KEPERAWATAN DEWASA II
ASUHAN KEPERAWATAN
MASTEKTOMI
Kelompok 3
Cicilia anita
0910322023
Mutya Farlina
0910321001
Yuliana
0910322017
Zulzi Gustina
0910323089
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah
bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak
diderita wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita
yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker
payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi
Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas hidup,
studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan payudara
merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya barat.
Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian diri
seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa
Ca. Mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab
kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.Ca. Mammae merupakan penyakit
yang mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini,
tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor genetik,
hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker
ini.Bebrapa gambaran kanker payudara menunjang prognolisnya, secara umum, makin
kecil tumor, makin baik prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan
patologis yang terjadi hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa
terabaPemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah
yang spedifik berhubungan dengan diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga /
dinyatakan ganas, peran perawat sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan
mengkoordinasikan klien terhadap keadaan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORITIS KANKER MAMAE
1. PENGERTIAN
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan
mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan
destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
2. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan
bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan
bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit
meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun,
Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai
resiko lebih besar untuk terkena kanker.
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
o
o
o
o
o
o
o
Total mastectomy
Partial Mastectomy
5. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,
dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan
dengan lumpektomi.
Quandrantectomy
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk
kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk
mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.
Lumpectomy
7. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy
dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
Excisional Biopsy
c. Indikasi operasi
Tekhnik operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi
diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian
bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma
kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas
didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek
steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan
kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer,
Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor,
kemudian dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral,
flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m.
Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat
perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal.
Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak
jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior
(mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level
III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa
aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke
jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis
longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya
didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu
kesatuan (en bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang pada
tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri pada payudara
kanan. Tanggal 19 November 2009, Ny E dirawat diruang bedah wanita. Menurut
pernyataan Ny E benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, benjolan
awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan semakin bertambah
besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan diberikan obat ramuan untuk
diminum. Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan nyeri pada
payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan,
sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan tidak nafsu makan. Ny E
menanyakan perawatan setelah operasi nanti. Ny E operasi MRM tanggal 20
November 2009.
TD
: 120/90 mmHg
Nadi :100x/menit
TB/BB :155 cm/ 58 kg
S
: 37,5 0C
RR
: 20 x/menit
Pengkajian post mastektomi pada tanggal 23 November 2009, Ny E
menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi, luka operasi 15 cm melintang pada
payudara kanan. Luka jahitan masih lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah
kanan sebanyak 2 buah berjarak 2 cm. Klien mengungkapkan saya merasa malu
karena salah satu dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih
menyayangi saya dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak
dijauhi oleh orang lain. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya
dibuka saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi
karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena takut
lukanya gatal dan lama sembuh.
a. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
: Ny E
Umur
: 44 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tgl Masuk RS
: 18 November 2009
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
Preoperasi: Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan
nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan
mengerakkan tangan kanan, sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan
tidak nafsu makan. Ny E menanyakan perawatan setelah operasi nanti.
Postoperasi: Ny E menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi,
luka operasi 15 cm melintang pada payudara kanan. Luka jahitan masih
lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah kanan sebanyak 2 buah
berjarak 2 cm. Klien mengungkapkan saya merasa malu karena salah satu
dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih menyayangi saya
dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak dijauhi oleh
orang lain. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka
saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi
karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena
takut lukanya gatal dan lama sembuh.
2. Riwayat kesehatan sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)
Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang
pada tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri
pada payudara kanan. Benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu,
benjolan awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan
semakin bertambah besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan
diberikan obat ramuan untuk diminum.
mengalami
gangguan
pada
penglihatan,
ii.
NANDA, NOC,NIC
NANDA
1. Nyeri (kronik) b.d proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), , klien sulit
tidur, dan ekspresi nyeri.
Domain 12
: Kenyamanan
Kelas 1
: Kenyamanan Fisik
Defenisi
: Ketidaknyamanan sensori dan ekspresi emosional akibat
gangguan jaringan actual dan potensial dan dideskribsikan dengan dengan
sustu gangguan (IASP) ; serangan mendadak atau lambat dari berbagai
intensitas dari yang ringan hingga hebat , konstan atau berulang tanpa
antisipasi atau prediksi terakhir dan waktunya >6 bulan.
Batasan karakteristik :
Anorexia
Perubahan pola tidur
Fatigue
Gangguan interaksi social
Ekspresi verbal tentang nyeri
NOC 1
Control nyeri p. 326
Defenisi: perilaku individu dalam mengontrol nyeri.
Indicator:
Mengakui factor penyebab
Mengetahui nyeri
Menggunakan obat analgesic
Menjelaskan gejala nyeri
Melaporkan control nyeri yang telah dilakukan
NOC 2
Level nyeri p. 328
Defenisi :
Indicator :
Ekspresi nyeri
Frekuensi nyeri
Ekspresi wajah terhadap nyeri
NIC
Pain management (Manajemen nyeri) p. 412
Aktivitas:
o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk
lokasi
pasien
Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri
Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri
Kurangi factor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan control nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
NIC
Pendidikan : Proses Penyakit
Defenisi : Membantu bantuan untuk memahami informasi yang berhubungan
dengan proses penyakit yang spesifik
Aktivitas :
o Menghargai tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
o Menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaiman hubungan denagn
o
o
o
o
o
penyakit
o Mendiskusikan pilihan terapi/pengobatan
o Mendeskripsikan komplikasi kronik yang mungkin terjadi
c. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI
i.
Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit
yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana
pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan? Apakah klien
merasa lebih baik setelah pembedahan?
2) Pola nutrisi metabolic
Untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien setelah operasi, maka klien perlu dianjurkan:
a. Makan makanan bergizi
keluarga
dan
orang
sekitar
termasuk
perawat
untuk
Batasan karakteristik :
Prilaku menghindar akibat kehilangan salah satu organ tubuh
Respon non verbal akibat perubahan actual tubuh
Respon non verbal terhadap penerimaan perubahan tubuh
Kehilangan organ tubuh
Tidak mau melihat bagian tubuh
Tidak mau menyentuh bagian tubuh
NOC 1
Citra Tubuh p. 123
Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh
Indicator:
Gambaran internal tubuh
Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh
Kepuasan penmapilan tubuh
Pengaturan penampilan fisik tubuh
Pengaturan perubahan fungsi tubuh
NIC 1
Perbaikan Citra Tubuh : 145
Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan
terhadap tubuhnya
Aktivitas:
o Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya
o Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat
penyakit dan pembedahan
o Membantu pasien memelihara perubahan tubuh
o Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang
beharga
o Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama
penampilan tubuh.
o Monitoring pandangan diri secara berkala
o Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh
o Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn
bagian tubuh dan berat badan
o Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social
o Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang akan meningkat
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal :
prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah
tentang ketertarikan seksual
Domain 6
: Persepsi-Diri
Kelas 1
: Konsep Diri
Defenisi
NIC
Perbaikan Harga Diri p.492
Defenisi : membantu pasien untuk meningkatkan penilaian pribadi tentang harga
dirinya
Aktivitas :
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya
dan cara untuk mengambil posisi lateral. Posisi ini digunakan pada pos operasi
( bahkan sebelum pasien sadar) dan dipertahankan setiap dua jam.
Latihan ekstrimitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut dan sendi panggul (sama
seperti mengendarai sepeda selama posisi berbaring miring). Telapak kaki diputar
seperti membuat lingkaran sebesar mungkin menggunakan ibu jari kaki (Gambar 2.4
dan2.5 ). Siku dan bahu juga dilatih ROM. Pada awalnya pasien dibantu dan
diingatkan untuk melakukan latihan , selanjutnya di anjurkan untuk melakukan secara
mandiri. Tonus otot dipertahankan sehingga mobilisasi akan lebih mudah dilakukan.
3. Kontrol dan Medikasi Nyeri
Disamping penyuluhan diatas pasien di berikan penjelasan tentang anastesi
(bagian anastesi akan menjelaskan lebih rinci), diberikan penjelasan mengenai obatobatan untuk mengontrol nyeri dan mungkin akan diberikan antibiotik profilaksis
sebelum pembedahan.Kontrol kognitif atau strategi kognitif dapat bermanfaat untuk
menghilangkan ketegangan, ansietas yang berlebihan dan relaksasi, strategi yang di
gunakan seperti Imajinasi,pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman
yang menyenangkan atau pemandangan yang menyenangkan. Distraksi, Pasien di
anjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati atau berkesenian, puisi dan
lain-lain.Pikiran optimis-diri Menyatakan pikiran pikiran optimistik semua akan
berjalan lancar di anjurkan.
4. Informasi Lain
Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang terdekat
dapat menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan berdoa.Pasien diberi penjelasan
kemungkinan akan dipasang alat post operasinya seperti ventilator, selang drainase
atau alat lain agar pasien siap menerima keadaan post operasi
E. PERSIAPAN PREOPERASI MASTEKTOMI
1. Persiapan psikologis
Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri
dalam memhadapi operasi, perawat diharapkan mengetahui informasi dokter
kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan
manfaat dan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan
penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.
2. Psikososial
Persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan hubungan
sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akibat perubahan kondisi
kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu menerima simpati
dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa canggung dan bersoislaisasi
dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
3. Persiapan fisik yang baik,seperti :
a. perawatan ulkus pada kanker payudara
Adanya bau yang tidak sedap yang dapat mengganngu lingkungan sekitaranya,
karena itu perlu adanya perawatan yang intensif sebelum operasi, bau ini
terjadi karena adanya jaringan nekrotik yang disertai dengan infeksi sekunder,
untuk mengurangi bau tersebut dapat dilakukan nekrotomi dan pencucian luka,
bisa dengan BWC 3 %, betadine 10%, dan antiseptik lainnya, dan jangan lupa
mengerjakan kultur pus dan sensitifitas tes bakterinya.
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan atau komplikasi yang timbul kerena
intervensi anesthesii maupun trauma pembedahannya.
b. Mengontrol data-data laboratorium
Seperti pemeriksaan darah, fungsi lever, fungsi normal, faal hemostasis, gula
darah, , urine.
c. Menontrol kelengkapan data-data radiologi
Seperti fhoto thorak, USG mamma, Mammografi, bone scan.
d. Pengosongan saluran pencernaan 6-8 jam dipuasakan kemudian 3-4 jam
dilakukan lavemen,
e. Pencukuran rambut ketiak dilakukan 2 jam sebelum operasi
f. Mandi bersih dan keramas.
BAB III
PENUTUP
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paruparu, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada
atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan
tampak seperti kulit jeruk.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito
Moyet.
(2003).Buku
Saku
Diagnosis
Keperawatan
edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd