Anda di halaman 1dari 25

Rasa nyeri adalah anugerah dari Tuhan dan

JUMAT, 25 MARET 2011

merupakan masalah unik, karena sebagai suatu

Nyeri (Pain)

tanda mekanisme perlindungan diri, contoh

Update : 08/03/12

sederhana bila tangan menyentuh bara api maka


pada orang normal akan merasakan
panasnya bara api kemudian secara spontan
akan menjauhkan tangan dari sumber panas
tersebut. Bisa dibayangkan seandainya kita
tidak bisa merasakan panas atau nyeri maka
akan terbakarlah tangan oleh bara api
tersebut.
Bila nyeri tidak ditangani secara benar
maka dapat menyebabkan kerusakan
jaringan lebih lanjut, contohnya nyeri
setelah operasi, nyeri setelah sembuh dari penyakit
herpes, bila tidak ditangani secara benar, maka
akan menjadi nyeri kronis yang merupakan

Nyeri, menurut International Association for

permasalahan besar dan sulit ditangani, karena

Study of Pain (IASP), adalah merupakan

terjadi perubahan ekspresi dari saraf-saraf. Nyeri

pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang

seperti inilah yang diklasifikasikan sebagai nyeri

tidak menyenangkan, yang didapat terkait dengan

kronis yang ditandai dengan adanya persepsi nyeri

kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak,

tanpa kerusakan jaringan.

atau menggambarkan kondisi terjadinya


kerusakan.

Mekanisme Nyeri

Nyeri akibat kerusakan jaringan misalnya terjadi

Seseorang baru merasakan sensasi nyeri

pada nyeri akibat luka operasi. Berpotensi rusak

rangsangan nyeri yang timbul mengalami proses

misalnya pada nyeri dada karena penyakit

transduksi, transmisi, modulasi dan kemudian

jantung (Angina Pectoris), dimana timbul nyeri

dipersepsikan sebagai nyeri.Transduksi adalah

sebagai pertanda akan terjadi kerusakan atau

rangsang nyeri diubah menjadi depolarisasi

berpotensi terjadi kerusakan pada otot- otot jantung

membran reseptor yang kemudian menjadi impuls

bila tidak ditangani secara benar. Menggambarkan

saraf. Transmisi, saraf sensoris perifir yang

kondisi terjadinya kerusakan, misalnya nyeri yang

melanjutkan rangsang ke terminal di medula

timbul setelah sembuh dari penyakit

spinalis disebut sebagai neuron aferen primer,

herpes (Neuralgia Pasca Herpetica), dimana

jaringan saraf yang naik dari medula spinalis ke

terjadi nyeri meskipun tidak ada kerusakan

batang otak dan talamus disebut neuron penerima

jaringan.

kedua, neuron yang menghubungkan dari talamus


ke kortek serebri disebut neuron penerima
ketiga. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor

perifer, medula spinalis atau supraspinal. Modulasi

yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul

ini dapat menghambat atau memberi

dan sulit dilokalisasi.

fasilitasi. Persepsi, nyeri sangat dipengaruhi oleh


faktor subyektif, walaupun mekanismenya belum

Struktur reseptor nyeri somatik dalam, meliputi

jelas

reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh


darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.

Fisiologi perjalanan nyeri

Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang


timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi

dilokalisasi.

untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang


berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral.

bebas, yang berada di dalam kulit, yang berespon

Reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti

hanya terhadap stimulus kuat, yang secara potensial

jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri

merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor

yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak

(nosiceptor), secara anatomis reseptor nyeri

sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat

(nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga

sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamari.

yang tidak bermielin.


Alur Nyeri
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu

Reseptor nyeri yang jumlahnya jutaan di tubuh,

pada kulit (cutaneus), somatik dalam (deep

akan menerima rangsangan nyeri yang kemudian

somatic), dan pada daerah viseral. Karena letaknya

dibawa ke spinal cord yaitu pada daerah kelabu

yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga

dilanjutkan ketraktus

memiliki sensasi yang berbeda.

spinothalamikus selanjutnya ke korteks serebri.


Mekanismenya sebagai berikut ;

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub

Alur nyeri dari tangan yang terbakar

kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya

mengeluarkan zat kimia bradykinin,

mudah untuk dilokalisasi dan didefinisikan.

prostaglandin, kemudian merangsang

Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam

ujung reseptor saraf yang kemudian

dua komponen yaitu :

membantu transmisi nyeri dari tangan


yang terbakar ke otak.

a. Reseptor A delta

Impuls disampaikan ke otak

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan

melalui nervus ke kornu dorsalis pada

tranmisi 6-30 m/det), yang memungkinkan

spinal cord.

timbulnya nyeri tajam, yang akan cepat hilang

apabila penyebab nyeri dihilangkan.

Pesan diterima oleh thalamus sebagai


pusat sensori pada otak.

b. Serabut C

Impuls dikirim ke korteks, dimana


intensitas dan lokasi nyeri dirasakan.

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan

tranmisi 0,5 m/det), yang terdapat pada daerah

Penurunan nyeri dimulai sebagai signal


dari otak, turun melalui spinal cord.

Pada kornu dorsalis zat kimia

menstimulasimekanoreseptor, apabila masukan

seperti endorfin dikeluarkan untuk

yang dominan berasal dari serabut delta A dan

menurunkan intensitas nyeri.

serabut C, maka akan membuka pertahanan


tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.

Teori Gate Control


Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak,
Terdapat berbagai teori yang berusaha

terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang

menggambarkan bagaimana nosireseptordapat

memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden akan

menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini

melepaskan opiat endogen,

dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan

seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh

bagaimana nyeri dapat timbul, meskipun

nyeri alami yang berasal dari

demikian, teori gerbang kendali nyeri (Gate

tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme

Control Teory) dianggap paling relevan.

pertahanan dengan menghambat pelepasan


substansi P. tehnik distraksi, konseling dan

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965)

pemberian plasebo merupakan upaya untuk

menyatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau

melepaskan endorfin.

dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang


sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa

Jadi secara singkat, teori ini menyatakan bahwa :

impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan

saraf berdiameter kecil menghantarkan stimulus

dibuka dan impuls dihambat saat sebuah

nyeri ke otak, sedangkan saraf berdiameter besar,

pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan

berusaha menghambat transmisi impuls nyeri dari

tersebut merupakan dasar teori menghilangkan

spinal cord ke otak. Mekanisme ini terjadi pada sel-

nyeri.

sel substancia gelatinosa pada kornu dorsalis di


spinal cord.

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori


Zat- zat penghasil nyeri

dan serabut kontrol desenden dari otak akan


mengatur proses pertahanan ini. Neuron delta-A
dan C akan melepaskan substansi C melepaskan

Pembedahan akan menyebabkan kerusakan sel.

substansi P untuk mentransmisikan impuls melalui

Sebagai konsekuensinya, sel-sel akan

mekanisme pertahanan.

mengeluarkan zat- zat kimia bersifat algesik yang


berkumpul di sekitarnya dan dapat menimbulkan

Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A

nyeri. Zat mediator inflamasi tersebut

yang lebih tebal, yang lebih cepat yang

diantaranya: bradikinin, histamin, katekolamin,

melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila

sitokinin, serotonin, lekotrien, prostaglandin

masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A,

dan substansi-P. Nyeri dapat berlangsung berjam-

maka akan menutup mekanisme pertahanan.

jam sampai berhari-hari.

Diyakini, mekanisme penutupan ini dapat terlihat


saat seorang perawat menggosok punggung klien
dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan

Mekanisme Nyeri Pada Trauma dan Pasca

menimbulkan rasa nyeri, kini dapat menimbulkan

Bedah

rasa nyeri, daerah ini disebut juga


sebagaihiperalgesia primer.

Respons Stress (Stress Responds)


Respons tubuh terhadap suatu pembedahan atau

Di lain pihak daerah di sekitar perlukaan yang

nyeri akan menghasilkan reaksi endokrin dan

masih nampak normal juga berubah menjadi

immonologik, yang secara umum disebut

hiperalgesia, artinya dengan suatu stimuli yang

sebagairespons stress. Respons stress ini sangat

kuat, untuk cukup menimbulkan rasa nyeri, kini

merugikan penderita karena selain akan

dirasakan sebagai nyeri yang lebih hebat dan

menurunkan cadangan dan daya tahan tubuh,

berlangsung lebih lama, daerah ini juga disebut

meningkatkan kebutuhan oksigen otot jantung,

sebagai hiperalgesia sekunder.

mengganggu fungsi respirasi dengan segala


konsekuensinya, juga akan mengundang resiko

Kedua perubahan tersebut di atas,

terjadinya tromboemboli yang pada gilirannya

baik hiperalgesia primer maupunhiperalgesia

meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

sekunder merupakan konsekuensi


terjadinyahipersensitifitas

Meskipun berbagai tehnik pengelolaan nyeri telah

perifer dan sentral menyusul suatu input nyeri

banyak dikembangkan, namun mengontrol nyeri

akibat suatu trauma atau operasi. Ini berarti bahwa

pascabedah per-se, tidak selalu menjadi jaminan

susunan saraf kita, baik susunan saraf perifer

untuk tidak terjadinya respons stress yang turut

maupun susunan saraf sentral dapat berubah

berperan dalam prognosis penderita pasca bedah.

sifatnya menyusul suatu input nyeri yang kontinyu.


