Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori peluang merupakan sebuah metode atau cara yang digunakan untuk
memperkirakan kemungkinan akan suatu kejadian yang terjadi secara acak.
Walaupun teori peluang ini tidak bisa memastikan apa hasil yang pasti dari suatu
kejadian tertentu, tetapi teori peluang ini dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
penentuan suatu kejadian tertentu.
Pada bidang industry teori peluang ini juga banyak digunakan. Contoh
penerapannya adalah penggunaan teori peluang pada perkiraan banyaknya produk
yang cacat. Teori peluang ini juga dapat digunakan untuk membantu pemilik
usaha untuk menentukan tipe bisnis apa yang sedang tren, dan juga dapat
digunakan untuk penentuan laba.
Oleh karena itu, pada praktikum teori probabilitas modul 2A ini akan
dipelajari mengenai teori peluang. Pada praktikum kali ini, akan dipelajari
menggunakan skenario mengenai teori peluang yang sudah dibuat sebelumnya
oleh laboratorium OPSI. Scenario yang didapat berisi pada rumah makan padang
terdapat 2 sendok yang sudah rusak dan perlu diganti, sehingga sendok rusak itu
akan diganti dan diambil dari sebuah kotak besrisi 6 sendok, dan sendok itu akan
diambil secara acak. Pada praktikum kali ini,

akan menggunakan software

Minitab dan Excell pada saat pengolahan data. Dan akan dianalisa kasus kasus
apa saja yang terjadi, dan pemecahan masalahnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut tujuan dari praktikum modul 2A:
1. Mampu memecahkan masalah menggunakan teori peluang.
2. Mampu memahami konsep ilmu peluang dan distribusi peluang.
3. Mampu memahami dan menggunakan analisis kombinatorial.
4. Mampu memahami konsep harapan sistematis, variansi, kovariansi, dan Teori
Chebysev.
1.3 Pembatasan Masalah

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Pada praktikum kali ini, akan digunakan skenario yang telah didapat
sebelumnya. Scenario yang didapat berisi tentang adanya kerusakan beberapa
sendok pada rumah makan padang, oleh karena itu, akan dilakukan pengambilan
sendok secara acak dari sebuah kotak yang berisi 6 sendok. Pemecahan kasus dari
scenario ini menggunakan permutasi, kombinasi, aturan penjumlahan, aturan
perkalian, peluang bersyarat, distribusi peluang, dan harapan sistematis.
Kemudian pada saat praktikum akan diambil data secara acak menggunakan kartu
bridge yang diambil secara acak. Setelah itu akan dilakukan penganalisisan dari
skenario yang telah didapat. Penganalisisan berupa pendiskripsian kasus kasus
yang ada pada skenario , beserta bagaimana cara atau metode yang digunakan
dalam pemecahan masalah tersebut.
1.4 Metodologi Praktikum
Berikut flowchart dari metodologi praktikum 2A ini:
Identifikasi masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisa

Kesimpulan dan saran


Gambar 1.1 Flowchart

Pembahasan:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Metodologi Praktikum

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Pada Flowchart di atas merupakan gambaran dari metodologi atau tahapan
tahapan praktikum yang akan dilaksanakan. Tahapan pertama adalah Identifikasi
Masalah. Pada bagian ini, akan dikenalkan mengenai teori peluang, dan juga
mengenai konsep serta penerapan dari teori peluang. Tahapan kedua adalah Studi
Pustaka. Pada bagian ini, akan dipelajari mengenai apa itu teori peluang, dan apa
saja bentuk serta metode pemecahan masalahnya. Setelah itu, adalah
pengumpulan data. Pada tahap ini akan diambil data dari kartu bridge yang
diambil secara acak. Tahap keempat adalah pengolahan data. Pada bagian ini, data
yang telah dikumpulkan akan diolah. Setelah itu, adalah tahap Analisa. Pada
bagian ini, akan diklasifikasikan kasus kasus yang ada pada skenario, beserta
pemecahan masalahnya. Terakhir, adalah kesimpulan dan saran. Pada bagian ini,
setelah melakukan analisa, akan ditarik kesimpulan dari data yang dilakukan
pengolahan, serta pemberian saran atas kesimpulan yang telah diberikan.
1.5 Sistematika Penulisan
Berikut sistematika penulisan modul 2A ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan
masalah, dan metodologi praktikum, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, akan dibahas mengenai dasar teori mengenai teori peluang
beserta bentuk bentuknya dan cara pemecahan masalahnya.
BAB IIIPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini, berisi pengumpulan data yang telah dilakukan, dan hasil
dari pengolahan data menggunakan software Minitab dan Excell.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini, akan dianalisa hasil dari pengolahan data yang telah
dilakukan. Analisa data akan dibagi berdasar kasus kasusnya dan berisi
maksud dari perhitungan yang diperoleh.
BAB V PENUTUP

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Pada bab ini, akan ditarik kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini akan
menjawab dari tujuan praktikum, sedangkan saran akan berisi mengenai
hasil praktikum pada pihak yang berkaitan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peluang
2.1.1 Peluang
Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang bersifat
acak. Secara kuantitatif, peluang dinyatakan sebagai nilai numerik baik dalam
bentuk pecahan maupun desimal antara 0 sampai 1. Peluang 0 menunjukkan
bahwa kejadian tersebut pasti tidak akan terjadi sedangkan peluang 1
menunjukkan bahwa kejadian tersebut pasti akan terjadi. Peluang didefinisikan
sebagai bagian dimana pembilangnya adalah jumlah kejadian yang diharapkan
dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi (Dwijoseputro,
1977). Jika A suatu peristiwa yang diinginkan dan S merupakan ruang sample,
maka probabilitas peristiwa A, ditulis P(A), didefinisikan (Wini, 2014):
P(A) =

n(A)
N (S)

...................................................... (2.1)

