Anda di halaman 1dari 54

Paper Ekonomi Mikro

POSTED BY SIXTEENQUERIDA OCTOBER 26, 2013 LEAVE A COMMENT

PAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR


PRODI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
PAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR

Disusun oleh :
M.Haidir

20110430002

Amar Maruf

20110430019

Husnul Khotimah

20110430030

Faizal Nurdin

20110430056

PRODI ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami menyelesaikan
tugas paper mata kuliah ekonomi mikro pengantar.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap
tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita
menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Paper yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori konsumsi,teori produksi, teori
biaya dan pasar persaingan sempurna yang terdiri dari berbagai bahasan.paper yang kami

kerjakan ini juga bertujuan agar kita mengetahui lebih rinci tentang materi-materi yang telah kita
pelajari bersama.
Terselesaikannya tugas paper ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu bapak Ahmad Maruf
SE.M.Si serta teman teman yang telah membantu kami.
Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan paper yang kami susun ini,sebagai makhluk yang
sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini.

Yogyakarta, 1 Januari 2012

Kelompok Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. 3
DAFRTAR ISI 4
BAB 1 PENDAHULUAN 5
1.
2.

Pendahuluan 5
Tujuan .. 5

BAB 2 PEMBAHASAN . 6
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Teori Konsumsi .. 6
Pengertian Teori Konsumsi . 6
Faktor Ekonomi . 6
Pendapat Keynes 7
Teori Keynes .. 9
Contoh Kasus . 11
Teori Produksi . 14

1.

Pengertian Teori Produksi .


14

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Input dan Output


. 16
Jangka Waktu Produksi ..
16
Produksi dengan Satu Input Variabel ..
16
Teori Produksi dengan dua Input Variabel
19
Produksi dengan Dua Input ..
19
Tahap Tahap Produksi .
22
Contoh Kasus
24
Teori Biaya
. 27
1.
Pengertian Teori Biaya
. 27
2.
Macam Macam Biaya
29
3.
Penerimaan
. 33
4.
Hubungan Biaya Penerimaan dan Laba
34
5.
Contoh Kasus
. 35
6.
Teori Pasar Persaingan Sempurna
.. 37
1.
Pengertian Teori Pasar Persaingan Sempurna
.. 37
2.
Ciri Ciri Pasar Persaingan Sempurna
37
3.
Macam Struktur Pasar
.. 39
4.
Sifat Sifat Pasar Persaingan
40
5.
Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
.. 41
6.
Permintaan dan Penawaran pada Pasar Persaingan
Sempurna . 45
7.
Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
45
8.
Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
46
9.
Efisiensi dalam Pasar Persaingan Sempurna
.. 47
10.
Kebebasan Bertindak dan Memilih
. 47

11.

Contoh Kasus
. 49

Penutup . 52
Daftar Pustaka 53

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Pendahuluan

Kehidupan manusia di bumi semakin lama dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber daya
yang semakin terbatas, seperti halnya keberadaan minyak bumi dan hutan tropis yang terdapat di
Indonesia. Sementara sumber daya yang semakin terbatas, kebutuhan manusia untuk memenuhi
kepuasanya menjadi semakin banyak. Dapat dilihat dari semakin beraneka ragamnya kebutuhan
dari hari ke hari. Hal ini meyebabkab Ilmu Ekonomi yang sudah lama semakin diperlukan.
Pembangunan yang dilakukan oleh banyak Negara di dinia ini kebanyakan juga memprioritaskan
pembangunan di bidang ekonomi. Apalagi bagi Negara berkembang menitikberatkan pada
pembanguna ekonomi. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat untuk lebih memahami aspekaspek ekonomi atau segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu ekonomi.
PENGERTIAN EKONOMI MIKRO
Ilmu ekonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak
terbatas. Ilmu ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membpelajari perilaku individu
dalam membuat keputusan-keputusan yang ada hubunganya dengan aspek ekonomi. Paper ini
akan membahas empat bab yaitu teori konsumsi, teori produksi, teori biaya, dan pasar persaingan
sempurna.

1.
a)
1.
2.
3.
b)

Tujuan
Teori Konsumsi
Mengetahui konsep teori konsumsi
Mengetahui sepenuhnya tentang faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Mengerti tentang maksud dari berbagai macam teori konsumsi
Teori Produksi

1.
2.
3.
4.

c)

Mengetahui tentang pengertian produksi


Fungsi produksi dan bagian-bagiannya
Mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan
Berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi
perusahaan.

Teori Biaya

1.
2.
3.
d)

Mengetahui konsep biaya


Mengetahui biaya produksi jangka pendek
Mengetahui biaya produksi jangka panjang
Teori Pasar Persaigan Sempurna

1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui cirri-ciri pasar persaingan sempurna.


Untuk mengetahui pemaksimuman keuntungan jangka pendek.
Untuk mengetahui keseimbangan dalam industri.
Untuk mengetahui kebaikan & keburukan pasar persaingan sempurna.

a)
BAB II
PEMBAHASAN

1.

A.
1.

Teori konsumsi
1.
Pengertian Teori Konsumsi

Apabila seseorang menerima pendapatanya dari hasilnya bekerja maka ia


merencanakan untuk membelanjakan pendapatanya itu, setelah
kewajibanya ( seperti pajak dan sebagainya ). Jadi,
dibelanjakan. Tidak ada seorang normal
pendapatanya.

pun akan segera

dikurangi dengan segala

pendapatan itu mestilah dikeluarkan atau

pun di dunia ini yang selalalu menyimapan

Di dalam ilmu ekonomi, konsimsi berarti penggunaan barang dan jasa

untuk

memuaskan

kebutuhan manusiawi ( the use of goods and services in the satisfaction of human wants ).
Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta

tujuan yang esensial dari pada produksi (

Rosyidi, 1996 : 147 ).


