TEGANGAN
DISUSUN OLEH :
1. Juli wijaya
2. Agung
3. Imron setiaji
4. agil
KELAS : XA TKR
Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam
menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut Ultimate Tensile Strength disingkat
dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau
gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut
daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti
aturan Hooke sebagai berikut:
Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan panjang
dibagi panjang awal bahan.
E=/
Untuk memudahkan pembahasan, gambar 1 kita modifikasi sedikit dari hubungan antara gaya
tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan dan regangan (stress vs
strain). Selanjutnya kita dapatkan gambar 2, yang merupakan kurva standar ketika melakukan
eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam daerah linier, dimana
perbandingan tegangan ()EdiberidannamaModulusregangan () s
Elastisitas atau Young Modulus. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress
seperti ini kerap disingkat kurva SS (SS curve).
Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan dimensi seperti pada
Gambar 3 berikut.
Perubahan panjang dari spesimen dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage) yang
ditempelkan pada spesimen seperti diilustrasikan pada gambar 4. Bila pengukur regangan ini
mengalami perubahan panjang dan penampang, terjadi perubahan nilai hambatan listrik yang
dibaca oleh detektor dan kemudian dikonversi menjadi perubahan regangan.
Dalam gambar 5 dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A,
kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula
(tepatnya hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan nol pada titik O (lihat inset
dalam gambar 5). Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak lagi
berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas regangan
permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari
0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005%. Tidak ada standarisasi yang universal
mengenai nilai ini.
Titik sampai di mana penerapan hukum Hooke masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi
tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada Gambar 5 yaitu bila bahan
ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis
ke plastis.
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila
hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
Regangany( yieldluluhstrain)
Regangane ( elasticelastisstrain)
Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini
akan kembali ke posisi semula.
Reganganp ( plasticplastisstrain)
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap
tinggal sebagai perubahan permanen bahan.
dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah
regangan plastis.
Pada gambar 5 ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji
putus atau patah.
Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh
biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%,
regangan ini disebut offset-strain (gambar 6).
Gambar 6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan strain
adalah besaran tanpa satuan.
3. Istilah lain
Selanjutnya akan kita bahas beberapa istilah lain yang penting seputar interpretasi hasil uji tarik.
Kelenturan (ductility)
Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi
sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut lentur (ductile) bila
regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan
disebut getas (brittle).
Kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase plastis sampai bahan tersebut putus. Sering
disebut dengan Modulus Ketangguhan (modulus of toughness). Dalam gambar 5, modulus
ketangguhan sama dengan luas daerah dibawah kurva OABCD.
Dalam beberapa kasus definisi tegangan dan regangan seperti yang telah dibahas di atas tidak
dapat dipakai. Untuk itu dipakai definisi tegangan dan regangan sejati, yaitu tegangan dan
regangan berdasarkan luas penampang bahan secara real time. Detail definisi tegangan dan
regangan sejati ini dapat dilihat pada gambar 7.
Keterangan :
P = Proporsional stress = pertambahan tegan
Pada titik nol sampai batas proporsional, tegangan berbanding lurus dengan regangan dan
membentuk garis lurus yang curam (semakin curam garis tersebut maka semakin kaku
materialnya). Pada titk nol sampai yield point merupakan daerah elastis. Pada titik yield
material akan mengalami pertambahan regangan tanpa disertai penambahan beban.
Untuk material tertentu umumnya tidak memperlihatkan batas yield yang jelas. Maka untuk
menentukannya digunakan metode offset. Dengan metode ini, kekuatan ditentukan sebagai
tegangan dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari keadaan
proporsional tegangan dan regangan.
Cara metode offset adalah dengan menarik garis lurus sejajar dengan kurva tegangan dan
regangan (pada daerah proporsional) dan berjarak 0,002 atau 0,2% dari 0. Garis tersebut akan
memotong kurva tegangan dan regangan. Titik hasil perpotongan tersebut adalah titik yield
offset. Titik yield/luluh tersebut bukan dari hasil penguji sifat fisik bahan maka dinamakan titik
luluh offset.
Pada kurva/diagram tegangan regangan terdapat 2 daerah yaitu daerah elastis (dari 0 sampai
yield point) dan daerah plastis (dari yield sampai breaking point). Adapun sifat mekanik dalam
setiap daerah tersebut, yaitu :
Kekuatan elastisitas = kemapuan untuk menerima beban tanpa terjadi deformasi plastis.
Modulus Young (Modulus elastisitas) = didefinisikan sebagai ukuran kekakuan suatu material,
semakin kecil regangan elastis yang terjadi, maka semakin kaku material itu.
Kekerasan = kemapuan material untuk menerima penetrasi dan gesekan. Kekerasan berbanding
dengan elasttisitas sehingga benda yang punya elastisitas tinggi maka kekerasannya rendah
c). Titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan Luluh (Yield Strength)
Adalah batas dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa adanya penambahan
beban. Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan menunjukkan mekanisme luluh ini disebut
tegangan luluh (yield stress). Gejala luluh umumnya hanya ditunjukkan oleh logam-logam ulet
dengan struktur kristal BCC dan FCC yang membentuk interstitial solid solution dari atomatom karbon, boron, hidrogen dan oksigen. Interaksi antar dislokasi dan atom-atom tersebut
menyebabkan baja ulet seperti mild steel menunjukan titik luluh bawah (lower yield point) dan
titik luluh atas (upper yield point).
Untuk baja berkekuatan tinggi dan besi tuang yang getas pada umumnya tidak memperlihatkan
batas luluh yang jelas. Sehingga digunakan metode offset untuk menentukan kekuatan luluh
material. Dengan metode ini kekuatan luluh ditentukan sebagai tegangan dimana bahan
memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari keadaan proporsionalitas tegangan
dan regangan.
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan menahan
deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan pembebanan
mekanik seperti tarik, tekan, bending atau puntiran. Di sisi lain, batas luluh ini harus dicapai
ataupun dilewati bila bahan dipakai dalam proses manufaktur produk-produk logam seperti
proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Dapat dikatakan titik luluh adalah suatu
tingkatan tegangan yang tidak boleh dilewati dalam penggunaan struktural (in service) dan
harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming process).
Adalah tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh material sebelum tejadinya perpatahan
(fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum tarik ditentukan dari beban maksimum dibagi luas
penampang.
M terlampaui dan bahan terus terdeformasi hingga titik putus B maka terjadi mekanisme
penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada bahan ulet,
kekuatan putus lebih kecil dari kekuatan maksimum, dan pada bahan getas kekuatan putus sama
dengan kekuatan maksimumnya.