Misalnya pada pelemparan 1 koin maka peluang munculnya sisi gambar


dan angka adalah sama yakni 1/2 atau 0,5. Jika dadu yang dilempar maka peluang
munculnya dadu dengan sisi 1 titik sampai 6 titik adalah sama yaitu 1/6 atau
0,1667.
2.1.2

Ruang Sampel dan Titik Sampel


Ruang sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil suatu

percobaan,dan untuk ruang sampel dilambangkan dengan huruf S. Setiap


kemungkinan hasil dalam suatu ruang sampel disebut unsur atau anggota ruang
sampel (Walpole,1995). Ruang sampel adalah suatu himpunan yang mencakup
seluruh kemungkinan hasil dari suatu percobaan. Sedangkan titik sampel adalah
anggota-angota dari ruang sampel (Walpole,1995). Titik sampel merupakan
kemungkinan-kemungkinan yang muncul dari suatu percobaan. Agar titik-titik
sampel dalam ruang sampel suatu percobaan tersusun dengan baik, maka
pencatatannya dapat dinyatakan dalam bentuk diagram pohon dan tabel.
Misalnya pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin)
homogen yang bersisi angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Untuk
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
menentukan ruang sampel dan titik-titik sampel percobaan tersebut maka dapat
dinyatakan dalam bentuk diagram pohon dan tabel.
Dinyatakan dalam bentuk diagram pohon sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram Pohon

Sumber: idkf.bogor.net
Dinyatakan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Gambar 2.2 Tabel

Sumber: idkf.bogor.net
Ruang sampel = { (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G).
2.1.3

Aturan Penjumlahan
Aturan penjumlahan digunakan untuk mencari peluang dari kejadian

gabungan, yaitu kejadian saling lepas dan kejadian tidak lepas.


2.1.3.1 Kejadian Saling Lepas
Kejadian A dan B dikatakan saling lepas apabila kedua kejadian tersebut
tidak dapat terjadi secara bersamaan dan peluang kejadian saling meniadakan.
Kedua kejadian tersebut tidak memiliki irisan. Irisan dari kejadian A dan kejadian
B yang dinotasikan dengan
adalah (Suardi,2012):
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

A B . Peluang terjadinya kejadian saling lepas

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
P ( A B )=P ( A ) + P ( B ) .......................................... (2.2)
Kejadian saling lepas atau asing dapat diilustrasikan pada gambar diagram
venn berikut.

Gambar 2.2 Diagram Venn Kejadian Saling Lepas

Sumber: Setiawan, 2015


Contoh kejadian saling lepas adalah saat melempar sebuah dadu kejadian
muncul mata dadu 1 dan kejadian muncul mata dadu 4 adalah dua kejadian yang
saling lepas. Alasannya adalah jika muncul mata dadu 1 maka mata dadu 4 tidak
mungkin muncul secara bersamaan. Apabila A adalah kejadian muncul mata dadu
1 dan B adalah kejadian muncul mata dadu 4 maka A= { 1 }
sehingga

A B

={

dan B= { 4 }

} dan disimpulkan kejadian A dan B saling lepas.

Peluang terjadinya kejadian tersebut adalah:


P ( A B )=P ( A ) + P ( B ) =

1
6

1
6

2
6

1
3

= 0,33

2.1.3.2 Kejadian Tidak Lepas


Kejadian A dan B dikatakan tidak lepas apabila kedua kejadian tersebut
dapat terjadi secara bersamaan. Kejadian tidak lepas memiliki nilai irisan karena
ada titik-titik sampel yang sama antara kejadian A dan kejadian B. Peluang
terjadinya kejadian tidak lepas adalah (Suardi,2012):
P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P ( A B ) ................................ (2.3)

Kejadian tidak lepas dapat diilustrasikan pada gambar diagram venn


berikut.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Gambar 2.3 Diagram Venn Kejadian Tidak Lepas

Sumber: slideshare.com
Contoh kejadian tidak lepas adalah saat pelemparan sebuah dadu 1 kali,
kejadian muncul mata dadu prima dan kejadian mata dadu ganjil akan memiliki
irisan. Misalkan A kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima
maka A = {2, 3, 5} dan B kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan
ganjil maka B = {1, 3, 5} sehingga A B = {3, 5} dan disimpulkan kejadian A
dan B tidak lepas. Peluang terjadinya kejadian tidak lepas antara A dan B adalah:
P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P ( A B ) =

3 3 2
+
6 6 6

4
6

2
3

0,66
2.1.4

Aturan Perkalian
Aturan perkalian digunakan untuk mencari peluang dari kejadian irisan,

yaitu kejadian saling bebas.


2.1.4.1

Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas apabila kejadian A dan B yang


tidak saling bergantung dan tidak mempengaruhi hasil dari kejadian yang lain.
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika dan hanya jika P(A|B) = P(A)
dan P(B|A) = P(B). Aturan perkalian untuk kejadian A dan B yang saling bebas
adalah (Arief, 2008):
P ( A B ) =P ( A ) P ( B ) ............................................. (2.4)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Contoh kejadian saling bebas yaitu pada pelemparan 2 buah uang logam
yang simetris kedua permukaannya, munculnya sisi angka pada uang logam yang
pertama tidak dipengaruhi oleh uang logam kedua. Peluang kemungkinan
munculnya sisi angka dua kali yaitu pada lantunan pertama kemungkinan muncul
angka P(A) = dan pada lantunan kedua kemungkinan muncul angka P(B) =
1/2 , sehingga
P ( A B ) =P ( A ) P ( B ) =

2.1.5

1 1

2 2

1
4

= 0,25

Peluang Bersyarat
Peluang bersyarat merupakan peluang terjadinya suatu kejadian tertentu

apbial kejadian lain telah terjadi. Jika P (A) adalah peluang kejadian A, maka P
(B|A) didefinisikan sebagai peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi.
Peluang bersyarat dari P(B|A), didefinisikan sebagai (Setiawan, 2015):
P (B|A) =

P ( A B)
P (A)

...................................................... (2.5)

Jika A dan B merupakan dua peristiwa di dalam ruang sampel S dan


P(A) 0, maka berlaku (Setiawan, 2015) :
P ( A B ) =P (B) P( B A) ........................................... (2.6)
Jika A dan B dua peristiwa saling bebas, maka berlaku (Setiawan, 2015):
P (B|A) = P (B) .................................................... (2.7)
Contoh peluang bersyarat pada sebuah dadu yang dilempar sekali,
menentukan peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya
kejadian mata dadu prima lebih dahulu yaitu:

Ruang sampel adalah S = {1,2,3,4,5,6}, sehingga n(S)=6.


Misal A adalah kejadian munculnya angka prima maka A = {2,3,5}
sehingga n(A)=3.
n(A )
3
1
=
=
= 0,5
6
2
N (S)
Misal B adalah kejadian muncul mata dadu ganjil maka B = {1,3,5} sehingga
Peluang kejadian A adalah P(A) =

n(B)=3.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Irisannya adalah AB = {3,5}, dengan n(AB)=2. Peluang irisannya adalah


n( A B)
2
1
P(AB) =
=
=
= 0,33
6
3
N (S)
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata
dadu prima lebih dahulu adalah
P ( A B)
=
P (A )

P (B|A) =

1
3
1
2

2
= 0,66
3

2.2 Permutasi
Permutasi merupakan penyusunan unsur-unsur yang ada ke dalam suatu
urutan tertentu. Permutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur
yang berbeda tanpa adanya pengulangan (Walpole, 1995). Permutasi dinotasikan
dengan P. Rumus permutasi sebagai berikut.
Pnr

n!
( nr ) !

...................................................... (2.7)

Keterangan :
P = permutasi
n = banyaknya ruang sampel
r = banyaknya sampel yang diambil
Nilai n dan r masing-masing harus lebih besar dari nol. Jika nilai r < n disebut
dengan permutasi sebagian objek dan jika nilai r = n, maka disebut permutasi
seluruh objek, sehingga rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi (Santoso,
2009):
Pnr

n ! ...................................................... (2.8)

Misalkan dimiliki 3 huruf yang berbeda yaitu A, B dan C. Dari huruf


tersebut akan dibuat kata yang terdiri dari 2 huruf. Karena tersedia 3 huruf yang
berbeda dan akan dibentuk kata yang mengandung 2 huruf dan diperhatikan
urutannya. Kata yang terbentuk adalah AB, BA, AC, CA, BC dan CB yaitu
terdapat 6 kata. Hal itu berarti merupakan permutasi r = 2 dari n = 3 yaitu
=

3!
( 32 ) !

= 6.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

P2

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Permutasi dibedakan menjadi beberapa macam yaitu permutasi dari unsurunsur yang berbeda, permutasi yang memuat beberapa unsur yang sama,
permutasi siklis serta permutasi berulang (madematika.com).

Permutasi dari Unsur-Unsur yang Berbeda


Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur
berbeda) adalah susunan dari r unsur itu dalam suatu urutan (r

n).

Banyaknya permutasi tersebut dapat dihitung dengan rumus 2.7 diatas.


Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama
Banyaknya permutasi n unsur yang memuat k1, k2, k3, .... kn unsur yang sama
(k1 + k2 + k3 +...+ kn n ) dapat ditentukan dengan rumus sebagi berikut.
P

n!
k1 ! k2 ! k3 ! kn !

...................................................... (2.9)

Contohnya pada kata MAHASISWA terdapat 2 huruf S yang sama dan 3

huruf A yang sama, maka permutasinya menjadi


9!
9 8 7 6 5 4 3 !
P =
=
= 30.240
2!3!
2 1 3!
Jadi banyak susunan berbeda yang dapat dibentuk adalah 30.240 cara.
Permutasi Siklis
Permutasi siklis adalah susunan unsur-unsur yang membentuk lingakran
dengan memperhatikan urutannya. Misalkan tersedia n unsur yang berbeda,
banyaknya permutasi siklis dari n unsur dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut.
P(siklis) = (n-1)! ............................................. (2.10)
Contohnya ada 6 orang duduk mengelilingi meja bundar, maka banyak
susunan duduk yang berbeda dari 6 orang tersebut adalah P = (n-1)! = (6-1)! =
5! = 5 4 3 2 1 = 120 susunan.

Permutasi Berulang
Misalkan tersedia n unsur yang berbeda, banyak permutasi r unsur yang
diambil dari unsur yang tersedia (dengan tiap unsur yang tersedia boleh
ditulis berulang) yaitu
P (berulang) = nr............................................. (2.11)
Contohnya terdapat angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 yang akan disusun maka
banyak bilangan yang terdiri atas tiga angka yang disusun dan angka-angka
yang tersedia boleh ditulis berulang yaitu P = 53 = 125 bilangan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

2.3 Kombinasi
Kombinasi merupakan penyusunan unsur-unsur yang ada ke dalam suatu
urutan tertentu. Kombinasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur
yang berbeda dengan tidak memperhatikan urutan dari objek tersebut. (Walpole,
1995). Kombinasi dinotasikan dengan C . Rumus kombinasi sebagai berikut.
Cnr

(nr)

n!
r ! ( nr ) !