1.

2.

Faktor Ekonomi

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government


konsumsi rumah tangga (household consumption/private
mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi

consumption) dan

consumption). Faktor-faktor yang

rumah tangga, antara lain :

2.1 Faktor Ekonomi


Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :

Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin
baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan
meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi
semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya
semakin menuntut kualitas yang baik.

Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth ).

Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut
dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.

Tingkat Bunga ( Interest Rate ).

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang
tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi
mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari
bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik
menunda/mengurangi konsumsi.

Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future).

Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga
antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah
bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian
domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
2.2 Faktor Demografi

Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan
per kapita sangat tinggi.

Komposisi Penduduk.

Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :

Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar

tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga semakin tinggi,

sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan
hidupnya makin banyak.
Makin banyak penduduk yang tinggal diwilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi
juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih komsumtif
dibanding masyarakat pedesaan.

2.3 Faktor Non Ekonomi


Faktor ini yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah

faktor sosial budaya

masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai
karena ingin meniru
1.
Keynes

3.

kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.

Pendapat Keynes

berpendapat

bahwa

pengeluaran

masyarakat

untuk

konsumsi

dpengaruhi

oleh

pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapat mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat
konsumsi.

Selain itu,

pendapatan juga berpengaruh terhadap tabungan.

Semakin tinggi

pendapatan, semakin besar pula tabungannya karena tabungan merupakan bagian pendapatan
yang tidak dikonsumsi. Walaupun pendapatan penting peranannya dalam menentukan konsumsi,
peranan faktor-faktor lain tidak boleh diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan:
v Kekayaan yang terkumpul.
Sebagai akibat menapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka
seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak
terdorong lagi untuk menabung lebih banyak.maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang
digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh
warisan mereka lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak di masa yang akan datang.
v Tingkat bunga.

Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan.
Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih
banyak bunga yang akan diperoleh.
v Sikap berhemat.
Berbagai

masyarakat

mempunyai

sikap

yang

berbeda

dalam

menabung

dan

berbelanja. Adamasyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan
tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah lebih rendah tapi ada pula
masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi yang berdiri APC dan
MPCnya adalah tinggi.
v Keadaan Perekonomian.
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat
berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan
berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan
perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensi
meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatnya makin berhati-hati.
v Distribusi Pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan
dapat diperoleh. Dengan masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional
dinikmati oleh sebagian kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini
mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh menciptakan tabungan
yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai
konsumsi dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih
seimbang

tingkat

tabungannya

relatif

sedikit

karena

mengkonsumsi yang tinggi.

1.

1.

Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model )

Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi

mereka

mempunyai

kecondongan

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh
pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika pendapatan disposabel meningkat,
maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar
peningkatan pendapatan diposabel.

C = Co + bYd
Ket :

C = konsumsi

Co = konsumsi otonomus
b

= marginal propensity to consume (MPC)

Yd = pendapatan diposable
0<b<1
1.

Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal

Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal

Propensity to Consume, disingkat MPC) adalah

konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan
disposabel bertambah satu unit.
MPC =

Yd
0 < MPC < 1
1.

Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata

Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consum, disingkat APC) adalah


rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.

APC

Yd
Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1
1.

Hubungan Konsumsi dan Tabungan

Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsums,
sedangkan sisanya ditabung. Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan disposabel
akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan
disposabel

yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marginal

(Marginal Propensity to Save/MPS). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan
disposabel disebut kecenderungan menabung rata-rata (Avarage Propensity to Save/APS)
Rumus :
Yd

= C + S (saving)

MPS

= 1 MPC

APS

= 1 APC

Kurva Permintaan Pasar diturunkan dari permintaan individu atau perorangan


(individual consumer demand). Permintaan individu diturunkan (diderevasi) dari teori
konsumsi.Pendekatan teori konsumsi dengan 2 cara yaitu:
1.
2.

Fungsi kegunaan (the utility approach) ada sejak tahun 1870 an. Dikembangkan oleh Willia
Stanley Jevons dari Inggris, Karl Menger dari Austria, Leon Walras dari Perancis.
Kurva indiferens (the indifference curve approach)

Prinsip teori utilitas :


a)

Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar

manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru
mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.
b)

Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang,

Dengan

demikian

Utilitas

merupakan

ukuran

manfaat

(kepuasan)

bg

seseorang

karena

mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi


sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility)
adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.
c)

Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of

Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit
barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan
unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin

menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU)
mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang
dikonsumsi.
d)

Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas

(complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket
barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih
disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka
dari C, atau A>C.
e)

Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna

berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis


kualitas barang, kapasitas produksi teknologi yang digunakan dsb.
Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan
karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval,
kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal
sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas

nilai absolut)
sehingga tingkat

utility (MU) Secara


karena perubahan 1 unit

Q (barang yang dikonsumsi).


Teori kegunaan kardinal ini telah banyak digunakan para ekonom, mengingat
untuk mewngukur Utilitas (kegunaan) dari konsumsi suatu paket barang
Utilitas ini diperbaiki oleh Vilvredo Pareto (1906) yaitu dengan
Ordinal Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal (The

sangat sulit

secara kardinal. Teori


skala kardinal menjadi

Indifference Curve Approach).

Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan


kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan)

paket
yang sama

( dinilai dalam skala kerdinal ).


