DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Minitab dan Excell pada saat pengolahan data. Dan akan dianalisa kasus kasus
apa saja yang terjadi, dan pemecahan masalahnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut tujuan dari praktikum modul 2A:
1. Mampu memecahkan masalah menggunakan teori peluang.
2. Mampu memahami konsep ilmu peluang dan distribusi peluang.
3. Mampu memahami dan menggunakan analisis kombinatorial.
4. Mampu memahami konsep harapan sistematis, variansi, kovariansi, dan Teori
Chebysev.
1.3 Pembatasan Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisa
Pembahasan:
Metodologi Praktikum
n(A)
N (S)
...................................................... (2.1)
Sumber: idkf.bogor.net
Dinyatakan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Sumber: idkf.bogor.net
Ruang sampel = { (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G).
2.1.3
Aturan Penjumlahan
Aturan penjumlahan digunakan untuk mencari peluang dari kejadian
A B
={
dan B= { 4 }
1
6
1
6
2
6
1
3
= 0,33
Sumber: slideshare.com
Contoh kejadian tidak lepas adalah saat pelemparan sebuah dadu 1 kali,
kejadian muncul mata dadu prima dan kejadian mata dadu ganjil akan memiliki
irisan. Misalkan A kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima
maka A = {2, 3, 5} dan B kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan
ganjil maka B = {1, 3, 5} sehingga A B = {3, 5} dan disimpulkan kejadian A
dan B tidak lepas. Peluang terjadinya kejadian tidak lepas antara A dan B adalah:
P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P ( A B ) =
3 3 2
+
6 6 6
4
6
2
3
0,66
2.1.4
Aturan Perkalian
Aturan perkalian digunakan untuk mencari peluang dari kejadian irisan,
2.1.5
1 1
2 2
1
4
= 0,25
Peluang Bersyarat
Peluang bersyarat merupakan peluang terjadinya suatu kejadian tertentu
apbial kejadian lain telah terjadi. Jika P (A) adalah peluang kejadian A, maka P
(B|A) didefinisikan sebagai peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi.
Peluang bersyarat dari P(B|A), didefinisikan sebagai (Setiawan, 2015):
P (B|A) =
P ( A B)
P (A)
...................................................... (2.5)
n(B)=3.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
P (B|A) =
1
3
1
2
2
= 0,66
3
2.2 Permutasi
Permutasi merupakan penyusunan unsur-unsur yang ada ke dalam suatu
urutan tertentu. Permutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur
yang berbeda tanpa adanya pengulangan (Walpole, 1995). Permutasi dinotasikan
dengan P. Rumus permutasi sebagai berikut.
Pnr
n!
( nr ) !
...................................................... (2.7)
Keterangan :
P = permutasi
n = banyaknya ruang sampel
r = banyaknya sampel yang diambil
Nilai n dan r masing-masing harus lebih besar dari nol. Jika nilai r < n disebut
dengan permutasi sebagian objek dan jika nilai r = n, maka disebut permutasi
seluruh objek, sehingga rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi (Santoso,
2009):
Pnr
n ! ...................................................... (2.8)
3!
( 32 ) !
= 6.
P2
n).
n!
k1 ! k2 ! k3 ! kn !
...................................................... (2.9)
Permutasi Berulang
Misalkan tersedia n unsur yang berbeda, banyak permutasi r unsur yang
diambil dari unsur yang tersedia (dengan tiap unsur yang tersedia boleh
ditulis berulang) yaitu
P (berulang) = nr............................................. (2.11)
Contohnya terdapat angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 yang akan disusun maka
banyak bilangan yang terdiri atas tiga angka yang disusun dan angka-angka
yang tersedia boleh ditulis berulang yaitu P = 53 = 125 bilangan.
2.3 Kombinasi
Kombinasi merupakan penyusunan unsur-unsur yang ada ke dalam suatu
urutan tertentu. Kombinasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur
yang berbeda dengan tidak memperhatikan urutan dari objek tersebut. (Walpole,
1995). Kombinasi dinotasikan dengan C . Rumus kombinasi sebagai berikut.
Cnr
(nr)
n!
r ! ( nr ) !
...................................................... (2.12)
Keterangan :
C = kombinasi
n = banyaknya ruang sampel
r = banyaknya sampel yang diambil
Nilai n dan r masing-masing harus lebih besar dari nol. Jika nilai r < n disebut
dengan kombinasi sebagian objek dan jika nilai r = n, maka disebut kombinasi
seluruh objek, sehingga rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi (Santoso,
2009):
Cnr
1 ...................................................... (2.13)
=E ( X ) = xf (x) ............................................(2.15)
2.4.1 Variansi
Variansi adalah besaran lain yang diperlukan untuk memberikan gambaran
disperse atau pencaran data (Munir, 2010). Misalkan X adalah variabel random
dengan distribusi peluang f(X) dan rataan , maka variansi dari X diskrit adalah:
(x)
2
E[ 2]= ( x ) f (x ) .................................(2.16)
x
2
=
Sedangkan untuk X kontinu:
( x)
E[ 2]= ( x ) f ( x ) dx .............................(2.17)
Akar kuadrat dari variansi disebut dengan deviasi standar atau simpangan
baku dari X dan dilambangkan dengan . Nilai x - disebut penyimpangan suatu
pengamatan dari rataanya. Karena penyimpangan ini dikuadratkan lalu dirataratakan, maka 2 akan lebih kecil untuk kelompok nilai x yang dekat
dibandingkan dengan kelompok nilai x yang jauh dari . Dengan kata lain, jika
nilai-nilai x cenderung terkonsentrasi di dekat rataannya, maka variansinya kecil,
dan begitu sebaliknya.
2.4.2
Kovariansi
..........(2.18)
xy =E [ ( X x )( Y y ) ]=
x
xy =E [ ( X x )( Y y ) ]= ( x x ) ( y y ) f ( x , y ) dxdy ..(2.19)
2
..............................................(2.20)
2
P(|X | k )
1
..............................................(2.21)
k2
atau, dengan = k:
Masukkan data;
Klik Stat;
Arahkan kursor ke Basic Statistics;
Klik Display Descriptive Statistics;
Isilah kotak Variables dengan peubah yang akan dideskripsikan (misal : C1);
Jika hasil deskripsi ingin dipecah berdasarkan peubah yang lain (misal : C2),
maka kliklah kotak kiri dari By Variable dan isilah kotak kanan dengan C2;
Jika tidak maka kotak By Variable dikosongkan;
Klik Statistics kemudian pilih statistiK yang diinginkan (pilih yang perlu saja
Input data
Tentukan kolom yang akan menjadi tempat output data
Arahkan kursor pada kolom tersebut
Masukkan =
Lalu ketikrumus untuk pengolahan data (Contoh: Sum), dan klik
Kemudian klik kolom dari data yang akan kita olah
Lalu tekan enter
Tarik kolom sampai ke baris akhir dari data, agar rumus berlaku untuk
setiap baris
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1
Pengumpulan Data
Rumah Makan Padang Putra Baru adalah sebuah rumah makan yang memliki
beberapa sendok yang digunakan untuk menyajikan masakan. Beberapa sendok tersebut
ternyata rusak dan harus diganti. Pegawai rumah makan pergi ke gudang mengambil 1
kotak sendok yang berisi 6 sendok. Untuk membedakan antara satu sendok dengan
sendok yang lainnya ke enam sendok tersebut diberi label 1 hingga label 6. Pegawai
rumah makan akan mengambil beberapa sendok di dalam kotak tersebut yang akan
digunakan untuk mengganti 2 sendok yang rusak tadi. Untuk menjaga terambilnya
sendok yang rusak maka pegawai rumah makan tersebut mengambil 4 sendok untuk
berjaga-jaga. Sendok-sendok yang terambil tersebut dilakukan dengan melakukan
percobaan pengambilan menggunakan 6 kartu Bridge (AS=sendok label 1, 2=sendok
label2, 3=sendok label3, 4=sendok label4, 5=sendok label5, dan 6=sendok label6).
Dengan mengambil 4 kartu bridge dari 6 kartu bridge tersebut secara bersamaan, Catat
angka yang muncul (angka tersebut merupakan nomor label sendok yang diambil).