...................................................... (2.12)

Keterangan :
C = kombinasi
n = banyaknya ruang sampel
r = banyaknya sampel yang diambil
Nilai n dan r masing-masing harus lebih besar dari nol. Jika nilai r < n disebut
dengan kombinasi sebagian objek dan jika nilai r = n, maka disebut kombinasi
seluruh objek, sehingga rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi (Santoso,
2009):
Cnr

1 ...................................................... (2.13)

Perbedaan antara Permutasi dan Kombinasi terletak pada masalah urutan


atau kedudukan penyusunan dari sekelompok objek. Dalam permutasi masalah
urutan atau kedudukan menjadi sangat penting, sedangkan dalam kombinasi tidak
mementingkan urutan atau kedudukan dari sekelompok objek tersebut. Pada
permutasi urutan objek XYZ; XZY; ZYX adalah berbeda, tetapi untuk kombinasi
urutan tersebut dianggap sama.
2.4 Harapan Matematis
Harapan matematis atau nilai harapan dari X seringkali disebut rataan.
Lambangnya dapat berupa ux atau jika peubah acaknya sudah jelas diketahui
(Munir, 2010). Misalkan X adalah peubah acak dengan distribusi peluang f(x),
maka nilai harapan atau rataan untuk X diskrit adalah:
=E ( X ) = xf (x) ............................................ (2.14)
x

Sedangkan untuk X kontinu:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

=E ( X ) = xf (x) ............................................(2.15)

2.4.1 Variansi
Variansi adalah besaran lain yang diperlukan untuk memberikan gambaran
disperse atau pencaran data (Munir, 2010). Misalkan X adalah variabel random
dengan distribusi peluang f(X) dan rataan , maka variansi dari X diskrit adalah:
(x)
2
E[ 2]= ( x ) f (x ) .................................(2.16)
x
2

=
Sedangkan untuk X kontinu:
( x)

E[ 2]= ( x ) f ( x ) dx .............................(2.17)

Akar kuadrat dari variansi disebut dengan deviasi standar atau simpangan
baku dari X dan dilambangkan dengan . Nilai x - disebut penyimpangan suatu
pengamatan dari rataanya. Karena penyimpangan ini dikuadratkan lalu dirataratakan, maka 2 akan lebih kecil untuk kelompok nilai x yang dekat
dibandingkan dengan kelompok nilai x yang jauh dari . Dengan kata lain, jika
nilai-nilai x cenderung terkonsentrasi di dekat rataannya, maka variansinya kecil,
dan begitu sebaliknya.
2.4.2

Kovariansi

Kovariansi antara dua peubah acak menujukkan sifat asosiasi (hubungan


antara keduanya. Jika kedua peubah tersebut bergerak kearah yang sama (X dan Y
sama-sama membesar), maka hasil kali (X - x) (X - y) cenderung bernilai
positif. Namun jika kedua peubah acak bergerak kea rah berlawanan (X membesar
sedangkan Y mengecil), maka hasil kali (X - x) (X - y) cenderung bernilai
negatif.
Misalkan X dan Y adalah variabel random dengan distribusi peluang
gabungan f(x,y), maka kovariansi dari X dan Y diskrit adalah:
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
y
( x x )( y )f ( x , y )

..........(2.18)

xy =E [ ( X x )( Y y ) ]=
x

Sedangkan untu X dan Y kontinu:

xy =E [ ( X x )( Y y ) ]= ( x x ) ( y y ) f ( x , y ) dxdy ..(2.19)

2.5 Teorema Chebysev


Suatu teorema penting dalam probabilitas dan statistik yang mengungkapkan
satu sifat umum dari variabel-variabel acak diskrit atau kontinu yang memiliki
mean dan varians tertentu dikenal dengan istilah ketidaksamaan Chebysev.
(Spiegel et al., 2000)
Misalkan X adalah suatu variabel acak (diskrit atau kontinu) dengan mean
dan varians 2 yang finit, maka jika adalah suatu bilangan positif:
P(|X | e)

2
..............................................(2.20)
2

P(|X | k )

1
..............................................(2.21)
k2

atau, dengan = k:

2.6 Software Minitab


Minitab adalah paket program pengolah data statistik yang dikembangkan di
Pennsylvania State University oleh periset Barbara F. Ryan, Thomas A. Ryan, Jr.,
dan Brian L. Joiner pada tahun 1972. Pada awalnyam Minitab dirancang khusus
dan diciptakan sebagai alat pembelajaran oleh tiga instruktur universitas statistic.
Perintah dan menu disusun secara logis dan terorganisis sehingga memudahkan
instruktur statistic (guru) dan siswa dalam memahami dan mempelajari statistic.
Minitab dapat menangani berbagai analisa statistic, termasuk statistic deskriptif
dan non-parametik, korelasi, regresi dan regresi logistic, univariate (anova),
analisis multivariate dan sebagaiya (Triyanto, 2009).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Untuk mengolah statistika deskripsi dapat dilakukan dengan cara berikut


(Triyanto, 2009):

Masukkan data;
Klik Stat;
Arahkan kursor ke Basic Statistics;
Klik Display Descriptive Statistics;
Isilah kotak Variables dengan peubah yang akan dideskripsikan (misal : C1);
Jika hasil deskripsi ingin dipecah berdasarkan peubah yang lain (misal : C2),

maka kliklah kotak kiri dari By Variable dan isilah kotak kanan dengan C2;
Jika tidak maka kotak By Variable dikosongkan;
Klik Statistics kemudian pilih statistiK yang diinginkan (pilih yang perlu saja

agar hasil yang disajikan lebih fokus);


Klik OK.

Gambar 2.1 Tampilan Software Minitab

2.7 Software Ms.Excell

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13
Microsoft Office Excel adalah sebuah program spreadsheet dari Microsoft
Corporation. Program ini bisa dijalankan di platform system operasi Microsoft
Windows dan Apple Macintosh. Excel memiliki fitur pada antarmuka yang intuitif
dan mampu melakukan kalkulasi serta pembuatan grafik. Excel adalah
spreadsheet pertama yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan
tampilan spreadsheet, dalam arti Excel memungkinkan pengguna untuk
menentukan font atribut karakter, dan tampilan sel. Ada pula fasilitas intelligent
cell recomputation dimana sel yang terupdate hanyalah sel yang tergantung pada
sel yang sedang dimodifikasi. Fasilitas dalam software ini pun sangat luas (Tim
Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2007).
Pengolahan data dalam Excel dapat dilakukan dengan cara berikut:

Input data
Tentukan kolom yang akan menjadi tempat output data
Arahkan kursor pada kolom tersebut
Masukkan =
Lalu ketikrumus untuk pengolahan data (Contoh: Sum), dan klik
Kemudian klik kolom dari data yang akan kita olah
Lalu tekan enter
Tarik kolom sampai ke baris akhir dari data, agar rumus berlaku untuk
setiap baris

Gambar 2.2 Tampilan Excel

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1

Pengumpulan Data
Rumah Makan Padang Putra Baru adalah sebuah rumah makan yang memliki

beberapa sendok yang digunakan untuk menyajikan masakan. Beberapa sendok tersebut
ternyata rusak dan harus diganti. Pegawai rumah makan pergi ke gudang mengambil 1
kotak sendok yang berisi 6 sendok. Untuk membedakan antara satu sendok dengan
sendok yang lainnya ke enam sendok tersebut diberi label 1 hingga label 6. Pegawai
rumah makan akan mengambil beberapa sendok di dalam kotak tersebut yang akan
digunakan untuk mengganti 2 sendok yang rusak tadi. Untuk menjaga terambilnya
sendok yang rusak maka pegawai rumah makan tersebut mengambil 4 sendok untuk
berjaga-jaga. Sendok-sendok yang terambil tersebut dilakukan dengan melakukan
percobaan pengambilan menggunakan 6 kartu Bridge (AS=sendok label 1, 2=sendok
label2, 3=sendok label3, 4=sendok label4, 5=sendok label5, dan 6=sendok label6).
Dengan mengambil 4 kartu bridge dari 6 kartu bridge tersebut secara bersamaan, Catat
angka yang muncul (angka tersebut merupakan nomor label sendok yang diambil).
Angka yang Muncul
3
2
6
5
Dari data percobaan yang telah dilakukan, diperoleh empat buah sendok yang
akan digunakan untuk pengganti sendok yang rusak. Berapa banyak pilihan pegawai
dapat menggantikan sendok yang rusak dari 4 sendok yang ada dengan memperhatikan
prioritas urutan pada sendok tersebut dan berapa banyak pilihan juga pegawai tersebut
dapat menggantikan sendok yang ada tanpa memperhatikan prioritas.
Dalam kotak sendok yang berisi 8 buah sendok dengan berlabel 1 sampai
dengan 6 ini terdapat beberapa sendok yang kondisinya kurang baik. Setelah dicek
berulang-ulang, ternyata sendok sendok yang kondisinya kurang baik atau dapat
dikatakan bengkok tersebut adalah sendok yang berlabel 1, 2, 5, dan 6. Seperti yang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

telah diketahui diatas untuk menggantikan sendok yang rusak dibutuhkan 2 sendok.
Dari enam sendok yang ada di dalam kotak tersebut berapa kemungkinan yang mungkin
terjadi dari pengambilan sendok. Karena dalam kotak terdapat sendok yang baik dan
sendok yang bengkok ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terambilnya sendok
yang bengkok ataupun sendok yang baik. Untuk itu berapa peluang terambilnya sendok
yang pertama bengkok atau sendok yang kedua bengkok. Disamping itu juga berapa
kemungkinan terjadi kedua sendok yang bengkok terambil sekaligus. Karena banyaknya
kemungkinan yang terjadi, tentukan pula besar peluang jika salah satu sendok yang
terambil adalah sendok yang berlabel 1 dan jika diketahui sendok yang terambil lainnya
adalah sendok berlabel 3.
Pengambilan 2 sendok dari 6 sendok tersebut dapat berupa dari 4 sendok yang
bengkok yang sesuai dengan label yang sudah ada dalam sendok bahwa sendok 1, 2, 5,
dan 6 merupakan sendok yang kondisinya kurang baik atau bengkok dan dapat juga dari
dua sendok yang kondisinya baik. Untuk itu dari kejadian pengambilan tersebut dapat
dicari distribusi peluang sendok yang bengkok dan diambil.
Dari hal diatas telah diketahui dalam kotak yang diambil oleh pegawai terdapat 4
sendok bengkok dan 2 sendok baik dimana fungsi distribusi peluang telah diketahui.
Berapa nilai harapan pegawai tersebut mengambil sendok yang bengkok dan seberapa
besar keragaman dari kondisi atau kejadian tersebut. Karena dalam kejadian ini
kemungkinan terjadi terambil ada sendok yang bengkok dan ada sendok yang baik,
bagaimana sifat hubungan antara terambilnya sendok sendok tersebut. Jika dalam
percobaan pengambilan sendok sendok tersebut diketahui rataannya adalah 1 sendok
yang bengkok dengan variansi 0,45 .Dengan distribusi peluang yang belum diketahui,
hitung pula P(0<x<2) dari sendok yang bengkok pada kotak tersebut.

3.1.1

Kasus 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Kasus pertama adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat
pegawai rumah makan hendak menggantikan 4 sendok yang telah diambil tersebut,
dengan memprioritaskan urutan. Dalam pehitungan jumlah kemungkinan ini, metode
yang digunakan adalah

permutasi. Karena, prioritas urutan sendok tersebut

diperhatikan, artinya urutan saat pengambilan sendok dipermasalahkan.


3.1.2

Kasus 2
Kasus kedua adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat

pegawai rumah makan hendak menggantikan 4 sendok yang telah diambil tersebut,
tanpa memprioritaskan urutan. Dalam pehitungan jumlah kemungkinan ini, metode
yang digunakan adalah

kombinasi. Karena, prioritas urutan sendok tersebut tidak

diperhatikan, artinya urutan saat pengambilan sendok tidak dipermasalahkan.


