BAB I
PENDAHULUAN
I. 1.
LATAR BELAKANG
Bagian Sumber Daya Manusia adalah suatu bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan
pemenuhan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar
profesi dan mempunyai kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan. Seleksi tenaga
kesehatan tersebut harus dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan dari setiap unit kerja yang
ada di rumah sakit.
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Manajemen Sumber Daya
Manusia diperlukan sebuah pedoman kerja sehingga didapatkan hasil yang baik dan bermutu.
Pelayanan yang bermutu di rumah sakit akan membantu setiap karyawan untuk dapat berkarya
sesuai dengan profesi, pendidikan serta kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan pada
customer di rumah sakit sehingga customer yang datang berobat ke rumah sakit merasa puas
terhadap pelayanan yang diberikan, yang berarti pula customer tersebut nantinya akan sebagai
sarana dalam mempromosikan rumah sakit. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah
mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarga.
Pelayanan Manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani semua karyawan baik
untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan salah upaya peningkatan sumber daya
manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan di rumah sakit bisa secara Sistem Outsourcing
atau Sistem Swakelola. Pada Sistem Outsourcing, pengusaha tenaga kerja selaku penyelenggara
sumber daya manusia dalam merencanakan, merekrut dan menentukan standar karyawan sesuai
dengan spesifikasi standar karyawan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dalam lembar kontrak
kerja. Sistem Swakelola, dalam penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan dilakukan dengan cara
merekruitmen sendiri sesuai dengan standar yang diberikan oleh rumah sakit.
Pelayanan untuk karyawan di rumah sakit ini dijalankan berpedoman kepada Undang-Undang Tenaga
Kerja No. 13 tahun 2003.
Pendidikan atau pelatihan adalah alat untuk mengubah ketrampilan ataupun kemampuan untuk
perorangan, group dan organisasi, sehingga menjadi lebih terampil dan ahli sesuai dengan
profesinya. Dalam manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang pelatihan dan
pengembangan sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan
salah satu penunjang untuk mencapai mutu pelayanan suatu perusahaan menjadi lebih optimal.
I. 2.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit Duta Indah terdiri dari:
1) Penyediaan dan penambahanan tenaga kerja.
2) Pemberian upah dan THR.
3) Kesejahteraan karyawan (cuti, izin dan jaminan sosial).
4) Pengembangan karir.
5) Pengembangan kemampuan (pelatihan dan pendidikan).
Penyediaan dan penambahan tenaga kerja meliputi pemasangan iklan, proses seleksi dan orientasi
tenaga kerja. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
diperlukan di rumah sakit untuk semua unit kerja. Penyelenggaraan upah dan THR meliputi
pemberian upah sesuai dengan standar rumah sakit dan pemerintah. Rangkaian kegiatan tersebut
adalah untuk memenuhi hak-hak karyawan sesuai dengan standar rumah sakit dan pemerintah.
Kesejahteraan karyawan meliputi semua hak-hak yang harus diterima oleh karyawan yaitu untuk jatah
cuti, izin dan jaminan sosial. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi hak-hak karyawan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengembangan karir meliputi pemindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain atau
dari satu jabatan di unit kerja ke jabatan lain di unit kerja yang berbeda tetapi setaraf. Selain itu juga
untuk pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lainnya yang lebih tinggi dari sebelumnya
dikarenakan prestasi, kemampuan dan pendidikan yang dimiliki. Rangkaian kegiatan ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi profesi pada masingmasing unit kerja.
Pengembangan kemampuan meliputi memberikan pelatihan bagi karyawan lama sebagai upaya
refresh sehingga kemampuan yang sudah dimiliki akan makin terasah dan bagi karyawan baru
sebagai upaya pengenalan lingkup dan job desc dalam suatu pekerjaan di unit kerja. Seiain itu juga
untuk pendidikan bagi karyawan lama yang harus mempunyai sertifikasi ataupun pendidikan lebih
tinggi dari yang dimiliki untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan. Rangkaian kegiatan ini adalah
untuk mengembangkan kemampuan kerja karyawan sesuai dengan profesi dan sertifikasi rumah
sakit.
I. 3.
LANDASAN HUKUM
-
I. 4.
Semua Unit Kerja harus memberikan program pendidikan dan pelatihan setiap akhir tahun
pada Unit Diklat.
Semua karyawan wajib mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang diadakan
Unit Diklat.
Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang dibiayai oleh
rumah sakit 100% (seratus persen) harus mendapatkan surat tugas dari Unit SDM dan
Direktur.
Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan atas biaya rumah
sakit 100% (seratus persen) harus menandatangani Surat Ikatan Dinas dari Unit Diklat.
Semua karyawan yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan atas biaya rumah
sakit 100% (seratus persen) harus menyerahkan sertifikat, nilai pendidikan dan materi
pendidikan atau pelatihan tersebut pada Unit Diklat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
II.1.
KUALIFIKASI SDM
Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Bagian SDM
No.
Nama Jabatan
Pendidikan
Manajer S.D.M
S1
1 orang
DIII
1 orang
DIII
1 orang
Sekretaris
1 orang
DIII Sekretaris
Jumlah
II.2.
Sertifikat
Kebutuhan
4 orang
DITRIBUSI KETENAGAAN
II.2.1.
II.2.2.
KUALIFIKASI UMUM
1. Dokter IGD
- Pendidikan minimal Lulusan S-1 Kedokteran
- Pengalaman minimal 2 tahun
- Mempunyai sertifikast ACLS, ATLS
- Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
2. Unit Keperawatan
- Pendidikan minimal lulusan D-3 Keperawatan
- Pengalaman minimal 2 tahun di Unit kerjanya
- Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
- Memiliki sertifikat PPGD, BTCLS
- Memiliki sertifikat tambahan seperti OK/ICU/NICU.
3. Instalasi Radiologi
- Pendidikan minimal D-3 ATRO (Akademi Teknik Rontgen)
- Pengalaman minimal 2 tahun sebagai Radiografer
- Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
4. Instalasi Laboratorium
- Pendidikan minimal D-3 Analis Kesehatan
- Pengalaman minimal 2 tahun sebagai Analis
- Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
5. Instalasi Farmasi
- Pendidikan minimal S-1 Apoteker untuk Apoteker
- Pendidikan minimal SMF (Sekolah Menengah Farmasi)/D-3 Farmasi untuk Asisten
Apoteker dan Juru Resep
- Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku untuk Apoteker dan
Assisten Apoteker
6. Unit Rekam Medik
- Pendidikan minimal D-3 Rekam Medis
- Diutamakan yang bersertifikat
- Berpenampilan menarik dan interaksi sosial yang baik
- Pengalaman minimal 1 tahun di unit kerjanya
7. Unit Marketing
- Pendidikan minimal S-1, diutamakan Jurusan Public Relation
- Dapat berkomunikasi dan berbahasa Inggris dengan baik
- Memiliki kemampuan analisa dengan baik dan ide-ide untuk promosi
- Berpenampilan menarik dan elegan
- Pengalaman minimal 2 tahun di bidang marketing
8. Unit Keuangan dan Akunting
- Pendidikan minimal SLTA
- Berpenampilan menarik dan interaksi sosial yang baik
- Pengalaman minimal 2 tahun di bagian Keuangan
- Bisa program komputer khususnya Excell
9. Unit Front Office, Kasir dan Billing
- Pendidikan minimal SLTA
- Berpenampilan menarik dan interaksi sosial yang baik
- Pengalaman minimal 2 tahun
10.Unit SDM
- Pendidikan minimal D3 Akutansi/Manajemen
- Mengerti dan memahami tentang Manajemen SDM
- Berpenampilan menarik dan interaksi sosial yang baik
- Pengalaman minimal 2 tahun di unit kerjanya
11. Unit I.T
- Pendidikan minimal D3 Manajemen Informatika
- Mengerti dan memahami tentang Hardware dan Software
- Pengalaman minimal 2 tahun di unit kerjanya
12.Unit Umum
- Pendidikan minimal SLTA
- Pengalaman minimal 1 tahun di unit kerjanya
13.Unit Maintenance
- Pendidikan minimal STM
- Pengalaman minimal 1 tahun di unit kerjanya
II.3.2.
KUALIFIKASI KHUSUS
Setiap unit kerja mempunyai kualifikasi khusus untuk tenaga kerja yang diperlukannya,
khususnya tenaga kesehatan harus berdasarkan profesinya masing masing. Standar
Profesi adalah batasan-batasan yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien secara professional. Standar
Profesi tersebut terdiri dari:
a. Standar Kompetensi, yaitu semua hal yang mencakup tentang pelaksanaan tugas seorang
tenaga kesehatan mulai dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam mengerjakan
dan menyelesaikan di tempat kerja serta menerapkannya dalam situasi dan lingkungan
yang berbeda
b. Etika Profesi, yaitu semua hal yang mencakup tentang hak dan kewajiban yang harus
dijalankan oleh seorang tenaga kesehatan
II.4.2.