Dengan kata lain, susunan saraf kita dapat
disamakan sebagai suatu kabel yang kaku (rigid

Hipersensitifitas dan plastisitas Susunan Saraf.

wire), tapi mampu berubah sesuai dengan


fungsinya sebagai alat proteksi.

Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa


menyusul suatu trauma atau operasi maka input
nyeri dari perifer ke sentral akan

Kemampuan sususnan saraf kita yang dapat

mengubah ambang reseptor nyeri baik

berubah mirip dengan plastik disebut sebagia

di perifer maupun di sentral (kornu posterior

plastisitas susunan saraf (plasticity of the nervous

medulla spinalis). Kedua reseptor nyeri tersebut di

system). Analgesia Preemptif (Preemptive

atas akan menurunkan ambang nyerinya, sesaat

analgesia) Sekali susunan saraf mengalami

setelah terjadi input nyeri.

plastisitas, berarti akan menjadi hipersensitif


terhadap suatu stimuli dan penderita akan

Perubahan ini akan menghasilkan suatu keadaan

mengeluh dengan nyeri yang lebih hebat sehingga

yang disebut sebagaihipersensitifitas baik perifer

dibutuhkan dosis obat analgesik yang tinggi untuk

maupun sentral. Perubahan ini dalam klinik dapat

mengontrolnya.

dilihat, dimana daerah perlukaan dan sekitarnya


akan berubah menjadihiperalgesia. Daerah tepat

Atas dasar itulah maka untuk mengurangi keluhan

pada perlukaan akan berubah menjadi allodini,

nyeri pasca bedah, dilakukan upaya-upaya untuk

artinya dengan stimulasi lemah, yang normal tidak

mencegah terjadinya plastisitas susunan saraf.

Salah satu cara untuk mengurangi plastisitas


tersebut pada suatu pembedahan elektif adalah

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa analgesia

dengan menggunakan blok saraf (epidural/spinal),

preemptif, walaupun hasilnya sangat baik terutama

sebab dengan demikian input nyeri dari perifer

dalam mencegah terjadinya plastisitas pada kornu

akan terblok untuk masuk ke kornu posterior

posterior, namun memiliki keterbatasan, yakni

medulla spinal.

sulitnya dipertahankan selama proses


penyembuhan pascabedah. Disinilah keunggulan

Dilain pihak jika trauma terjadi sebelum operasi,

dari analgesia balans dimana intervensi nyeri

maka pemberian opioid secara sistemik dapat

dilakukan secara multimodal dan berkelanjutan.

mengembalikan perubahan plastisitas susunan saraf

Multimodal, dimaksudkan bahwa intervensi

kembali menjadi normal. Upaya-upaya mencegah

dilakukan pada ketiga proses perjalanan nyeri

terjadinya plastisitas ini disebut sebagai analgesia

yakni pada proses transduksi dengan

preemptif (preemptive analgesia), artinya

menggunakan NSAID, pada

mengobati nyeri sebelum terjadi (to treat pain

proses transmisi dengan anastetik lokal, dan pada

before it occurs).

proses modulasi dengan opioid.

Dengan cara demikian keluhan nyeri pascabedah

Dengan cara ini terjadi penekanan pada proses

akan sangat menurun dibandingkan dengan keluhan

transduksi dan peningkatan proses modulasi, guna

nyeri pascabedah penderita yang dioperasi dengan

mencegah terjadinya proses hipersensitivitas baik

fasilitas anastesi umum. Hal ini telah banyak

di perifer maupun di central. Dengan kata lain,

dibuktikan melalui penelitian-penelitian

analgesia balans dapat menghasilkan selain pain

klinik. Analgesia Balans (Balanced

free juga stress responses free. Dengan regimen

Analgesia) Sebagaimana telah diterangkan

analgesia balans ini akan menghasilkan suatu

sebelumnya bahwa konsep analgesia balans adalah

analgesia pascabedah yang secara rasional akan

upaya mengintervensi nyeri pada proses

menghasilkan analgesia yang optimal bukan saja

perjalanannya yakni pada proses transduksi,

waktu istirahat, tapi juga dalam keadaan mobilisasi.

transmisi dan proses modulasi.


Nyeri dapat dibedakan berdasarkan :
Jadi merupakan intervensi nyeri yang bersifat

terpadu dan berkelanjutan, yang diilhami oleh

1. Berdasarkan kualitasnya,

konsep plastisitas dan analgesia preemptif seperti


disebutkan di atas.Pengalaman menunjukkan

Berdasarkan kualitasnya, nyeri dapat dibagi

bahwa dengan menggunakan analgesia preemptif,

menjadi: nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri

pada awalnya akan diperoleh hasil yang cukup

berat. Pada nyeri ringan, biasanya pasien secara

baik, tapi cara ini mempunyai keterbatasan waktu.

obyektif dapat berkomunikasi dengan baik. Pada

Tidak mungkin analgesia preemptif dapat

nyeri sedang, secara obyektif pasien mendesis,

dipertahankan beberapa hari sampai proses

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri,

penyembuhan usai. Selain iti epidural kontinyu

dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

dengan menggunakan anastesi lokal, juga memiliki

perintah dengan baik. Pada nyeri berat, secara

keterbatasan seperti disebutkan sebelumnya.

obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

Biasanya nyeri dapat terjadi

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

secara concomitants, karena perpaduan 2 sebab

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan

tersebut

alih posisi nafas panjang.


4. Berdasarkan lama/durasinya

Nyeri memiliki suatu ambang / treshold dan

Nyeri akut

ambang ini dicapai secara berbeda. Ambang

Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh

dicapai oleh karena adanya hambatan transmisi

terkena cedera, atau intervensi bedah dan

impuls nyeri dari spinal cord ke otak. Mekanisme

memiliki mula yang cepat, dengan

ini terjadi pada sel-sel substansia gelatinosa pada

intensitas bervariasi dari berat sampai

kornu dorsalis di spinal cord.

ringan . Fungsi nyeri ini adalah sebagai


pemberi peringatan akan adanya cidera

2. Berdasarkan sumbernya

atau penyakit yang akan datang. Nyeri ini

Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang

terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya

mengenai kulit/ jaringan subkutan.

intervensi medis, setelah keadaan pulih

Biasanya bersifat burning (seperti

pada area yang rusak.

terbakar), contoh: terkena ujung pisau atau

gunting.

Nyeri akut biasanya akan berakhir dalam

Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri

periode singkat sampai dengan kurang

yang muncul dari lapisan dinding tubuh,

dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya

seperti ligament, pembuluh darah, tendon

ditandai dengan tanda-tandainflamasi,

dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama

biasanya berlangsung beberapa hari

daripada cutaneus, contoh: sprain sendi.

sampai proses penyembuhan. Tanda-tanda

Visceral (pada organ dalam), stimtlasi

utama inflamasi adalah: rubor (kemerahan

reseptor nyeri dalam rongga perut

jaringan), kalor (kehangatan jaringan),

(abdomen), kepala (cranium) dan dada

tumor (pembengkakan jaringan), dolor

(thorak). Biasanya terjadi karena spasme

(nyeri jaringan), fungsio laesa (kehilangan

otot, iskemia, regangan jaringan.

fungsi jaringan).

3. Berdasarkan penyebab

Fisik, bisa terjadi karena stimulus

Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya

fisik, contoh : patah tulang paha(fraktur

tenaga kesehatan sangat agresif untuk

femur)

segera menghilangkan nyeri. Nyeri akut


secara serius mengancam proses

Psycogenic, terjadi karena sebab yang

penyembuhan klien, untuk itu harus

kurang jelas/susah diidentifikasi,

menjadi prioritas perawatan. Rehabilitasi

bersumber dari emosi/psikis dan biasanya

bisa tertunda dan hospitalisasi

tidak disadari. Contoh : orang yang

bisa memanjang dengan adanya nyeri

marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada

yang tidak terkontrol.

dadanya.

Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau

intermiten yang menetap sepanjang suatu


periode tertentu, berlangsung lama,

dari sumber nyeri ke jaringan di

intensitas bervariasi, dan biasanya

dekatnya , contoh : nyeri infark miokard.

berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri

Referred pain, dimana nyeri dirasakan

ini disebabkan oleh kanker yang tidak

pada bagian tubuh tertentu yang

terkontrol, karena pengobatan kanker

diperkirakan berasal dari jaringan

tersebut atau karena gangguan progresif

penyebab.

lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus

Intractable pain, adalah nyeri yang

sampai kematian. Pada nyeri kronik,

sangat susah dihilangkan, contoh: nyeri

tenaga kesehatan tidak seagresif pada

kanker, keganasan.

nyeri akut.

Phantom pain, adalah sensasi nyeri


dirasakan pada bagian tubuh yang hilang,

Seseorang yang mengalami nyeri kronik

contoh bagian tubuh yang diamputasi atau

akan mengalami periode remisi(gejala

bagian tubuh yang lumpuh karena injuri

hilang sebagian atau keseluruhan)

medulla spinalis

dan eksaserbasi (keparahan meningkat).

6. berdasarkan Kecepatan Timbul

Nyeri ini biasanya tidak memberikan

respon terhadap pengobatan yang

Nyeri cepat: bila diberikan stimulus nyeri


maka rasa nyeri cepat timbul dalam waktu

diarahkan pada penyebabnya. Nyeri ini

kira-kira 0,1 detik. Rasa nyeri cepat juga

merupakan penyebab utama

digambarkan dengan banyak nama

ketidakmampunan fisik dan psikologis.

pengganti seperti : rasa nyeri tajam, rasa


nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa

Sifat nyeri kronik yang tidak dapat

nyeri elektrik

diprediksi membuat klien menjadi frustasi


dan seringkali mengarah pada depresi

psikologis. Individu yang mengalami

Nyeri lambat: timbul setelah 1 detik atau


lebih dan kemudian secara perlahan

nyeri kronik akan timbul perasaan yang

bertambah selama beberapa detik dan

tidak aman, karena ia tidak pernah tahu

kadang kala bahkan beberapa menit. Rasa

apa yang akan dirasakannya dari hari ke

nyeri lambat juga mempunyai banyak

hari.

Radiating pain, dimana nyeri menyebar

nama tambahan seperti rasa nyeri terbakar

Nyeri kanker adalah merupakan

lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut, nyeri

kombinasi dari nyeri akut dan nyeri kronis

mual dan nyeri kronik.

dimana ada suatu proses inflamasi

Respon Terhadap Nyeri

kemudian nyeri berlangsung terusmenerus sesuai dengan perkembangan

1. Respons sistemik

kankernya, bilamana kanker tidak


ditangani.

Nyeri akut berhubungan dengan respons

5. Berdasarkan lokasi/letak

neuroendokrin sesuai derajat nyerinya. Nyeri akan


menyebabkan peningkatan hormon katabolik dan
penurunan hormon anabolik. Manifestasi nyeri

dapat berupa hipertensi, takikardi, hiperventilasi

3.

Dilatasi pupil

(kebutuhan Oksigen dan produksi karbon dioksida

4.

Ketegangan otot dan kaku

meningkat), tonus sfingter saluran cerna dan

5.

Bagian tubuh perifer akan terasa

saluran air kemih meningkat (ileus, retensi urin)

dingin

2. Respon perilaku

6.

Sering buang air kecil

7.

Kadar gula darah meningkat

8.

Penurunan motilitas saluran

Respon perilaku terhadap nyeri antara lain

cerna
9.

Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis,

Sesak Nafas, Mendengkur)

Dilatasi saluran bronkhial

Respon Parasimpatetik (pada nyeri

Ekspresi wajah (Meringis,

berat) dan menunjukkan bahwa tidak

Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir,

mampu lagi melakukan homeostatis.

Diam menahan)

1.

Muka pucat

Gerakan tubuh (Gelisah, Melindungi area

2.

Mual dan muntah

yang nyeri, Imobilisasi, Menghindari dari

3.

Penurunan kesadaran

stimulus, Ketegangan otot, peningkatan

4.

Penurunan tekanan darah

gerakan jari dan tangan)

5.

Penurunan nadi

Kontak dengan orang lain/interaksi sosial

6.

Pernafasan cepat dan tidak teratur

(Menghindari percakapan, Menghindari

7.

Kelelahan, keletihan dan lemah

4. Respon Afektif

kontak sosial, Penurunan rentang


perhatian, Fokus pada aktivitas

Diam tidak berdaya

menghilangkan nyeri)

withdrawl (menolak)

Individu yang mengalami nyeri dengan awal mula

Depresi

yang mendadak dapat bereaksi sangat berbeda

Marah

dibanding nyeri yang berlangsung selama beberapa

Takut

Tidak punya harapan

Tidak punya kekuatan

menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat


menyebabkan keletihan dan membuat individu
terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien
dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien

5. Respon Psikologis

dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas,


karena menjadi mahir dalam mengalihkan

Respon psikologis sangat berkaitan dengan

perhatian terhadap nyeri.

pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atat


arti nyeri bagi klien. Arti nyeri bagi setiap individu

3. Respon Fisiologik

berbeda-beda antara lain :

Respon simpatetik (Pada nyeri akut,


ringan, moderat atau superficial) dan
merupakan respon homeostatis

Bahaya atau merusak

Komplikasi seperti infeksi

1.

Peningkatan tekanan darah

Penyakit yang berulang

2.

Peningkatan denyut nadi dan

Penyakit baru

pernafasan

Penyakit yang fatal

Peningkatan ketidakmampuan

satu orang dengan orang lain. orang yang

Kehilangan mobilitas

mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri

Menjadi tua

Sembuh

Perlu untuk penyembuhan

Hukuman untuk berdosa

terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa

Tantangan

bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap

Penghargaan terhadap penderitaan orang

nyerinya rendah sudah mencari upaya mencegah

lain

nyeri,

Sesuatu yang harus ditoleransi

sebelum nyeri datang.

Bebas dari tanggung jawab yang tidak

tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil,


sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya
rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus
nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi

Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu

dikehendaki
Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat

menjelaskan bagaimana orang yang berbeda

dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi,

merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama.

pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial

Kadar endorfin berbeda tiap individu, individu

budaya

dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan


individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri

Fase Pengalaman Nyeri

lebih besar.

Meinhart & McCaffery, mendiskripsikan 3 fase

Seseorang bisa saja mengungkapkan nyerinya

pengalaman nyeri:

dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah,


vokalisasi dan gerakan tubuh. Ekspresi yang

1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri

ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat

diterima)

untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan


nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian secara

Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling

teliti apabila klien sedikit mengekspresikan

penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua

nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak

fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang

mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri.

belajar tentang nyeri dan upaya untuk

Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan

menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat

bantuan perawat untuk membantu klien

dalam fase ini sangat penting, terutama dalam

mengkomunikasikan nyeri secara efektif.

memberikan informasi pada klien.


3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang
2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)

atau berhenti)

Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri.

Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau

karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang

hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan

dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda.

kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis,

Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara

sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala

sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode

Perhatian

nyeri berulang, maka respon

Tingkat seorang klien memfokuskan

akibat (aftermath) dapat menjadi masalah

perhatiannya pada nyeri dapat

kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam

mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut

membantu memperoleh kontrol diri untuk

Gill (1990), perhatian yang meningkat

meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri

dihubungkan dengan nyeri yang

berulang.

meningkat, sedangkan upaya distraksi


dihubungkan dengan respon nyeri yang

Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri

menurun. Tehnik relaksasi, guided

Usia

imagery merupakan tehnik untuk

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri,

mengatasi nyeri.

sehingga perawat harus mengkaji respon


nyeri pada anak. Pada orang dewasa

Cemas meningkatkan persepsi terhadap

kadang melaporkan nyeri jika sudah

nyeri dan nyeri bisa menyebabkan

patologis dan mengalami kerusakan

seseorang cemas.

fungsi. Pada lansia cenderung memendam

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi

mengangnggap nyeri adalah hal alamiah

nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri

yang harus dijalani dan mereka takut kalau

yang sama timbul, maka ia akan lebih

mengalami penyakit berat atau

mudah mengatasi nyerinya. Mudah

meninggal, jika nyeri diperiksakan.

tidaknya seseorang mengatasi nyeri

Jenis kelamin

tergantung pengalaman di masa lalu dalam

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan

mengatasi nyeri.