3.1.3

Kasus 3

3.1.3.1 Kasus 3a
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, aturan yang digunakan adalah
aturan penjumlahan. Karena, kejadian bersifat saling lepas, dimana kejadian pertama
akan mempengaruhi kejadian kedua dan saling meniadakan (Mutually Exclusive
Events) serta tidak terjadi secara bersamaan.
3.1.3.2 Kasus 3b
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, aturan yang digunakan adalah
aturan perkalian. Karena kejadian bersifat saling bebas, dimana kedua kejadian tidak
saling bergantung atau mempengaruhi.
3.1.3.3 Kasus 3c
Dalam perhitungan jumlah kemungkinan ini, metode yang digunakan adalah
peluang bersyarat. Karena, kejadian terambil sendok berlabel 3 baru bisa terjadi jika
persyaratan sebelumya telah terpenuhi, yaitu kejadian terambilnya sendok berlabel 1
telah terjadi.
3.1.4

Kasus 4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Kasus keempat adalah menentukan berapa banyak kemungkinan yang ada saat
pegawai rumah makan mengambil dua sendok, dapat dari empat sendok yang bengkok
(berlabel 1, 2, 5, dan 6), dan dari 2 sendok yang tidak bengkok. yang bengkok. Dalam
perhitungan jumlah kemungkinan ini, metode yang digunakan adalah mencari
distribusi peluang hipergeometrik. Karena, kejadian bersifat acak dan tidak ada
pengembalian.
3.1.5

Kasus 5

3.1.5.1 Kasus 5a
Kasus 5a adalah menentukan berapa nilai harapan pegawai mengambil sendok
yang bengkok. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung nilai harapan.
3.1.5.1 Kasus 5b
Kasus 5b adalah menentukan seberapa besar keragaman dari kondisi atau
kejadian tersebut. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung variansi.
3.1.5.1 Kasus 5c
Kasus 5c adalah menentukan bagaimana sifat hubungan antara terambilnya
sendok-sendok tersebut. Kasus ini dapat diselesaikan dengan menghitung kovariansi.
3.1.6

Kasus 6
Kasus keenam adalah menghitung P(0<x<2) dari sendok yang bengkok pada

kotak tertentu, apabila diketahui raataanya adalah 1 sendok yang bengkok dengan
variansi 0,45. Untuk menyelesaikan kasus ini, digunakan aplikasi dari Teorema
Chebysev.

3.2

Pengolahan Data

3.2.1

Kasus I

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Minitab
Berikut adalah hasil perhitungan permutasi kasus 1 menggunakan Software
Minitab:

Gambar 3.1 Hasil Perhitungan Permutasi Menggunakan Software Minitab

Gambar 3.2 Cara Perhitungan Permutasi Menggunakan Software Minitab

Excel
Berikut adalah hasil perhitungan permutasi kasus 1 menggunakan Software
Excel:

Gambar 3.3 Perhitungan Permutasi Menggunakan Software Excel

Manual

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Berikut adalah hasil perhitungan permutasi kasus 1 menggunakan cara


manual:
P42 =

4!
( 42 ) !

4!
2!

4.3 .2!
2!

= 12

Tabel 3.1 Permutasi

X
1
2
5
6
3.2.2

1
1,2
1,5
1,6

2
2,1
2,5
2,6

5
5,1
5,2

6
6,1
6,2
6,5

5,6

Kasus 2

Minitab
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan Software
Minitab:

Gambar 3.4 Hasil Perhitungan Kombinasi Menggunakan Software Minitab

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Gambar 3.4 Cara Perhitungan Kombinasi Menggunakan Software Minitab

Excel
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan Software
Excel:

Gambar 3.5 Hasil Perhitungan Kombinasi Menggunakan Software Excel

Manual
Berikut adalah hasil perhitungan kombinasi kasus 2 menggunakan cara
manual:
C24 =

4!
( 42 ) ! 2 !

5!
2 ! .2 !

4.3 .2!
2 ! .2!

12
2.1

=6

Tabel 3.2 Kombinasi

X
1
2
5

3.2.3

2
2,1

5
5,1
5,2

6
6,1
6,2
6,5

Kasus 3
Berikut ini adalah hasil perhitungan kasus 3 menggunakan cara manual:
Tabel 3.3 Titik Sample Pengambilan 2 Sendok dari 6 Sendok

X
1
2
3
4
5
6

1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
n(S) = 30

2
2.1
2.3
2.4
2.5
2.6

3
3.1
3.2
3.4
3.5
3.6

4
4.1
4.2
4.3
4.5
4.6

5
5.1
5.2
5.3
5.4

6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5

5.6

a. Aturan Penjumlahan
Banyaknya cara dalam pengambilan 2 sendok dari 8 sendok dengan
memperhatikan urutan pengambilan:

A = Sendok pertama bengkok

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

A = {(1,2); (1,3); (1,4); (1,5); (1,6); (2,1); (2,3); (2,4); (2,5); (2,6); (5,1);
(5,2); (5,3); (5,4); (5,6); (6,1); (6,2); (6,3); (6,4); (6,5)}
P ( A )=

n( A) 20
=
n (S) 30

B = Sendok kedua bengkok


B = {(2,1); (3,1); (4,1); (5,1); (6,1); (1,2); (3,2); (4,2); (5,2); (6,2); (1,5);
(2,5); (3,5); (4,5); (6,5); (1,6); (2,6); (3,6); (4,6); (5,6)}
P (B)=

n (B) 20
=
n(S) 30

( A B )=

{(1,2); (1,5); (1,6), (2,1); (2,5); (2,6); (5,1); (5,2); (5,6);

(6,1); (6,2); (6,5)}


P ( A B )=

n( A B) 12
=
n(S )
30

P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P( A B)
P ( A B )=

20 20 12
+
30 30 30

P ( A B )=

28
30

Perhitungan aturan penjumlaham:


4

n( A) P 1 P 1 4 5 20
P ( A )=
= 6 =
=
n (S)
30
30
P2
4

n (B) P1 P1 4 5 20
P (B)=
= 6 =
=
n( S)
30
30
P2
4

P ( A B)=

n ( A B ) P 1 P 1 4 3 12
= 6 =
=
n(S)
30
30
P2

P ( A B )=P ( A ) + P ( B )P( A B)
P ( A B )=

20 20 12
+
30 30 30

P ( A B )=

28
30

b. Aturan Perkalian
A = Sendok pertama bengkok
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

A = {1, 2, 5, 6}
P ( A )=

n( A) 4
=
n (S) 6

B = Sendok kedua bengkok


B = {1, 2, 5, 6}
P (B)=

n (B) 3
=
n( S) 5

P ( A B ) =P ( A ) P ( B )
4 3
P ( A B)=
6 5
P ( A B)=

12
30

Perhitungan aturan perkalian:


P ( A B)=

4 3
n (A B) P1 P1 4 3 12
= 6 =
=
n(S)
56
30
P2

c. Peluang Bersyarat
A = Sendok berlabel 3
A = {(3,1); (3,2); (3,4); (3,5); (3,6); (1,3); (2,3); (4,3); (5,3); (6,3)}
P ( A )=

n( A) 10
=
n (S) 30

B = Sendok berlabel 1
A = {(1,2); (1,3); (1,4); (1,5); (1,6); (2,1); (3,1); (4,1); (5,1); (6,1)}
P ( A )=

n( A) 10
=
n (S) 30

( A B )= {(1,3); (3,1)}
P ( A B)=

n (A B) 2
=
n(S)
30

P ( AB )=

P( A B)
P(B)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

2
30
P ( AB )=
10
30
P ( AB )=
3.2.4

2
10

Kasus 4
Berikut ini adalah hasil perhitungan distribusi peluang hipergometrik kasus 4

menggunakan cara manual:


(nN )
( Nk )
(kx ) n x

P( X =x)=
Keterangan:
N

(n )

: banyaknya memilih suatu atau beberapa benda dari total sampel

(kx )

: banyaknya cara memilih x dari k yang tersedia

Nk
(n
x)

: banyaknya cara memilih n-x dari N-k yang tersedia

(2 )
6 4
4 (2 x )
( x )

P( X =x)=

P(x=0) =

P (x=1) =

(40 )(22)
(62)
(41 )(21)
(62 )

1 1
15

1
15

4 2
15

8
15

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

P (x=2) =

(42 )(20 )
(62)

61
15

6
15

Tabel 3.4 Hasil Distribusi Peluang

x
f(x)

0
1
15
1
15

f(x)Cum

3.2.5

1
8
15
9
15

2
6
15
15
15

Kasus 5
Berikut ini adalah hasil perhitungan kasus 3 menggunakan cara manual:
a. Harapan Matematis
=Ex

= xf ( x )
x

=0. f ( 0 )+ ( 1 ) . f ( 1 ) + ( 2 ) . f ( 2 )
=0
=

1
8
6
+1 +2
15
15
15

20
15

=1.333
b. Variansi
2

= ( x ) f (x )
2

x=2

2= 0

20
15

2=

1200
3375

2=

16
45

1
20
+ 1
15
15

)( ) (

= 0.596

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

8
20
+ 2
15
15

)( ) (

) ( 156 )

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

c. Kovariansi
Tabel 3.5 Kovariansi

f(x,y)

0
0

6
15

6
15

g(x)
2

1
15

0
8
15
0

8
15

6
15

8
15

x=0 y=0

E ( x , y )=( 0 )( 2 ) f ( 0,2 ) + ( 1 ) ( 1 ) f ( 1,1 ) + ( 2 ) ( 0 ) f (2,0)

E ( x , y )=

( 151 )+( 1) ( 1) ( 158 )+( 2) ( 0) ( 156 )

8
15

E ( x )= ( x ) ( g ( x ) )
x=0

E( x )=( 0 ) ( f ( 0 ) ) + ( 1 ) ( f ( 1 ) )+ ( 2 ) ( f ( 2 ) )
E( x )=( 0 )
E( x )=

( 151 )+( 1) ( 158 )+( 2) ( 156 )

20
15
2

E ( y )= ( y )(g ( y ))
x=0

E( y )=( 0 ) ( f ( 0 ) ) + ( 1 ) ( f ( 1 ) ) + ( 2 ) ( f ( 2 ) )
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

1
15

E ( x , y )= xy f ( x )

E ( x , y )=( 0 )( 2 )

h(y)

1
15

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

E( y )=( 2 )
E( y )=

3.2.6

( 151 )+( 1) ( 158 )+( 0 ) ( 156 )

10
15

xy =E ( x , y ) E ( x ) E ( y )
xy =

8
20 10

15 15 15

xy =

80
225

xy =

16
45

( )( )

Kasus 6
Berikut ini adalah hasil perhitungan Teorema Chebysev kasus 6 menggunakan

cara manual:
P ( k < x< + k ) 1

1
k2

P ( 11.429(0.7)< x <1+1.429(0.7) ) 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

1
1.4292

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

P (O X 2 ) 0.51 BAB IV
Manual
12

Minitab
12

Excell
12

ANALISA DATA

4.1 Kasus 1
Berikut adalah tabel perbandingan hasil kasus 1:
Tabel 4.1 Perbandingan hasil kasus 1

Pada kasus 1 ini, perhitungannya


Manual
Minitab
Excell
menggunakan cara permutasi karena
6
6
6
memperhatikan urutan. Pada perhitungan software Minitab diperoleh hasilnya adalah
12, dan pada perhitungan manual hasil yang diperoleh adalah 12, sedangkan pada excel
hasilnya adalah 12. Sehingga jika dibandingkan maka tidak ada perbedaan antara
perhitungan software Minitab dengan perhitungan manual dan Exell.
4.2 Kasus 2
Berikut adalah

Tabel 4.2 Perbandingan hasil kasus 2

perbandingan

tabel hasil
kasus 2:

Pada kasus 2 ini, perhitungannya menggunakan cara kombinasi karena tidak


memperhatikan urutan. Pada perhitungan software Minitab diperoleh hasilnya adalah 6,
dan pada perhitungan manual hasil yang diperoleh adalah 6, sedangkan pada excel
hasilnya adalah 6. Sehingga jika dibandingkan maka tidak ada perbedaan antara
perhitungan software Minitab dengan perhitungan manual dan Excell.
4.3 Kasus 3
Pada kasus 3 ini, perhitungannya menggunakan cara permutasi, dan dilakukan
dengan perhitungan manual. Persoalan pada kasus 3, sehingga penyelesaiannya pun
dengan 3 cara berbeda, yaitu:
4.3.1

Kasus 3A

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

Pada kasus ini, pemecahan masalahnya menggunakan aturan penjumlahan. Pada


persoalan ini menggunakan aturan penjumlahan karena terdapat kata kunci
atau pada scenario. Pada perhitungan menggunakan kombinasi karena tidak
memperhatikan urutan pengambilan. Dan hasil yang didapatkan pada
perhitungan dengan manual adalah
rumus

adalah

28
. Sehingga
30

28
30
jika

, sedangkan dengan menggunakan


dibandingkan,

maka

tidak

ada

perbedaan.antara perhitungan manual dan rumus.


4.3.2

Kasus 3B
Pada kasus ini, pemecahan masalahnya menggunakan aturan perkalianPada
persoalan kedua menggunakan aturan perkalian karena terdapat kata kunci dan
pada scenario. Pada perhitungan menggunakan kombinasi karena tidak
memperhatikan urutan pengambilan. Sedangkan pada perhitungan menggunakan
rumus hasilnya adalah

4.3.3

12
.
30

Kasus 3C
Pada kasus ini, pemecahan masalahnya menggunakan peluang bersyarat. Pada
persoalan ketiga menggunakan peluang bersyarat pada scenario terdapat syarat
yang diberikan untuk perhitungan peluang. Pada perhitungan menggunakan
kombinasi karena tidak memperhatikan urutan pengambilan. Dan hasil yang
didapatkan adalah

4.3.4

2
10

Kasus 4
Pada kasus 4 ini, pemecahan masalahnya menggunakan distribusi peluang
hipergeometrik. Dan terdapat beberapa persoalan. Persoalan pertama, apabila
saat pengambilan 2 dari 8 sendok, tidak ada sendok bengkok yang terambil.
Pada hasil perhitungan manual didapat hasil

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

1
. Persoalan kedua, apabila
15

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

saat pengambilan 2 dari 8 sendok, ada satu sendok bengkok yang terambil. Pada
hasil perhitungan manual didapat hasil

8
. Persoalan ketiga, apabila saat
15

pengambilan 2 dari 8 sendok, ada dua sendok bengkok yang terambil. Pada hasil
perhitungan manual didapat hasil
4.3.5

6
15

Kasus 5
Pada kasus 5 ini, pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan harapan
matematis, variansi, dan kovariansi. Terdapat 3 persoalan berbeda, yaitu:

4.5.1

Kasus 5A
Pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan cara harapan matematis.
Metode ini digunakan karena pada persoalan ini akan mencari perkiraan nilai
rata rata yang muncul. Pada hasil perhitungan manual didapat rata ratanya
yaitu 1.333

4.5.2

Kasus 5B
Pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan variansi. Metode ini
digunakan karena pada persoalan ini akan mencari ukuran keragaman suatu
peubah acak. Pada hasil perhitungan manual didapat variansinya
Sehingga keragaman datanya sebesar

4.5.3

16
45

16
45

Kasus 5C
Metode ini digunakan karena pada persoalan ini akan mencari ukuran sifat
asosiasi antara 2 peubah acak. Pada hasil perhitungan manual didapat
kovariansinya -

16
45

, artinya adalah menunjukkan hubungan yang terbalik

Artinya jika ada suatu varabel yang nilainya naik, maka variable lain nilainya
akan turun.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

4.6 Kasus 6
Pada kasus 6 ini, pemecahan masalahnya akan menggunakan teorema Chebysev.
Hasil perhitungan yang didapat dari perhitungan manual adalah didapat k dengan
nilai 1.429 , dan didapat perhitungan dengan persamaan:
P (O X 2 ) 0.510

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 2A Teori Peluang
Kelompok 13

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan:
1. Teori peluang digunakan untuk menentukan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
yang hasilnya bersifat acak atau belum diketahui secara pasti. Pemecahan masalah
yang berhubungan dengan teori peluang dapat diselesaikan dengan cara permutasi,
kombinasi, aturan penjumlahan, aturan perkalian, peluang bersyarat, distribusi
peluang, dan harapan sistematis.
2. Konsep ilmu peluang yang dipelajari adalah permutasi, dan kombinasi.
Perbedaanya adalah pada permutasi memperhatikan urutan, sedangkan pada
kombinasi urutannya diabaikan. Sedangkan distribusi peluang adalah distribusi
untuk menentukan peluang suatu peubah acak sehingga memiliki total
kemungkinannya 1.
3. Penyelesaian kasus kasus yang telah diidentifikasi menggunakan bebrapa macam
perhitungan, yaitu perhitungan menggunakan software excel, Minitab, derta
perhitungan yang dilakukan secara manual.
4. Harapan matematis merupakan perkiraan nilai rata rata yang muncul. Variansi
adalah suatu keragaman peubah acak. Kovariansi merupakan ukuran sifat asosiasi
antara 2 peubah acak. Teorema chebysev merupakan peluang yang menyatakan
peluang peubah acak X mendapat simpangan baku, dan nilai rata rata.
5.2 Saran
Berikut saran untuk praktikum modul 2A ini:
1. Praktikan lebih teliti dan cermat saat melakukan pengolahan data, agar hasilnya
akurat.
2. Praktikan dapat mengoptimalkan asistensi yang telah diberikan, misalnya memberi
progress yang cepat.
3. Praktikan lebih aktif bertanya ketika ada sesuatu yang kurang jelas dan ingin
ditanyakan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Anda mungkin juga menyukai