B. Seleksi Khusus
Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar diseleksi
secara khusus oleh semua unit kerja dengan berkoordinasi dengan Unit SDM yang
memerlukan penambahan atau penggantian karyawan. Hal ini menyangkut
pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan tugas sesuai dengan profesi,
standar kompetensi dan kode etik masing-masing serta upah yang diterima oleh
karyawan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku di pemerintah dan
rumah sakit.
Sedangkan bentuk tes khusus yang dilakukan bagi semua calon karyawan disetiap unit
kerja, terdiri dari :
1. Test Ketrampilan Teknis (Tes Tulis), yaitu proses tes untuk kemampuan dan
ketrampilan sesuai dengan unit kerjanya. Tes tertulis diberikan dalam bentuk
pilihan ataupun tanya jawab dengan materi yang meliputi : Pengetahuan,
Ketrampilan, Sikap dan Wawasan yang harus dimiliki calon karyawan.
2. Wawancara Pendahuluan, yaitu proses wawancara pada pelamar sesuai dengan
curriculum vite yang dikirmkan dan unit kerja yang membutuhkan. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap karyawan yang akan bekerja di
salah satu unit kerja yang ada di rumah sakit sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan di unit kerja tersebut dan berdasarkan kemampuan dan kualitas calon
karyawan.
3. Kredensi, yaitu proses kredensial untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh
semua tenaga kesehatan sesuai dengan uji komptensi yang dilakukan sebelum
mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) untuk tenaga kesehatan
II.5.
PROGRAM ORIENTASI
Program Orientasi merupakan salah satu program di Bagian Sumber Daya Manusia dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan para karyawan baru agar dapat
bekerja cepat, tepat dan efisien sesuai dengan peran dan fungsinya.
Program Orientasi di Rumah Sakit Duta Indah terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1.
ORIENTASI UMUM
Program orientasi umum adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi, tanggung
jawab, hak dan kewajiban untuk calon karyawan.
Masa Orientasi Umum diadakan selama 2 hari.
2.
ORIENTASI KHUSUS
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan secara khusus tentang organisasi,
tanggung jawab, hak dan kewajiban, standar prosedur perunit kerja untuk calon karyawan
berdasarkan profesi.
Masa Orientasi Khusus diadakan selama 4 hari kemudian dilanjutkan dengan On The Job
Training sampai dengan selama 3 (tiga) bulan pertama sesuai dengan pengalaman yang
dimiliki.
Setelah menjalani masa orientasi khusus selama 3 (tiga) bulan pertama, maka
Koordinator/Manajer di unit kerja memberikan penilaian terhadap calon karyawan. Jika
memenuhi standar perunit kerja maka calon karyawan dinyatakan lulus oleh
Koordinator/Manajer di unit kerja.
10
BAB III
STANDAR FASILITAS UNIT SUMBER DAYA MANUSIA
2.
3.
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Karyawan
Permintaan Pelayanan
Proses
Permintaan Dana
Peserta Pelatihan
Pihak Penyelenggara
Persiapan
Pelatihan
12
Penggantian/Penambahan Karyawan
Permintaan akan penyediaan karyawan baik untuk penggantian atau penambahan
harus menggunakan form khusus untuk permintaan karyawan berdasarkan Analisa
Beban Kerja yang ada di semua unit kerja (form terlampir).
Permohonan Cuti/Izin
1.
Cuti Tahunan
Semua karyawan yang telah menjalani tugas/kerja selama 12 bulan berturutturut atau 1 (satu) tahun terhitung dari mulai pertama kali kerja maka akan
mendapatkan hak cuti selama 12 hari kerja. Adapun jangka waktu jatuh tempo
cuti tahunan adalah tahun berikutnya. Maka jika karyawan ingin menggunakan
hak cuti tahunan dapat mengajukan permohonan cuti tersebut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (form terlampir).
2.
Cuti Sakit
Semua karyawan akan mendapatkan ijin cuti sakit sesuai dengan surat dari dokter
yang ditunjuk oelah rumah sakit. Apabila terdapat karyawan yang sakit selama 3
bulan berturut-turut maka Unit SDM berhak menanyakan secara langsung pada
dokter yang terkait untuk masalah kesehatan yang telah dialami oleh karyawan
tersebut. Dan apabila di ketahui bahwa karyawan tersebut sudah tidak layak untuk
bekerja dengan alasan kesehatan maka akan diproses seuai dengan peraturan
yang berlaku.
