Anda di halaman 1dari 29

Kata Pengantar

Tahanan dan Propulsi Kapal adalah salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan-Fakultas Teknologi Kelautan-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang
mengacu dalam penentuan nilai Tahanan dari sebuah Kapal untuk kemudian digunakan dalam
pemilihan propeller. Mata kuliah ini sangatlah penting bagi kami selaku mahasiswa yang sedang
menuntut ilmu terutama untuk mengetahui nilai dari tahanan sebuah kapal. Tujuan akhir dari
mata kuliah ini supaya para mahasiswa mengerti bagaimana cara menghitung nilai tahanan dan
propulsi dari sebuah kapal untuk kemudian dipakai pada desain 2 serta membuat laporan
mengenai hal itu.

Dan pada saat ini penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hikmat
dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan salah satu tujuan akhir dari mata kuliah ini yaitu
laporan yang berjudul Laporan Engine Propeller Matching sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Dalam proses penyusunan laporan ini penulis telah mendapatkan dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga penulispun mengucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Bapak Dr. I Made Ariana, ST, M.Sc. dan Dr. Dhimas Widi Handani ST, M.Sc. selaku
dosen pengajar mata kuliah Tahanan dan Propulsi Kapal yang telah memberikan
pengarahan dalam perkuliahan maupun pengerjaan tugas ini.

2. Ayah, Ibu, serta kakak yang selalu mendukung menyelesaikan Tugas Tahanan dan
Propulsi Kapal

3. Saudara-saudara Barakuda 13 dan senior JTSP yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 24 Mei 2015

Penulis

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 1


Daftar Isi

Halaman Judul ......................................................................................................................................


Kata Pengantar ....................................................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................................
I. 1 Latar Belakang ........................................................................................................................
I. 2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................
I. 3 Tujuan ......................................................................................................................................
I. 4 Manfaat ..................................................................................................................................
Bab II Dasar Teori ...............................................................................................................................
II. 1 Perencanaan Propeller............................................................................................................
II. 2 Kebutuhan Daya Kapal...........................................................................................................
Bab III Pembahasan .............................................................................................................................
III. 1 Data Kapal ............................................................................................................................
III. 2 Perhitungan Daya .................................................................................................................
III. 3 Perhitungan Sarat Kosong ....................................................................................................
III. 4 Pemilihan Propeller.............................................................................................................
III.5 Perhitungan Ulang Daya .....................................................................................................
III. 6 Engine Propeller Matching..................................................................................................
Bab IV Penutup..................................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................................................

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 2


Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Tahanan dan Propulsi Kapal merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS. Mata kuliah ini akan membahas tahanan serta propulsi
yang ada pada sebuah kapal. Lebih dalam lagi, mata kuliah Tahanan dan Propulsi Kapal ini akan
menjadi dasar bagi seorang mahasiswa untuk mengambil mata kuliah Desain II pada semester
berikutnya.
Setelah menyelesaikan mata kuliah Desain I, mahasiswa Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan ITS akan diminta untuk menghitung tahanan total dari kapal (ship resistance) yang
telah didesain oleh mahasiswa tersebut. Perhitungan tahanan total kapal nantinya akan sangat
berguna untuk menentukan permesinan yang akan digunakan di kapal agar tepat guna.
Sebelumnya, mahasiswa telah melakukan perhitungan tahanan total kapal. Sehingga kali
ini mahasiswa harus melanjutkan tugas berikutnya, yaitu penentuan propeller dan pencocokan
propeller dengan motor induk (engine propeller matching). Penentuan dan pencocokan
propeller dengan motor induk yang dilakukan mahasiswa akan berguna ke depannya dalam
mendesain sistem propulsi pada mata kuliah Desain II.

1.2. Rumusan Masalah


- Berapa total daya yang dibutuhkan oleh kapal untuk dapat bergerak? Motor induk yang
mana yang akan digunakan untuk memenuhinya?
- Berapa tinggi sarat kosong kapal?
- Propeller tipe apa yang akan digunakan?
- Apakah efisiensi propeller cocok dengan daya motor utama?
- Apakah propeller sudah cocok dengan motor utama?
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui besarnya daya yang dibutuhkan oleh kapal untuk dapat bergerak
dan menentukan motor utama yang akan digunakan pada kapal
- Untuk mengetahui tinggi sarat kosong kapal
- Untuk dapat menentukan tipe propeller yang akan digunakan
- Untuk menentukan apakah motor induk akan dapat memenuhi kebutuhan daya kapal
- Untuk menentukan apakah propeller cocok dengan motor induk

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 3


1.4. Manfaat
- Mahasiswa mampu memahami perhitungan untuk memilih engine dengan menghitung
daya kebutuhan dari suatu engine
- Mahasiswa dapat menentukan type propeller apa yang tepat untuk sebuah kapal
- Menjadi dasar bagi mahasiswa untuk menentukan sistem propulsi pada kapal yang
didesain pada Desain II
- Mahasiswa jadi rajin belajar kelompok untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas
Tahanan dan Propulsi
- Memberikan keuntungan pada warung printer

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 4


-

Bab II
Dasar Teori

2.1. Perencanaan Propeller


Perencanaan propeller dan sistem perporosan merupakan salah satu tahap yang sangat
penting dalam merancang kapal. Sebelum dapat merancang propeller, pertama-tama kita harus
mengetahui tahanan yang dimiliki oleh kapal yang kita desain. Selain itu, kita juga harus dapat
mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam pembuatan propeller.
Propeller atau baling-baling kapal merupakan alat penggerak kapal yang paling banyak
digunakan pada kapal saat ini. Efisiensi adalah alasan yang paling kuat dalam menggunakan
propeller. Main Engine atau motor induk akan menghasilkan daya tertentu yang ditransmisikan
melalui sistem perporosan menuju baling-baling kapal, sehingga propeller menghasilkan gaya
dorong yang cukup untuk menggerakkan kapal.
Untuk dapat memilih main engine dan mendesain propeller, seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, pertama-tama adalah menghitung tahanan total yang dimiliki oleh kapal.
Perhitungan tahanan total kapal sudah dilakukan sebelumnya pada tugas mata kuliah Tahanan
dan Propulsi ini. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah menghitung daya yang dibutuhkan
oleh kapal, menentukan main engine yang akan digunakan dan menentukan tipe propeller apa
yang paling tepat untuk dipasangkan kepada kapal.

2.2. Kebutuhan Daya Kapal

Untuk dapat bergerak, sebuah kapal harus memiliki gaya dorong (thrust) yang cukup yang
dihasilkan oleh alat gerak kapal (propulsor) yang mampu mengatasi tahanan yang dimiliki oleh
kapal tersebut. Gaya dorong tadi dihasilkan oleh propeller yang menyerap daya yang dihasilkan
oleh main engine. Namun, daya yang dihasilkan oleh main engine tidak langsung diserap dan
dijadikan gaya dorong oleh propeller. Hal ini disebabkan pada saat mentransmisikan daya yang
dihasilkan oleh main engine, terjadi losses atau kerugian karena berbagai faktor seperti panjang
poros dan bearing.
Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 5
2.2.1. Effective Horse Power (EHP)
Effective horse power atau daya efektif adalah besarnya daya yang dibutuhkan oleh
kapal untuk mengatasi hambatan yang dimiliki oleh kapal agar kapal dapat bergerak
dengan kecepatan servis Vs.
2.2.2. Thrust Horse Power (THP)
Thrust horse power atau Day dorong adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh
sistem propulsi kapal untuk mendorong kapal tersebut. Daya ini merupakan fungsi dari
gaya dorong dan laju aliran air yang terjadi saat sistem propulsi bekerja.

2.2.3. Delivered Horse Power (DHP)


Delivered horse power atau daya yang tersampaikan adalah total daya yang diserap
oleh propeller untuk dijadikan gaya dorong sehingga kapal dapat bergerak.

2.2.4. Shaft Horse Power (SHP)


Shaft horse power atau daya poros adalah daya yang diukur dari sistem perporosan
kapal hingga daerah di depan stern tube kapal.

2.2.5. Brake Horse Power (BHP)


Brake horse power adalah daya yang dihasilkan oleh main engine. BHP sebenarnya
merupakan daya yang diperoleh setelah keluar dari main engine. Sementara itu, daya yang
dihasilkan oleh proses pembakaran yang terjadi di dalam main engine adalah IHP atau
Indicated Horse Power. BHP terdiri dari BHPSCR atau daya yang dihasilkan saat main
engine beroperasi dalam keadaan servis dan BHPMCR adalah daya yang dihasilkan saat
main engine beroperasi dalam keadaan maksimum. Nilai BHPSCR yang digunakan pada
laporan ini adalah 85% dari BHPMCR.

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 6


Bab III
Perhitungan dan Penggambaran

3.1. Data Kapal


Tipe kapal : Cement Carier
Lpp : 82 m
Lwl : 84,46 m
Ldisp : 83,36 m
Lebar (B) : 13,5 m
Sarat (T) : 5,44 m
Tinggi (H) : 6,6 m
Kecepatan (VS) : 13,3 knot = 6,842 m/s
Koefisien blok (CB) : 0,652
Koefisien midship (CM) : 0,979
Koefisien Prismatik (CP) : 0,664
Vdisplasmen : 3985,292102 m3
Tahanan Total + 16% Sea : 140,9792806 KN
Margin
Asumsi air laut berada dalam keadaan standar pada suhu 28OC dengan viskositas kinematis
v = 8,874 x 10-7 dan massa jenis 1025 kg/m3.