Pola koping (Strategi Menyelesaikan

dalam merespon nyeri, justru lebih

Masalah = Coping strategy)

dipengaruhi faktor budaya (contoh: tidak

Pola koping adaptif akan mempermudah

pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri,

seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya

wanita boleh mengeluh nyeri)

pola koping yang maladaptive akan

Kultur, etnis

menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

Orang belajar dari budayanya, bagaimana

Support keluarga dan sosial

seharusnya mereka berespon terhadap

Individu yang mengalami nyeri seringkali

nyeri. (ex: suatu daerah menganut

bergantung kepada anggota keluarga atau

kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat

teman dekat untuk memperoleh dukungan,

yang harus diterima karena mereka

bantuan dan perlindungan.

melakukan kesalahan, jadi mereka tidak

Pengalaman masa lalu

nyeri yang dialami, karena mereka

wanita tidak berbeda secara signifikan

Ansietas atau stressor lain

Psikis.

mengeluh jika ada nyeri)

Seorang tukang ketik dan seorang petani

Makna nyeri

sama- sama mengalami luka pada jari

Berhubungan dengan bagaimana

tangan, maka si tukang ketik akan

pengalaman seseorang terhadap nyeri dan

merasakan lebih nyeri pada jari tangan,

dan bagaimana mengatasinya.

karena berhubungan dengan psikis

10

mengingat jarinya identik dengan alat

memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu

untuk mencari nafkah, sedangkan seorang

sendiri. Pengukuran lain untuk menilai nyeri,

petani misalnya cenderung akan

misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar,

merasakan kurang nyeri karena

skala analog visual.

menganggap luka di jari tangan sebagai


hal yang biasa dan mengabaikan saja.

Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah


tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut.
Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan

Pengukuran skala nyeri

nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.


Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi

Persepsi nyeri mencakup proses sensasi ketika

perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi

stimulus nyeri terjadi dan berhubungan dengan

jenis ini juga sulit untuk dipastikan.

interpretasi nyeri oleh seseorang. Ambang


nyeri adalah intensitas terendah dari stimulus nyeri

Secara sederhana nyeri setelah pembedahan pada

yang dapat menyebabkan seseorang mengenal

pasien sadar dapat langsung ditanyakan pada yang

nyeri. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang

bersangkutan dan biasanya dikategorikan sebagai:

seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu,

tidak nyeri (none), nyeri ringan (mild, slight), nyeri

pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

sedang (moderate), nyeri berat (severe) dan sangat

individual. Sebenarnya ambang nyeri itu jika tanpa

nyeri (very severe, intolerable).

adaptasi, sama pada setiap orang, akan tetapi proses


adaptasi setiap orang tidaklah sama, sehingga

Berikut adalah beberapa alat untuk yang biasa

memungkinkan terjadinya perbedaan ambang nyeri

digunakan untuk menilai derajat nyeri :

pada setiap orang, karena adanya perubahan sesuai


dengan adaptasi yang dialami setiap orang.

1) skala intensitas nyeri deskritif

Nyeri pada dasarnya adalah pengalaman seseorang


individu (personal experience). Jadi dengan
demikian persepsi nyeri itu sangat individual dan
unik pada setiap orang. Durasi, berat atau
Intensitas, Kualitas, Periode dari Nyeri. Nyeri itu
suatu perasaan campuran dan terjadi pada berbagai
tingkatan.
Pengetahuan tentang nyeri penting untuk menyusun
program pengobatan nyeri setelah pembedahan.
Derajat nyeri dapat diukur dengan macam-macam
cara.Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif
yang paling mungkin adalah menggunakan respon
fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat

11

Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat

3) Skala analog visual

keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala


pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS)

Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri

tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis

dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang

lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus

tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang

menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap

garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa

ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan

nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan.

penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.

Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan

VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri

meminta klien untuk memilih intensitas nyeri

yang lebih sensitif karena klien dapat

trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan

mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari

seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan

pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.

seberapa jauh nyeri terasa paling tidak


menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien
memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan
nyeri.

4) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :
2) Skala identitas nyeri numerik

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien


dapat berkomunikasi dengan baik.

Skala penilaian numerik (Numerical rating scales,

NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien

pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai

mendesis, menyeringai, dapat

nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala

menunjukkan lokasi nyeri, dapat

paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas

mendeskripsikannya, dapat mengikuti

nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.

perintah dengan baik.

Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien


terkadang tidak dapat mengikuti perintah

direkomendasikan patokan 10 cm.

tapi masih respon terhadap tindakan, dapat


menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi

12

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah

Metoda regional misalnya dengan epidural opioid

tidak mampu lagi berkomunikasi,

atau intraspinal opioid. Kadang- kadang digunakan

memukul.

metoda infiltrasi pada luka operasi, sebelum

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut

pembedahan selesai misalnya pada sirkumsisi atau

mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi

pada luka operasi usus buntu (apendektomi).

banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila


klien dapat membaca dan memahami skala, maka

Begitu pentingnya pengetahuan nyeri, maka saat ini

deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif

nyeri merupakan tanda vital keenam, setelah

bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji

kesadaran, tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,

tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi

dan suhu tubuh.

perubahan kondisi klien. Perawat dapat


menggunakan setelah terapi atau saat gejala

Mediator nyeri (autacoida) terdiri dari histamin,

menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri

serotonin, bradykinin, leukotrien, dan

mengalami penurunan atau peningkatan.

prostaglandin.

Pengelolaan Nyeri

Cara pemberantasan rasa nyeri:

Metoda pengobatan nyeri, sesuai dengan step

- menghalangi pembentukan rangsang dalam

ledder dari WHO, maka untuk mengatasi nyeri

reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau

ringan digunakan obat anti inflamasi non steroid,

olek anestetik lokal

untuk mengatasi nyeri sedang digunakan obat anti

- menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam

inflamasi non steroid dikombinasi dengan golongan

saraf sensoris, misalnya dengan anestetik lokal

opioid lemah dan untuk mengatasi nyeri berat

- menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan

digunakan obat anti inflamasi non steroid

analgetik sentral (narkotik) atau anestetik umum.

dikombinasi dengan golongan opioid kuat.


Penanganan nyeri
Selain pengobatan diatas kadang dibutuhkan juga

Rasa nyeri dapat di lawan dengan beberapa cara,

pengobatan tambahan diantaranya obat sedatif bila

yakni:

nyeri disertai stress, pengobatan akupunktur untuk

a. merintangi bentuknya rangsangan pada reseptor

mengatasi nyeri kronik, sampai blok anestesi.

nyeri perifer dengan anagetika perifer.

Untuk masyarakat umun bila mengalami nyeri

b. merintangi penyaluran rangsangan di saraf- saraf

disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter

sensoris, misalnya dengan anestetika lokal.

untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan

c. Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika

masalah nyeri yang dialami.

sentral (narkotika) atau denagn anestetika umum.

Metoda pengobatan nyeri dapat dengan cara

NSAID tradisional termasuk:

sistemik (oral, rectal, transdermal, sublingual,

1. Ansaid (Flurbiprofen)

subkutan, intramuscular, intravena atau perinfus).

2. Arthrotec (Diklofenak / Misoprostol)

Cara yang sering digunakan dan paling digemari

3. Cataflam (Kalium Diklofenak)

ialah intramuscular opioid.

4. Clinoril (Sulindac)
5. Daypro (Oxaprozin)

13

6. Dolobid (Diflunisal)

IBUPROFEN. Merupakan derivat asam

7. Feldene (piroksikam)

propionate yang diperkenalkan dibanyak Negara.

8. Ibuprofen (Motrin, Advil)

Obat ini bersifat analgesic dengan daya anti-

9. Indocin (Indometasin)

inflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek

10. Ketoprofen (Orudis)

analgesiknya sama seperti aspirin. Efek anti-

11. Lodine (Etodolac)

inflamasinya terlihat dengan dosis 1200-2400 mg


sehari. Obat AINS derivate asam propionat hampir

COX-2 Inhibitor meliputi:

seluruhnya terikat pada protein plasma, efek

Celebrex (celecoxib)

interaksi misalnya penggeseran obat warfarin dan

Vioxx (rofecoxib) (tidak lagi di pasar)

oral hipoglikemik hamper tidak ada.

