TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Aneurisma adalah dilatasi dinding arteri yang disebabkan kelainan congenital
atau perkembangan yang lemah pada dinding pembuluh tersebut. Kelemahan dinding
dapat terjadi akibat infeksi, trauma, atau yang lebih sering, akibat lesi yang dapat
terbantuk dari aterosklerosis ( Corwin, 2009 ). Aneurisma dapat pecah akibat
peningkatan tekanan sehingga terjadi perdarahan internal yang masif.
Aneurysm adalah pembuluh darah biaasanya arteri ya ng trjadi akibat kelemahan
dinding pembuluh draah karena defek, penyakit/cedera, sehingga berbentuk tonjolan
yang berdenyut yang pada tonjolan tersebut bias terdengar mur-mur.(Kamus
Keperawatan Edisi 17 ).
Aneurisma serebral (aneurisma otak) adalah kelainan di mana terjadi kelemahan
pada dinding pembuluh darah otak, baik pembuluh darah nadi maupun pembuluh
darah balik (tunika media dan tunika intima dari arteri maupun vena) yang
menyebabkan penggelembungan pembuluh darah otak tersebut secara terlokalisir
Kesimpulan kelompok Aneurisma yaitu penonjolan / dilatasi abnormal pada
dinding pembuluh darah karena melemahnya dinding pembluh darah. Dinding
pembuluh darah pada aneurisma ini biasanya menjadi lebih tipis dan mudah pecah.
Sebenarnya aneurisma dapat terjadi di pembuluh darah mana saja di tubuh kita.
Aneurisma dikatakan hampir tidak pernah menimbulkan gejala kecuali terjadi
pembesaran dan menekan salah satu saraf otak sehingga memberikan gejala sebagai
kelainan saraf otak yang tertekan seperti pada trigeminal neuralgia.
2.2
Etiologi
2.2.1
4.
Keadaan di mana aliran darah sangat tinggi, seperti malformasi arteri vena
dan fistula
Penyebab lain yang jarang terjadi antara lain karena trauma, infeksi, obat-obatan, dan
tumor (neoplasma primer maupun metastasis).
Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari perdarahan intrakranial, yang
bisa menyebabkan stroke hemoragik (stroke karena perdarahan).
2.2.2
yaitu :
1. Faktor resiko yang diturunkan :
a. Penyakit ginjal polikistik autosoml dominan
b. Sindrom Ehlers-Danlos tipe IV
c. Telangiektasia hemoragik heredite
d. Neurofibromatosis tipe I
e. Sindrom Klinefelters
f. Defisien-alfa-glikosida
2. Faktor yang lain seperti :
a. Umur lebih dari 50 tahun
b. Wanita
c. Perokok
d. Pengguna kokain
e. Trauma kepala
f. Neoplasma intrakranial atau neoplastik emboli.
2.3
Klasifikasi
dinding
melingkari
pembuluh
3
darah
setempat
sehingga
2.4
pembesaran dan menekan salah satu saraf otak sehingga memberikan gejala sebagai
kelainan saraf otak yang tertekan.
Aneurisma yang kecil dan tidak progresif, hanya akan menimbulkan sedikit bahkan
tidak menimbulkan gejala. Pertanda awal bisa terjadi dalam beberapa menit sampai
beberapa minggu sebelum aneurisma pecah. Sebelum aneurisma berukuran besar
mengalami ruptur (pecah), pasien akan mengalami gejala seperti :
a. Sakit kepala berdenyut yang mendadak dan berat.
b. Mual dan muntah
c. Gangguan penglihatan (pandangan kabur/ganda, kelopak mata tidak
d.
e.
f.
g.
h.
i.