3.2. Perhitungan Daya untuk Memilih Motor Induk


3.2.1. Perhitungan daya efektif kapal (EHP)
Daya efektif kapal atau Effective Horse Power (EHP) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

3.2.2. Perhitungan Delivered Horse Power (DHP)


Untuk dapat menghitung DHP, pertama-tama harus menghitung efisiensi lambung,
efisiensi relatif rotatif, efisiensi propulsi, dan koefisien propulsi.
a. Efisiensi lambung (H)
- Perhitungan wake friction (w) dengan rumus Taylor
Wake friction adalah arus ikut yang merupakan perbandingan antara
kecepatan kapal dengan kecepatan air yang menuju propeller.

- Perhitungan thrust deduction factor (t)


Asumsikan nilai k = 0,8

- Perhitungan efisiensi lambung

b. Efisiensi relatif rotatif (rr)

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 7


Untuk kapal dengan tipe propeller single screw, nilai efisiensi relatif ini adalah
1,0 sampai dengan 1,1. Asumsikan nilai rr = 1,06
c. Efisiensi propulsi
Untuk perhitungan awal, kita memberikan asumsi terhadap efisiensi propeller
terlebih dahulu. Asumsikan nilai 0 = 55%
d. Koefisien propulsi

e. Perhitungan DHP

3.2.3. Perhitungan Shaft Horse Power (SHP)


Asumsikan losses yang terjadi karena kamar mesin di letakkan di belakang kapal
sebesar 2%.

3.2.4. Perhitungan daya penggerak utama yang diperlukan


a. BHPSCR
Asumsikan nilai G = 0,98

b. BHPMCR
BHPMCR adalah daya keluaran dari motor penggerak buatan pabrik (Maximum
Continuous Rating = 100%). Dengan besarnya 90% - 85%, maka daya yang
diambil sebenarnya 85% sehingga cukup dengan daya 85% dari MCR, kapal
dapat bergerak dengan kecepatan Vs.

3.2.5. Pemilihan motor


Dari perkiraan total kebutuhan daya yang diperlukan oleh kapal, dipilih motor
induk sebagai berikut.
Nama : MAN B&W
Tipe : 9L21/31
Daya : 1935 kW
Jumlah silinder : 9 buah
Kecepatan motor : 900 rpm
Panjang : 4669 mm
Lebar : 1882 mm
Tinggi : 2107 mm
Bore : 210 mm
Stroke : 310 mm
Mean Effective Pressure : 24,8 bar
SFOC : 215 g/kWh

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 8


Karena mesin induk yang dipakai adalah medium speed, maka diberikan gear box
untuk mereduksi putaran. Untuk gear box memakai merk MAN B&W dengan
series AMG16EV type 46VO16 dengan rasio 4,6
3.3. Perhitungan Sarat Kosong Kapal
3.3.1. Perhitungan volume displasmen (V)

3.3.2. Perhitungan displasmen kapal ()

3.3.3. Perhitungan bahan bakar mesin induk


Untuk menghitung nilai WFO menentukan dulu jarak pelayaran yang ditempuh
yaitu dari Tuban menuju Pontianak dengan jarak tempuh 997,08 nautical mil
(pulang-pergi) dengan koreksi cadangan C = 1,5 ( rangenya 1,3-1,5)

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 9


3.3.4. Perhitungan bahan bakar mesin bantu

3.3.5. Perhitungan minyak pelumas

3.3.6. Perhitungan Fresh Water

3.3.7. Perhitungan Kebutuhan

3.3.8. Perhitungan kebutuhan total

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 10


3.3.9. Perhitungan nilai E
Untuk dapat menghitung nilai E, diperlukan beberapa data dari rencana
garis yang telah dibuat pada saat mengambil mata kuliah Desain I. Data-data
tersebut adalah sebagai berikut.
Panjang forecastle (L1) = 12,3 m
Tinggi forcastle (h1) = 2,2 m
Panjang poopdeck (L2) = 24,6 m
Tinggi poopdeck (h2) = 16 m
Dengan demikian,

3.3.10. Perhitungan berat baja kapal (Wst)


Untuk dapat menghitung berat baja kapal, k untuk kapal bulk carier = 0,0310,002
maka, kita asumsikan k = 0,033.

