secara elektronik melalui electronic funds
transfer (EFT) antara bank perusahaan klien dengan bank pemasok,
File Transaksi Pengeluaran Kas
File ini dihasilkan komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas yang
diolah sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, mungkin per hari, per
minggu, atau per bulan. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti telah
dibahas pada file transaksi pembelian.
Jurnal Pengeluaran Kas
Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran kas
yang mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waktu tertentu. Transaksi
yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, dimasukkan ke dalam master
file utang usaha dan buku besar.
persetujuan dart pejabat tertentu; perlengkapan dan servis yang harganya dibawah
jumlah tertentu yang ditetapkan harus mendapat persetujuan dart kepala bagian
atau kepada departemen. Sementara itu untuk beberapa jenis bahan baku dan
perlengkapan tertentu pembelian dilakukan secara otomatis, karena sistem
dirancang sedemikain rupa sehingga apabila saldonya telah sampai di bawah batas
tertentu, komputer akan langsung melakukan pemesanan kepada pemasok yang
telah tercantum dalam database perusahaan, sering juga tersambung langsung
dengan komputer pemasok, sehingga otorisasi berlangsung otomatis.
Setelah permintaan pembelian diotorisasi, segera disusul dengan pembuatan
order pembelian barang atau jasa. Order pembelian diterbitkan kepada seorang
pemasok untuk nnembeli barang atau jasa yang disebutkan dalam order pada
harga tertentu dan dikirimkan pada tanggal atau sebelum tanggal yang disebut di
dalamnya. Order pembelian yang bisa dibuat dalam bentuk tertulis atau
elektronik, biasanya dipandang sebagai dokumen resmi, dan merupakan suatu
permintaan untuk membeli barang atau jasa. Perusahaan biasanya membentuk
suatu bagian pembelian untuk menjamin diperolehnya barang dan jasa dengan
kualitas yang baik dengan harga yang rendah. Agar tercipta pengendalian internal
yang baik, bagian pembelian sebaiknya terpisah dari bagian yang memberi
otorisasi dan yang menerima barang. Semua order pembelian hendaknya
bernomor urut tercetak agar dapat dengan mudah diketahui berapa order
pembelian yang sudah diterbitkan dan harus dirancang untuk meminimumkan
kemungkinan hilangnya formulir secara tidak disengaja
dipesan.
Pemisahan Pemegang Aset dari Fungsi Lainnya
akses ke kas, surat berharga, dan aset lain. Dokumen dan catatan yang cukup,
prosedur yang tepat untuk pencatatan, dan pengecekan independen atas kinerja,
semua merupakan pengendalian yang penting dalam fungsi utang usaha.
Otorisasi Pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi:
perusahaan.
Pemisahan tanggungjawab
untuk
menandatangani
check
dan
PENGUJIAN
PENGENDALIAN
DAN
PENGUJIAN
transaksi.
Menghubungkan pengujian pengendalian dengan pengendalian internal.
Menghubungkan pengujian substantif golongan transaksi dengan tujuan
audit transaksi setelah mempertimbangkan pengendalian dan defisiensi
dalam sistem.
Pengendalian
Internal Kunci
Pengujian
Pengendalian
Permintaan
pembelian, order
pembelian, laporan penerimaan
barang, dan
faktur dari
penjual
dilampirkan
pada voucher.
Memeriksa
dokumen dokumen
dalam paket
voucher untuk
menguji
keberadaan
Pembelian telah
disetujui oleh
Memeriksa ada
tidaknya
Memeriksa dokumen
pendukung untuk me-
Pengujian Substantif
Goiongan Transaksi
Transaksi
pembelian yang
terjadi telah
dibukukan
(kelengkapan)
pejabat yang
berwenang.
persetujuan.
Komputer
menerima entry
pembelian
hanya dari
pemasok terotorisasi dalam
master file.
Mencoba
menginput dengan
pemasok terotorisasi dan
pemasok
tidakterotorisasi
Dokumen diberi
tanda batal
untuk mencegah
penggunaan
ulang
Memeriksa
dilakukan
tidaknya
pembatalan
Faktur penjual,
laporan
penerimaan
barang, order
pembelian, dan
permintaan
pembelian
diverifikasi
internal.
Order pembelian
bernomor urut
tercetak dan
dipertanggungja
wab kan
penggunaannya.
meriksa kewajaran
dan keabsahan (faktur
penjual, laporan panerimaan barang, order
pembelian, dan permintaan pembelian)
Memeriksa
keberurutan
penggunaan order
pembelian.
Laporan
penerimaan
barang
bernomor urut
tercetak dan
dipertanggung
jawabkan
penggunaannya.
Memeriksa
Menelusur dari suatu
keberurutan
File faktur penjual ke
penggunaan
jurnal pembelian
laporan penerimaan
barang.
Voucher
bernomor urut
tercetak dan
dipertanggungjawabk
an
Memeriksa
keberurutan
voucher
penggunaannya.
Transaksi
pembelian
terbukukan
secara
akurat
(ketelitian)
Transaksi
pembelian
dibukukan
dalam master
file utang usaha
dan pembelian
dan dibuat
ikhtisarnya
dengan benar
(posting dan
pengikhtisaran)
Bandingkan total
dengan laporan dari
komputer.
Memeriksa
adatidaknya
persetujuan.
Menghitung ulang
untuk memeriksa
ketelitian dalam faktur
penjual, termasuk
potongan
dan biaya pengangkutan
Memeriksa ada
tidaknya verifikasi
internal.
Memeriksa
adatidaknya paraf
pada akun buku
besar sebagai tanda
telah dilakukan
pem- bandingan.
Memeriksa ketelitian
penulisan dengan
mentotal jurnal dan
menelusur posting ke
buku besar dan ke
master file utang
usaha dan persediaan.
Transaksi
pembelian
digolongkan
dengan
benar
(penggolongan)
Transaksi
pembelian
dicatat pada
tanggal yang
benar(saat)
Digunakan
daftar akun yang
memadai.
Penggolongan
akun diverifikasi
internal.
Prosedur
mewajibkan
pencatatan
segera
setelah barang
atau
jasa diterima,
Memeriksa manual
prosedurdan
daftarakun.
Memeriksaadatidak
nya verifikasi
internal.
Memeriksa manual
prosedur dan
memeriksa a pa
kah ada faktur
penjual yang tak
terbukukan.
Tanggal
diverifikasi
secara internal.
Memeriksa ada
tidaknya verifikasi
internal.
Membandingkan
penggolongan dengan
daftar akun dengan
mengacu ke faktur
penjual.
Membandingkan
tanggal pada laporan
penerimaan barang
dengan faktur penjual
dan tanggal pada
jurnal
pembelian.
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada
pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan
tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif.
Empat dari enam tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapat
perhatian khusus dan oleh karena itu akan dibahas Lebih dalam di bawah ini.
Kebenaran kebanyakan akun aset, liabilitas, dan beban tergantung pada kebenaran
pencatatan transaksi dalam jurnal pembelian, terutama yang berkaitan dengan
empat tujuan ini.
1. Pembelian Terbukukan adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima
(Keterjadian)
Apabila auditor puas bahwa pengendalian cukup untuk tujuan ini, pengujian
untuk memeriksa adanya transaksi yang tidak tepat dan pencatatan transaksi yang
tidak pernah terjadi bisa sangat dikurangi. Pengendalian yang memadai bisa
mencegah terjadinya pencatatan transaksi yang tidak pernah terjadi secara tidak
disengaja, terutama terjadi pembelian barang untuk keperluan pribadi yang
dilakukan tanpa otorisasi. Dalam situasi lain, ketepatan suatu transaksi sulit untuk
Diskusikan
dengan
personil terkait
dan observasi
aktivitas.
pembayaran dan
jumlahnya.
Periksa
adatidaknya
persetujuan
pembayaran
Periksalah check:
penandatangannya,
atau gunakan data
bank bahwa check
telah dibayar bank.
Periksa dokumen
pendukung sebagai
bagian dari
pengujian
pembelian.
Transaksi
pengeluaran
kas yang ada
telah
dibukukan
(kelengkapan)
Periksa
keberurutan
penggunaan
check
Periksa
Rekonsiliasi bank
rekonsiliasi
dibuat setiap bulan ofeh bank dan
petugas independen
obvervasi
yang terpisah dari
pembuatannya
pencatatan pengeluaran .
kas atau penyimpanan
aset.