Angka yang Muncul
3
2
6
5
Dari data percobaan yang telah dilakukan, diperoleh empat buah sendok yang
akan digunakan untuk pengganti sendok yang rusak. Berapa banyak pilihan pegawai
dapat menggantikan sendok yang rusak dari 4 sendok yang ada dengan memperhatikan
prioritas urutan pada sendok tersebut dan berapa banyak pilihan juga pegawai tersebut
dapat menggantikan sendok yang ada tanpa memperhatikan prioritas.
Dalam kotak sendok yang berisi 8 buah sendok dengan berlabel 1 sampai
dengan 6 ini terdapat beberapa sendok yang kondisinya kurang baik. Setelah dicek
berulang-ulang, ternyata sendok sendok yang kondisinya kurang baik atau dapat
dikatakan bengkok tersebut adalah sendok yang berlabel 1, 2, 5, dan 6. Seperti yang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
telah diketahui diatas untuk menggantikan sendok yang rusak dibutuhkan 2 sendok.
Dari enam sendok yang ada di dalam kotak tersebut berapa kemungkinan yang mungkin
terjadi dari pengambilan sendok. Karena dalam kotak terdapat sendok yang baik dan
sendok yang bengkok ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terambilnya sendok
yang bengkok ataupun sendok yang baik. Untuk itu berapa peluang terambilnya sendok
yang pertama bengkok atau sendok yang kedua bengkok. Disamping itu juga berapa
kemungkinan terjadi kedua sendok yang bengkok terambil sekaligus. Karena banyaknya
kemungkinan yang terjadi, tentukan pula besar peluang jika salah satu sendok yang
terambil adalah sendok yang berlabel 1 dan jika diketahui sendok yang terambil lainnya
adalah sendok berlabel 3.
Pengambilan 2 sendok dari 6 sendok tersebut dapat berupa dari 4 sendok yang
bengkok yang sesuai dengan label yang sudah ada dalam sendok bahwa sendok 1, 2, 5,
dan 6 merupakan sendok yang kondisinya kurang baik atau bengkok dan dapat juga dari
dua sendok yang kondisinya baik. Untuk itu dari kejadian pengambilan tersebut dapat
dicari distribusi peluang sendok yang bengkok dan diambil.
Dari hal diatas telah diketahui dalam kotak yang diambil oleh pegawai terdapat 4
sendok bengkok dan 2 sendok baik dimana fungsi distribusi peluang telah diketahui.
Berapa nilai harapan pegawai tersebut mengambil sendok yang bengkok dan seberapa
besar keragaman dari kondisi atau kejadian tersebut. Karena dalam kejadian ini
kemungkinan terjadi terambil ada sendok yang bengkok dan ada sendok yang baik,
bagaimana sifat hubungan antara terambilnya sendok sendok tersebut. Jika dalam
percobaan pengambilan sendok sendok tersebut diketahui rataannya adalah 1 sendok
yang bengkok dengan variansi 0,45 .Dengan distribusi peluang yang belum diketahui,
hitung pula P(0<x<2) dari sendok yang bengkok pada kotak tersebut.
3.1.1
Kasus 1
Kasus pertama adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat
pegawai rumah makan hendak menggantikan 4 sendok yang telah diambil tersebut,
dengan memprioritaskan urutan. Dalam pehitungan jumlah kemungkinan ini, metode
yang digunakan adalah
Kasus 2
Kasus kedua adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat
pegawai rumah makan hendak menggantikan 4 sendok yang telah diambil tersebut,
tanpa memprioritaskan urutan. Dalam pehitungan jumlah kemungkinan ini, metode
yang digunakan adalah
Kasus 3
3.1.3.1 Kasus 3a
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, aturan yang digunakan adalah
aturan penjumlahan. Karena, kejadian bersifat saling lepas, dimana kejadian pertama
akan mempengaruhi kejadian kedua dan saling meniadakan (Mutually Exclusive
Events) serta tidak terjadi secara bersamaan.
3.1.3.2 Kasus 3b
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, aturan yang digunakan adalah
aturan perkalian. Karena kejadian bersifat saling bebas, dimana kedua kejadian tidak
saling bergantung atau mempengaruhi.
3.1.3.3 Kasus 3c
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, metode yang digunakan adalah
peluang bersyarat. Karena, kejadian terambil sendok berlabel 3 baru bisa terjadi jika
persyaratan sebelumya telah terpenuhi, yaitu kejadian terambilnya sendok berlabel 1
telah terjadi.