3.
Cuti Melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap yang bekerja selama
2 tahun berturut-turut, maka akan mendapatkan hak cuti melahirkan selama 1
bulan menjelang kelahiran dan 1 bulan sesudah melahirkan berdasarkan
perhitungan/perkiraan dokter kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan. (form cuti
melahirkan sama dengan form cuti tahunan).
4.
6.
7.
13
Penggajian
Penetapan gaji pada dasarnya ditetapkan berdasarkan pada keahlian, kecakapan,
prestasi kerja, kondite, jabatan dan lain-lain dari masing-masing karyawan atau
kemampuan perusahaan dan pajak atas gaji karyawan adalah menjadi tanggungan
perusahaan.
Peninjauan gaji dilakukan setiap satu tahun sekali dan peninjauan gaji karyawan ini tidak
dilakukan secara otomatis, tetapi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas
kemampuan perusahaan, prestasi dan kondite masing-masing karyawan.
Gaji karyawan paruh waktu akan dihitung dan diberikan oleh perusahaan sesuai dengan
jumlah waktu kerjanya di perusahaan sesuai gaji dan waktu kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Perusahaan tidak akan membayar gaji kepada karyawan yang :
Tidak masuk tanpa pemberitahuan selama 5 (lima) hari berturut-turut
Melakukan unjuk rasa :
a. Pada hari karyawan yang bersangkutan melakukan unjuk rasa.
b. Selama ketidakhadiran kerja karyawan sebagai akibat dari proses dan tindakan
hukum yang dikenakan kepada karyawan yang bersangkutan.
Diskorsing oleh perusahaan sebagai akibat dari tindakan ketidakdisiplinan atas
pelanggaran tata tertib.
Penggajian terdiri dari :
a.
b.
c.
Jaminan Sosial
Pengobatan
a.
14
4.
5.
b.
Persalinan
Tunjangan persalinan hanya berlaku bagi karyawan penuh waktu dan istrinya dan
terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
15
3.
4.
5.
6.
16
yang meliputi:
a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja
ke Rumah Sakit dan atau kerumahnya, termasuk biaya pertolongan
pertama pada kecelakaan;
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di
Rumah Sakit, termasuk rawat jalan;
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (Orthese) dan atau alat ganti
(prothese) bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau
tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja.
Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud diatas, kepada
karyawan yang tertimpa kecelakaan kerja diberikan juga santunan dari
BPJS Ketenagakerjaan berupa uang yang meliputi :
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja.
b. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya
c. Santunan cacat total untuk selama-lamanya, baik fisik maupun
mental
d. Santunan kematian.
(2) Program Jaminan Kematian
Iuran JKM
1. bagi peserta penerima gaji atau upah sebesar 0,30% (nol
koma tiga puluh persen) dari gaji atau upah sebulan.
2. Iuran JKM bagi peserta bukan penerima upah sebesar Rp
6.800,00 (enam ribu delapan ratus Rupiah) setiap bulan
17
Beban Kerja
Pelayanan rumah sakit menuntut adanya pola kerja bergilir / tugas jaga malam.
Tenaga yang bertugas jaga malam dapat mengalami kelelahan yang meningkat
akibat terjadinya perubahan bioritmik.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kegiatan rumah sakit dapat mempengaruhi kesehatan kerja dalam 2
bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pekerja Rumah Sakit adalah pekerja dilingkungan Rumah Sakit terdiri dari :
a.
Tenaga Medis :
- Dokter
- Perawat
- Bidan
b.
Semua pekerja rumah sakit sebelum diterima sebagai calon karyawan akan
menjalani tes kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan calon
karyawan tersebut. Tes kesehatan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan fisik /tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, berat badan, dll)
2. Pemeriksaan thorax
3. Pemeriksaan HbSAg
18
Apabila pada hasil pemeriksaan terdapat adanya kelainan akibat suatu penyakit
maka karyawan tersebut tidak dapat diterima sebagi calon karyawan.
