Anda di halaman 1dari 7

Definisi Fraktur Terbuka

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang
menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Dimana
trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah
tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari
daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada
klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh (Sjamsuhidajat, 2005).
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan
luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa
infeksi. luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau
dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung (chairuddin
rasjad,2008).
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang
terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi
penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. beberapa hal yang penting untuk
dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan
segera, secara hati-hati, debrideman yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit
dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat (chairuddin
rasjad,2008).
Patah tulang terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan sedang
atau pernah berhubungan dunia luar
Etiologi dan Patofisiologi Fraktur Terbuka
Penyebab dari Fraktur terbuka adalah Trauma langsung: benturan pada tulang dan
mengakibatkan fraktur pada tempat itu Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.
Sedangkan Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena
1. penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.
2. Fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.
Klasifikasi Fraktur Terbuka

klasifikasi yang dianut adalah menurut Gustilo, Merkow dan Templeman (1990)
TIPE 1
Luka kecil kurang dr 1cm panjangnya, biasanya karena luka tusukan dari fragmen tulang
yang menembus kulit. terdapat sedikit kerusakan jaringan dan tidak terdapat tanda2 trauma
yang hebat pada jaringan lunak. fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, transversal,
oblik pendek atau sedikit komunitif.
TIPE 2
Laserasi kulit melebihi 1cm tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit.
terdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit kontaminasi fraktur.
TIPE 3
Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur
neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat. tipe ini biasanya di sebabkan oleh karena
trauma dengan kecepatan tinggi.
tipe 3 di bagi dalam 3 subtipe:
TIPE 3 a
Jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat laserasi yang hebat
ataupun adanya flap. fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebat
TIPE 3 b
Fraktur di sertai dengan trauma yang hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,
terdapat pendorongan periost, tulang terbuka, kontaminasi yang hebatserta fraktur komunitif
yang hebat.
TIPE 3 c
Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa
memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.
Fraktur distal radius
Fraktur yang mengenai tulang radius ulna karena rudapaksa termasuk fraktur dislikasi
proximal atau distal radioulnar joint (Fraktur Dislokasi Galeazzi dan Montegia)

Fraktur Galeazzi: adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau subluksasi sendi
radioulnar distal.

Fraktur Monteggia: adalah fraktur ulna sepertiga proksimal disertai dislokasi ke


anterior dari kapitulum radius

Klasifikasi Bado:

Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai dislokasi anterior

kaput radius

Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi posterior

kaput radii dan fraktur kaput radii

Fraktur ulna distal processus coracoideus dengan dislokasi lateral kaput radii

Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna dengan dislokasi anterior kaput radii dan fraktur

1/3 proksimal radii di bawah tuberositas bicipitalis


Patofisiologis
Mekanisme trauma pada antebrachii yang paling sering adalah jatuh dengan outstreched hand
atau trauma langsung. Gaya twisting menghasilkan fraktur spiral pada level tulang yang
berbeda. Trauma langsung atau gangguan angulasi menyebabkan fraktur transversal pada
level tulang yang sama. Bila salah satu tulang antebrachii mengalami fraktur dan menglami
angulasi, maka tulang tersebut menjadi lebih pendek terhadap tulang lainnya. Bila perlekatan
dengan wrist joint dan humerus intak, tulang yang lain akan mengalami dislokasi (fraktur dislokasi Galeazzi/ Monteggia)
Pemeriksaan Klinis
Fraktur radius ulna

Deformitas di daerah yang fraktur: angulasi, rotasi (pronasi atau supinasi) atau
shorthening

Nyeri

Bengkak

Pemeriksaan fisik harus meliputi evaluasi neurovascular dan pemeriksaan elbow dan
wrist. Dan evaluasi kemungkinan adanya sindrom kompartemen

Fraktur Galeazzi
Fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi radioulnar joint distal. Fragmen distal
angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna. Fraktur
dislokasi Galeazzi terjadi akibat trauma langsung pada wrist, khususnya pada aspek
dorsolateral atau akibat jatuh dengan outstreched hand dan pronasi forearm. Pasien dengan
nyeri pada wrist atau midline forearm dan diperberat oleh penekanan pada distal radioulnar
joint
Fraktur Monteggia
Fraktur setengan proksimal ulna dengan dislokasi radioulnar joint proksimal. Pasien dengan
fraktur-dislokasi Monteggia datang dengan siku yang bengkak, deformitas serta terbatasnya
ROM karena nyeri khususnya supinasi dan pronasi. Kaput radius bisanya dapat di
palpasi.Harus dilakukan pemeriksaan neurovascular dengan teliti oleh karena Bering terjadi
cedera saraf periper n radialis atau PIN.
Klasifikasi Fraktur dislokasi Monteggia menurut Bado:
1. Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai dislokasi anterior
kaput radius
2. Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi
3. posterior kaput radii dan fraktur kaput radii
4. Fraktur ulna distal processes coracoideus dengan dislokasi lateral kaput radio
5. Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna dengan dislokasi anterior kaput radii dan
fraktur 1/3 proksimal radii di bawah tuberositas bicipitalis
(Ariyanti, Dwi. 2006)

Fraktur usia tua


Fraktur merupakan salah satu masalah musculoskeletal (tulang dan otot) yang sering
terjadi pada manusia lanjut usia, dan fraktur yang berhubungan dengan osteoporosis dianggap
yang paling menyebabkan morbiditas dan disalbilitas pada lanjut usia. Pada tulisan ini,
penulis akan mencoba membahas tiga jenis fraktur berdasarkan lokasinya yang sering terjadi
pada lansia yaitu (1) fraktur kompresi Vertebra, (2) fraktur panggul, dan (3) fraktur pinggul.

Fraktur Kompresi Vertebrata


Fraktur ini menyebabkan sakit punggung yang merupakan gejala osteoporosis yang paling
sering dijumpai. Gejala yang mungkin terjadi paling awal adalah nyeri akut pada bagian
tengah sampai bagian bawah vertebra toraksika selama aktifitas harian rutin.
Focus pada perawatan fraktur kompresi akut ini adalah mengurangi gejala sesegera mungkin
dengan bedrest pada posisi apapun untuk memberikan kenyamanan maksimum pada klien.
Relaksan untuk otot seperti panas dan analgesic juga dapat digunakan bila ada indikasi,
karena penggunaan relaksan otot jangka pendek dalam jumlah sedikit dapat mengurangi
spasme otot yang sering menyertai fraktur-fraktur seperti ini.
Setelah nyeri berkurang, segerakan klien untuk mencoba bangun dari tempat tidur secara
perlahan dan dengan dibantu oleh perawat. Latihan dengan bantuan ini diharapkan dapat
memperbaiki deformitas postural dan dapat meningkatkan tonus otot. Selain itu klien juga
harus diajarkan tentang cara mencegah ketegangan punggung dengan menghindari gerakan

berputar atau pergerakan yang kuat atau membungkuk secara mendadak. Tindakan yang
berhubungan dengan cara mengangkat dan membawa barang-barang juga perlu dijelaskan.
Fraktur Panggul
Klien lansia biasanya mengalami cedera ini karena terjatuh. Walaupun hanya 3% dari semua
fraktur adalah fraktur panggul, tipe cidera ini diperhitungkan menimbulkan 5 sampai 20 %
kematian diantara lansia akibat fraktur. Fraktur panggul adalah hal yang tidak menyenangkan
karena fraktur tersebut dapat juga menyebabkan cedera intraabdomen yang serius, seperti
laserasi kolon, paralisis ileum, perdarahan intrapelvis, dan ruptur uretra serta kandung kemih.
Fraktur Pinggul

Hoolbrook (1984) melaporkan bahwa 1 dari 20 klien yang berusia lebih dari 65 tahun yang
baru saja dirawat di rumah sakit mengelami penyembuhan dari fraktur pinggul, dan pada
klien yang berasal dari panti werda, 70% tidak bertahan hidup 1 tahun, hanya sepertiga dari
klien yang dapat bertahan hidup setelah mengalami fraktur pinggul dapat kembali ke gaya
hidup dan tingkat kemandirian yang dapat dibandingkan dengan kondisi sebelum klien
mengalami fraktur tersebut.
Antara 75 dan 80% dari semua fraktur tulang pinggul mempengaruhi wanita, dan hampir
setengahnya terjadi pada seseorang yang berusia 80 tahun atau lebih. Manifestasi klinis dari
fraktur tulang pinggul ini adalah rotasi eksternal, pemendekan ekstremitas yang terkena, dan
nyeri berat serta nyeri tekan di lokasi fraktur. (Sjamsuhidajat, 2005).

Appley, G. A and Louis Solomon. 1995. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley Edisi ke
Tujuh. Jakarta : Widya Medika. Ariyanti, Dwi. 2006
Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakan ke-V. Jakarta: Yarsif
Watampone, 2008. 332-334.
Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC, 2005. 840-841.

Anda mungkin juga menyukai