3.1.4
Kasus 4
Kasus keempat adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat
pegawai rumah makan mengambil dua sendok, dapat dari empat sendok yang bengkok
(berlabel 1, 2, 5, dan 6), dan dari 2 sendok yang tidak bengkok. yang bengkok. Dalam
perhitungan jumlah kemungkinan ini, metode yang digunakan adalah mencari
distribusi peluang hipergeometrik. Karena, kejadian bersifat acak dan tidak ada
pengembalian.
3.1.5
Kasus 5
3.1.5.1 Kasus 5a
Kasus 5a adalah menentukan berapa nilai harapan pegawai mengambil sendok
yang bengkok. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung nilai harapan.
3.1.5.1 Kasus 5b
Kasus 5b adalah menentukan seberapa besar keragaman dari kondisi atau
kejadian tersebut. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung variansi.
3.1.5.1 Kasus 5c
Kasus 5c adalah menentukan bagaimana sifat hubungan antara terambilnya
sendok-sendok tersebut. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung kovariansi.
3.1.6
Kasus 6
Kasus keenam adalah menghitung P(0<x<2) dari sendok yang bengkok pada
kotak tertentu, apabila diketahui raataanya adalah 1 sendok yang bengkok dengan
variansi 0,45. Untuk menyelesaikan kasus ini, digunakan aplikasi dari Teorema
Chebysev.
3.2
Pengolahan Data
3.2.1
Kasus I
Minitab
Berikut adalah hasil perhitungan permutasi kasus 1 menggunakan Software
Minitab:
Excel
Berikut adalah hasil perhitungan permutasi kasus 1 menggunakan Software
Excel:
Manual
4!
( 42 ) !
4!
2!
4.3 .2!
2!
= 12
X
1
2
5
6
3.2.2
1
1,2
1,5
1,6
2
2,1
2,5
2,6
5
5,1
5,2
6
6,1
6,2
6,5
5,6
Kasus 2
Minitab
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan Software
Minitab:
Excel
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan Software
Excel:
Manual
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan cara
manual:
C24 =
4!
( 42 ) ! 2 !
5!
2 ! .2 !
4.3 .2!
2 ! .2!
12
2.1
=6
X
1
2
5
3.2.3
2
2,1
5
5,1
5,2
6
6,1
6,2
6,5
Kasus 3
Berikut ini adalah hasil perhitungan kasus 3 menggunakan cara manual:
Tabel 3.3 Titik Sample Pengambilan 2 Sendok dari 6 Sendok
X
1
2
3
4
5
6
1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
n(S) = 30
2
2.1
2.3
2.4
2.5
2.6
3
3.1
3.2
3.4
3.5
3.6
4
4.1
4.2
4.3
4.5
4.6
5
5.1
5.2
5.3
5.4
6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
5.6
a. Aturan Penjumlahan
Banyaknya cara dalam pengambilan 2 sendok dari 8 sendok dengan
memperhatikan urutan pengambilan:
A = {(1,2); (1,3); (1,4); (1,5); (1,6); (2,1); (2,3); (2,4); (2,5); (2,6); (5,1);
(5,2); (5,3); (5,4); (5,6); (6,1); (6,2); (6,3); (6,4); (6,5)}
P ( A )=
n( A) 20
=
n (S) 30
n (B) 20
=
n(S) 30
( A B )=
n( A B) 12
=
n(S )
30
P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P( A B)
P ( A B )=
20 20 12
+
30 30 30
P ( A B )=
28
30
n( A) P 1 P 1 4 5 20
P ( A )=
= 6 =
=
n (S)
30
30
P2
4
n (B) P1 P1 4 5 20
P (B)=
= 6 =
=
n( S)
30
30
P2
4
P ( A B)=