Adapun standar untuk pemeriksaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit TBC
2. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit Hepatitis
Untuk pemeriksaan Medical Chek Up Karyawan rutin diberlakukan pada tenaga
kerja yang beresiko terpapar zat-zat berbahaya atau kuman penyakit akibat
memberikan pelayanan kesehatan. Apabila pada hasil pemeriksaan Medical Cek up
terdapat indikasi karyawan terkena Penyakit Akibat Kerja maka diberikan
penangangan secara tepat dan cepat dengan berkoordinasi pada Panitia
Kesehatan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
IV.4. Pendidikan dan Pengembangan Karyawan
1.
Tujuan
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja karyawan secara optimal dan
perkembangan karir karyawan, maka perusahaan akan memberi kesempatan kepada karyawan
yang berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan :
a. Perkembangan perusahaan atau organisasi perusahaan.
b. Lowongan atau pemindahan tugas.
2.
Waktu
a.
b.
3.
Pendidikan/ pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, kecuali untuk jenis
pelatihan on-job training.
Pendidikan/ pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di perusahaan,
kecuali on-job training, atau karena sesuatu hal terpaksa diadakan di jam kerja karyawan.
b.
c.
4.
5.
19
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Waktu kerjanya kurang dari waktu kerja standar perusahaan, maka upah karyawan yang
bersangkutan akan dibayar secara proporsional, atau mendapatkan upah penuh atas
persetujuan perusahaan.
Menurut penilaian perusahaan pekerjaannya menjadi terganggu, maka perusahaan dapat
melakukan pemindahan tugas atau demosi dan menyesuaikan upah sesuai dengan tugas
dan posisi yang baru, atau kepada karyawan yang bersangkutan dapat diberi ijin
meninggalkan pekerjaan tanpa mendapatkan upah selama menjalankan masa pendidikan.
Pendidikan dan Pelatihan dilakukan sebagai sarana untuk menunjang karir/pekerjaan dari
karyawan di unit kerja. Pendidikan dan pelatihan tersebut diatur oleh ketentuan yang berlaku dan
setiap peserta yang dikirim untuk pelatihan diajukan oleh Manajer perunit kerja (form terlampir).
IV.5. Kedisiplinan Karyawan
1.
2.
3.
4.
20
b.
Surat Peringatan.
Surat Peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Kasi SDM Perusahaan karena
adanya tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib atau peraturan yang berlaku,
atau karena diabaikannya teguran lisan.
Surat Peringatan tersebut terdiri dari :
Surat Peringatan Pertama.
Surat Peringatan Kedua.
Surat Peringatan Ketiga.
Pemberian surat peringatan ini tidak harus dilakukan secara bertahap, akan tetapi
disesuaikan dengan jenis dan bobot pelanggaran yang dilakukan karyawan.
Atasan masing-masing bagian berwenang, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
membuat, menandatangani dan menyampaikan surat peringatan kepada setiap karyawan
yang melakukan pelanggaran Tata Tertib. Setiap surat peringatan yang dibuat harus
berdasarkan hasil pengamatannya sendiri atau perintah/usulan tertulis dari Direktur.
Selanjutnya karyawan yang bersangkutan wajib menerima dan menandatangani surat
peringatan tersebut.
c.
Skorsing.
Skorsing adalah pembebasan tugas sementara. Skorsing
dapat
dikenakan
kepada
karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau melakukan pelanggaran setelah
mendapat teguran, surat peringatan atau tindakan yang merugikan Perusahaan. Jangka
waktu skorsing paling lama 1 (satu) bulan.
d.
e.
21
berhubungan dengan karyawan makin bertambah dan memerlukan tempat penyimpanan yang lebih
luas, sehingga untuk efisiensi dan utilitas ruangan yang ada maka ada proses retensi/pemusnahan
dokumen atau berkas karyawan setiap 5 (lima) tahun sekali yang disertai dengan berita acara.
22
BAB V
LOGISTIK
V.1.
V.1.1.
PERMINTAAN KE LOGISTIK
Prosedur permintaan ke logistik adalah suatu permintaan alat tulis kantor yang akan
digunakan untuk pelayanan pada karyawan dan dibuat oleh petugas yang sedang bertugas,
serta diserahkan kebagian logistik untuk didapatkan penggantinya.
Adapun prosedurnya sebagai berikut:
Petugas mencatat keperluan alat tulis kantor yang sudah digunakan atau yang
dibutuhkan untuk pelayanan terhadap karyawan pada formulir permintaan rangkap 2
(putih dan merah).
Formulir tersebut diberikan pada petugas logistik umum untuk dilakukan pendataan.