Bextra (Valdecoxib) (tidak lagi di pasar)

KETOPROFEN. Derivate asam propionate ini


memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat

Penggunaan

anti-inflamasi sedang. Absorpsi berlangsung baik

Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan

dari lambung dan waktu parih plasma sekitar 2 jam.

rasa nyeri, tanpa mempengaruhi SSP atau

Efek samping sama dengan AINS lain terutama

menurunkan kesadarn, juga menimbulkan

menyebabkan gangguan saluran cerna, dan reaksi

ketagihan. Obat ini tidak hanya digunakan sebagai

hipersensitivitas. Dosis 2 kali 100 mg sehari, tetapi

obat antinyeri, melainkan juga pada infeksi

sebaiknya ditentukan secara individual.

gangguan infeksi/kuman, seperti salesma, pilek,


rema dan encok

Cara kerja obat analgesik-antipiretik NSAID

Efek samping yang paling umum adalah gangguan

dan steroid

lambung- usus, keusakan darah, kerusakan hati dan

Posted on March 27, 2011 | Leave a comment

ginjal, dan juga reaksi alergi pada kulit.

Menurut Ganiswarna et al. (1995), obat

Ketorlak (toradol) adalah agen antiinflamasi injeksi

analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi

yang pertama. Seperti NSAID yang lain, obat ini

nonsteroid (NSAIDs) merupakan suatu kelompok

menghambat sintesis prostaglandin, tetapi ia

obat yang heterogen, dan beberapa obat memiliki

mempunyai khasiat analgesik yang lebih kuat

perbedaan secara kimia. Namun, obat-obat NSAID

dibandingkan dengan agen-agen antiinflamasi

mempunyai banyak persamaan dalam efek terapi

lainnya. Ketorlak dianjurkan pemakaiannya pada

dan efek sampingnya. Prototipe obat golongan ini

penanganan nyeri jangka pendek. Untuk nyeri paca

adalah aspirin, sehingga sering disebut juga

bedah telah terbukti khasiat analgesiknya sama atau

sebagai aspirin like drugs. Efek terapi dan efek

lebih dibandingkan analgesik opinoid. Obat ini

samping dari obat golongan NSAIDs sebagian

diberikan intramuskular dalam dosis 30-60 mg

besar tergantung dari penghambatan biosintesis

untuk dewasa.

prostaglandin. Namun, obat golongan NSAIDs

Kebanyakan dari NSAID mempunyai efek samping

secara umum tidak menghambat biosintesis

yang lebih sedikit dari aspirin jika dipakai dalam

leukotrien yang berperan dalam peradangan.

dosis antiinflamasi, tetapi iritasi lambung masih

Golongan obat NSAIDs bekerja dengan

merupakan masalah yang sering terjadi dalam

menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga

pemakaian NSAID jika tidak disertai makan.

dapat mengganggu perubahan asam arakhidonat


menjadi prostaglandin. Setiap obat menghambat

14

enzim siklo-oksigenase dengan cara yang berbeda.

Turunan asam salisilat, yaitu asam

Parasetamol dapat menghambat biosintesis

asetilsalisilat dan diflunisal

prostaglandin apabila lingkungannya mempunyai

kadar peroksida yang rendah seperti di

oksifenbutazon, antipirin, dan arninopirin

hipotalamus, sehingga parasetamol mempunyai

Turunan para-aminofenol, yaitu fenasetin

efek anti-inflamasi yang rendah karena lokasi

Indometasin dan senyawa yang masih

peradangan biasanya mengandung banyak

berhubungan, yaitu indometasin dan sulindak

peroksida yang dihasilkan oleh leukosit. Aspirin

dapat menghambat biosintesis prostaglandin

naproksen, fenoprofen, ketoprofen, dan

dengan cara mengasetilasi gugus aktif serin dari

flurbiprofen

enzim siklo-oksigenase. Thrombosit sangat rentan

terhadap penghambatan enzim siklo-oksigenase

flufenamat dan asam mafenamat

karena thrombosit tidak mampu mengadakan

regenerasi enzim siklo-oksigenase. Semua obat

penggolongan tertentu, yaitu tolmetin, piroksikam,

golongan NSAIDs bersifat antipiretik, analgesik,

diklofenak, etodolak, dan nebutemon

dan anti-inflamasi. Efek samping obat golongan

NSAIDs didasari oleh hambatan pada sistem

alopurinol

biosintesis prostaglandin. Selain itu, sebagian besar

Menurut Martin (1989), Obat-obatan yang dapat

obat bersifat asam sehingga lebih banyak

menghambat produksi prostaglandin (NSAIDs)

terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di

melalui penghambatan sintesis prostaglandin

lambung, ginjal, dan jaringan inflamasi. Efek

mempunyai kemampuan untuk menurunkan aliran

samping lain diantaranya adalah gangguan fungsi

rangsang dari saraf afferent (nociceptive afferents),

thrombosit akibat penghambatan biosintesis

sehingga berperan sebagai analgesik lemah.

tromboksan A2 dengan akibat terjadinya

Substansi yang dapat menghambat efek atau

perpanjangan waktu perdarahan. Namun, efek ini

pelepasan autokoid lainnya (selain prostaglandin)

telah dimanfaatkan untuk terapi terhadap thrombo-

diduga mempunyai peran sebagai analgesik.

emboli. Selain itu, efek samping lain diantaranya

Glukokortikoid mampu menghambat pelepasan dan

adalah ulkus lambung dan perdarahan saluran

produksi autokoid, serta mempunyai efek analgesik

cerna, hal ini disebabkan oleh adanya iritasi akibat

perifer.

hambatan biosintesis prostaglandin PGE2

Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi

dan prostacyclin. PGE2 dan PGI2 banyak ditemukan

kecepatan sintesis protein. Molekul hormon

di mukosa lambung dengan fungsi untuk

kortikosteroid memasuki sel jaringan melalui

menghambat sekresi asam lambung dan

membran plasma secara difusi pasif, kemudian

merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat

bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik

sitoprotektan.

dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk

Menurut Insel (1991), Reynolds (1982) diacu

kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini akan

dalam Mansjoer (2003), obat antiradang menurut

mengalami perubahan konformasi dan akan

struktur kimia dapat dibagai menjadi delapan

bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan

golongan, diantaranya adalah :

kromatin. Ikatan ini akan menstimulasi transkripsi

Turunan pirazolon, yaitu fenilbutazon,

Turunan asam propionat, yaitu ibuprofen,

Turunan asam antranilat, yaitu asam


Obat antiradang yang tidak mempunyai

Obat pirro (gout), yaitu kolkisin dan

RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis

15

protein ini merupakan perantara efek fisiologis

Mengurangi pelepasan mediator inflamasi

steroid. Steroid akan merangsang transkripsi dan

karena kestabilan membran sel lisosom dan sel

sintesis protein spesifik di hati. Steroid juga

mast

bersifat sebagai katabolik pada sel limfoid dan

fibroblas. Selain itu, steroid juga merangsang

protein spesifik (lipocortin atau lipomodulin) dari

sintesis protein yang bersifat menghambat atau

leukosit. Lipocortin kemudian akan menghambat

toksik terhadap sel-sel limfoid. Umumnya

enzim fosfolipase A2 yang berperan dalam

kortikosteroid dibedakan menjadi dua golongan,

produksi asam arachidonat dari membran sel.

yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek

Adanya hambatan terhadap produksi eikosanoid

utama glukokortikoid diantaranya adalah

yang merupakan mediator inflamasi, maka

penyimpanan glikogen di hati dan efek anti-

glucocorticoid mampu menghambat peradangan.

inflamasi. Prototipe glukokortikoid diantaranya

Selain berperan sebagai anti-inflamasi,

adalah kortisol. Kortisol dan analog sintetiknya

glukokortikoid juga berperan dalam menekan

dapat mencegah atau menekan munculnya gejala

respon imun, beberapa aktivitas glukokortikoid

peradangan akibat radiasi, zat kimia, infeksi,

sebagai imunosupresan diantaranya adalah :

mekanik, dan alergen. Kortisol dapat menghambat

migrasi leukosit ke tempat radang dan aktivitas

sumsum tulang, tetapi menurunkan pemasukan

fagositosis, serta menghambat manifestasi

neutrofil ke daerah radang

inflamasi yang sudah berlanjut. Kortikosteroid

sebagai terapi antiinflamasi bekerja dengan cara

dan jauh dari daerah radang, sehingga terjadi

menghambat gejala inflamasi (Ganiswarna et al.

eosinopenia

1995).

Menurut Farell dan Kelleher (2003),

dari sumsum tulang, sehingga menyebabkan

glukokortikoid dapat mengambat aktivasi sel T dan

monositopenia

sekresi sitokin. Peran glukokortikoid sebagai anti-

inflamasi terjadi melalui ikatan

radang dalam jangka lama

dengan intracellular glucocorticoid receptor (GR).

Menurut Martin (1989), glukokortikoid dapat

dihambat sehingga menyebabkan penurunan

berperan sebagai anti-inflamasi dan

proliferasi sel T

Glukokortikoid menginduksi pelepasan

Peningkatan pelepasan neutrofil dari

Eosinofil terletak jauh dari sirkulasi perifer

Monosit tidak dilepaskan dalam jangka lama

Limfosit juga tidak terdapat di daerah


Produksi interleukin 2 (growth factor sel T)

imunosupresan. Beberapa aktiftas glukokortikoid


sebagai anti-inflamasi :

KOMPOSISI :

Tiap supositoria mengandung,

Menghambat dilatasi kapiler dan penurunan

permeabilitas kapiler

Ketoprofen..........................................100 mg

Penurunan ekstravasasi plasma

CARA KERJA OBAT :

Penurunan pergerakan neutrofil dan monosit

Ketoprofen adalah suatu anti inflamasi non steroid,

ke daerah radang

yang termasuk dalam golongan AINS turunan dari

asam propionat. Ketoprofen memiliki aktivitas anti

Penurunan aktivasi makrofag melalui

penghambatan produksi limfokin oleh limfosit

inflamasi, anti piretik dan analgesik secara sentral

dan perifer.

Mengurangi pembentukan kolagen dan

mukopolisakarida

16

Ketoprofen menghambat sintesa prostaglandin

dipantau dengan cermat pada pasien dengan

dengan cara menghambat ensim siklooksigenase.

gangguan hati. Sirosis dan nefrosis, pasien yang

INDIKASI :

menerima pengobatan diuretik, pasien dengan

- Rematik inflamasi kronis

gangguan ginjal kronis, terutama pada pasien usia

- Rematik abartikuler

lanjut. Pada pasien-pasien ini pemberian

- Serangan Gout atau kondrokalsinosis

ketoprofen dapat menyebabkan penurunan aliran

- Artritis akut dan poliartritis

darah ke dalam ginjal disebabkan oleh

- Skiatika dan nyeri pada pinggang bawah

penghambatan prostaglandin dan berakibat gagal

- Eksaserbasi kongestif pada osteoartritis

ginjal.

- Sebagai analgetik setelah operasi atau setelah

- Seperti halnya dengan AINS lain, bila terdapat

melahirkan

infeksi, maka aktivitas antiinflamasi, analgesik dan

KONTRA INDIKASI :

antipiretik ketoprofen dapat menutupi tanda-tanda

- Penderita dengan riwayat reaksi hipersensitif

umum perkembangan infeksi misalnya demam.

terhadap Ketoprofen, Asetosal, AINS lainnya

- Pada pasien dengan pemeriksaan fungsi hati

seperti serangan asma, atau reaksi alergi tipe lain.

abnormal, atau dengan riwayat penyakit hati, kadar

- Reaksi anafilaksis berat dan fatal pernah

transaminase harus dinilai secara berkala terutama

dilaporkan meskipun jarang.

pada pengobatan jangka panjang. Pernah

- Penderita dengan riwayat rektitis atau protekragia.

dilaporkan adanya ikterus dan hepatitis karena

EFEK SAMPING :

ketoprofen walaupun jarang.

- Gangguan pada saluran cerna : gastralgia, nyeri

- Bila terjadi gangguan penglihatan misalnya

perut, mual, muntah, diare, konstipasi.

penglihatan kabur maka pengobatan harus

- Reaksi hipersensitivitas : kemerahan, urticaria,

dihentikan.

angioedema, serangan asma, bronkospasme, reaksi

- Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan

anafilaksis (termasuk syok).

menyusui.

- Gangguan pada sistem saraf pusat dan perifer :

INTERAKSI OBAT :

pusing, parestesi dan konvulsi, sakit kepala,

- Dengan AINS lain, termasuk salisilat dosis

somnolence, gangguan emosi.

tinggi : dapat meningkatkan risiko tukak lambung

- Gangguan pendengaran : tinitus.

dan perdarahan.

- Gangguan pada darah : trombositopenia, anemia

- Antikoagulan oral, heparin parenteral dan

yang umumnya karena perdarahan kronis,

tiklopidin : meningkatkan risiko perdarahan yang

agranulositosis, aplasia sumsum tulang.

disebabkan penghambatan agregasi trombosit.

- Over dosis : Efek samping yang diamati pada

- Lithium : risiko peningkatan kadar litium dalam

keadaan overdosis adalah : hipertensi,

plasma, kadang-kadang mendekati kadar toksis,

bronkospasme dan hemoragi gastrointestinal. Pada

karena penurunan ekskresi litium melalui ginjal.

kejadian ini dapat diberikan terapi simtomatik dan

- Metotreksat dengan dosis lebih dari 15

supportive.

mg/minggu : akan terjadi peningkatan risiko

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

toksisitas darah dari metotreksat, sehubungan

- Hati-hati diberikan pada penderita dengan riwayat

dengan penggantian metotreksat yang terikat

tukak lambung.

dengan protein dan penurunan klirens ginjal.

- Pada awal pengobatan fungsi ginjal harus

17

DOSIS :

stresor, dalam hal ini nyeri maka orang tersebut

SUPRAFENID Supositoria :

akan berespon untuk mempertahankan

- Bila dikombinasikan dengan pemberian per oral

kesehatannya ( menhurangi nyeri ). Jadi responden

pada waktu pagi dan siang, dosis lazim adalah 1

akan menggunakan kopingnya untuk memenuhi

supositoria dimasukkan ke dalam rektum.

kebutuhan rasa nyamannya. Penurunan tingkat

- Bila tidak dikombinasikan dosis lazim adalah 2 x

nyeri pada responden karena pemberian tehnik

1 supositoria perhari, dimasukkan ke dalam

relaksasi nafas dalam, sesuai dengan pendapat

rektum.

Orem, bahwa fungsi perawat yaitu membantu


individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraan ( Gafar, 1999 ).

Hal tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan

Secara fisiologi tehnik relaksasi dapat menurunkan

bahwa ada beberapa non farmakologi untuk

nyeri, hal ini sesuai teori gate control yang

mengurangi nyeri yaitu dengan tehnik relaksasi

merupakan bahwa rangsangan-rangsangan rasa

nafas dalam. Tehnik relaksasi ini sendiri

sakit dapat diatur atau bahkan dihalangi oleh pintu

merupakan tehnik yang efektif untuk mengontrol

mekanisme sepanjang system pusat neurons. Pintu

ketidaknyamanan ( Smeltzer dan Bare, 2002 ).

mekanisme dapat ditentukan di dalam sel-sel

Relaksasi otot skeletal di percaya dapat

gelatinosa dengan tanduk tulang belakang pada urat

menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan

syaraf tulang belakang, thalamus dan system

otot yang menunjang nyeri. Tehnik relasasi yang

limbic. Dengan memahami apakah dapat

sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan

mempengaruhi pintu-pintu ini, para perawat dapat

frekuensi lambat, berirama. Periode relaksasi yang

memperoleh sebuah kerangka kerja konseptual

teratur dapat membantu untuk melawan keletihan

yang berguna untuk manajemen rasa sakit. Teori ini

dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri

mengatakan bahwa rangsangan akan dirintangi

kronis dan yang meningkatkan nyeri ( Smelzer dan

ketika sebuah pintu tertutup. Penutupan pintu

Bare, 2002 ).

adalah dasar untuk terapi pertolongan rasa sakit

Relaksasi adalah salah satu tehnik dalam terapi

( Potter dan Perry, 2006 ).

perilaku yang dikembangkan oleh Jacobson dan


Wolpel untuk mengurangi ketegangan dan

KESIMPULAN DAN SARAN

kecemasan

Ada pengaruh tehnik relaksasi nafas dalam

( Ramdhani dan Putra, 2006

).

terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca

Menurut Roy, bila ada respon yang menyebabkan

operasi.

penurunan integritas tubuh akan menimbulkan

Diharapkan kepada Perawat dapat menerapkan

adanya suatu kebutuhan melalui upaya atau

tindakan mandiri keperawatan seperti teknik

perilaku tertentu. Begitu juga menurut Neuram,

relaksasi nafas dalam dalam mengaqtasi rasa nyeri

bahwa manusia merupakan system internal yang

pada pasien sebagai alternatif tindakan non

terbuka dan berinteraksi dengan lingkungan

farmakologi dan Perlu penelitian lebih lanjut

internal maupun eksternal yang dapat

dengan metodologi dan jumlah sampel yang lebih

menyebabkan stress.

besar untuk mengukur efektifitas teknik relaksasi

Sehingga bila dikaitkan dari kedua hal di atas

nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri.

hubungan bilamana seseorang mendapat suatu

18

perawat sebagai penyedia asuhan keperawatan akan


NON PHARMACOLOGICAL

diuraikan lebih lanjut didalam diktat ini.