membuka)
Kaku leher
Nyeri daerah wajah
Kelumpuhan sebelah anggota gerak kaki dan tangan
Denyut jantung dan laju pernapasan naik turun
Hilang kesadaran (kejang, koma, kematian)
Tidak mengalami gejala apapun
Pecahnya aneurisma serebral adalah berbahaya dan biasanya menimbulkan
Tingkat keparahan dari perdarahan subaraknoid (PSA) yang terjadi pada ruptur
aneurisma serebral, dapat menggunakan Skala Hunt-Hess 1:
1.Grade 1: asimtomatik (tidak bergejala) atau sakit kepala ringan dan kaku kuduk
ringan (angka harapan hidup sebesar 70 %)
2. Grade 2: sakit kepala ringan sampai sedang, kaku kuduk, tidak ada gangguan saraf
selain kelumpuhan saraf otak (angka harapan hidup sebesar 60 %)
3.Grade 3: somnolen (mengantuk) dengan gangguan saraf minimal (angka harapan
hidup 50%)
4. Grade 4: stupor, hemiparesis (lumpuh separuh tubuh), awal dari kekakuan
deserebrasi, dan gangguan vegetatif (angka harapan hidup 20 %)
5.Grade 5: koma dalam, kekakuan deserebrasi (angka harapan hidup 10%)
6.Grade 6: mati batang otak (sesuai dengan kriteria perdarahan subaraknoid grade 6)
Klasifikasi Fisher Grade mengelompokkan penampakan perdarahan subaraknoid
berdasarkan pemeriksaan CT scan 1:
1.
2.
3.
4.
Patofisiologi
Pada aneurisma ditemukan suatu kelainan pada lapisan pembuluh darah yang
terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan tunika intima, media dan adventitia. Pada
aneurisma terdapat penipisan tunika media dan tunika intima menjadi lebih elastis hal
ini mengakibatkan kelemahan pada pembuluh darah di daerah aneurisma sehingga
pembuluh darah membentuk tonjolan akibat tekanan pembuluh darah.
Aneurisme intrakranial diklasifikasikan atas sakular, fusiform atau diseksi. Hampir 90
% adalah tipe sakular (Berry Aneurisma).
Aneurisma sakular berkembang dari defek lapisan otot (tunika muskularis)
pada arteri. Perubahan elastisitas membran dalam (lamina elastika interna) pada arteri
cerebri dipercayai melemahkan dinding pembuluh darah dan mengurangi kerentanan
mereka untuk berubah pada tekanan intraluminal. Perubahan ini banyak terjadi pada
pertemuan pembuluh darah, dimana aliran darah turbulen dan tahanan aliran darah
pada dinding arteri paling besar.
2.6
Web of caution
menekan organ
disekitar
terjadi ruptur
2.7
perdarahan kematian
Komplikasi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik
2.9
CT scan
MRI
Prognosis
Prognosis pasien dengan aneurisma serebral yang pecah, tergantung luas dan
lokasi aneurisma, umur pasien, kesehatan umum, dan kondisi neurologis. 1 Beberapa
orang dengan aneurisma serebral yang ruptur (pecah), meninggal setelah perdarahan
awal. Orang lain dengan aneurisma serebral, pulih dengan sedikit atau bahkan tidak
ada gangguan saraf. Faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan prognosis
adalah skala Hunt-Hess dan usia pasien. Umumnya, pasien dengan skala Hunt-Hess
grade 1 dan 2 atau berusia lebih muda, memiliki prognosis baik karena dapat
terhindar dari kematian ataupun cacat permanen. Sebaliknya, pasien yang berusia
lebih tua dengan skala Hunt-Hess yang jelek, memiliki prognosis yang buruk. Secara
umum, dua pertiga pasien memiliki prognosis yang buruk, meninggal atau mengidap
cacat permanen.
2.10
Penatalaksanaan
Ada dua cara pengobatan aneurisma otak, yaitu melalui tehnik intervensi pembedahan
dan radiologik yang pemilihannya tergantung pada :
ukuran aneurisma
bentuk aneurisma
lokasi aneurisma
10
11