Indeferent curve mempunyai persyaratan :
1.
Konsistensi (prinsip Transitivity); jika Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B
lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. berarti
kurva indeferens tidak saling berpotongan. Titik E pada gambar (b) seolah-olah berpotongan,
sebenarnya titik E ada pada salah satu Kurva indiferens . (semakin jauh Kurva indiferens
terhadap titik origin maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen A > B > C.
2.
Banyak lebih disuka dari pada sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional
sehingga Kurva indiferens yang berada di sisi kanan lebih disuka. (Gambar (c)) titik 2 lebih
disuka dari titik 1. titik 4 dan 5 bersifat indiferens terhadap titik 1.
3.
Tidak harus paralel, karena perubahan Utilitas tidak harus proporsional, tetapi syarat (2)
harus dapat dipakai.
4.
Kurva indiferens menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward slopping) dan sembung
terhadap titik orogin (convex to origin) Marginal Rate of substitution ( MRS ).

Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus

mengurangi kuantitas

barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen

akan menambah barang x

maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini

yang disebut sebagai daya

substitusi marginal (Marginal Rate of substitution ( MRS ).

MRS XY =
U

du

(dU/dX).

dX

(X,Y)

(dU/dY).

dY

du = MUX . dX + MUY. dY =0
MUX

.dX

-MUY

dy

atau

(Bertanda negatif berarti miring dari kiri atas ke kanan bawah)


1.

5.

Contoh Kasus

1)
Tongseng

Sate

Kelompok barang

(piring)

(tusuk)

20

15

11

sate (tusuk)

30

u=9

20

u=8

10

u=7

U=6
1

tongseng (piring)

( gambar 1.1 )

2)

Pola konsumsi Rudi ( dalam rupiah )

HARGA

BAJU

JUMLAH

BAJU

UANG

YANG
TU/UNIT

MU/UNIT

25.000

50.000

50.000

50.000

125.000

75.000

25.000

75.000

185.000

60.000

25.000

100.000

225.000

40.000

PERPOTONG

DIKONSUMSI

25.000

25.000

HARUS
DIKELUARKAN

25.000

125.000

250.000

25.000

25.000

150.000

250.000

25.000

175.000

200.000

-50.00

25.000

200.000

100.000

-100.00

TEORI PRODUKSI
EKONOMI MIKRO

1.

B.

Teori produksi

1.

1.

Pengertian teori produksi

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output. Produsen
dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi
disebut fungsi produksi

Q = f (K, L, R, T)

Fungsi Produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan (fungsional)
antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q = jumlah output (hasil produksi)


K = modal (kapital)
L = tenaga kerja (labor)
R = kekayaan akan (raw material)
T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi. Kemudian cara yang
termudah untuk mengetahui tekhnologi apa saja yang tersedia dan yang memungkinkan dipakai
oleh seorang produsen adalah membuat daftar tekhnologi yang fisibel untuk digunakan. Himpunan
dan kombinasi input yang dapat menghasilkan suatu tingkat output dan fisibel untuk dilaksanakan
yang disebut Himpunan Produksi ( production set ).
Kemudian Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, .., Xn) ;
dimana :
Y

: Tingkat produksi (output) yang dihasilkan

X1, X2, X3, , Xn

: Berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.

Fungsi ini masih bersifat umum, karena hanya mampu menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan
tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan
penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut.
Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam
bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX (fungsi linier)
b) Y = a + bX cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = aX1 bX2 cX3 d (fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :
The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan
bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka
tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi
mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
1.
2.
Input dan Output
Input pada suatu proses produksi dapat terdiri dari tanah, tenga kerja, modal dan material. Jadi
input adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi.
Output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Output dari suatu
pabrik biasanya berwujud barang, namun output dari suatu cold storage adalah jasa.
Pada umumnya kita brfikir tentang output atau input dalam bentuk flow ( suatu aliran ). Misalkan
beberapa meter kain yang dihasilkan oleh pabrik mori tiap bulanya atau bebrapa mobil yang
dirakit olegh Astra pada tiap tahunya.
1.

3.

Jangka Waktu Produksi

Jangka waktu dibedakan menjadi 2:

Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan,
namun input tetap tidak dapat diubah.
Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel maupun
tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.

4.
Produksi Dengan Satu Input
Variabel

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output
tersebut.

Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa

semua faktor produksi

selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q =
f (L).Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada Law of Diminishing
Return yang menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah
sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan
semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan
menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat
maksimum dan kemudian menurun.
Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y
input faktor produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja.
Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal(Y)
tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga kerja/labor X.

Tabel 1
Total Product, Average Product, dan Margina Product dari
Faktor Produksi X, jika Y = 2 (konstan)

Kuantitas

Total Product

Marginal Product

Average Product

Input Labor

Dari Input X

Dari Input X

Dari Input X

(X)

(Q)*

(MPx)

(APx)

15

15

15

31

16

15,5

48

17

16

1)

59

11

14,7

68

13,6

72

12,0

73

10,4

72

-1

70

-2

7,8

10

67

-3

6,7

Marginal Produck (MP) of labor (MPL) : extra output perunit change in labor used,

MP-

= DTP/DL.

2)

Average Produck (AP) of labor (AP L) = total product divede by the quantity of labor

used. APL = TP/L.

Hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat
digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :

Kurva Total Product dan Marginal Product

( gambar 2.3 )

Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum the law of
deminishing return yang menyatakan : Bila suatu macam input penggunaannya terus ditambah
sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product(TP) akan
semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin
lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila penambahan input
terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-nya.

5.
Teori produksi (Dengan Dua
Input Variabel)
Dua faktor produksi yang dianggap variabel atau dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (L)
dan modal (K). Dalam teori produksi diasumsikan juga, bahwa antara tenaga kerja dan modal
dapat dipertukarkan penggunaannya satu sama lain. Modal dapat menggantikan tenaga kerja oleh
tenaga kerja dapat menggantikan modal.
J ika upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan modal diketahui, maka
bagaimana caranya perusahaan meminimumkan

biaya dalam usahanya untuk menghasilkan

output pada suatu tingkat tertentu dapat diketahui. Disamping itu, dengan sejumlah biaya tertentu
bagaimana caranya perusahaan memaksimalkan output juga dilaksanakan. Sedangkan alat
analisis yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut adalah dengan menggunakan kurva
isokuan dan garis isokos.
1.