PAIN MANAGEMENT

NON PHARMACOLOGICAL PAIN

Seorang pasien yang sedang mengalami nyeri

MANAGEMENT

umumnya berharap kepada perawat agar rasa nyeri

Distraksi

yang sedang dialaminya dapat segera menghilang

Teknik distraksi adalah teknik yang dilakukan

atau berkurang, mereka membutuhkan keadaan

untuk mengalihkan perhatian klien dari nyeri.

terbebas dari nyeri- pain relief. Tetapi bagi perawat,

Teknik distraksi yang dapat dilakukan adalah:

memenuhi permintaan tersebut bukanlah pekerjaan

a)

yang mudah. Setiap orang memiliki persepsi yang

membaca buku, melukis, menggambar dan

sangat berbeda dengan orang lain terhadap nyeri

sebagainya, dengan tidak meningkatkan stimuli

yang mungkin sedang dialami. Perbedaan inilah

pada bagian tubuh yang dirasa nyeri.

yang mendorong perawat untuk meningkatkan

b)

kemampuan dalam menyediakan peningkatan rasa

tubuh yang dirasakan nyeri.

nyaman bagi klien dan mengatasi rasa nyeri. Hal

c)

Bernapas lembut dan berirama secara teratur.

yang sangat mendasar bagi perawat dalam

d)

Menyanyi berirama dan menghitung

melaksanakannya adalah kepercayaan perawat

ketukannya.

bahwa rasa nyeri yang dialami oleh kliennya adalah

Melakukan hal yang sangat disukai, seperti

Melakukan kompres hangat pada bagian

sungguh nyata terjadi, kesediaan perawat untuk


terlibat dalam menghadapi pengalaman nyeri yang

Massage atau pijatan

dialami oleh klien dan kompetensi untuk terus

Merupakan manipulasi yang dilakukan pada

mengembangkan upaya-upaya mengatasi nyeri

jaringan lunak yang bertujuan untuk mengatasi

atau pain management.

masalah fisik, fungsional atau terkadang psikologi.

Rasa nyeri telah diidentifikasi sebagai alasan utama

Pijatan dilakukan dengan penekanan terhadap

seseorang mencari pertolongan kepada petugas

jaringan lunak baik secara terstruktur ataupun

kesehatan dan mengkonsumsi obat-obatan. Sebuah

tidak, gerakan-gerakan atau getaran, dilakukan

studi komprehensif yang dilakukan oleh Donovan

menggunakan bantuan media ataupun tidak.

pada tahun 1995 mengungkapkan bahwa banyak

Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan

orang mengalami nyeri selama beberapa tahun

untuk distraksi adalah sebagai berikut;

terakhir, rasa nyeri tersebut antara lain; nyeri

a)

kepala, nyeri punggung, dan nyeri sendi dengan

bersamaan.

frekuensi terbesar.

b)

Strategi keperawatan utama yang spesifik dalam

dengan tekanan pendek, cepat dan bergantian

meningkatkan rasa nyaman bagi pasien yang

tangan.

sedang mengalami nyeri, bersifat non farmakologi.

c)

Sebagaimana diketahui bahwa perawat tidak

gerakannya memutar sepanjang tulang punggung

memiliki wewenang untuk memberikan resep obat-

dari sacrum ke bahu.

obatan (intervensi farmakologikal) penghilang

d)

nyeri kepada pasien. Tindakan mengatasi nyeri

tangan, tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas

pain management, yang dapat dilakukan oleh

untuk membantu aliran balik vena.

19

Remasan. Usap otot bahu dan remas secara


Selang-seling tangan. Memijat punggung

Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari,

Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua

e)

Petriasi. Menekan punggung secara

Ketika melakukan relaksasi autogenic, seseorang

horizontal. Pindah tangan anda dengan arah yang

membayangkan dirinya berada didalam keadaan

berlawanan, menggunakan gerakan meremas.

damai dan tenang, berfokus pada pengaturan napas

f)

dan detakan jantung. Langkah-langkah latihan

Tekanan menyikat. Secara halus, tekan

punggung dengan ujung-ujung jari untuk

relaksasi autogenic adalah sebagai berikut:

mengakhiri pijatan.

a)

Persiapan sebelum memulai latihan

Guided Imaginary

1)

Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan

Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan

bantal, dan mata terpejam.

persepsi rasa nyeri dengan mendorong pasien

2)

untuk mengkhayal dengan bimbingan. Tekniknya

teratur.

sebagai berikut:

3)

a)

Atur posisi yang nyaman pada klien.

perlahan-lahan sambil katakan dalam hati saya

b)

Dengan suara yang lembut, mintakan klien

damai dan tenang.

Atur napas hingga napas menjadi lebih


Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara

untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan

b)

Langkah 1 : merasakan berat

atau pengalaman yang membantu penggunaan

1)

Fokuskan perhatian pada lengan dan

semua indra.

bayangkan kedua lengan terasa berat. Selanjutnya,

c)

secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan

Mintakan klien untuk tetap berfokus pada

bayangan yang menyenangkan sambil

terasa kendur, ringan, sehingga terasa sangat ringan

merelaksasikan tubuhnya.

sekali sambil katakana saya merasa damai dan

d)

tenang sepenuhnya.

Bila klien tampak relaks, perawat tidak perlu

bicara lagi.

2)

e)

punggung, leher dan kaki.

Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi,

Lakukan hal yang sama pada bahu,

gelisah, atau tidak nyaman, perawat harus

c)

Langkah 2 : merasakan kehangatan

menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika

1)

Bayangkan darah mengalir keseluruh tubuh

klien siap.

dan rasakan hawa hangatnya aliran darah, seperti

Relaksasi

merasakan minuman yang hangat, sambil

Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan

mengatakan dalam diri saya merasa senang dan

bahwa tubuh berespon pada ansietas yang

hangat.

merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi

2)

Ulangi enam kali.

penyakitnya. Teknik relaksasi dapat menurunkan

3)

Katakan dalam hati saya merasa damai,

ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan

tenang.

dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring

d)

Langkah 3 : merasakan denyut jantung

atau duduk dikursi. Hal utama yang dibutuhkan

1)

Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan

dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien

tangan kiri pada perut.

dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran

2)

yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang.

dengan teratur dan tenang. Sambil katakana

Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya

jantungnya berdenyut dengan teratur dan tenang.

adalah relaksasi autogenic. Relaksasi ini mudah

3)

Ulangi enam kali.

dilakukan dan tidak berisiko.

4)

Katakan dalam hati saya merasa damai dan

Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut

tenang.

20

e)

Langkah 4 : latihan pernapasan

yang dialami oleh klien diatasi oleh perawat

1)

Posisi kedua tangan tidak berubah.

melalui intervensi keperawatan.

2)

Katakan dalam diri napasku longgar dan

Intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah

tenang

nyeri berupa non farmacological pain

3)

Ulangi enam kali.

management antara lain distraksi, relaksasi

4)

Katakan dalam hati saya merasa damai dan

dan guided imaginary. Selain itu terdapat pula

tenang.

beberapa therapy non farmakologi yang dapat

f)

Langkah 5 : latihan abdomen

dilakukan untuk mengatasi nyeri seperti misalnya

1)

Posisi kedua tangan tidak berubah. Rasakan

akupuntur oleh akupunturist, therapy music,

pembuluh darah dalam perut mengalir dengan

pijatan, dan guided imaginary yang dilakukan oleh

teratur dan terasa hangat.

seseorang yang ahli dibidangnya dan disebut

2)

sebagai therapist.

Katakan dalam diri darah yang mengalir

dalam perutku terasa hangat.


3)

Ulangi enam kali.

4)

Katakan dalam hati saya merasa damai dan

tenang.
g)

Langkah 6 : latihan kepala

1)

Kedua tangan kembali pada posisi awal.

2)

Katakan dalam hati kepala saya terasa benar-

benar dingin
3)

Ulangi enam kali.

4)

Katakan dalam hati saya merasa damai dan

tenang.
h)

Langkah 7 : akhir latihan

Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan


melekatkan (mengepalkan) lengan bersamaan
dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan
sambil membuka mata.
Akupuntur
Akupuntur adalah tehnik pengobatan tradisional
yang berasal dari Cina untuk memblok chi dengan
menggunakan jarum dan menusukkannya ke titiktitik tubuh tertentu yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan yin dan yang.
KESIMPULAN
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman.
Kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda
pada tiap orang. Dalam konteks asuhan
keperawatan, perawat harus memperhatikan dan
memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman

21

Potter, P.A & Perry, A.G.(1993). Fundamental of


Nursing Concepts, Process and Practice. Third
edition. St.Louis: Mosby Year Book
Taylor, Lilis & LeMone.(1993). Fundamental of
Nursing; the art and science of nursing care. Third
edition. Philadelphia: Lippincot-Raven Publication
Therapy musik.
Therapy musik adalah proses interpersonal yang
digunakan untuk mempengaruhi keadaan fisik,
emosional, mental, estetik dan spiritual, untuk
membantu klien meningkatkan atau
mempertahankan kesehatannya.
Therapy musik digunakan oleh individu dari
bermacam rentang usia dan dengan beragam
kondisi; gangguan kejiwaan, masalah kesehatan,
kecacatan fisik, kerusakan sensorik, gangguan
perkembangan, penyalahgunaan zat, masalah
interpersonal dan penuaan. Therapy ini juga
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran,
membangun rasa percaya diri, mengurangi stress,
REFERENSI

mendukung latihan fisik dan memfasilitasi berbagai

Baresford, Larry.1998. A piece of pain Relief.

macam aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan

Chicago.Hospital and Health Network.

DEFINISI

Hilton. A.P.2004.Fundamental Nursing Skills.

Nyeri

USA: Whurr Publisher Ltd

The International Association for the Study of Pain

Khalsa,Singh M.D., Cameron Stauth.2004.

(IASP) mendefinisikan nyeri sebagai an

A Journey down the Pain Pathway ;

unpleasant sensory and emotional experience

The Pain Cure : The Proven Medical Program that

which we primarily associate with tissue damage

Helps End Your Chronic Pain.

or describe in terms of such damage, or

Kozier,et.al.2004. Fundamentals of nursing ;

both. Definisi ini menyatakan bahwa nyeri

concepts, process and practice Seventh

merupakan phenomena kombinasi dari aspek

edition. United States: Pearson Prentice Hall

sensory, emosional, dan kognitif dan eksistensi dari

Parrott T.2002. Pain Management in Primary-Care

keadaan pathology fisik tidaklah mutlak muncul

Medical Practice. In: Tollison CD, Satterthwaithe

pada pasien yang sedang mengalami nyeri. (The

JR, Tollison JW, eds. Practical Pain

IASP, dalam Parrot,2002)

Management. 3rd ed. Philadelphia, PA: Lippincott

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik,

Williams & Wilkins

universal dan bersifat individual. Walaupun


demikian nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu
sensasi yang tidak menyenangkan baik secara

22

sensori maupun emosional yang berhubungan

Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya

dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau factor

tekanan atau kerusakan jaringan yang mengandung

lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita

reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau

yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-

metastase.

hari, psikis dan lain-lain

Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan

Managemen Nyeri (Pain Management)

ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya

Managemen nyeri atau Pain management adalah

peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.

salah satu bagian dari displin ilmu medis yang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nyeri yang

berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan

disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan

nyeri atau pain relief. Management nyeri ini

terganggunya serabut saraf reseptor nyeri.

menggunakan pendekatan multidisiplin yang

Nyeri yang disebabkan oleh factor

didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal

psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan

(termasuk pain modifiers), non farmakologikal dan

karena penyebab organic, melainkan akibat trauma

psikologikal.

psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri

Managemen Nyeri Non Farmakologikal

karena factor ini disebut pula psychogenic pain.

Merupakan upaya-upaya mengatasi atau

KLASIFIKASI NYERI

menghilangkan nyeri dengan menggunakan

Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa

pendekatan non farmakologi. Upaya-upaya tersebut

golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat

antara lain distraksi, relaksasi, massage dan lain

ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.

sebagainya.

a. Nyeri berdasarkan tempatnya;

ETIOLOGI NYERI

1)

Penyebab nyeri dapat diklasifikasi kedalam dua

permukaan tubuh misalnya pada mukosa, kulit.

golongan yaitu penyebab yang berhubungan

2)

dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.

permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada

Secara fisik misalnya, penyebab adalah trauma

organ-organ tubuh visceral.

(mekanik, thermal, kimiawi maupun elektrik),

3)

neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah

disebabkan karena penyakit organ/struktur dalam

dan lain-lain.

tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah

Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena

yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan

4)

akibat benturan, gesekan ataupun luka.

perangsangan pada system saraf pusat, spinal cord,

Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung

batang otak, thalamus dan lain-lain.

saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas

b. Nyeri berdasarkan sifatnya;

atau dingin.

1)

Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam

sewaktu-waktu lalu menghilang.

atau basa yang kuat.

2)

Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena

menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama.

pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor

3)

rasa nyeri.

berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut

23

Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada


Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada

Refered pain, yaitu nyeri dalam yang

Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena

Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul


Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan
Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan

biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu

interaksi antara system saraf afferent dan inflamasi

menghilang, kemudian timbul lagi.

yang menyertai.

c. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;

Nociceptors (serabut delta A dan C) termasuk

1)

didalam System afferent primer, adalah saraf

Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas

rendah

efferent dengan diameter kecil dan merespon

2)

kepada noxious stimuli dan dapat ditemukan

Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan

reaksi.

dikulit, otot, sendi dan jaringan visceral tubuh.

3)

Noxious stimuli yang dimaksud adalah Bradikinin,

Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas

yang tinggi.

Prostaglandin dan substansi/zat P.

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;

Bradikinin. Merupakan vasodilator kuat yang

1)

meningkatkan permeabilitas kapiler dan

Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam

waktu yang singkat dan berakhir kurang dari enam

mengkonstriksi otot halus. Zat ini mempunyai

bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan

peran penting dalam proses kimia dari nyeri, baik

jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka,

ditempat sebuah luka terjadi bahkan sebelum

seperti luka operasi, ataupun pada suatu penyakit

impuls yang dikirim sampai keotak. Zat ini

arteriosclerosis pada arteri koroner.

merangsang pelepasan Histamin dan bersamaan

2)

dengan histamine menyebabkan kemerahan,

Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih

dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam

bengkak dan nyeri biasanya akan lebih

dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-

diperhatikan bila timbul peradangan.

tahun.

Prostaglandin. Merupakan zat yang menyerupai

PATOFISIOLOGI NYERI

hormone yang mengirim stimuli nyeri tambahan ke

Berdasarkan karakteristik klinis yang muncul,

system saraf pusat.

timbul banyak opini mengenai jenis-jenis

Substansi/zat P. Merupakan zat yang dipercaya

mekanisme terjadinya nyeri. Sebuah klasifikasi

bertindak sebagai stimulant dilokasi reseptor nyeri

berdasarkan patofisiologi, membagi secara luas

dan mungkin juga terlibat dalam respon inflamasi

sindrom nyeri, yaitu nociceptive, neuropathic,

(peradangan) di jaringan local (Fuller & Schaller-

psychogenic, campuran atau idiopathic. Sedangkan

Ayers,1990 dalam Taylor, 1993)

dalam diktat ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

Proses nociceptive dimulai dengan aktivasi

patofisiologi nyeri nociceptive.

receptor-receptor spesifik ini, yang mengarah ke

Nociceptive Pain

transduksi; sebuah proses yang menyebabkan

Secara klinis, sensasi nyeri dikatakan nociceptive

terjadinya depolarisasi saraf peripheral akibat

jika nyeri tersebut secara langsung berkaitan

terpajannya saraf dengan stimulus yang tepat.

dengan derajat kerusakan jaringan. Nyeri

Setelah depolarisasi terjadi, transmisi dari

nociceptive yang terjadi diasumsikan sebagai hasil

informasi berlanjut ke akson disepanjang medulla

dari aktivasi normal system nociceptive

spinalis menuju otak. Kemudian terjadilah proses

oleh noxious stimuli. Nociception terdiri dari empat

perubahan bentuk sinyal (modulasi) terhadap input

proses : transduction, transmission,

disetiap tingkatan neuroaksis. Perubahan ini

modulationdan perception.

melibatkan aktiivitas saraf afferent dan efferent,

Somatosensory secara normal memproses

dan terjadi di bagian dorsal horn dari medulla

kerusakan jaringan yang didalam prosesnya terjadi

spinalis. Informasi yang sampai dihipothalamus

24

dan struktur otak lain kemudian dikenali sebagai


rasa nyeri. Proses ini disebut perception.

25

Anda mungkin juga menyukai