n ( A B ) P 1 P 1 4 3 12
= 6 =
=
n(S)
30
30
P2
P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P( A B)
P ( A B )=
20 20 12
+
30 30 30
P ( A B )=
28
30
b. Aturan Perkalian
A = Sendok pertama bengkok
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
A = {1, 2, 5, 6}
P ( A )=
n( A) 4
=
n (S) 6
n (B) 3
=
n( S) 5
P ( A B ) =P ( A ) P ( B )
4 3
P ( A B)=
6 5
P ( A B)=
12
30
4 3
n (A B) P1 P1 4 3 12
= 6 =
=
n(S)
56
30
P2
c. Peluang Bersyarat
A = Sendok berlabel 3
A = {(3,1); (3,2); (3,4); (3,5); (3,6); (1,3); (2,3); (4,3); (5,3); (6,3)}
P ( A )=
n( A) 10
=
n (S) 30
B = Sendok berlabel 1
A = {(1,2); (1,3); (1,4); (1,5); (1,6); (2,1); (3,1); (4,1); (5,1); (6,1)}
P ( A )=
n( A) 10
=
n (S) 30
( A B )= {(1,3); (3,1)}
P ( A B)=
n (A B) 2
=
n(S)
30
P ( AB )=
P( A B)
P(B)
2
30
P ( AB )=
10
30
P ( AB )=
3.2.4
2
10
Kasus 4
Berikut ini adalah hasil perhitungan distribusi peluang hipergometrik kasus 4
P( X =x)=
Keterangan:
N
(n )
(kx )
Nk
(n
x)
(2 )
6 4
4 (2 x )
( x )
P( X =x)=
P(x=0) =
P (x=1) =
(40 )(22)
(62)
(41 )(21)
(62 )
1 1
15
1
15
4 2
15
8
15
P (x=2) =
(42 )(20 )
(62)
61
15
6
15
x
f(x)
0
1
15
1
15
f(x)Cum
3.2.5
1
8
15
9
15
2
6
15
15
15
Kasus 5
Berikut ini adalah hasil perhitungan kasus 3 menggunakan cara manual:
a. Harapan Matematis
=Ex
= xf ( x )
x
=0. f ( 0 )+ ( 1 ) . f ( 1 ) + ( 2 ) . f ( 2 )
=0
=
1
8
6
+1 +2
15
15
15
20
15
=1.333
b. Variansi
2
= ( x ) f (x )
2
x=2
2= 0
20
15
2=
1200
3375
2=
16
45
1
20
+ 1
15
15
)( ) (
= 0.596
8
20
+ 2
15
15
)( ) (
) ( 156 )
c. Kovariansi
Tabel 3.5 Kovariansi
f(x,y)
0
0
6
15
6
15
g(x)
2
1
15
0
8
15
0
8
15
6
15
8
15
x=0 y=0
E ( x , y )=
8
15
E ( x )= ( x ) ( g ( x ) )
x=0
E( x )=( 0 ) ( f ( 0 ) ) + ( 1 ) ( f ( 1 ) )+ ( 2 ) ( f ( 2 ) )
E( x )=( 0 )
E( x )=
20
15
2
E ( y )= ( y )(g ( y ))
x=0
E( y )=( 0 ) ( f ( 0 ) ) + ( 1 ) ( f ( 1 ) ) + ( 2 ) ( f ( 2 ) )
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
1
15
E ( x , y )= xy f ( x )
E ( x , y )=( 0 )( 2 )
h(y)
1
15
E( y )=( 2 )
E( y )=
3.2.6
10
15
xy =E ( x , y ) E ( x ) E ( y )
xy =
8
20 10
15 15 15
xy =
80
225
xy =
16
45
( )( )
Kasus 6
Berikut ini adalah hasil perhitungan Teorema Chebysev kasus 6 menggunakan
cara manual:
P ( k < x< + k ) 1
1
k2
P ( 11.429(0.7)< x <1+1.429(0.7) ) 1
1
1.4292
P (O X 2 ) 0.51 BAB IV
Manual
12
Minitab
12
Excell
12
ANALISA DATA
4.1 Kasus 1
Berikut adalah tabel perbandingan hasil kasus 1:
Tabel 4.1 Perbandingan hasil kasus 1
perbandingan
tabel hasil
kasus 2:
Kasus 3A
adalah
28
. Sehingga
30
28
30
jika
maka
tidak
ada
Kasus 3B
Pada kasus ini, pemecahan masalahnya menggunakan aturan perkalianPada
persoalan kedua menggunakan aturan perkalian karena terdapat kata kunci dan
pada scenario. Pada perhitungan menggunakan kombinasi karena tidak
memperhatikan urutan pengambilan. Sedangkan pada perhitungan menggunakan
rumus hasilnya adalah
4.3.3
12
.