6.
Produksi Dengan Dua Input Variabel
Isokuan : suatu kurva yang menunjukan berbagai kombinasi input faktor tenaga kerja (L)
dan modal (K) yang dapat menghasilkan sejumlah output yang sama (tertentu).

Ciri-ciri isoquant :
*

Mempunyai kemiringan negatif

Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output

Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya

Isoquant cembung ke titik origin.

T
K1

K2

L1

L2

( Gambar 2.4 )
Gambar ni mengilustrasikan bahwa proses produksi sangat banyak sehingga kurva isoquant
kontinu, dan sebenarnya yang ingin dituju oleh setiap perusahaan adalah titik T, namun untuk
mencapai titik tersebut sangat sulit terlaksana dan tidak akan tercapai, karena tititk T
menggambarkan penggunaan input yang demikian banyak sehingga menciptakan output yang tak
terhingga.

( Gambar 2.5 )

(Garis Batas Substitusi (Ridge Line of Substitution)


Apabila dicari semua kemungkinan penggunaan faktor produksi pada isokuan, maka bentuk
isokuan tidak akan asimtotis terhadap sumbuL (tenaga kerja) dan sumbu K (modal). Hal ini
karena kemampuan suatu faktor produksi untuk menggantikan faktor produksi yang lain, agar
tetap menghasilkan tingkat produksi yang sama adalah terbatas. Keterbatasan ini dikarenakan
produktivitas faktor-faktor produksi juga terbatas.
Ingat ! bahwa produk marginal (MP) akan sama dengan nol bila penggunaan faktor produksinya
terlampau besar, sedangkan faktor produksi lain yang mendukungnya tidak berubah atau terlalu
sedikit. Apabila titik ini dicapai, maka MRTS.LK=0, selewatnya dari titik ini pada isokuan tidak
mungkin terjadi substitusi.
Apabila titik ini ditemukan pada semua isokuan atau isokuan map dalam ruang faktor produksi
atau relevant range (yaitu daerah yang memungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan
kombinasi dua input dibeberapa tingkat isokuan) dan kemudian dihubungkna satu dengan yang
lain, maka akan diperoleh garis batas substitusi (ridge line of substitution).

Isokos (Isocost)
Isokos : menunjukan berbagai kombinasi (gabungan) input faktor tenaga kerja (L) dan input modal
(K) yang dapat dibeli dengan sejumlah anggaran (pengeluaran) tertentu.
Sehingga persamaan garis isokos : C = wL + rK
Dimana :
C = total cost untuk memperoleh sejumlah K dan L tertentu.
L = jumlah input tenaga kerja (unit)
w = tingkat upah (wage) per unit tenaga kerja
r = biaya penggunaan modal per unit.
Slope isokos : w/r

K1
K2

L1

L2

( Gambar 2.6 )
Gambar di atas menjelaskan bahawa semakin dekat titik origin, berarti semakin kecil
opoengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen dan sebaliknya, semakin jauh dari titik origin
semakin semakin besar pengeluaran produsen.
1.

7.

Tahap tahap produksi

Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi
dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :

Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang


semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product
dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin
kecil.

Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.

Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.

Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.


Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai
berubahan.
Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat
dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.
Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan
jumlah output yang dihasilkan.

Keseimbangan produsen
Keseimbangna produsen akan digambarkan dengan persinggungan antara isoqost dan isoquant.
Persinggungan antara isocost dan isoquant ini akan menggambarkan pilihan produsen (producer
choice), disebut juga Least Cost Combination (LCC), yang menunjukkkan kombinasi input terbaik.
Pada titik singgung ini, slope isocost sama dengan slope dari isoquant, berarti :
MPl = PL
MPk = Pk
Apabila input produksi anya tenga kerja (L) dan modal (K) maka P L / PK dapat diganti dengan w / r
karena harga tenaga kerja (PL) adlah tingakt upah
, sedangkan harga dari modal (PK) adalah
balas jasa atas modal, yakni tingkat bunga (r). Dengan demikian, persamaan menjadi :
K

Least Cost Combination (LCC)

Isocost
Isocost
( Gambar 2.7 )
MPl = w
MPk

L
Atau MRTS = w

Keseimbangan

r
produsen

yang

menggambarkan

diyunjukkan dengan gambar berikut :

kombinasi

input

terbaik

tersebut

dapat

Isocost

L
( Gambar 2.8 )
Keseimbangan produsen ini bisa saja mengahsilkan hanya satu input yang dipergunakan ( corner
solution ). Pasar dari fakotr kedua adalah sedemikian rupa jauh dibawa input pertama sehingga
produsen memutuskan hanya menggunakan input K.
1.

8.

1)

Contoh kasus

Misalnya dalam suatu proses produksi menggunakan dua macam input variabel yaitu modal

(K) dan tenaga kerja (L). Harga input K adalah Rp. 100 dan harga input L adalah Rp. 200. Anggaran
yang tersedia untuk membeli input K dan input L untuk suatu proses produksi adalah Rp. 1.000.
Buatlah persamaan dan kurva isocost produsen tersebut pada satu proses produksi.
Persamaan garis anggaran konsumen adalah:
PKK + PLL = C
PK = Rp. 100 ; PL = Rp. 200 ; C = Rp. 1.000
100K + 200L = 1.000
Skedul anggaran konsumen dengan garis anggaran 100K + 200L = 1.000 adalah

Kombinasi

Gabungan

1.000

1.000

1.000

1.000

1.000

10

1.000

Kurva isocost produsen untuk membeli input K dan input L adalah:

k
10

kurva isoqost

A
0

( Gambar 2.9 )
2)