3.3.11. Perhitungan berat outfit dan akomodasi (Woa)

3.3.12. Perhitungan berat instalasi permesinan/diesel elektrik (Wmt)

3.3.13. Perhitungan berat cadangan (Wres)

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 11


3.3.14. Perhitungan Lightweight Tonnage (LWT) dan Deadweight Tonnage (DWT)

3.3.15. Perhitungan berat ballast dan payload

3.3.16. Perhitungan berat displasmen pada sarat kosong


Dalam perhitungan ini direncanakan kondisi kapal tanpa muatan dengan ballast

3.3.17. Perhitungan sarat kosong


Perhitungan sarat kosong didapatkan dari Desain I :
Sarat Volume Disp Berat Disp
m m3 Ton
1 596.23 611.14
2 1290.28 1322.54
3 2027.23 2077.91
4 2798.19 2868.15
5 3636.01 3726.91
5.44 4489.24 4601.47

Perhitungan tinggi sarat kosong didapatkan dari rumus interpolasi antara sarat 3-4
sehingga didapatkan rumus :

3.4. Pemilihan Propeller


3.4.1. Penentuan diameter propeller maksimal (Dmax)
Diameter maksimal propeller adalah sama dengan tinggi sarat kosong, yaitu 3,734
m

3.4.2. Perhitungan advanced speed (Va)

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 12


3.4.3. Pembacaan BP Diagram

Dengan demikian, didapat hasil pengamatan diagram sebagai berikut.


Dmax Db < Db(m
Tipe P/D0 1/J0 0 D0(ft) Db(ft)
(ft) Dmax )
230.5 11.34 10.89 Accep
B3-35 0.731 2.277 12.25 3.321
82 8 4 t
233.1 11.47 11.01 Accep
B3-50 0.727 2.302 12.25 3.357
14 3 4 t
222.4 10.95 10.51 Accep
B3-65 0.751 2.197 12.25 3.204
81 0 2 t
196.8 Accep
B3-80 0.829 1.944 9.689 9.301 12.25 2.835
61 t
200.6 Accep
B4-40 0.777 1.981 9.873 9.478 12.25 2.889
08 t
204.3 10.05 Accep
B4-55 0.764 2.018 9.655 12.25 2.943
54 7 t
199.7 Accep
B4-70 0.793 1.973 9.833 9.440 12.25 2.877
97 t
194.6 Accep
B4-85 0.832 1.922 9.579 9.196 12.25 2.803
33 t
B4- 187.1 Accep
0.897 1.848 9.210 8.842 12.25 2.695
100 39 t
192.2 Accep
B5-45 0.839 1.898 9.459 9.081 12.25 2.768
03 t
195.1 Accep
B5-60 0.817 1.927 9.604 9.220 12.25 2.810
39 t
194.1 Accep
B5-75 0.821 1.917 9.554 9.172 12.25 2.796
27 t
190.7 Accep
B5-90 0.851 1.884 9.390 9.014 12.25 2.747
85 t
B5- 185.2 Accep
0.903 1.829 9.116 8.751 12.25 2.667
105 15 t
184.5 Accep
B6-50 0.888 1.822 9.081 8.717 12.25 2.657
06 t
187.4 Accep
B6-65 0.821 1.851 9.225 8.856 12.25 2.699
43 t
187.0 Accep
B6-80 0.825 1.847 9.205 8.837 12.25 2.694
38 t
184.2 Accep
B6-95 0.890 1.819 9.066 8.703 12.25 2.653
03 t

a. Penentuan b dan 1/Jb untuk mendapatkan nilai P/Db dan dari diagram

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 13


Dengan rumus tersebut didapat :
Tipe b 1/Jb P/Db b
221.3
B3-35 2.186 0.719 0.613
6
223.7
B3-50 2.210 0.692 0.581
9
213.5
B3-65 2.109 0.749 0.518
8
188.9
B3-80 1.866 0.841 0.567
9
192.5
B4-40 1.902 0.792 0.608
8
196.1
B4-55 1.937 0.828 0.605
8
191.8
B4-70 1.894 0.807 0.598
1
186.8
B4-85 1.845 0.851 0.583
5
B4- 179.6
1.774 0.912 0.568
100 5
184.5
B5-45 1.822 0.851 0.596
1
187.3
B5-60 1.850 0.833 0.598
3
186.3
B5-75 1.840 0.879 0.597
6
183.1
B5-90 1.809 0.871 0.588
5
B5- 177.8
1.756 0.917 0.573
105 1
177.1
B6-50 1.749 0.913 0.587
3
179.9
B6-65 1.777 0.880 0.591
5
179.5
B6-80 1.773 0.892 0.589
6
176.8
B6-95 1.746 0.909 0.581
3

b. Penentuan nilai A0, Ad, Ap dan Ae

Penentuan nilai Ap

Setelah itu didapat hasil pengamatan diagram sebagai berikut.