30
Kasus 3C
Pada kasus ini, pemecahan masalahnya menggunakan peluang bersyarat. Pada
persoalan ketiga menggunakan peluang bersyarat pada scenario terdapat syarat
yang diberikan untuk perhitungan peluang. Pada perhitungan menggunakan
kombinasi karena tidak memperhatikan urutan pengambilan. Dan hasil yang
didapatkan adalah
4.3.4
2
10
Kasus 4
Pada kasus 4 ini, pemecahan masalahnya menggunakan distribusi peluang
hipergeometrik. Dan terdapat beberapa persoalan. Persoalan pertama, apabila
saat pengambilan 2 dari 8 sendok, tidak ada sendok bengkok yang terambil.
Pada hasil perhitungan manual didapat hasil
1
. Persoalan kedua, apabila
15
saat pengambilan 2 dari 8 sendok, ada satu sendok bengkok yang terambil. Pada
hasil perhitungan manual didapat hasil
8
. Persoalan ketiga, apabila saat
15
pengambilan 2 dari 8 sendok, ada dua sendok bengkok yang terambil. Pada hasil
perhitungan manual didapat hasil
4.3.5
6
15
Kasus 5
Pada kasus 5 ini, pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan harapan
matematis, variansi, dan kovariansi. Terdapat 3 persoalan berbeda, yaitu:
4.5.1
Kasus 5A
Pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan cara harapan matematis.
Metode ini digunakan karena pada persoalan ini akan mencari perkiraan nilai
rata rata yang muncul. Pada hasil perhitungan manual didapat rata ratanya
yaitu 1.333
4.5.2
Kasus 5B
Pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan variansi. Metode ini
digunakan karena pada persoalan ini akan mencari ukuran keragaman suatu
peubah acak. Pada hasil perhitungan manual didapat variansinya
Sehingga keragaman datanya sebesar
4.5.3
16
45
16
45
Kasus 5C
Metode ini digunakan karena pada persoalan ini akan mencari ukuran sifat
asosiasi antara 2 peubah acak. Pada hasil perhitungan manual didapat
kovariansinya -
16
45
Artinya jika ada suatu varabel yang nilainya naik, maka variable lain nilainya
akan turun.
4.6 Kasus 6
Pada kasus 6 ini, pemecahan masalahnya akan menggunakan teorema Chebysev.
Hasil perhitungan yang didapat dari perhitungan manual adalah didapat k dengan
nilai 1.429 , dan didapat perhitungan dengan persamaan:
P (O X 2 ) 0.510
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan:
1. Teori peluang digunakan untuk menentukan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
yang hasilnya bersifat acak atau belum diketahui secara pasti. Pemecahan masalah
yang berhubungan dengan teori peluang dapat diselesaikan dengan cara permutasi,
kombinasi, aturan penjumlahan, aturan perkalian, peluang bersyarat, distribusi
peluang, dan harapan sistematis.
2. Konsep ilmu peluang yang dipelajari adalah permutasi, dan kombinasi.
Perbedaanya adalah pada permutasi memperhatikan urutan, sedangkan pada
kombinasi urutannya diabaikan. Sedangkan distribusi peluang adalah distribusi
untuk menentukan peluang suatu peubah acak sehingga memiliki total
kemungkinannya 1.
3. Penyelesaian kasus kasus yang telah diidentifikasi menggunakan bebrapa macam
perhitungan, yaitu perhitungan menggunakan software excel, Minitab, derta
perhitungan yang dilakukan secara manual.
4. Harapan matematis merupakan perkiraan nilai rata rata yang muncul. Variansi
adalah suatu keragaman peubah acak. Kovariansi merupakan ukuran sifat asosiasi
antara 2 peubah acak. Teorema chebysev merupakan peluang yang menyatakan
peluang peubah acak X mendapat simpangan baku, dan nilai rata rata.
5.2 Saran
Berikut saran untuk praktikum modul 2A ini:
1. Praktikan lebih teliti dan cermat saat melakukan pengolahan data, agar hasilnya
akurat.
2. Praktikan dapat mengoptimalkan asistensi yang telah diberikan, misalnya memberi
progress yang cepat.
3. Praktikan lebih aktif bertanya ketika ada sesuatu yang kurang jelas dan ingin
ditanyakan.