Misalnya Px = Rp 500.000,00 dan Py = Rp 250.000,-. Untuk sejumlah

Pengeluaran tertentu, misalnya El = 4 unit (Rp 1.000.000/Rp 250.000 = 4) dan tidak ada X yang
dibeli atau membeli X sebanyak 2 unit (Rp1.000.000/ Rp500.000 = 2) tetapi tidak ada Y yang
dibeli. Kedua kuantitas ini menunjukkan kurva Isokos terhadap sumbu X dan Y, dan garis lurus yang
menghubungkan kedua kuantitas itu merupakan tempat kedudukan dari semua kombinasi X dan Y
yang bisa dibeli dengan pengeluaran sebesar Rp1.000.000,00. Gambar kurva

Input Y

12
E1 = 1.000.000
8

E2 = 2.000.000

E3 = 3.000.000
4

Input x

( Gambar kurva 2.10 )


Persamaan untuk sebuah kurva isokos hanya merupakan suatu pernyataan
dari berbagai kombinasi input yang bisa dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Misalnya
berbagai kombinasi X dan Y yang bisa dibeli dengan
sejumlah pengeluaran E, ditunjukkan oleh hubungan berikut:
E = PX.X + PY.Y

Gabungan

Tenag Kerja

Modal

3)

Tabel Tenaga Kerja dan Modal Untuk Menghasilkan 1.000 unit Produksi

Modal ( unit )
8

d = 4000 unit

C = 3000 unit
2

b = 2000 unit

a = 1000 unit
2

Tenaga kerja (unit)


( Gambar 2.11 )

TEORI BIAYA
EKONOMI MIKRO PENGANTAR

1.

C.
1.

Teori Biaya
1. Pengertian Teori Biaya

Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan.Konsep ini dipakai analisis teori
biaya produksi. Umumnya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar.

Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk
tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya
produk tersebut.
Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan( relevan
cost ). Pada saat perhitungan biaya yang akan digunakan untuk mengisi formulir pajak pendapatan
sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah rupiah yang aktual
yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan modal yang digunakan
dalam produksi. Paling tidak ada tiga konsep penting tentang biaya yang dapat kita bedakan,
yaitu :
v Biaya Alternatif (Opportunity cost )
Biaya ini disebut juga Biaya sosial. Ongkos ini relatif paling penting bagi seorang ekonom, karena
timbulnya biaya ini berkaitan dengan adanya kelangkaan sumberdaya.
v Biaya Akuntansi ( Acounting cost )
Biaya akuntansi adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh pengusaha. Seperti depresiasi,
ongkos historis dan lain-lain ongkos yang pada umumnya masuk dalam perhitungan pembukaan
sebuah persuhaan.
v Biaya Ekonomi
Adalah suatu biaya yang menunjukkan berapa bbiaya yang harus dikeluarkan agar sumber daya
dapat digunakan pada suatu proses produksi. Ini berarti menunjukkan jumlah penghasilan yang
diterimaoleh sunber daya tersebut bagi penggunaan yang paling menguntungkan.

HubunganBiayaProduksidenganHasilProduksi
n Biaya = f (Q)
n Output = f(X)

dimana Q = Output
dimana X = Input

n FungsiBiayaProduksi, hubungan input dan output (besarnya biaya produksi dipengaruhi jumlah
output, besarnyabiaya output tergantungpadabiayaatas input yang digunakan).

n Perilakubiayaproduksi , dipengaruhi;
1.
2.
3.

Karakteristikfungsiproduksi
Harga input yang digunakandalam proses produksi.
2.
Macam-macam Biaya
Biaya total jangka pendek

Adalah jumlah dari ongkos tetap dan ongkos variabel. Yang dapat di tulis sebagai berikut :

TC = FC + VC

Dimana: TC = Total cost


FC = Fixed cost
VC = Variable cost

Ongkos Total jangka pendek terdiri atas :

Biaya tetap

: Untuk membayar input tetap

Biaya variable

: Untuk membayar input variable

( Gambar 2.1 )
Besarnya fixed cost karena tetap, maka merupakan fungsi linear yang sejajar dengan garis
horisontal. Sedangkan fungsi variabel cost diawali dari titik nol karena pada waktu output nol maka
besarnya variabel cost nol. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan
produksi di bagi mejadi 2 yaitu:
a)

Dalam hubungannya dengan tujuan biaya


Biaya langsung ( direct cost )

Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya
overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning
pada suatufasilitas.
b)

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan


Biaya Total (Total Cost) / TC

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari

Baya tetap dan biaya variabel.Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai

berikut:

TC = FC + VC

Biaya Variabel (Variabel Cost) / VC

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi
perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah
dan

bahan

baku.

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:
VC = TC FC

Biaya Tetap (Fixed Cost) / FC

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh
adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap
dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.
Penurunan rumus tersebut, adalah:
FC = TC VC

Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost) / ATC

Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah
barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
ATC = AFC + AVC

Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost) / AVC

Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi
sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung
dengan menggunakan
rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = ATC-AFC

Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost) / AFC

Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah
barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung
rumus yaitu :
AFC = ATC-AVC
c)

Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen


Biaya Marginal (Marginal Cost) / MC

Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya
marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan rumus:
MC = DTC/ DQ

Biaya total jangka panjang

Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan
digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi
dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh
perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.