Type
Ao Ae Ad Ap Ap Va N
Propel Ae/Ao
(ft2) (ft2) (ft2) (ft2) (m2) (m/s) (rps)
ler

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 14


93.17 32.60 32.60 29.42
B3-35 2.734 4.95 3.261
0.35 0 9 9 5
95.31 47.65 47.65 43.29
B3-50 4.023 4.95 3.261
0.50 4 7 7 8
86.81 56.43 56.43 50.53
B3-65 4.695 4.95 3.261
0.65 7 1 1 3
67.97 54.37 54.37 47.54
B3-80 4.418 4.95 3.261
0.80 3 8 8 9
70.58 28.23 28.23 25.00
B4-40 2.323 4.95 3.261
0.40 5 4 4 5
73.24 40.28 40.28 35.34
B4-55 3.284 4.95 3.261
0.55 6 6 6 6
70.01 49.01 49.01 43.23
B4-70 4.017 4.95 3.261
0.70 6 1 1 8
66.44 56.47 56.47 49.25
B4-85 4.576 4.95 3.261
0.85 3 7 7 5
61.42 61.42 61.42 52.71
B4-100 4.897 4.95 3.261
1.00 5 5 5 2
64.79 29.15 29.15 25.42
B5-45 2.362 4.95 3.261
0.45 4 7 7 9
66.78 40.07 40.07 35.11
B5-60 3.262 4.95 3.261
0.60 9 4 4 4
66.09 49.57 49.57 42.91
B5-75 0.75 3.987 4.95 3.261
8 3 3 6
63.84 57.45 57.45 49.84
B5-90 0.90 4.631 4.95 3.261
2 8 8 7
60.16 63.17 63.17 54.14
B5-105 1.05 5.030 4.95 3.261
9 7 7 3
59.70 29.85 29.85 25.61
B6-50 0.50 2.380 4.95 3.261
9 5 5 3
61.62 40.05 40.05 34.66
B6-65 0.65 3.221 4.95 3.261
5 6 6 8
61.35 49.08 49.08 42.34
B6-80 0.80 3.934 4.95 3.261
9 7 7 9
59.51 56.53 56.53 48.55
B6-95 4.511 4.95 3.261
0.95 3 7 7 6

3.4.4. Penentuan kavitasi

a. Penentuan nilai Vr2

b. Penentuan nilai T

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 15


c. Penentuan nilai Tc

d. Penentuan nilai 0,7R

Dan nilai h dari Desain I adalah 3,956


e. Penentuan nilai Tc burril

Setelah itu, kavitasi dapat ditentukan sebagai berikut


Cleare
Type c
2 Kavit Pitc nce Clearen
Propel V r hitung C
0.7R asi h Propell ce
ler an
er
591.9 0.18 2.38
B3-35 0.613 0.170 0.449 Tidak 3.719 Accept
73 4 8
604.5 0.18 2.32
B3-50 0.581 0.113 0.440 Tidak 3.760 Decline
02 2 3
552.7 0.19 2.40
B3-65 0.518 0.106 0.481 Tidak 3.588 Accept
98 2 0
438.1 0.21 2.38
B3-80 0.567 0.142 0.607 Tidak 3.175 Accept
28 7 4
454.0 0.21 2.28
B4-40 0.608 0.261 0.586 Ya 3.236 Accept
24 3 8
470.2 0.20 2.43
B4-55 0.605 0.178 0.566 Tidak 3.296 Accept
18 9 7
450.5 0.21 2.32
B4-70 0.598 0.152 0.590 Tidak 3.223 Accept
61 4 2
428.8 0.21 2.38
B4-85 0.583 0.140 0.620 Tidak 3.139 Accept
19 9 5
398.2 0.22 2.45
B4-100 0.568 0.141 0.668 Tidak 3.018 Accept
85 7 8
418.7 0.22 2.35
B5-45 0.596 0.278 0.635 Ya 3.100 Accept
85 2 5
430.9 0.21 2.34
B5-60 0.598 0.196 0.617 Tidak 3.147 Accept
26 9 1
426.7 0.22 2.45
B5-75 0.597 0.162 0.623 Tidak 3.131 Accept
18 0 7
412.9 0.22 2.39
B5-90 0.588 0.144 0.644 Tidak 3.077 Accept
90 3 3
390.6 0.22 2.44
B5-105 0.573 0.140 0.681 Tidak 2.987 Accept
38 9 6
387.8 0.23 2.42
B6-50 0.587 0.298 0.686 Ya 2.976 Accept
41 0 6
399.4 0.22 2.37
B6-65 0.591 0.214 0.666 Tidak 3.023 Accept
99 7 5
397.8 0.22 2.40
B6-80 0.589 0.176 0.669 Tidak 3.017 Accept
80 7 3
386.6 0.23 2.41
B6-95 0.581 0.158 0.688 Tidak 2.971 Accept
45 0 1

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 16


Dengan mempertimbangkan diameter, efisiensi, dan kavitasi, serta beberapa
percobaan pada EPM, dipilih propeller tipe B3-35.