Rekonsiliasi
catatan pengeluaran
kas dengan
pengeluaran kas
dalam laporan bank
(proof of cash)
Transaksi
pengeluaran
kas telah
dibukukan
dengan tepat
(ketelitian)
Periksa
pengeluaran check
dan catatan.
pengeluaran kas
dalam catatan
elektronik bank
dengan jurnal
pembelian dan
jurnal pengeluaran
kas.
Rekonsiliasi bank
dibuat secara bulanan
oleh personil
independen
Hitung ulang
potongan tunai.
Buatlah proof of
cash.
Periksa
rekonsiliasi
bank dan
observasi
penyiapannya.
Transaksi
pengeluaran
kas dibukukan
dalam master
file utang
usaha dengan
benar (Jan
diringkas
dengan benar
(posting dan
peringkasan)
Transaksi
pengeluaran
kas
digolongkan
dengan benar
(penggolongan
)
Periksa ada
tidaknya
verifikasi
internal
Transaksi
pengeluaran
kas telah
dicatat pada
tanggal yang
benar (saat)
Prosedur mensyaratkan
pencatatan transaksi
sesegera mungkin
setelah check
ditandatangani atau
pengiriman secara
elektronik untuk
pangolahan bank.
Periksa paraf
pada
akun-akun
besar sebagai
tanda telah
dibandingkan.
Periksa
manual
prosedurdan
daftar akun.
Periksa ada
tidaknya
verifikasi
internal
Periksa
manual
prosedur dan
observasi
apakah ada
check yang
tidak dicatat
Tanggal diverifikasi
secara internal.
Periksa ada
tidaknya
verifikasi
internal
Test ketelitian
penulisan de ngan
memeriksa
kebenaran
penjumlahan
vertikal (footing)
jurnal dan telusur
posting ke buku
besar dan
master file utang
usaha.
Bandingkan
penggolongan
dengan daftar akun
dengan mengacu
pada faktur
penjual. dan jurnal
pembelian.
Bandingkan
tanggal
pada check atau
catatan elektronik
bank dengan jurnal
pengeluaran kas.
Bandingkan
tanggal
pada check dengan
catatan elektronik
bank.
Ada tiga hal yang berbeda pada sikius pembelian dan pembayaran
dibandingkan dengan sikius-sikius lainnya:
1. Seperti telah disinggung pada awal bab, sikius ini menyangkut banyak
akun, baik yang berupa akun-akun laba-rugi, maupun akun-akun neraca.
Dampaknya
adalah
kemungkinan
terjadinya
kesalahan
dalam
beban reparasi dan pemeliharaan dan aset tetap. Akibatnya, auditor sering
menurunkan tingkattoieransi bisa diterima, terutama untuk atribut
penggolongan.
2. Dalam sikius transaksi ini sangat lazim diperiukan pertimbangan yang
signifikan, seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi.
Kebutuhan atas pertimbangan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian. Akibatnya, auditor sering menurunkan tingkat
toleransi bisa diterima untuk atribut ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat
besar. Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan
tidak biasa seperti itu dan mengujinya 100%.
METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO
UNTUK UTANG USAHA
Karena hampir semua transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran mengalir
melalui akun utang usaha, akun ini sangat kritikal dalam setiap audit atas sikius
pembelian dan pembayaran. Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar
yang timbul dari pembelian barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan
normal perusahaan. Utang usaha meliputi kewajiban yang timbul dari pembelian
bahan baku, peralatan, listrik, reparasi dan masih banyak jenis barang dan jasa
lainnya yang diterima sebelum akhir tahun buku. Kebanyakan utang usaha dapat
juga diidentifikasi melalui keberadaan faktur dari penjual yang menunjukkan
kewajiban perusahaan.
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga.
Kewajiban merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan
terutang pada tanggal neraca. Apabila kewajiban menyangkut pembayaran bunga,
maka harus dicatat sebagai utang wesel, utang kontrak, utang hipotik, atau utang
obligasi.
Gambar 15-3 di bawah ini meringkas metodologi untuk perancangan
pengujian rind utang usaha. Metodologi ini sama dengan yang digunakan untuk
piutang usaha pada Bab 13 (Iihat Gambar 13-1 di halaman 603).
Gambar 15-3 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rind Saldo untuk
Utang Usaha
pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah batas karena potensi terjadinya
kurang saji dalam saldo utang usaha.
MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN MERANCANG SERTA
MELAKSANAKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI (Tahap dan II)
Seperti nampak pada Gambar 15-3, setelah auditor menetapkan materialitas
kinerja dan risiko inheren untuk utang usaha, mereka menilai risiko pengendalian
berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal. Pengujian substantif yang
dilakukan auditor pada akhirnya akan tergantung pada efektivitas pengendalian
internal yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus
memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang
berhubungan dengan utang usaha.
Pengaruh pengendalian internal klien atas pengujian pengendalian internal
dapat dilukiskan dengan dua contoh berikut:
1.
efektif.
Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan barang,
klien menunda pencatatan pembelian hingga dilakukan pembayaran kas,
dan karena kekurangan kas, tagihan dari pemasok sering dibayar beberapa
bulan setelah tanggal jatuh-nya. Apabila auditor berhadapan dengan situasi
semacam itu, ada kemungkinan terjadi kurang saji dalam utang usaha; oleh
karena itu diperlukan pengujian rinci yang ekstensif untuk memastikan
apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.
Kita telah membahas pengendalian-pengendalian internal terpenting dalam
Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai
2.
3.
yang lazim dilakukan atas utang usaha. Prosedur audit yang sesungguhnya
diterapkan auditor bisa bervariasi tergantung pada sifat entitas, materilitas utang
usaha, sifat dan efektivitas pengendalian internal, serta risiko inheren. Ketika
auditor melaksanakan pengujian rinci saldo utang usaha dan akun liabilitas
Tabel 15-5 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci atas Saida Utang Usaha
Tujuan Audit Saldo
Tujuan Audit Saldo
Utang usaha dalam daftar
utang usaha cocok dengan
yang tercantum pada master
file yang bersangkutan, dan
totalnya cocok dengan yang
tercantum di buku besar
(kecocokan saldo)
Prosedur Pengujian
Rinci Saldo
Jumlahkan ulang atau
gunakan komputer
untuk menjumlahkan
daftar utang usaha.
Komentar
Bila penjumlahan dilakukan
secara manual tidak perlu seluruh
halaman dijumlah.
Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor dapat
menelusur setiap laporan yang menunjukkan said terutang pada setiap tanggal
neraca ke daftar utang usaha, untuk memastikan telah dimasukkan sebagai utang
usaha.
Pengiriman Konfirmasi kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis
dengan Klien
Meskipun pengiriman konfirmasi untuk utang usaha tidak begitu iazim
dibandingkan dengan konfirmasi untuk piutang usaha, namun auditor dapat
menggunakan prosedur ini jika dipandang perlu untuk menguji jangan-jangan
nama pemasok tidak tercantum dalam daftar utang, atau ada transaksi yang
dihilangkan, atau saldonya tidak sesuai dengan catatan pemasok. Pengiriman
konfirmasi kepada pemasok aktif yang saldonya tidak tercantum dalam daftar
utang adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan utang tidak dicatat. Jenis
konfirmasi ini biasanya disebut konfirmasi saldo nol (zero balance confirmation).
Pembahasan tentang konfirmasi utang usaha akan dilanjutkan pada akhir bab ini.
Pengujian Pisah Batas
Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dibukukan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah
tanggal neraca telah dibukukan pada periode yang tepat. Lima pengujian audit
liabilitas yang telah dikemukakan di atas semua merupakan pengujian pisah batas
untuk pembelian, tetapi semuanya ditekankan untuk menemukan kurang saji. Tiga
prosedur pertama juga bermanfaat untuk memeriksa dokumen pendukung sebagai
pengujian untuk lebih saji utang usaha. Sebagai contoh, prosedur pengujian ketiga
untuk kurang saji (utang tidak dicatat) dengan menelusur laporan penerimaan
barang yang diterbitkan sebelum akhir tahun buku kepada pemasok yang
bersangkutan. Untuk menguji lebih saji pisah batas, auditor harus menelusur
laporan penerimaan barang yang diterbitkan setelah akhir tahun buku ke faktur
yang bersangkutan untuk meyakinkan bahwa transaksi yang bersangkutan tidak
dimasukkan sebagai utang usaha (kecuali jika itu merupakan barang dalam
perjalanan yang akan dibahas nanti).
Kita telah membahas sebagian besar pengujian pisah batas dalarn uraian di
atas. Dalam uraian di bawah ini kita akan fokus pada dua aspek, yaitu: hubungan
antara pisah batas dengan observasi fisik atas persediaan dan penentuan jumlah
persediaan dalam perjalanan.
Hubungan antara Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan
Dalam menentukan apakah pisah batas sudah benar, sebaiknya pengujian pisah
batas dikoordinasikan dengan observasi penghitungan fisik persediaan. Sebagai
contoh, misalkan suatu pembelian persediaan seharga Rp40.000.000,- telah
diterima pada tanggal 31 Desember petang, tak lama setelah penghitungan fisik
selesai. Apabila pembelian ini dimasukkan dalam utang usaha dan pembelian
tetapi dikeluarkan dari persediaan akhir, hasilnya adaiah laba bersih akan kurang
saji sebesar Rp40.000.000,-. Sebaliknya, apabila pembelian dikeluarkan baik dari
persediaan maupun dari utang usaha, maka kesalahan penyajian akan terjadi
dalam neraca, tetapi laporan laba-rugi benar. Satu-satunya cara agar auditor bisa
mengetahui tipe kesalahan penyajian mana yang telah terjadi adaiah dengan
mengkoordinasi pengujian pisah batas dengan observasi persediaan.
Informasi pisah batas untuk pembelian hams diperoleh selama observasi
fisik persediaan. Pada waktu itu, auditor harus mereview prosedur-prosedur di
bagian penerimaan barang untuk memastikan bahwa semua barang yang diterima
telah dihitung, dan auditor harus mencatat dalam dokumentasi audit nomor
laporan penerimaan barang terakhir yang dicantumkan dalam penghitungan fisik.
Setelah tanggal penghitungan fisik, auditor kemudian harus menguji catatan
akuntansi untuk pisah batas. Auditor harus menelusur nomor- nomor laporan
penerimaan barang yang sebelumnya sudah didokumentasi ke catatan utang usaha
untuk melakukan verifikasi bahwa mereka telah dimasukkan atau dikeluarkan
dengan benar. Sebagai contoh, misalkan nomor laporan penerimaan barang
terakhir yang menggambarkan persediaan yang dimasukkan ke dalam perhitungan
fisik adalah 3167. Auditor harus mencatat nomor dokumen ini dan kemudian
menelusurnya beserta beberapa nomor sebelumnya ke faktur penjual yang
bersangkutan dan ke daftar utang usaha atau ke master file utang usaha untuk
menentukan bahwa mereka semua diikutsertakan. Demikian pula, utang usaha
untuk pembelian yang dicatat dalam laporan penerimaan barang dengan nomor
lebih besar dari 3167 harus dikeluarkan dari utang usaha.
Apabila penghitungan fisik dilakukan sebelum tanggal terakhir dari tahun
buku, auditor masih harus melakukan pisah batas utang usaha pada waktu
penghitungan fisik dengan cara seperti diuraikan di atas. Selain itu, auditor harus
melakukan verifikasi apakah semua pembelian yang terjadi antara penghitungan
fisik dan tanggal akhir tahun telah ditambahkan pada persediaan fisik dan utang
usaha.
Persediaan dalam Perjalanan (Inventory in transit)
Dalam menentukan utang usaha, auditor harus membedakan antara pembelian
persediaan yang dilakukan atas dasar FOB destination dengan yang dilakukan
atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak pemilikan atas barang
berpindah kepada pembeli apabila barang telah diterima pembeli. Jadi hanya
persediaan yang diterima sebelum atau tepat pada tanggal neraca yang harus
dimasukkan ke dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Apabila
pembelian dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat
persediaan dan utang usaha yang bersangkutan pada periode ini apabila
pengiriman telah dilakukan sebelum atau tepat pada tanggal neraca.
Auditor akan dapat menentukan apakah persediaan telah dibeli atas dasar
FOB destination ataukah FOB origin dengan memeriksa faktur dari penjual.
Auditor harus memeriksa faktur untuk barang-barang yang diterima beberapa
waktu setelah akhir tahun untuk menentukan apakah barang tersebut dibeli alas
dasar FOB origin. Untuk barang-barang yang dikirim sebelum atau tepat pada
tanggal neraca, persediaan dan utang usaha yang bersangkutan harus dicatat dalam
periode ini jika jumlahnya material.