Dalam jangka panjang,karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat
disesuaikan

dengan

tingkatproduksi.Dalam jangka

panjang,perusahaan

akan

lebih

mudah

meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek.Itu sebabnya ada perusahaan yang
mampu

menekan

biaya

produksi.Sehingga

setiap

tahun

biaya

produksi

per

unit

makin rendah.Pola pergerakan biaya rata rata ini berkaitan dengan karakter
fungsi produksi jangka panjang.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas
angkutan, dan faktor tenaga kerja. Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang
adalah biaya total,biaya variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

Biaya total (jangka panjang)

adalah

biaya

yang

dikeluarkan

bersifat variabel.Biaya total

untuk

sama

memproduksi

dengan

seluruh

perubahan

output

dan

semuanya

biaya variabel.di tulis

rumus:

LTC = LVC
Di

mana

LTC

Biaya

total

Jangka

Panjang

(Long

Run

Total

Cost)

LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable Cost)

Biaya Marjinal

Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total
adalah sama dengan perubahan biayavariabel.Maka rumusnya adalah
LMC =LTC / Q

Di

mana

LTC
Q

LMC

Biaya

Perubahan

Marjinal

Jangka

Panjang

Biaya

(Long

Total

Run

Jangka

Marginal

Cost)

Panjang

= Perubahan Output
Biaya Rata Rata

Adalah Biaya total di bagi jumlah output.Di tunjukkan rumus


LAC = LTC / Q
Dimana
Q

LAC

Biaya

Rata

= Jumlah output

Perilaku Biaya Jangka Panjang

Rata

Jangka

Panjang

(Long

Run

Average

Cost)

Long-run average cost (LAC), menunjukkan biaya rata-rata terendah dari kombinasi input yang
digunakan untuk menghasilkan setiap tingkat output tertentu (least cost combination).

Biaya Implisit

Biaya implisit adalah biaya kesempatan,antara lain biaya tenaga kerja,biaya barang modal dan
biaya kewirausahaan. Biaya Implisit berkenaan dengan setiap keputusan yang diambil dan jauh
lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran
tunai dan oleh karena itu sering kali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sama halnya
dengan petani tersebut jika ia bekerja untuk orang lain sebagai pengganti dari pengolahan usaha
taninya sendiri secara keseluruhan.

Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan
keuangan. Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik,telepon dan air,pembayaran gaji buruh dan
gaji karyawan
1.

3.

Penerimaan

Penerimaanadalahpenerimaanprodusendarihasilpenjualanoutputnya.Terdapattigakonseppentingten
tang revenue yang perlu diperhatikan untuk analisis perilakup rodusen.
(1) Total Revenue (TR), yaitu total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Jadi, TR =
Pq Q, dimanaPq = harga output per unit; Q = jumlah output.
(2) Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual.
(3)Marginal Revenue (MR), kenaikan TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit
output.
1.

Hubungan Biaya, penerimaan, dan laba


Perencanaan produksi :

1)

Produk

2)

Input

3)

Tekhnologi

Keuntungan produsen atau perusahaan, selisih penerimaan terhadap pengeluaran (biaya)

Laba = TR TC
TR = P x Q

TC = TFC + TVC

TFC = f (a)

a = konstanta

TVC = f (Q) maka fungsi biaya TC = a + bQ


Kurva Hubungan Biaya, penerimaan, dan laba

= Rugi
( Gambar 2. 3 )

1.

1)

5.

= Laba

Contoh Kasus

Hamburger per jam

Pekerja

pemangang

Biaya toal

10

$ 2,00

20

4,00

30

6,00

40

8,00

50

10,00

60

12,00

70

14,00

80

16,00

90

18,00

100

10

10

20,00

Dalam contoh ini. Kemiringan kuva biaya total ini adalah $0,20

Biaya total
$ 16

biaya total

16
12
8
4

20

40

[a] biaya total


( Gambar 5. 4 )

60

80

hamburger per jam

biaya rata-rata
dan marginal

$0,20

biaya rata-rata dan marginal


0

20

40

60

80

[b] biaya rata-rata dan marginal


( Gambar 5.5 )

TEORI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


EKONOMI MIKRO PENGANTAR

1.

D.
1.

Teori Pasar Persaingan Sempurna


1. Pengertian teori pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau industri dimana
terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar.
1.

2.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna

1) Perusahaan adalah pengambil harga


Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di dalam pasar tidak dapat
menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan
menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh
interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen terlalu kecil
peranannya didalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat
produksi dipasar. Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang
diciptakan produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang
dihasilkan dan diperjual-belikan.
2) Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini
dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan
di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal maupun
dalam bentuk lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi, misalnya kepada
perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut.
3) Menghasilkan barang serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang
dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang
dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical
atau homogenous. Karena barang-barang tersebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat
membedakan yang mana dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang
dihasilkan seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepda barang yang dihasilkan oleh
produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak ada gunanya kepada perusahaanperusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice
competition atau persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini
tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang
dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.

4)

Terdapat banyak perusahaan di pasar

Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga.
Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing
perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di
dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau
dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut,. Sifat ini menyebabkan apa pun
yang dilakukan perusahaan, seperti menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau
menurunkan produksi, sedikit pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri
tersebut.
5)

Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar

Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak.
Namun

demikian

dimisalkan

pula

bahwa

masing-masing

pembeli

tersebut

mempunyai

pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga
yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak
dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
1.

3.

Macam struktur pasar

Jenis Struktur

Jumlah

Bentuk produk

pasar

produsen

Yang dihasilkan

1.

Banyak(seorang
produsen tidak dapat
mempengaruhi pasar)

Semua produsen
menghasilkan produk
yang identik
(misalnya: beras)

Persaingan
sempurna (pure
competition)

Hambatan

masuk dalam indu

Tidak ada
Kalau
kecil

Setiap
1.

Persaingan
monopoli(monopolis
tic competition)

produsen

Banyak(dalam

batas

menghasilkan produk

tertentu

dapat

yang

mempengaruhi pasar).

bedakan

dapat

di

(misalnya:

sabun mandi)

1.