3.5. Perhitungan Ulang Kebutuhan Daya


3.5.1. Perhitungan Ulang DHP
Dengan memilih propeller B3-35, maka efisiensi propeller yang sebenarnya adalah
61,3%. Dengan demikian, nilai DHP adalah sebagai berikut.

3.5.2. Perhitungan Ulang SHP

3.5.3. Perhitungan Daya Penggerak Utama


a. Perhitungan BHPSCR

b. Perhitungan BHPMCR

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 17


3.5.4. Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan ulang kebutuhan daya dengan menggunakan
efisiensi propeller yang dipilih, ternyata kebutuhan daya BHPMCR masih belum dapat
dipenuhi oleh main engine. Namun, perhitungan ini telah termasuk sea margin 16%,
sehingga kebutuhan daya masih mungkin berada kurang dari 1845,53 kW. Selanjutnya,
untuk memastikan kebutuhan daya pada keadaan servis, dilakukan engine propeller
matching.

3.6. Engine Propeller Matching


3.6.1. Data Propeller yang Dipilih
Tipe : B3-35
Db : 3,321 m
P/Db : 0,719
p : 0,613
Putaran : 195,65 rpm

3.6.2. Pembuatan Kurva Hubungan KT J (Hull Propeller Match)


a. Perhitungan koefisien
- Untuk keadaan trial

- Untuk keadaan servis

b. Pembuatan kurva hubungan KT J


Dikarenakan nilai J yang belum diketahui, maka nilai J divariasikan terlebih
dahulu dari nol sampai dengan satu.

KT pada Vs Trial KT pada Vs Service


J
14.5 13.3 12.5 11.5 10.5 14.5 13.3 12.5 11.5 10.5
0.00 0.00 0.00 0.00
0.0 0 0 0 0 0
0 00 00 00 00
0. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005 0.004 0.004 0.003 0.003
1 44 37 34 32 30 10 29 00 70 52
0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.020 0.017 0.016 0.014 0.014
2 76 48 38 27 21 40 18 02 79 08
0. 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.045 0.038 0.036 0.033 0.031
3 95 33 10 86 73 91 65 04 27 67
0. 0.07 0.05 0.05 0.05 0.04 0.081 0.068 0.064 0.059 0.056
4 02 91 51 09 85 61 72 07 15 31
0. 0.10 0.09 0.08 0.07 0.07 0.127 0.107 0.100 0.092 0.087
5 97 24 62 95 57 52 37 11 42 98
0. 0.15 0.13 0.12 0.11 0.10 0.183 0.154 0.144 0.133 0.126
6 80 31 41 45 90 63 62 16 09 69
0. 0.21 0.18 0.16 0.15 0.14 0.249 0.210 0.196 0.181 0.172
7 51 11 89 59 84 94 45 21 14 44

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 18


0. 0.28 0.23 0.22 0.20 0.19 0.326 0.274 0.256 0.236 0.225
8 09 66 05 36 38 46 88 28 60 23
0. 0.35 0.29 0.27 0.25 0.24 0.413 0.347 0.324 0.299 0.285
9 56 94 91 77 53 17 89 35 44 06
0.43 0.36 0.34 0.31 0.30 0.510 0.429 0.400 0.369 0.351
1 90 96 46 81 29 09 49 43 68 92

Dengan data dari tabel di atas, dapat dibentuk kurva sebagai berikut.

Dengan demikian, semakin besar nilai J (pembebanan), maka nilai KT (koefisien


thrust) akan semakin besar pula.

3.6.3. Pembacaan Diagram untuk Open Water Test


Pembacaan diagram untuk open water test dilakukan untuk mendapatkan data yang
akan menjadi acuan letak titik operasi optimum propeller. Untuk dapat menggunakan
diagram tersebut dibutuhkan nilai P/Db. Namun, pada diagram tersebut tidak terdapat
semua P/Db, hanya mulai dari 0,5 sampai 1,4 dengan interval 0,1. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan KT, 10KQ, dan J untuk P/Db yang tidak berkelipatan 0,1 perlu dilakukan
interpolasi. Namun demikian, untuk P/Db yang didapat dengan menggunakan propeller
tipe B3-35 bernilai 0,719 sehingga perlu dilakukan interpolasi, meskipun sebelumnya
penulis sudah melakukan interpolasi untuk mendapatkan propeller yang tepat. Berikut
merupakan gambar diagram KT, 10KQ, J untuk propeller tipe B3-35.