KEANDALAN BUKTI
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang biasa
digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu: faktur penjual, laporan dari
penjual (pemasok), dan konfirmasi.
Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual
Auditor harus bisa membedakan antara faktur dari penjual dengan laporan dari
penjual dalam melakukan verifikasi atas jumlah yang terutang kepada pemasok.
Auditor mendapat bukti tentang transaksi individual dengan keandalan tinggi
ketika la memeriksa faktur dari penjual beserta dokumen pendukungnya, seperti
laporan penerimaan barang dan order pembelian. Berbeda dengan faktur
penjualan, laporan dari penjual tidak begitu diperlukan untuk memeriksa transaksi
individual, karena laporan dari penjual hanya mencakup jumlah total transaksi.
Jumlah unit yang dibeli, harga, biaya angkut, dan data lain tidaktercantum dalam
laporan itu.
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik untuk memeriksa saldo
utang usaha yang benar? Laporan dari penjual lebih baik untuk memeriksa utang
usaha karena didalamnya ditunjukkan saldo akhir. Auditor dapat membandingkan
faktur penjual yang ada dengan daftar utang usaha yang dibuat klien, tapi tetap
kehilangan sesuatu yang merupakan hal utama dalam utang usaha.
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik dalam pengujian
pembelian dalam pengujian pembelian dan pengujian substantif golongan
transaksi? Faktur dari penjual lebih baik untuk memeriksa transaksikarena auditor
memeriksa transaksi individual dan faktur menunjukkan rincian pembelian.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
Perbedaan terpenting antara laporan dari penjual dengan konfirmasi utang usaha
adalah sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh penjual (pihak
ketiga
yang
independen)
tetapi
berada
ditangan
klien
ketika
auditor
Dengan adanya laporan dari penjual dan faktur yang diterbitkan penjual,
yang keduanya merupakan bukti yang bisa dipercaya karena dibuat oleh pihak
ketiga, konfirmasi menjadi kurang lazim digunakan dalam audit atas utang usaha
dibandingkan dengan konfirmasi yang sangat lazim digunakan dalam audit atas
piutang usaha. Apabila klien memiliki pengendalian internal yang memadai dan
tersedia laporan dari penjual untuk diperiksa, auditor biasanya tidak mengirim
konfirmasi. Namun, apabila pengendalian internal klien lemah, dan laporan dari
penjual tidak tersedia, atau apabila auditor meragukan integritas klien, maka
pengiriman permintaan konfirmasi kepada penjual layak untuk dilakukan. Oleh
karena tekanan utama audit utang usaha adalah pada kurang saji, maka akun utang
usaha yang dikonfirmasi harus mencakup akun bersaldo besar, akun bersaldo nol,
dan suatu sampel yang represen tatif untuk lain nya.
Apabila auditor memeriksa laporan dari penjual atau jawaban konfirmasi,
harus dilakukan rekonsiliasi antara laporan atau konfirmasi dengan daftar utang
usaha. Selisih yang ditemukan, seringkali terjadi karena adanya barang dalam
perjalanan, check sudah dikirim klien tapi belum sampai ke tangan penjual, atau
karena adanya penundaan dalam proses akuntansi.
UKURAN SAMPEL
Pembahasan tentang pengujian rind atas saldo utang usaha di atas dititik beratkan
pada prosedur-prosedur audit yang lazim dilakukan, dokumen dan catatan yang
diperiksa, serta saat pengujian. Auditor harus juga mempertimbangkan ukuran
sampel dalam audit atas utang usaha.
Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada
berbagal faktor seperti misalnya: materialitas utang usaha, jumlah akun yang ada,
hasil penilaian risiko pengendalian, dan hasil audit tahun yang lalu. Apabila
pengendalian internal klien lemah, yang tidak jarang dijumpal pada utang usaha,
hampir seluruh populasi harus diperiksa. Dalam situasi yang lain hanya sebagian
kecil dipandang perlu untuk diperiksa.
Sampling statistikal kurang lazim digunakan untuk pengauditan utang usaha
dibandingkan dengan untuk piutang usaha. Perumusan populasi dan penentuan
ukuran populasi sering lebih sulit untuk utang usaha. Karena tekanan audit adalah
pada utang usaha yang tidak dicatat, auditor harus mencoba agar populasi
mencakup semua kewajiban potensial.