Oligopoly

(oligopoly)

Setiap

un

produsen

menghasilkan produk

toh

ada

yang dapat dibedakan

Sedikit(kegiatannya

Cukup besas

saling
1.

mmempengaruhi)

Monopoli murni

Produknya

(pure monopoly)

unik(misalnya barang
pelayanan

Satu(dapat

umum/public utilities,

mempengaruhi pasar)

Besar sekali

seperti telepon.

Dalam kenyataannya struktur pasar yang mempunyai ciri-ciri di atas sulit di jumpai. Mungkin salah
satu contoh yang mendekati ciri-ciri tersebut adalah pasar surat berharga (bursa efek). Terdapat
banyak

penjual

identic,setiap

dan

orang

pembeli
dapat

obligasi

mudah

perusahaan

masuk

bursa,

tertentu(bapindo,misalnya:
dan

informasi

dengan

obligasinya

mudah

dapat

diperoleh(misalnya melaluisurat kabar).


Meskipun dalam kenyataannya sulit di jumpai, namun analisis struktur pasar persaingan murni
dapat memberikan gambaran bagaimana mekanisme pasar dapat bekerja secara sempurna
sehingga dapat di capai efesiensi yang tinggi.
1.

4.
Sifat-sifat pasar persaingan
Jumlah penjual dan pembeli banyak
Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
Posisi tawar konsumen kuat
Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
Sensitif terhadap perubahan harga
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.

Pengaplikasiannya :

Produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga


Harga ditentukan oleh pasar
Produsen sebagai price maker
Kurva sejajar sumbu horizontal

Dalam pasar persaingan sempurna, keputusan mengenai jumlah output perusahaan secara
individual tidak bisa mempengaruhi tingkat harga, dan untuk keputusan mengenai penentuan
harga, kurva permintaan menggambarkan secara horizontal, oleh karena itu harga dianggap

konstan, berapapun output yang dihasilkan. Dengan demikian maka laba total akan didapat pada
saat: MR = P = MC sepanjang P > AVC.

1.

o
o

5.
Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:
Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect

knowledge)
Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively
output)
Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)

o
o

Kurva permintaan pasar dan Kurva permintaan individual

( Gambar 6.2 )

Kurva biaya produksi perusahaan


Perilaku biaya produksi pada pasar persaingan sempurna
Biaya Produksi perusahaan bersifat menaik (increasing) dan menurun (decreasing)

( Gambar 6.3 )

o
o

Pendapatan perusahaan laba


Produk yang terjual merupakan pendapatan bagi perusahaan.
Laba perusahaan adalah selisih pendapatan terhadap biaya produksi ( = TR TC),

o
o

TR > TC Laba, TR < TC Rugi dan TR = TC break-even.


Konsep Laba yang lain adalah Normal Profit dan Economic Profit.
Normal Profit adalah keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dari

o
o

investasi.
Economic Profit adalah besarnya keuntungan yang melebihi Normal Profit.
Tingkat pengembalian normal (normal rate of return), total biaya produksi sudah

terkandung keuntungan sebesar keuntungan normal.


Kondisi Laba atau Rugi bagi perusahaan, (a) menentukan jumlah output yang
dihasilkan, (b) perbandingan harga (P) dengan biaya rata-rata (AC).

Keuntungan Maksimum atau Kerugian Minimum (P = MC).jika P > AC laba

maksimum, sedangkan P = AC break-even dan P < AC laba minimum.

Perusahaan memperoleh laba maksimum, Kurvanya:

( Gambar 6.4 )

Kondisi Perusahaan Break-Even Point, Kurvanya:

( Gambar Kurva 6.5 )

Kondisi perusahaan rugi minimum, Kurvanya:

( Gambar 6.6 )

Kondisi Perusahaan Shut-Down Point, Kurvanya:

( Gambar 6.6 )

Kurva Penawaran Individu Perusahaan, Kurvanya:

( Gambar 6.7 )
1.

6.

Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan

penawaran.
Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun
yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

Penerimaan

Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata rata (AR) sama dengan kurva

penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)


Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak

1.

mulai dari titik (0,0).


7.
Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna

Kekuatan

Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah

Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksima(kemakmuran

maksimal).
Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen)

Kelemahan

Kelemahan Dalam Hal Konsumsi

Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi

Konflik Efisiensi Keadilan

1.

8.

Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya
antara lain :
1) Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
Sebelum menerangkan kebaikan dari pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi,
terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:
a. Efisiensi produktif
Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang

pertama, untuk setiap

tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu
tingkat produksi berbagai corak gabungan

faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan

yang paling efisien adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini
harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan harus
memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada waktu
AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri mencapai

kurva

keadaan tersebut

maka tingkat produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi

produksi yang optimal, dan

biaya produksi yang paling minimal.


b. Efisiensi Alokatif
Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat
sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi telah

apakah alokasi sumber-

dicapai tingkat yang maksimum atau

belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat
berikut : harga setiap
Berarti

barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut.

untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai

keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam

barang dalam

perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.

1.

9.

Efisiensi dalam persaingan sempurna

Didalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan
wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam
akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai
adalah yang paling minimum. Dengan demikian, sesuai dengan
dijelaskan dalam jangka panjang efisiensi produktif

selalu

persaingan sempurna
apabila biaya produksi

arti efisiensi produktif yang telah

selalu dicapai oleh perushaan dalam

persaingan sempurna.
Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan
Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah hasil penjualan

marjinal =

biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang keadaan ini berlaku:
penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan ini membuktikan bahwa

marjinal.

harga = hasil

pasar persaingan

sempurna juga mencapai efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi
alokatif dicapai didalam pasar persaingan sempurna.
1.

10.