Sebagai bukti pengambilan maka formulir yang berwarna putih diserahkan ke logistik
umum untuk pengambilan barang yang sudah digunakan atau yang sedang dibutuhkan
dan formulir berwarna merah disimpan sebagai arsip.
23
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
VI.1. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam rangka
menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian dan
kesengajaan.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan erat dengan
kejadian yang disebabkan akaibat kelalaian petugas yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja
atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses pelayanan terhadap
karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan pekerjaan yang terorganisir dengan baik,
dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta
istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba dan tidak
direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun dapat melukai petugas
VI. 2. TUJUAN
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, Syarat-syarat keselamatan kerja meliputi
seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain
yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis, keracunan,
infeksi dan penularan.
9. Menyelenggaraan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
VI.3. PRINSIP KESELAMATAN KERJA
Prinsip keselamatan kerja di Unit SDM adalah :
1.
2.
3.
4.
24
5.
6.
7.
8.
Perawatan pada peralatan dilakukan secara kontinyu sehingga peralatan tetap dalam kondisi
yang layak.
Adanya pelatihan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
Adanya fasilitas pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
Adanya petunjuk penggunaan peralatan keselamatan kerja.
2.
25
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
VII.1. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai
dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil yang telah ditetapkan sebelumnya
agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengawasan terhadap pelayanan karyawan harus selalu dikomunikasikan pada Manajer perunit
kerja, terutama masalah Cuti/Izin serta absensi sehingga Unit SDM dapat menjalankan pelayanan
tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
VII.1.2.
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan yang
terlaksana sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil yang
ditetapkan sebelumnya agar tidak terdapat keterlambatan dalam pelayanan .
Pengendalian dalam memberikan gaji/upah untuk karyawan harus terus dilakukan sehingga
karyawan dapat mendapatkan haknya sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Adapun
standar pelayanan sebagai berikut :
1. Pembagian Gaji/upah setiap bulannya paling lambat tanggal 28.
2. Pembagian THR dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum hari raya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus selalu
dikomunikasikan terhadap Manajer perunit kerja sehingga Unit Diklat dapat mengontrol
proses pelaksanaan serta peserta pelatihan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
VII.2. TUJUAN
1.
Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan unit SDM di
Rumah Sakit Duta Indah.
2.
Khusus
a. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan Unit SDM melalui indikator mutu pelayanan.
b. Mengetahui cara-cara /langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Unit
SDM.
c. Peningkatan mutu pelayanan Unit SDM dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan serta efisien dan efektif.
VII.3. MANFAAT
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagi berikut :
1.
2.
26
2.
3.
Bidang Mutu Unit SDM mempunyai tugas menyusun rencana program penilaian mutu pelayanan
Unit SDM selama periode tertentu menyusun kriteria sebagai indikator pelayanan mutu
pelayanan Unit SDM, melaksanakan monitoring dan evaluasi dari suatu penilaian yang
dilaksanakan
Bentuk kegiatan dari bidang mutu Unit SDM yaitu melaksanakan pengelolaan mutu kinerja
pelayanan Unit SDM
Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali :
Studi dokumentasi untuk evaluasi kelengkapan dokumen pelaporan:
Unit SDM : Melalui Laporan Tahunan
Unit Diklat : Melalui Laporan Tahunan
4.
Hasil pengendalian mutu pelayanan Unit SDM dilaporkan pada panitia mutu pelayanan.
27
BAB VIII
PENUTUP
Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang telah diberikan pelayanan baik terhadap hak dan
kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan maka akan terkumpul sebuah
Sistem Infomasi Sumber Daya Manusia dimana didalamnya terdapat suatu prosedur sistematik
pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan dan perolehan semua data-data tentang semua karyawan.
Selain itu untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia akan terus berorginisir dengan baik sehingga jika
terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja sudah tersedia Sumber Daya Manusia yang
berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada di rumah sakit.
Adapun suplai Sumber Daya Manusia dapat berasal dari internal dan eksternal. Suplai internal berasal dari
karyawan yang sudah ada saat ini, karyawan yang dapat dipromosikan, dipindahkan atau didemosikan
untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan untuk suplai eksternal adalah dari orang yang melamar pekerjaan.
Bagian Sumber Daya Manusia harus terus selalu memperbaharui sistem dan selalu memfile estimasi
kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua proses pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses
pelayanan terhadap customer dapat berjalan dengan baik dan lancar.
28