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 19


Sementara itu, untuk kurva KT, 10KQ, J, dan efisiensi yang lebih jelas untuk P/D b
0,719 penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu pada diagram tersebut dan
mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut ini sehingga didapat kurva yang lebih jelas.
P/Db 0.71900000
J KT 10KQ o
0.2680 0.3017
0 0
9 15
0.2475 0.2624 0.1539
0.1 24 11 18
0.2206 0.2402 0.2946
0.2 97 6 28
0.1899 0.2162 0.4235
0.3 39 26 89
0.1585 0.1908 0.5382
0.4 67 19 79
0.1565 0.6220
0.1283
0.5 38 66
0.0882 0.1268 0.6674
0.6 86 11 96
0.0504 0.0944 0.5833
0.7 22 19 52
0.0079 0.0494 0.0310
0.8 8 48 27
0.0018 0.0080
0
0.9 43 18
1 0 0 0

3.6.4. Pengeplotan Diagram untuk Open Water Test

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 20


Pengeplotan Diagram untuk Open Water Test berdasarkan nilai KT tiap Variasi
Kecepatan diatas pada sub-bab 3.6.2. Pembuatan Kurva Hubungan KT J (Hull
Propeller Match)
a. Keadaan trial
KT pada Vs
J
14.5 13.3 12.5 11.5 10.5
0 0.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.1 0.0044 0.0037 0.0034 0.0032 0.0030
0.2 0.0176 0.0148 0.0138 0.0127 0.0121
0.3 0.0395 0.0333 0.0310 0.0286 0.0273
0.4 0.0702 0.0591 0.0551 0.0509 0.0485
0.5 0.1097 0.0924 0.0862 0.0795 0.0757
0.6 0.1580 0.1331 0.1241 0.1145 0.1090
0.7 0.2151 0.1811 0.1689 0.1559 0.1484
0.8 0.2809 0.2366 0.2205 0.2036 0.1938
0.9 0.3556 0.2994 0.2791 0.2577 0.2453
1 0.4390 0.3696 0.3446 0.3181 0.3029

- Diagram

b. Keadaan servis
- Tabel perhitungan
KT pada Vs
J
14.5 13.3 12.5 11.5 10.5
0 0 0 0 0 0
0.0051 0.0042 0.0040 0.0037 0.0035
0.1 0 9 0 0 2
0.0204 0.0171 0.0160 0.0147 0.0140
0.2 0 8 2 9 8
0.0459 0.0386 0.0360 0.0332 0.0316
0.3 1 5 4 7 7

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 21


0.0816 0.0687 0.0640 0.0591 0.0563
0.4 1 2 7 5 1
0.1275 0.1073 0.1001 0.0924 0.0879
0.5 2 7 1 2 8
0.1836 0.1546 0.1441 0.1330 0.1266
0.6 3 2 6 9 9
0.2499 0.2104 0.1962 0.1811 0.1724
0.7 4 5 1 4 4
0.3264 0.2748 0.2562 0.2366 0.2252
0.8 6 8 8 0 3
0.4131 0.3478 0.3243 0.2994 0.2850
0.9 7 9 5 4 6
0.5100 0.4294 0.4004 0.3696 0.3519
1 9 9 3 8 2

- Diagram

3.6.5. Pencocokan Engine dengan Propeller


Selanjutnya adalah mencocokkan main engine dengan propeller.
Pencocokan ini dilakukan dengan menghitung putaran propeller, Q, torsi, DHP,
SHP, dan BHP.
a. Perhitungan putaran propeller
Perhitungan propeller dilakukan dengan menggunakan rumus J yang sedikit
dimodifikasi.

b. Perhitungan daya engine

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 22


c. Perhitungan nilai Q

d. Perhitungan DHP

e. Perhitungan SHP

f. Perhitungan BHP

Sebelum melakukan perhitungan dilakukan pengamatan pada diagram untuk


mendapatkan nilai KT, KQ, J, dan efisiensi dari kurva variasi kecepatan cukup dengan
menarik garis lurus ke sumbu J dari perpotongan antara kurva variasi kecepatan dengan
kurva KT. Dengan melakukan perhitungan pengamatan di atas, didapat data sebagai
berikut.
a. Keadaan trial

Keadaan trial
Vs J Kt KQ nProp nE Q DHP SHP BHP
14. 0.523 0.120 0.0144 203.82 937.57 68.779 1467.2 1497.2 1527.7
5 73 07 03 05 41 35 84 29 84
13. 0.547 0.110 0.0132 195.83 900.82 58.542 1199.9 1224.4 1249.4
3 18 74 8 06 07 15 35 23 11
12. 0.557 0.106 0.0128 189.90 873.58 53.173 1056.9 1078.5 1100.5
5 67 50 26 92 22 19 32 02 12
11. 0.569 0.101 0.0123 185.94 855.33 48.940 952.48 971.91 991.75
5 76 64 14 29 74 45 02 86 37
10. 0.576 0.098 0.0120 183.72 845.13 46.562 895.38 932.30
913.66
5 6 82 0 59 94 02 68 61

b. Keadaan servis

Keadaan trial
Vs J Kt KQ nProp nE Q DHP SHP BHP
14. 0.501 0.128 0.0153 213.93 947.51 80.973 1813.1 1850.1 1887.9
5 96 54 91 53 95 22 44 47 05
13. 0.519 0.121 0.0144 204.93 907.65 69.891 1499.1 1529.7 1560.9
3 60 69 77 53 84 07 56 51 71
12. 0.534 0.115 0.0137 198.53 879.32 62.474 1298.2 1324.7 1351.7
5 63 04 88 86 73 19 37 32 67
11. 0.547 0.110 0.0132 194.25 860.37 57.593 1171.0 1194.9 1219.2
5 39 65 77 88 21 15 08 06 92
10. 0.554 0.107 0.0129 191.86 849.78 54.749 1099.4 1121.9 1144.8
5 45 81 38 82 43 83 97 36 33

Data yang putaran propeller dalam rpm dan BHP pada putaran tersebut dijadikan
dasar untuk membuat kurva propeller. Kurva propeller yang terbentuk dimasukkan ke
amplop kerja main engine

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 23


.

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 24


Sehingga didapat kurva seperti berikut.
a. Keadaan trial

Keadaan Trial
Putaran
Vs Daya %
%
14. 104.1749 79.955265
5 0 0
13. 100.0911 64.569062
3 9 7
12. 97.06469 56.874022
5 3 4
11. 95.03748 51.253420
5 8 2
10. 93.90437 48.181195
5 4 6

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 25


Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 26
b. Keadaan servis

Keadaan Service
Putaran
Vs Daya %
%
14. 105.2799 101.56614
5 5 87
13. 100.8509 81.670312
3 4 9
12. 97.70304 69.858754
5 2 9
11. 95.59690 63.012507
5 5 7
10. 94.42048 59.164488
5 3 0

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 27


3.6.6.

Bab IV
Penutup

4.1. Kesimpulan
Dari perhitungan kebutuhsn daya kapal didapat nilai BHP = 1845,53 KW sehingga
dipilih engine dengan spesifikasi sebagai berikut :
Data Engine
Jenis : MAN B&W
Type : 9L21/31
Cylinder : 9
Daya Max : 1935 KW
Jml.Sylinder : 9
Cylinder Bore : 210 mm
Piston Stroke : 310 mm
RPM : 900
MEP : 24.8 bar
215
BSFC : g/kWh
Weight : 30.9 ton
Dimen Panjan
si g : 4669 mm
Lebar : 1882 mm
Tinggi : 2107 mm
Karena mesin induk menggunakan medium speed dengan kecepatan 900 rpm, maka
untuk mereduksi putaran dipakailah gear box dengan spesifikasi sebagai berikut :
Data Gear Box
AMG16E
Series = V
Type = 46VO16
Daya
Max = 1935 Kw
Ratio = 4.6
Rpm
max = 900
Berdasarkan perhitungan pemilihan propeller dengan mempertimbangkan diameter,
efisiensi, dan kavitasi, serta beberapa percobaan pada EPM, dipilih propeller tipe B3-
35 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Data Propeller
Diameter n P/D
Tipe (m) (rpm) b b
B3- 195.6 0.71 0.61
35 3.321 5 9 3

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 28



Daftar Pustaka

Harvald, Sv. Aa. 1992. Tahanan dan Propulsi Kapal. Surabaya: Airlangga University Press.
Sularso. Suga, Kiyokatsu. 2002. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT.
Pradya Paramita
Lammeren, Van. 1962. Resistance,Propulsion and Steering of Ships Edition 2. New Jersey :
Company H. Stam
V. Lewis, Edward. 1988. Principles of Naval Architecture. New Jersey: Society of Naval
Architecture and Marine Engineers.

Laporan Engine Propeller Matching Prasetyo Adi Wibowo - 4213100024 Page 29

Anda mungkin juga menyukai