Kebebasan bertindak dan memilih

Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan

kecil

masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu

akan

membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih

pekerjaan yang

disukainya. Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang

dikonsumsikannya menjadi

lebih terbatas.
Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu pula
bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam masyarakat,

dalam menentukan

efisiensilah yang menjadi factor

yang menentukan pengalokasinya. Tidak seorang pun

mempunyai kekuasan untuk

menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan


memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat
lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang
kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang
yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor

menentukan

adanya kebebasaan untuk


mempunyai pilihan yang
diperlukan untuk memenuhi
penuh keatas corak pilihan

produksi yang mereka miliki.

Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukankeburukan antara lain :
1.

Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi

Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain.
Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari
mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah
keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada
mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaanperusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan
dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk
melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.
Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga berpendapat
kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna karena perusahaan-perusahan
yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan
teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak
dapat dipikul oleh perusahaan yang kecil ukurannya.
1.

Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial

Didalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan itu menggunakan
sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan perusahaan, penggunaannya mungkimn
sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.
1.

Membatasi pilihan konsumen

Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen
mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
1.

Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi

Didalam

mengatakan

biaya

produksi

dalam

pasar

persaingan

sempurna

adalah

paling

minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda.


Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk pasar lainnya mungkin
dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan
teknologi dan inovasi.
1.

Distribusi pendapatan tidak selalu rata

Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam
masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber
daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumbersumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumbersumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan
golongan kaya.
1.
1)

11.

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan jam beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya produksi

dinyatakan sebagai C = 100 + Q2, dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC)
Adalah 100. jika harga jual jam per unit adalah 60:
Berapa jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimal?
Berapa besar laba maksimal?
Jawab
Dalam pasar persaingan sempurna, produsen adalah penerima harga (price
taker)
Karena itu fungsi penerimaan total TR = P x Q = 60Q
TR
MR = = 60
Q

Jika C = 100 + 2Q maka biaya marjinal (MC) adalah

TC

atau

Q
MC = 2Q
30
maks = Q (P- AC) = 30(60 33 1/3)
1.

= 800

Soal:

Di dalam sebuah pasar output berstuktur persaingan sempurna, jumlah perusahaan adalah 1.000.
Dalam jangka pendek setiap perusahaan memiliki kurva penawaran Qs = -200 + 50P, dimana Qs
adalah output tiap perusahaan; P adalah harga. Permintaan pasar:
Q = 160.000 10.000P
a)

Hitung harga keseimbangan pasar jangka pendek

b)

Gambarkan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan dan tingkat

keseimbangan.
c)

Jelaskan bila ada perusahaan yang memutuskan untuk memproduksi

lebih sedikit atau lebih banyak dari output tingkat keseimbangan.


Jawab
a) Penawaran Total : Qs = (-200 + 50P) x 1.000
=

-200.000 + 50.000P

Keseimbangan pasar
Qs = Qd
-200.000 + 50.000P = 160.000 10.000P
60.000P = 360.000
P = 6

Q = 160.000 10.000P
= 160.000 10.000(6) = 100.000 unit
Harga keseimbangan pasar adalah 6/ unit, dengan total output 100.000 unit
Karena jumlah perusahaan 1.000 maka setiap perusahaan mencapai keseimbangan bila
memproduksi 100 unit (100.000/1.000 unit). Juga karena perusahaan beroperasi dalam pasar
persaingan sempurna, maka:
1) Perusahaan berposisi sebagai penerima harga, dimana D = AR = MR = P = 6
2) Kurva biaya marjinal perusahaan adalah kurva penawaran perusahaan.
Qs = -200 + 50P, atau P = 4 + 1/50 Qs
MC = 4 + 1/50 Qs
Perusahaan mencapai keseimbangan bila,
Qs = -200 + 50P
= -200 + 50(6)
= 100 unit
c)

Bila salah satu perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi

(Qs = 0)
MC = 4 + 1/50 Qs
=4
MC < P perusahaan tidak memperoleh laba maksimum sebab jika output ditambah akan
meningkatkan laba.
Bila salah satu perusahaan memutuskan memproduksi lebih banyak dari tingkat keseimbangan (Qs
> 100, misal 200)
MC = 4 + 1/50 (200) = 8
MC > P perusahaan rugi karena bila Qs > 100, menambah output berarti menambah kerugian.

Diagram 8.11

Penutup

Saran dan kesan

Saran : kami sangat menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki
pembuatan paper kami di waktu yang akan datang .

Kesan : terimakasih kepada dosen, selama pembuatan paper ini dosen dapat menyempatkan
waktu untuk bersosialisasi tentang paper kami .
Mungkin hanya itu saja yang dapat penulis jabarkan tentang teori ekonomi mikro pengantar.Penulis
mohon maaf apabila banyak kesalah pahaman dalam pembuatan makalah ini. Karena penulis
sebagai mahasiswa juga perlu banyak belajar lagi tentang teori konsumsi dan perlu banyak
bimbingan dari dosen. Apabila ada kesalahan semata-mata dari diri penulis, dan jika ada kelebihan
semata-mata dari Allah S.W.T.

DAFTAR PUSTAKA

William D. Nordhaus dan Paul A. Samuelson, Mikro-Ekonomi, edisi keempat belas,


Jakarta, 1997
D.Ph.Norpirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta, 1996
Mankiw, N.Gregory, Principles of Economics, edisi tiga, Jakarta, 2011
Nicholson Walter, Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi kelima,
Jakarta, 1993
Nicholson Walter, Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi kedelapan,
Jakarta, 2002
Arsyad, Drs. Lincolin, Ekonomi Manajerial, Yogyakarta, 2000

Teori-konsumsi. ( N.D ). 28 desember 2011.


mikro-ekonomi.blogspot.com/2009/02/teori-konsumsi.html
Pengertian-teori-konsumsi. ( N.D ). 28 desember 2011.
www.pdfstation.com/search/pengertian-teori-konsumsi
Adiningsih, DR. Sri, Ekonomi Mikro, edisi pertama, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai