Anda di halaman 1dari 73

KORELASI ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


AQIDAH AKHLAK KELAS VIII DI MTs MAARIF
SIKAMPUH KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2010

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Agus Riyadi
NIM : 073111541

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

Semarang,

Maret 2011

NOTA DINAS

Kepada,
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :

Judul

: Korelasi Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di
MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2010

Nama

: Agus Riyadi

NIM

: 073111541

Jurusan`

: Pendidikan Agama Islam

Program Study

: Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Siudang Munaqosah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof.Dr. Hamka. ( Kampus II ).Ngaliyan Semarang
Telp. 7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Skripsi saudara

: Agus Riyadi

Nomor Induk

: 073111541

Judul

: Korelasi Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di
MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2010.

Telah dimunaqosyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama


Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat
cumlaude / baik / cukup, pada tanggal :
18 Juni 2011
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana stara 1 tahun
akademik 2010/2011.
Semarang, 23 Juni 2011
Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Drs. Ikhrom, M.Ag


NIP. 196503291994031002

Fakrur Rozi, M.Ag


NIP. 1969122021995021001

Penguji I

Penguji II

Drs. H. Shodiq, M.Ag


NIP. 196812051994031003

Dr. Widodo Supriyono, MA


NIP. 195910251987031003
Pembimbing

Drs. Darmuin, M.Ag


NIP. 19640424 199303 1 003

DEKLARASI

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

Semarang, 15 Januari 2011


Deklarator

Agus Riyadi
NIM. 073111541

ABSTRAK

Agus Riyadi (NIM : 073111541). Korelasi Antara Disiplin Belajar


dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di
MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.
Skripsi. Semarang : Fakulas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.
Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui; 1). Bagaimana disiplin belajar
(x), 2). Bagaimana prestasi belajar siswa (Y), dan 3). Adakah korelasi antara
disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun
2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII MTs Maarif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap yang berjumlah 176 siswa. Dengan melihat
populasi kelas VIII, sehingga pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik random sampling, yakni dengan mengabil 25% dari
populasi yaitu 44 responden yang diambil secara acak.
Penelitian inidilaksanakan pada tanggal 1 s/d 30 Nopember 2010, untuk
pengambilan data dengan mempergunakan angket yang telah di kerjakan untuk
ujivaliditas dan reliabilitasnya. Dan teknik analisis data yang digunakan untuk
mencari korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap adalah dengan menggunakan rumus product moment.
Adapun hasil dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data
yang kemudian dianalisis secara statistik menunjukan hasil bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan
Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010. Sebagai tindak lanjutan untuk
membuktikan kebenarannya, maka dari hasil yang telah diperoleh berdasarkan
hitungan statistik atau telah diketahui "r" hitungannya itu dikonsultasikan dengan
nilai analisis dalam hitungan "r" tabel. Baik taraf signifikan 5% maupun 1% yang
hasilnya adalah : 0,4135. Sedang "r" tabel untuk 5% (44) = 0,297 dan 1% (44) =
0,384.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa disiplin belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Aqidah Akhlak terdapat korelasi
yang signifikan, sebab hasil "r" hitungannya itu lebih besar dari pada "r" tabel.
Baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

MOTTO

, -
, :
, ,
) (

Dari Abu Tsalabah Al Khusyani, jurtsum bin Nasyirra, dari Rosululloh Saw,
beliau telah bersabda: Sesungguhnya Alloh taala telah mewajibkan beberapa
perkara, maka janganlah kamu meninggalkannya, dan telah menetapkan beberapa
batas, maka janganlah kamu melampauinya, dan telah mengharamkan beberapa
perkara, maka janganlah kamu melanggarnya; dan Dia telah mendiamkan
beberapa perkara sebagai rahmat bagimu bukan karena lupa, maka janganlah
kamu membicarakannya. (HR. Daraquthni, HaditsHasan). 1

IbnuDaqiq Al Ied, SyarahHaditsArbain Imam Nawawi, (Yogyakarta: Media Hidayah,


2001) hlm.147

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada :


1.

Bapak Fatkhudin selaku Kepala MTs Maarif Sikampuh Koya beserta pada
guru dan karyawan yang telah memberikan dorongan serta motivasi demi
terselesainya skripsi ini.

2.

Ayah bunda yang selalu mencurahkan segala perhatian, dorongan cinta dan
kasih sayang yang senantiasa dibutuhkan setiap insan hidup, semoga Allah
Swt senantiasa memberikan rahmatnya kepadanya.

3.

Kakak dan adikku yang senantiasa menjadi teman dalam setiap langkah
menuju cita-cita semoga Allah mengabulkan segala harapannya.

4.

Para asatidzku yang telah memberikan motivasi arahan dan bimbingan untuk
menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

5.

Teman sejatiku (fi2xt) yang selalu menemani disetiap langkahku serta


memberikan dorongan dan motivasi demi terselesainya skripsi ini. Semoga
Alloh SWT akan membalas yang lebih dari apa yang sudah diberikan kepada
saya.

6.

Teman-teman tamir masjid kampus 3 yang telah membantu dan


membimbing saya. Mudah-mudahan tetap kompak selalu.

7.

Teman-teman Kualifikasi senasib seperjuangan yang tidak akan saya lupakan


sampai kapanpun.

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.
Segalapuji bagi Alloh Swt yang telah menurunkan Al-Quran sebagai
penerang dan petunjuk serta rahmat bagi semesta alam. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul Korelasi Antara Disiplin Belajar
Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di MTs
Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010 . Sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, karena dengan revolusinya beliaulah dunia ini mengalami
pencerahan dan perubahan secaras pektakuler.
Perjalanan dan penantian dengan pujaan melalui daya serta keikhlasan yang
tinggi dengan berbagai rintangan dan cobaan dalam mengemban sebagai kholifah
di bumi ini,

telah mengiringi selesainya tugas ini. Untuk itu merupakan

kebahagiaan tersendiri dalam penulisan karya tulis ini adalah kesempatan


mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Sujai, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
yang telah memberikan segala fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Darmuin, M.Ag selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag selaku dosen wali studi yang telah banyak berjasa
kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
4. Segenap civitas akademik di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah
membekali berbagai ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. Bapak/ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, atas
pelayanan selama penyusunan skripsi.

6. Pihak MTs Maarif Sikampuh Kroya yang telah memberikan tempat kepada
penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Rekan-rekan kualifikasi senasib seperjuangan angkatan 2007 yang telah
memberikan motivasi dukungan serta kebersamaan.
8. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini.
Tiada kata yang lebih manis, tuk penulis ungkapkan melainkan ungkapan
beribu terima kasih, semoga amal dan budi baik yang telah diapresiasikan kepada
penulis dengan penuh keikhlasan, akan senantiasa dicatat Alloh sebagai
amalansoolihanwamaqbuulan jazakumullaahiahsanaljazaa. Amin yarabbal
alamin.

Semarang, 4 Juni 2011


Penulis

AgusRiyadi
NIM. 073111541

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .. ii
PENGESAHAN ....... iii
PERNYATAAN ....... iv
ABSTRAK ........ v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN .. vii
KATA PENGANTAR ....... viii
DAFTAR ISI ........ ix
BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Pembatasan Masalah............................................................. 3
C. Penegasan Istilah................................................................... 3
D. Perumusan Masalah...............................................................5
E. Manfaat Penelitian................................................................ 5

BAB II

: LANDASAN TEORI DISIPLIN BELAJAR DENGAN


PRETASI BELAJAR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1.

Disiplin Bela.jar
a. Pengertian Disiplin Belajar............................................ 6
b. Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar................................ 9
c. Landasan Kedisiplinan................................................. 12
d. Indikator Kedisiplinan Belajar..................................... 14

2.

Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar........................................... 16
b. Ranah Inovasi Belajar.................................................. 20
c. Indikator Prestasi Belajar............................................. 22
d. Ranah Inovasi Belajar.................................................. 23
e. Indikator Prestasi Belajar.............................................. 24

f. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............... 26


B. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar............... 31
C. Pengajuan Hipotesis........................................................... 33
BAB III

: METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian............................................................... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 34
C. Variabel Penelitian............................................................. 34
D. Metode Penelitian............................................................... 35
E. Populasi Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel............... 36
F. Tehnik Pengumpulan Data..................................................... 41
G. Tehnik Analisis Data.......................................................... 42

BAB IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian......................................... 45
B. Pengujian Hipotesis............................................................... 47
C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................. 52
D. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 53

BAB V

: KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP


A. Kesimpulan............. 54
B. Saran .............. 54
C. Penutup ...... 55

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Disiplin dipandang sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai
tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu
tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan
pengalaman.1 Berdasarkan pendapat tersebut, kita memahami bahwa disiplin
merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Bahkan disiplin
itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam
pola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil
dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari
dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah.
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan
sejak masih dalam kandungan.2 Dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke IV,
ini berarti bahwa seluruh warga Indonesia bertanggung jawab untuk
melaksanakan pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan adanya
faktor penunjang, yaitu adanya peraturan yang menyangkut disiplin belajar
siswa. Untuk melaksanakan pendidikan demi terwujudnya tujuan dari
ketetapan yang menjadi pedoman tersebut dibutuhkan suasana yang tertib,
sebab semua kegiatan tidak akan lancar apabila tidak tertib. Suatu sekolah
sangat membutuhkan adanya ketertiban, agar pelaksanaan pendidikan dapat
1

D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998,
(Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1997), hlm. 20.
2
Khaeruddin, at. al,. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya
di Madrasah, (Jogjakarta: Nuansa Aksara, 2007), Cet. I, hlm. 3

berjalan lancar sehingga akan dapat tercapai tujuan pendidikan, seperti tata
tertib yang harus dipatuhi oleh siswa.
Fungsi

utama

dari

disiplin

adalah

untuk

mengajarkan,

mengendalikan diri dengan mudah menghormati dan mematuhi otoritas.3


Belajar harus dilakukan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
terlebih dahulu, sehingga terbentuklah disiplin yang tinggi. Disiplin yang
tinggi akan membuahkan hasil belajar yang tinggi pula dan sebaliknya
disiplin yang rendah akan menghambat keberhasilan siswa. Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan oleh Agoes Suyanto. Tetapi keteraturan dan
disiplin harus ditanamkan dan dikembangkan dengan penuh kemauan dan
ketangguhan.4
Disamping itu belajar juga memerlukan proses kontinuitas, yaitu
dalam belajar harus dilakukan terus menerus, tahap demi tahap.5 Setelah
keteraturan dan kontinuitas dalam belajar juga memerlukan kebiasaan yang
baik dalam dirinya. Kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan,
maka keteraturan dan disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban yang
berat.6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bagi siswa yang
disiplinnya rendah dalam belajar akan mengakibatkan prestasi yang
dicapainya rendah, tetapi bagi siswa yang disiplinnya tinggi akan mencapai
prestasi yang tinggi. Maka penulis tertarik dengan masalah tersebut, karena
dalam masalah ini penulis mempunyai anggapan bahwa disiplin belajar
mempunyai korelasi yang positif dengan prestasi belajar pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak. dengan disiplin belajar yang baik dan penerapan yang baik
pula, maka akan diperoleh prestasi belajar yang memuaskan.
Dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas
judul Korelasi Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada
3

Singgih D Gunarsah, at. al., Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Muria, 1994),
hlm.137
4
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Jakarta: Gaja Mada Univercity, 1971), hlm. 60
5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1987), hlm. 28
6
Ibid., hlm. 60

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kroya
Cilacap Tahun 2010.

B. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka masalah dalam skripsi ini akan
penulis batasi pada disiplin belajar dimana disiplin belajar disini disiplin di
sekolah dan sedangkan prestasi belajar siswa penulis batasi pada keaktifan
belajar di dalam kelas. Dimana dengan prestasi belajar yang mereka
perolehpun berbeda. Maka secara tidak langsung disiplin belajar akan
mempengaruhi prestasi siswa. Dengan kata lain siswa yang disiplin
belajarnya tinggi akan mendapatkan prestasi yang tinggi, sedangkan siswa
yang disiplin belajarnya rendah akan mendapatkan prestasi yang rendah juga.

C. Penegasan Istilah
Untuk mneghindari kesalah pahaman dan untuk memudahkan tentang
pengertian judul diatas, maka peneliti memberikan penjelasan atau batasan
dari masung-masing istilah
1. Korelasi
Korelasi diartikan Saling Ketergantungan antarasatu dengan yang
lain.7 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, bahwa korelasi atau hubungan
adalah hubungan timbal balik.8 Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hubungan timbal balik antara ketepatan waktu shalat dengan
kedisiplinan belajar siswa.
2. Disiplin Belajar
Disiplin yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata
tertib dan sebagainya. 9 Sedangkan belajar menurut M. Dalyono, adalah
suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam
7

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 358.
8
Sutrisno Hadi, Metodologi Research , jilid. 3, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002),
hlm. 271.
9
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 12.

diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu


pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.10
Dalam kamus filsafat dan psikologi, belajar diartikan sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti dari tidak dapat menjadi dapat dan
sebagainya.11 Sehingga yang dimaksud dengan disiplin belajar adalah
suatu sikap yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata
belajar, guna memperoleh kecakapan sehingga berubah tingkah laku,
sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari
tidak bisa menjadi bisa. Jadi yang penulis maksudkan dengan korelasi
antara disiplin belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak Kelas VIII adalah hubungan timbal balik dari segala kegiatan
antara disiplin belajar dengan prestasi siswa di MTs Maarif Sikampuh
Kroya Cilacap yang meliputi siswa masuk kelas tepat waktu, mematuhi
tata tertib sekolah, memperhatikan pelajaran, mengikuti pelajaran tanpa
bolos dan kepatuhan dalam mengerjakan tugas.
3. Prestasi Belajar
Prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya).12 Sedangkan belajar adalah kegiatan untuk
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, tentang sesuatu hal atau penguasaan
kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat usaha pengajaran
atau pengalaman.13
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah yang
berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi yang ditunjukkan melalui nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa, ulangan atau
ujian yang ditempuh.
10

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 49.


Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 23.
12
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 895
13
M. Agus Hardjana, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Kanisius, 1994),
hlm. 81
11

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas maka disini peneliti
mengambil permasalahan pokok yang akan diangkat dalam penelitian ini,
yaitu :
a. Bagaimana disiplin belajar siswa kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.
b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2010.
c. Adakah korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat antara lain :

1. Untuk meningkatkan semangat disiplin belajar siswa.


2. Untuk meningkatkan semangat disiplin dalam belajar sehingga
mencapai hasil belajar yang memuaskan.
3. Sebagai salah satu bahan informasi ilmiah bagi para mahasiswa,

khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru dan


orang tua yang nantinya akan membimbing para putra-putrinya
menjadi anak yang berprstasi.
4. Hasil penelitian akan memberikan suatu masukan kepada Fakultas

untuk menambah bahan pustaka.

BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG DISIPLIN BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskripsi Teori
1. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin Disciplina yang
menunjukkan kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut
sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris Disciple yang
berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang
pemimpin. Disiplin juga biasanya dipahami sebagai perilaku dan taat
tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan atau perilaku yang
diperoleh dan pelatihan seperti, misalnya disiplin dalam kelas.
Menurut Soegeng Prijodatminto dalam bukunya Tulus Tuu,
pengertian Disiplin adalah Sebagai yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.1
Menurut Muhammad Surya, Disiplin adalah Sebagai suatu
sikap menghormati dan menaati segala peraturan dan ketentuan yang
berlaku.2
Menurut Thomas Gordon, Disiplin yaitu perilaku dan tata
tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan atau perilaku yang
diperoleh dari latihan.3
1

Tulus Tuu, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta : PT. Grasindo, 2004),

hlm. 31.
2

Muhammad Surya, Bina Keluarga, (Semarang : CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm. 131
Thomas Gordon, Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1996), hlm.3.
3

Istilah lain dari disiplin, Discipline, it means: obeying


rules/regulations, authority / control by teachers and respect for
teacher.4 Disiplin artinya mentaati nilai atau aturan, bertindak/
mengontrol oleh guru dan rasa hormat kepada guru.
Disiplin dapat diartikan dengan tata tertib, dapat pula
diartikan dengan salah satu bentuk ketentuan yang berlaku dan harus
ditaati.
Subari mengatakan disiplin adalah penurutan terhadap suatu
peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan
peraturan itu. 5
Dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa disiplin
adalah melaksanakan semua kegiatan berdasarkan aturan yang akan
ditentukan.
Menurut Elizabeth B. Hurlock Behaviour which may be
called true morality not only camfroms to social standards but
also is carried out voluntarilly, it comes with the trantition. From
external to internal autority and consist of conduct regulated from
whithin.6
Artinya : Tingkah laku yang juga disebut Kebearan Moral tdak
hanya menyangkut stadar sosial tetapi juga ditampakan
dengan sendirinya. Tingkah laku itu mendatangkan
perubahan kekuatan dari luar ke dalam dan terdiri dari
sikap yang diatur dari dalam .
Hammer dan Organ mengatakan Kedisiplinan adalah suatu
proses dengan nama seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya,

George S Morrison, Early Childhood Education Today, (America: Merrill, 1998 ), Cet. 4

hlm. 38
5

Subari, Pendidikan Dalam Rangkap Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), hlm. 164
6
Elizabeth B. Hurlock, Child Devolopment, (Mc. Grow-Hin: Intermedia Student Edition, t,
th), Sixty Edition, hlm. 386

menafsirkan, mengalami dan mengolah jurtanda atau segala


sesuatu yang terjadi di lingkungannya. 7
Berdasarkan ketiga pendapat diatas nyatalah bahwa disiplin
selaku dikaitkan hidup seseorang. Seseorang dapat dikatakan disiplin
jika seseorang itu sepenuhnya patuh terhadap peraturan.
Di sekolah peraturan tata tertib secara umum dibedakan
menjadi dua, yaitu peraturan tata tertib yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengaaran di kelas dan peraturan tata tertib umum yang
berlaku di luar kelas, faktor pentingnya untuk dapat berlakunya tata
tertib adalah kedisiplinan.8
Selanjutnya penulis kemukakan pengertian disiplin menurut
Oteng Sutrisno, dalam bukunya mendefinisikan sebagai berikut :
1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan,
dorongan atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif.
2) Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif,
dan diarahkan sendiri sekalipun menghadapi rintangan.
3) Latihan yang mengembangkan pengembangan diri, arakter atau
keadaan secara teratur dan efesiensi.
4) Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan atau kontrol.
Definisi tersebut diatas menyetakan adanya pengertian
pokok tentang disiplin yaitu proses pengarahan atau pengendalian
diri untuk mencapai tindakan yang lebih akan mengembangkan diri,
karakter atau keadaan serta teratur dan efesiensi guna menerima atau
mematuhi otoritas/kekuasaan dan kontrol. Akan tetapi yang
dimaksud dengan disiplin belajar disini adalah keteraturan siswa
dalam belajar, baik di sekolah atau di rumah yang dilaksanakan
secara rutin.
7

Hammer dan Organ, Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya,


1998), hlm. 89
8
Suharsimi Arikunto, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), hlm. 113

b. Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar


1. Fungsi Disiplin Belajar
Pada dasarnya manusia hidup didunia ini memerlukan
sesuatu norma dan aturan sebagai pedoman dan arahan untuk
menaiki jalan kehidupannya, begitu pula dengan belajar jika
seseorang siswa menginginkan prestasi siswa yang tinggi maka
ia harus mempunyai kedisiplinan khususnya disiplin yang
tinggi.
Menurut S. Singgih D. Gunarsah mendefinisikan
sebagai berikut :
1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain
hak milik orang lain.
2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan
kewajiban secara langsung mengerti larangan-larangan.
3) Mengerti tingkah laku baik dan buruk.
4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa
merasa terancam oleh hukum.
5) Megorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan orang
lain.9
Jika kita cermati lebih lanjut, nampaknya memang
benar suatu tata tertib atau aturan bagi pengendalian tingkah
laku siswa harus dilakukan. Tata tertib disertai pengawasan akan
terlaksananya tata tertib, dan pemberian pengetian pada setiap
penggaran tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan dan
disiplin diri. Dengan adanya disiplin diri terutama dalam hal
belajar akan memudahkan kelancaran belajar karena dengan
adanya disiplin diri, maka rasa segan, malas dan rasa menentang
dapat dengan mudah diatasi. Seolah-olah tidak ada rintangan
dan hambatan lainnya yang dapat menghalangi klancaran
bertindak.

hlm. 137

S. Singgih D. Gunarsah, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1994),

10

Menurut Nana Soedjana disiplin adalah tugas utama


setiap siswa sebagai syarat utama belajar adalah adanya
keteraturan belajar, misalnya memiliki jadwal belajar tersendiri
meskipun terbatas waktunya, bukan lamanya waktu belajar yang
diutamakan

akan

tetapi

kebiasaan

teratur

dan

rutin

melaksanakan belajar.10
Hal ini senada yang diungkapkan oleh The Liang Gie
bahwa Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang
baik adalah keteraturan11
Dengan keteraturan baik disiplin waktu, belajar ibadah
dan lainnya dapat menjadikan seseorang mudah mencapai
keberhasilan dari yang di cita-citakan.
Dari apa yang diungkapkan oleh The Liang Gie dapat
disimpulkan bahwa kebiasaan teratur dalam menjalankan
aktifitas belajar baik di rumah ataupun di sekolah adalah
kewajiban bagi

siswa

agar

belajarnya

berjalan efektif.

Kepatuhan dan disiplin harus ditanamkan dan di kembangkan


dengan kemauan dan kesungguhan, dengan demikian maka
kecakapan akan benar-benar dimiliki dan ilmu yang sedang
dituntut dan dipelajari dapat dimengerti dan dikuasai dengan
sempurna.
Dalam hal ini The Liang Gie dapat juga menyampaikan bahwa :
a) Berdisiplin selain akan membuat orang memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu
proses kearah pembentukan watak yang baik.
b) Dengan berdisiplin akan menciptakan kemempuan kinerja
yang teratur.
Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan
bahwa :
10

Nana Sujana, Psiklogi Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hlm. 167

11

a) Dengan berdisiplin belajar seseorang akan mencapai


memiliki kecakapan terhadap bidang studi yang dipelajari.
b) Dengan disiplin belajar seseorang mempunyai pemahaman
dan pengetahuan bagaimana sebenarnya cara belajar yang
baik dan efesien sehingga apa yang diharapkan akan
tercapai.
c) Dengan disiplin belajar siswa mempunyai watak yang baik
sehingga dengan begitu dia mempunyai keteraturan hidup.
d) Dengan terbiasa berdisiplin dalam belajar maka dia akan
mempunyai kemampuan untuk berdisiplin dalam kerjanya.

2. Tujuan Disiplin Belajar


Penanaman dan penerapan sikap disiplin pendidikan
tidak dimunculkan sebagai suatu tindakan pengekangan atau
pembatasan kebebasan siswa dalam melakukan perbuatan
sekehendaknya. Akan tetapi menurut penulis hal itu tidak lebih
diarahkan sebagai tindakan pengarahan kepada sikap yang
bertanggung jawab dan mempunyai cara hidup yang baik dan
teratur. Sehingga dia tidak merasakan bahwa disiplin merupakan
beban tetapi disiplin merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya
dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Lebih lanjut dapat dipahami bahwa disiplin di butuhkan
dalam belajar. Hal ini perlu ditanamkan untuk mencegah
perbuatan yang membuta sehingga siswa tidak mengalami
kegagalan, melainkan memperoleh keberhasilan.
Menurut Charles, disiplin yang ditanamkan pada anak
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1)

11

hlm. 63

Tujuan jangka pendek

The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efesien, (Jakarta: Gaja Mada University, 1971),

12

Yaitu disiplin bertujuan untuk membuat anak-anak terlatih dan


terkontrol dengan mengajarkan mereka untuk mengetahui
bentuk-bentuk tingkahlaku yang pantas dan tidak pantas.
2) Tujuan jangka panjang
Yaitu disiplin bertujuan untuk perkembangan, pengendalian dan
pengarahan diri sendiri, yaitu dalam hal mana anak-anak
mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari
luar.12
Tujuan diatas menunjukan bahwa disiplin siswa akan
mampu mengarahkan diri sendiri. Pengarahan ini sangatlah
dibutuhkan oleh siswa karena ia memerlukan tujuan penanaman
disiplin.

Menurut

Kartini

Kartono

untuk

menolong

anak

memeperoleh keseimbangan antara kebutuhan untuk berdikari dan


penghargaan terhadap hak-hak orang lain.
Jadi jelaslah bahwa disiplin belajar bertujuan agar siswa
mampu menguasai dirinya sehingga ia mempunyai cara belajar yang
teratur disiplin diri yang pada akhirnya akan mampu menghasilkan
siswa yang mampu berdikari dan tenaga yang profesional.

c. Landasan Kedisipinan
1). QS. Al ashr ayat 1 - 3



Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
12

hlm. 31

Charles Schafer, Sistem Pendidikan Pada Anak Usia Dini, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),

13

2). QS. An-Nisa ayat 59




Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3). QS. An-Nahl ayat 120

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat


dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif dan sekalikali
bukanlah
Dia
Termasuk
orang-orang
yang
mempersekutukan (Tuhan) 13
Dalam surat An-Nahl ayat 120 diatas menjelaskan
Hanif Maksudnya seorang yang selalu berpegang kepada
kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.
d. Indikator Disiplin Belajar
1.

Aktif mengikuti pelajaran


Meskipun tanggung jawab utama untuk belajar terletak
pada siswa, pengajaran yang baik mendorong mereka untuk

13

Ibid., hlm. 253

14

menempatkan usaha lebih maju, memberikan kesempatan untuk


praktek,

dan

memberikan

umpan

balik

pada

kinerja.

dalam aktif mengikuti pelajaran terlibat diri seseorang (peserta


didik) dengan materi yang sedang dipelajari. Di dalam kelas,
guru mengajarkan siswa bagaimana fungsi dan bagaimana untuk
menyelesaikan tugas dalam konteks disiplin, kursus, dan kelas.
Belajar aktif memerlukan siswa untuk mengambil tanggung
jawab untuk belajar, bukan hanya guru. 14
2.

Mengerjakan tugas yang diberikan guru


Yang dimaksud memberikan tugas-tugas kepada siswa
baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan
mempertanggung jawabkan kepada guru. Dari pengertian di atas
dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan kepada
siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau
dikerjakan yang selanjutnya diperiksa oleh guru.
Dalam literatur yang dijelaskan bahwa mengerjakan
tugas yang berikan guru dapat diartikan pekerjaan rumah, tetapi
sebenarnya ada perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan
rumah, untuk pekerjaan rumah guru menyuruh siswa membaca
buku kemudian memberi pertanyaan-pertanyaan di kelas, tetapi
dalam pemberian tugas guru menyuruh siswa membaca dan
menambahkan tugas.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa
mengerjakan

tugas adalah guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk


guru secara langsung. Dengan ini siswa dapat mengenali
fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada kelompok
atau perorangan.15
3.
14

Teratur dalam belajar

http://www.district287.org/index. kamis, 23 Juni 2011

15

Teratur dalam belajar yang efisien mengandung asasasas tertentu yang tidak saja untuk dipahami melainkan lebih
dihayati sepanjang masa dalam belajarnya. Asas adalah suatu
dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian
kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakantindakan.
Teratur dalam belajar yang baik dan belajar yang efisien, yang merupakan pokok pangkal pertama ialah adanya
suatu keteraturan, baik dalam belajar, mencatat ataupun
menyimpan alat-alat perlengkapan untuk belajar.16
4.

Tepat waktu dalam belajar


Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan
bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi,
sedangkan si Y orang yang kurang disiplin. Sebutan orang yang
memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang
selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya,
sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada
orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan
ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat
(konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan
oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal). Seorang
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan
lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan
di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku
sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di
sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai
aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan

15

Juni 2011.

http://krisnahomerecord.blogspot.com/2011/05/pengertian-active-learning.kamis, 23

16

berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku


siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah

untuk

memelihara

perilaku

siswa

agar

tidak

menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku


sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah.17
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua
kata yakni prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar
mempunyai arti yang berbeda, oleh karena itu sebelum membahas
pengertian belajar, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
prestasi dan belajar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah
melakukan sesuatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah mudah,
akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan
hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu
untuk mencapainya.

Berbagai kegiatan dapat dijadikan untuk mendapatkan


prestasi. Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari
masing-masing individu. Prinsipnya setiap kegiatan harus digeluti
secara optimal. Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk
mendapatkan prestasi maka Syaiful Bahri brpendapat, bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.18
16
17

18

http://belajarpsikologi.com/pedoman-umum-dalam-belajar. Kamis, 23 Juni 2011.


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah.

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm.20

17

Sejalan dengan itu beberapa ahli berpendapat tentang


prestasi antara lain :
1) WJS. Poerwadarmita, berpendapat bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
2) Masud Said Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang telah
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan bekerja.
3) Nasrun Harahab dkk, memberikan batasan bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid
yang berkenaan dengan penguasaan bahasa pelajaran yang
disajikan kepada mereka serta memiliki nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.19
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan oleh
para ahli maka dapat dambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil
yang dicapai dar suatu kegiatan. Untuk itu dapat kita pahami bahwa
prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja, baik individu maupun kelompok dalam
bidang kegiatan tertentu.
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan
secara sadar untuk mendapatkan sejumlah pesan dari bahan yang
telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan
dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaiknya, bila tidak terjadi
perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak
berhasil.
Belajar adalah suatu aktivitas yang sadar dan bertujuan
terjadi perubahan, yang dimaksud adalah perubahan menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Hal ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Sardiman, bahwa belajar sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi

18

manusia seutuhnya, yang menyengkut unsur cipta, rasa dan karsa,


ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.20
Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu
proses interaksi antar diri manusia dengan lingkungannya yang
mungkin berwujud pribadi fakta konsep ataupun teori. Dalam hal ini
terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi menurut Sadiman
adalah :
a) Proses interaksi dari suatu kedalam diri yang belajar.
b) Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut
berperan.21
Menurut Drs. Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan

yaitu

pengalamannya
lingkungannya.

perubahan
sendiri

tingkah

dalam

proses

laku

sebagai

interaksi

hasil
dengan

22

Setelah kita mengetahui proses belajar, maka untuk


mengetahui ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar, dapat kita melihat melalui buku karangan Slameto, Drs.
Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(1) Perubahan yang terjadi secara sadar.
(2) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
(3) Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional.
(4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
(5) Perubahan dalam belajar bertujuan.
(6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
(a) Perubahan yang teradi secara sadar. Ini berarti individu
yang belajar menyadari terjadinya perubahan yang ada
pada diri anak.
19
20

Ibid., hlm. 21
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2007),

hlm. 21
21

Ibid., hlm. 22
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hlm. 2
22

19

(b) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.


Perubahan belajar anak senantiasa bertambah dan
bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha
belajar yang diperoleh. Perubahan bersifat afektif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu itu sendiri.
(c) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada
individu berlangsung terus-menerus, tidak statis dan
berguna bagi hidupnya. Satu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan pada proses belajar
selanjutnya.
(d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi
hanya beberapa saat saja, sedangkan perubahan yang
terjadi setelah belajar bersifat menetap.
(e) Perubahan belajar bertujuan. Perubahan tingkahlaku
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Dengan
adanya tujuan berarti siswa mengetahui arah mana yang
harus ditempuh agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Pada dasarnya perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkahlaku yang benar-benar disadari.
(f) Perubahan
Seseorang
tingkahlaku

mencakup
belajar
secara

seluruh
akan

aspek

mengalami

keseluruhan

tingkahlaku.
perubahan

dalam

sikap,

keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.


Setelah melihat uraian diatas, maka dapat difahami
bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah satu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan
tingkahlaku. Jadi, pengertian prestasi belajar sederhana ialah

20

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan


perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.

b. Tujuan Prestasi Belajar


Pada dasarnya setiap manusia yang melakukan segala aktivitas
kehidupannya tidak terlepas dari tujuan yang akan dicapai. Karena
dengan adanya tujuan akan menentukan arah mana orang itu akan
dibawa atau diarahkan. Untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan
dengan pendidikan diperlukan adanya motivasi yang mendorong untuk
berbuat.
Sumardi Suryabrata mendefinisikan Motivasi ialah keadaan pribadi
manusia yang mendorong individu melakukan aktifitas tertentu guna
mencapai sesuatu tujuan.23
Nasution dalam bukunya mengatakan, bahwa belajar lebih berhasil bila
dihubungkan dengan minat dan tujuan anak. 24
Jadi dengan adanya minat dan keinginan yang kuat seseorang
akan lebih ulet dan tabah menghadapi segala rintangan dalam mencapai
tujuan. Tujuan merupakan sentral dan arah yang akan dicapai, untuk
mencapai tujuan yang maksimal perlu adanya motivasi yang kuat.
Menurut Nasution dalam bukunya, ada tiga fungsi pokok
motivasi belajar yaitu :
(1)
(2)
(3)

23

Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau


motor yang melepas energi.
Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah mana tujuan
hendak dicapai.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan-tujuan itu
dengan menyampaikan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan.25

Suryabrata, at. al., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1991), hlm.70


Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo, 1996), hlm. 52
25
Ibid., hlm. 79
24

21

Dengan kekuatan motivasi itulah tujuan belajar akan tercapai. Adanya


tujuan belajar menurut Winarno Surakhmad adalah :
(a) Pengumpulan pengetahuan
(b) Penanaman konsep dan keterampilan
(c) Pembentukan sikap dan perbuatan.26
Sedangkan menurut Sardiman . dalam bukunya tujuan belajar adalah :
(a) Mendapatkan pengetahuan.
(b) Penanaman konsep keterampilan.
(c) Pembentukan konsep.27
Jadi tujuan belajar merupakan sentral bagi setiap siswa dalam
belajar, tercapai tidaknya tujuan tersebut tergantung kepada siswa
sendiri, bahkan dapat dikatakan yang bertanggung jawab terhadap jiwa
keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajar itu banyak tertumpu pada
siswa sendiri.
Oemar Hamalik dalam bukunya mendefisinikan kesuksesan itu
sebagian besar terletak pada usaha kegiatan saudara sendiri. Sudah
barang tentu faktor kemauan, minat, ketekunan, tekad untuk sukses,
cita-cita yang tinggi merupakan unsur mutlak yang bersifat mendukung
usaha saudara itu.28
c.

Prinsip-prinsip belajar
Proses belajar merupakan suatu proses yang komplek, tetapi
dapat dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip belajar. Yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang dicapai, sedangkan yang
dimaksud dengan prinsip belajar adalah hal-hal yang dapat di jadikan
sebagai

pedoman dalam proses belajar. Hal ini sebagai pedoman

belajar efesien.
Adapun prinsip-prinsip secara mendasar menurut Slameto yaitu :
26

Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Tarsito,


1986), hlm. 65
27
Sardiman, Interaksi dan Metode Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,
(Jakarta: Rajawali Press, 1990), hlm. 28
28
Oemar Hamalik, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001 ), hlm. 3

22

1) Dalam belajar siswa harus diusahakan partipasi aktif, meningkatkan


minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2) Belajar itu proses kontinue, jadi harus tahap demi tahap berdasarkan
perkembangannya.
3) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat
belajar tenang.29
Sedangkan prinsip belajar menurut Oemar Hamalik dalam bukunya
adalah :
a) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan yang
saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan
lingungannya.
b) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c) Belajar yang paling efektif apabila di dasari oleh dorongan motivasi
yang murni dan bersumber dari dalam diri sendiri.30
Dari beberapa pendapat diatas mengenai prinsip-prinsip belajar
tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bersungguhsungguh dan memiliki cita-cita dalam belajar merupakan tujuan utama
karena belajar tanpa adanya kedisiplinan, kemauan, tujuan yang terarah
serta cita-cita yang tinggi tidak akan mencapai kesuksesan serta
keberhasilan yang gemilang dan harus adanya hubungan dua arah yang
dinamis antara guru dan siswa.
Selain itu dalam belajar harus memiliki keteraturan, dorongan
yang murni, kebiasaan belajar yang baik dan disiplin memiliki
pemahaman dan pengertian, sarana dan prasarana yang cukup serta
belajar itu harus terus menerus atau dengan kata lain belajar itu harus
kontinue atau dinamis.

d. Ranah inovasi belajar


Didalam ranah inovasi belajar ada 3 ranah yaitu31 :
1. Ranah Kognitif
29

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,


1987), hlm. 27
30
Ibid., hlm. 28
31
http://id.shvoong.com/ 2165692 /0Sb2, Kamis, 23 Juni 2011.

23

Istilah kognitif berasal dari cognition yang pada dasarnnya


knowing berarti mengetahui. Dalam arti yang luas cognition
(kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitif yang menjadi
populer sebagai salah satu domain, ranah/ wilayah/ bidang
psikologis manusia yang meliputi perilaku mental manusia yang
berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pemecahan
masalah, pengolahan informasi, kesengajaan, dan keyakinan.
Menurut Chaplin ranah ini berpusat di otak yang juga berhubungan
dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian
dengan ranah rasa. Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan
ranah yang terpenting. Ranah ini merupakan sumber sekaligus
pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yaitu ranah afektif (rasa)
dan ranah psikomotor (karsa). Tanpa ranah kognitif sulit
dibayangkan

seorang

siswa

dapat

berpikir.

Karena

tanpa

kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan


meyakini faedah materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya.
2. Ranah Afektif
Afektif adalah ranah Psikologi yang meliputi seluruh
fenomena perasaan seperti cinta, sedih, senang, benci, serta sikapsikap tertentu terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
3. Ranah Psikomotorik
Psikomotor adalah ranah Psikologi yang segala amal
jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitas maupun
kualitasnya

karena

sifatnya

terbuka.

Dengan

demikian,

pembelajaran bahasa pun ditujukan untuk mencapai ranah kognirif,


afektif,

e.

dan

Indikator prestasi belajar

psikomotor

secara

utuh.

24

Indikator prestasi belajar adalah menggunakan buku raport.


Nilai raport tersebut diambilkan dari NH (Nilai Harian) dan NU ( Nilai
Ulangan).
Tabel I
Nilai Raport Prestasi Belajar
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 201032
NO

32

NAMA

NH

NU

NR

Achmad Nur Fauzi

80

85

68

Afif Fatoni

78

80

62

Agus Maksum

88

87

77

Ahmad Azizul Anam

85

80

68

Ahmad Ruhyan

88

78

69

Amrin Ma'ruf

80

80

64

Anang Widiyanto

80

80

64

Anisatul Fadilah

85

78

66

Aprilia Pamulang

89

75

67

10

Binti Nur Akhiri

87

86

75

11

Choiria Fathul Janah

78

80

62

12

Fajar Mei Arifin

80

85

68

13

Falufi Ulfatun Khasanah

80

85

68

14

Fathur Rozaki

85

80

68

15

Fatia Istamala

87

85

74

16

Ibnu Salim

90

87

78

17

Ina Minarwati

79

80

63

18

Ismah Fahrun Nisa

80

80

64

19

Agus Krisdiyanto

85

78

66

20

Ahmad Fahrur Rozi

90

75

67

21

Ahmad Nurrohman

80

80

64

Nilai Raport Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Semester Gasal Tahun 2010.

25

22

Akbar Maulana Malik

87

85

74

23

Ani Rokhimah

86

80

69

24

Ani Ulfah Riani

80

87

70

25

Ari Samudra Wijaya

85

85

72

26

Ayu Fatmawati

85

80

68

27

Dewi Purbasari

86

80

69

28

Fadlun

80

78

62

29

Fafi Ilhami

78

80

62

30

Iqbal Prasemi

79

82

65

31

Joko Satriyo

80

79

63

32

Kholil Mustofa

85

78

66

33

Laelatul Khoiriyah

85

79

67

34

Agus Purwanto

90

80

72

35

Akhmad Khoerul Rizal

80

80

64

36

Ambarsari

87

80

70

37

Amir Mustofa

78

85

66

38

Ari Susanto

80

81

65

39

Arif Rahmat Hamdani

85

78

66

40

Ayu Nur Setiyani

86

79

68

41

Dafid Saputra F. Aji

80

80

64

42

Dwi Ratnasari

87

81

70

43

Ari Susanto

90

80

72

87

85

74

44

Arif Rahmat Hamdani


Keterangan :

f.

NH

: Nilai Harian

NU

: Nilai Ulangan

NR

: Nilai Raport

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

26

Belajar merupakan aktifitas yang berlangsung melalui proses,


sudah barang tentu tidak terlepas dari pengaruh, baik pengaruh dari luar
maupun dalam. Faktor yang datang dari dalam siswa besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai. Sebagaimana pendapat Nana
Sudjana dalam bukunya, bahwa hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan.33
Adapun faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan :34
1) Faktor Intern
Yaitu faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor ini terdiri dari :
a) Faktor Fisiologis
(1) Kondisi Fisik
Umumnya kondisi fisik mempengaruhi dalam kegiatan
seseorag, terutama terhadap belajar. Keadaan jasmani yang
segar akan berbeda hasilnya dengan keadaan jasmani yang
lelah.
(2) Kondisi Panca Indra
Kondisi ini juga tak kalah pentingnya berpengaruh terhadap
aktifitas seseorang terutama dalam belajar.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis dapat mempengaruhi dalam keadaan
proses belajar, karena keadaan psikis yang sehat dan psikis yang
terganggu akan merugikan kegiatan belajar. Adapun yang
tergolong dalam faktor psikologis ini antara lain :
(1) Intelegensi
Intelegensi dalam buku karangan Ngalim Purwanto, yang
dimaksud
33
34

intelegensi

adalah

kesanggupan

Nana Sudjana, Efesiensi Belajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 9


Ibid., hlm. 10

untuk

27

menyesuaikan

diri

kepada

kebutuhan

baru,

dengan

menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan.35


Dengan demikian intelejensi merupakan salah satu faktor
yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar,
karena

mempunyai

tiga

aspek

kemempuan

yang

diungkapkan oleh Mulyadi bukunya, yaitu :


(a) Kemampuan untuk memusatkan suatu masalah yang
dipisahkan.
(b) Kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap
masalah yang dihadapi.
(c) Kemampuan

mengadakan

kritik

baik

terhadap

masalahnya maupun terhadap dirinya sendiri.


Dari sinilah dapat diambil kesimpulan bahwa
intelegensi siswa dapat mengkaji, menghayati, memahami
dan menginterprestasikan pelajar yang diterima dari guru
mereka. Untuk itu perlu adanya intelegensi yang sehat pada
diri siswa sehingga mudah dalam memperoleh prestasi
belajar yang baik.
(2) Minat
Minat menurut W.S. Wingkel dalam bukunya Psikologi
Pengajaran, minat adalah :
Gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau
aktifitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. 36
Minat sangat erat hubungannya dengan perasaan individu,
obyek, aktivitas dan situasi. Jadi jelaslah bahwa minat
mempelajari sesuatu, maka hasilnya akan diharapkan lebih
baik dari pada seseorang yang tidak berminat dalam
mempelajari sesuatu tersebut.
(3) Bakat
Menurut Zakiyah Darajat, bakat adalah smacam
perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode
berfikir. Setiap manusia lahir kedunia dilengkapi dengan
35
36

Ibid., hlm. 69
W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grafindo, 1996), hlm. 105

28

adanya bakat dan kemampuan yang melekat padanya. Bakat


ini akan mulai nampak sejak ia bisa berbicara atau sesudah
ia masuk bangku sekolah dasar. Bakat yang dimiliki setiap
orang tidaklah sama. Meskipun bakat merupakan
pembawaan sejak lahir namun masih diperlukan adanya
pembinaan, latihan dan pengembangan secara intensif agar
ia bisa berkembang lebih baik.
Seorang guru ataupun orang tua hendaklah
memberikan

perhatian

kepada

anak-anaknya

dengan

meneliti bakat anak agar dapat menetapkan mereka yang


lebih sesuai dengan bakatnya, mungkin juga kesulitan
belajarnya disebabkan tidak adanya bakat yang sesuai
dengan pelajaran tersebut.
(4) Motivasi
MC. Donald memberikan definisi tentang motivasi
yaitu : sebagai suatu perubahan tenaga dalam diri atau
pribadi seseorang yang ditandai olh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.37
Orang yang termotivasi, membuat reaksi-reaksi
yang mengarahkan dirinya kepada usaha untuk mengurangi
ketegangan yang ditimbulkan oleh penambahan tenaga
dalam dirinya. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya
dalam mencapai tujuan, sehingga makin besar kesuksesan
belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat
berusaha, tampak gigih, tidak mudah menyerah, giat belajar
meningkatkan prestasinya, untuk memecahkan masalahnya.
Sebaiknya seseorang yang motivasinya rendah, tampak acuh
tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan
pelajaran akibatnya mengalami penurunan prestasi dan
kesulitan belajar. Dalam kaitannya dengan hal ini Ardan
Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang
37

Wasty Soemantono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.191

29

untuk belajar menurut Sumadi Suryabrata, adalah sebagai


berikut :
(a) Adanya sifat ingin tahu untuk mendapatkan simpati
dari orang tua, guru dan teman.
(b) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan
keinginannya untuk maju.
(c) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
dengan usaha baru, baik dengan kooperasi maupun
kompetensi.
(d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran.
(e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada
belajar.38
2.

Faktor Ekstern
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini terdiri
dari :
a. Faktor lingkungan, seperti keberhasilan siswa juga sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, hubungan manusia
dengan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Faktor instrumen, faktor yang adanya dan pengubahannya
direncanakan.
Faktor ini terdiri dari empat macam, sebagai berikut :
1) Kurikulum
2) Guru
3) Administrasi
4) Sarana dan fasilitas
Selain faktor-faktor tersebut diatas dalam buku lain dijelaskan

bahwa dalam proses belajar mengajar ada elemen yang mempengaruhi


efesiensi belajar. Faktor-faktor tersebut terbagai menjadi dua :
1. Faktor-faktor utama adalah :
a. Motive untuk belajar
38

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1991), hlm. 253

30

Titik awal dari semua pengajaran adalah menimbulkan


hasrat untuk belajar. Keinginan untuk belajar harus dinyatakan oleh
adanya dorongan, yang karenanya akan diketahui nilai apa yang
harus dipelajari. Pengertian pada nilai dalam belajar itu disebut
motivasi. Jadi motivasi adalah keadaan pribadi pelajar yang
mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan demikian Motivasi meliputi dua
hal yaitu :
1) Mengetahui apa yang akan dipelajari.
2) Memehami mengapa hal tersebut harus dipelajari.
Dengan kedua unsur motivasi tersebut, proses belajar
sudah berpijak pada permulaan yang baik.
b. Tujuan yang hendak dicapai
Setiap kegiatan yang dilakukan tetunya harus ditentukan dulu
tujuan yang ingin dicapainya.
c. Situasi yang mempengaruhi
Dalam hal ini berkaitan erat dengan penelitian bidang
study sesuai dengan kondisi pribadi akan banyak menunjang
efesien belajar.
2. Faktor-faktor penunjang yaitu :
a. Kesiapan untuk belajar
Kesiapan pada dasarnya merupakan kemampuan potensial
dan fisik maupun mental untuk belajar disertai harapan
keterampilan yang di miliki dan latar belakang untuk mengerjakan
sesuatu.
b. Minat dan konsentrasi dalam belajar
Minat dan konsentrasi belajar merupakan sesuatu yang
saling berkaitan. Konsentrasi sering kali di timbulkan oleh adanya
minat terhadap suatu bahan pelajaran yang di pelajari. Minat pada
dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus.
konsentrasi muncul akibat adanya perhatian.

Sedangkan

31

c. Keteraturan waktu dan disiplin dalam belajar


Asas keteraturan dalam belajar itu hendaklah senantiasa
menjelma dalam dalam tindakan-tindakan setiap harinya. Adapun
beberapa cara agar kita dapat belajar dengan disiplin adalah dengan
cara sebagai berikut :
1) Kita harus belajar teratur setiap hari
2) Bahan pelajaran harus di baca setiap hari
3) Jangan menunda-nunda pekerjaan
4) Jangan belajar secara mati-matian dari sore sampai pada saat
ujian sudah dekat.

B.

Hubungan Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar


Belajar merupakan proses aktif karena itu belajar akan dapat
berhasil jika dilakukan secara rutin dan sistematis. Ciri dari suatu
pengajaran yang berhasil salah satunya dapat dilihat dari kadar belajar siswa
atau kedisiplinan belajar. Makin tinggi disiplin belajar siswa makin besar
peluang pengajaran.
Untuk mengukur atau mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran
biasanya dinyatakan dengan prestasi. Prestasi merupakan nilai atau angka
yang menunjukan kualitas keberhasilan. Prestasi belajar di jadikan patokan
perilaku, yang dicapai oleh siswa. Dalam menetapkan prestasi belajar
sebagai patokan perilaku, guru selalu berusaha agar siswa mencapai patokan
tersebut. Sudah barang tentu tidak semua siswa berhasil mencapai prestasi
belajar yang ditetapkan akan di pandang sebagai siswa yang mempunyai
kemampuan dan usaha yang tinggi oleh siswa itu sendiri. Sebaliknya siswa
yang tidak berhasil mencapai prestasi yang telah ditetapkan akan di pandang
sebagai siswa yang tidak atau kurang mempunyai kemampuan atau usaha.
Hasil belajar siswa atau prestasi dikategorikan dalam tiga aspek,
yaitu : aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian prestasi
menunjukan kemampuan intelektual, sikap dan kemampuan bertindak.
Untuk mencapai prestasi tersebut di atas diperlukan adanya sifat dan

32

tingkahlaku seperti : aspirasi yang tinggi, interaksi yang baik, kesiapan


belajar dan sebagainya. Sifat dan ciri yang dituntut dalam kegiatan belajar
itu hanya terdapat pada individu yang mempunyai disiplin yang tinggi,
sedangkan yang mempunyai disiplin yang rendah, ciri-ciri tersebut tidak
terdapat sehingga akan menghambat dalam kegiatan belajarnya.
Secara teoritis disiplin akan berkembang dengan prestasi belajar
yang dicapai siswa. Dengan kedisiplinan, diharapkan setiap pekerjaan akan
dilakukan secara efektif dan efisien. Kegiatan belajar merupakan usaha yang
benar, karena ilmu tak kunjung habis dan bahkan senantiasa berkembang.
Karena itu diperlukan jiwa yang disiplin, dengan disiplin seseorang siswa
akan mempunyai cara belajar yang baik. Dengan demikian kita dapat
melihat betapa besarnya peranan disiplin dalam menunjang keberhasilan
belajar.
Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindari diri dari
rasa males dan meninbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Dengan
demikian maka keberhasilan siswa akan mudah tercapai. Hal ini senada
dengan pernyataan Agoes Soejanto dalam bukunya bahwa, Disiplin adalah
kunci sukses dan keberhasilan39
Pada dasarnya prestasi belajar merupakan akibat dari belajar,
terutama belajar yang disiplin. Sehingga dari berbagai uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa disiplin belajar mempunyai hubungan yang erat dengan
prestasi belajar dan masing-masing saling mempengaruhinya, sehingga
semakin tinggi disiplin belajar siswa, kemungkinan semakin besar untuk
mencapai besar untuk mencapai prestasi yang baik atau dengan kata lain
bahwa prestasi belajar siswa dapat diramalkan dengan melihat disiplin
belajar siswa tersebut.

C.

Pengajuan Hipotesis
39

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 170

33

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara


terhadap permasalahan penelitian hingga terbukti melalui data yang
terkumpul.40
Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang bersifat sementara dan
lemah. dan perlu dibuktikan secara nyata dari suatu penelitian untuk
menyimpulkan masalah yang diteliti dan hipotesis dinyatakan dalam bentuk
pernyataan bukan dalam bentuk pertanyaan.
Dengan dasar inilah peneliti mengajukan hipotesis yang sesuai
dengan judul skripsi. Adapun hipotesisnya yaitu terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap tahun 2010.

40

Suharsimi Arikunto, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta,


2000), hlm. 62

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti bertujuan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah sebagaimana
penulis kemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulisan ini
adalah :
1.

Untuk mengetahui disiplin belajar siswa kelas VIII di MTs Maarif


Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.

2.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak


kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2010.

3.

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara disiplin belajar dengan


prestasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di MTs
Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.

B.

Waktu Dan Tempat Penelitian


1.

Waktu penelitian dilakukan selama 30 hari, yaitu mulai tanggal, 1 s/d


30 November 2010. Sesuai dengan kalender pendidikan, waktu itu
termasuk semester gasal tahun 2010.

2.

Tempat penelitian di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya


Kabupaten Cilacap Kelas VIII.

C.

Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Juga sering dinyatakan sebagai faktor yang berperan

34

35

dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. 1 dalam penelitian ini peneliti
mengambil dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah disiplin belajar
sebagai variabel X sebagai indikator :
a.

Aktif mengikuti pelajaran

b.

Mengerjakan tugas yang diberikan guru

c.

Teratur dalam belajar

d.

Tepat waktu dalam belajar


Kisi-kisi Angket
Tentang Disiplin Belajar Siswa
Item Nomor

No

Indikator

Aktif mengikuti pelajaran

Mengerjakan

tugas

yang

Positif

Negatif

2, 7

1,3

12

6,14,15

8,9,11,13

5,

10,

40%

60%

diberikan guru
3

Teratur dalam belajar

Tepat waktu dalam belajar


Total
Prosentase

15

2. Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar


siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai vaiabel Y dengan
buku raport.

D.

Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 2, hlm.
82

36

dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya. 2 Sesuai dengan


topik penelitian ini, subjek yang akan diteliti siswa MTs Maaraif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Kelas VIII.
Penelitian ini menggunakan teknik sampel sebagai usaha
memproduksi penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu dengan jalan
mengambil sebagian saja dari populasi yang lebih dikenal dengan tehnik
sampling. Sedang yang dimaksud dengan teknik sampling, seperti yang
dikemukakan oleh Subana, adalah suatu tehnik atau cara mengambil sampel
yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. 3
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap. Penelitian ini mengambil sampel kelas VIII.

E.

Popolasi, Sampel, dan Teknik Pengamilan Sampel


1.

Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang mempuyai kuantitas
dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sehubungan dengan hal di atas, maka populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII

MTs Maarif Sikampuh

Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap yang berjumlah 176 siswa.


2.

Sampel
Sampel adalah sebagian dai jumah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, tidak terdapat ketentuan atau ketetapan yang
mutlak, maupun sebagai gambaran sebagaimana yang telah dikatakan

Ibnu Hajar, Dasar-dasar Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), hlm. 10
3
Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 25

37

oleh Suhaimi Arikunto bahwa apabila subyeknya kurang dari 100,


maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar maka diambil
sampel antara 10 15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan keterangan diatas, maka karena jumlah populasi
dalam penelitian ini lebih dari 100 siswa, maka dalam hal ini peneliti
mengambil sampelnya 25% dari seluruh jumlah populasi yaitu 25/100 x
176 = 44 siswa. Jadi jumlah respondennya sebanyak 44 siswa.
Adapun perincian siswa adalah sebagai berikut :

Tabel I
Pengelompokan siswa4

Kelas VIII

Prosentase

44 : 100 x 25 = 11

44 : 100 x 25 = 11

44 : 100 x 25 = 11

44 : 100 x 25 = 11

Jumlah

44 Siswa

Tabel II
Daftar Responden5

4
5

No. Res

L/P

Nama Responden

Achmad Nur Fauzi

VIIIA

Afif Fatoni

VIIIA

Agus Maksum

VIIIA

Ahmad Azizul Anam

VIIIA

Daftar Mutasi Siswa Kelas VIIIA VIIID Tahun 2010


Daftar Absensi Siswa Kelas VIIIA VIIID Tahun 2010

Kelas

38

Ahmad Ruhyan

VIIIA

Amrin Ma'ruf

VIIIA

Anang Widiyanto

VIIIA

Anisatul Fadilah

VIIIA

Aprilia Pamulang

VIIIA

10

Binti Nur Akhiri

VIIIA

11

Choiria Fathul Janah

VIIIA

12

Fajar Mei Arifin

VIIIB

13

Falufi Ulfatun Khasanah

VIIIB

14

Fathur Rozaki

VIIIB

15

Fatia Istamala

VIIIB

16

Ibnu Salim

VIIIB

17

Ina Minarwati

VIIIB

18

Ismah Fahrun Nisa

VIIIB

19

Agus Krisdiyanto

VIIIB

20

Ahmad Fahrur Rozi

VIIIB

21

Ahmad Nurrohman

VIIIB

22

Akbar Maulana Malik

VIIIB

23

Ani Rokhimah

VIIIC

24

Ani Ulfah Riani

VIIIC

25

Ari Samudra Wijaya

VIIIC

26

Ayu Fatmawati

VIIIC

27

Dewi Purbasari

VIIIC

28

Fadlun

VIIIC

29

Fafi Ilhami

VIIIC

30

Iqbal Prasemi

VIIIC

31

Joko Satriyo

VIIIC

32

Kholil Mustofa

VIIIC

33

Laelatul Khoiriyah

VIIIC

34

Agus Purwanto

VIIID

39

35

Akhmad Khoerul Rizal

VIIID

36

Ambarsari

VIIID

37

Amir Mustofa

VIIID

38

Ari Susanto

VIIID

39

Arif Rahmat Hamdani

VIIID

40

Ayu Nur Setiyani

VIIID

41

Dafid Saputra F. Aji

VIIID

42

Dwi Ratnasari

VIIID

43

Ari Susanto

VIIID

44

Arif Rahmat Hamdani

VIIID

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini


adalah Probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
untuk menjadi anggota sampel.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Dalam sub sebelumnya telah dijelaskan bahwa teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan angket. Angket-angket tersebut dibuat dengan mengacu
pada indikator variabel yang kemudian dirangkai menjadi butiranbutiran pertanyaan.
Dalam hal ini akan dijelaskan tentang variabel sub variabel
beserta indikatornya sebagaimana terlampir pada tabel III

Tabel III
Variabel dan Indikatornya 6

Variabel

Sub

Hasil Observasi Tanggal, 25 Nopember 2010

Indikator

S.

S.P. Data

40

Variabel
1

Data

Disiplin

1. Aktif mengikuti

Belajar

Siswa

Angket

Siswa

Dokumen

pelajaran
2. Mengerjakan tugas
yang diberikan guru
3. Teratur dalam
belajar
4. Tepat waktu dalam
belajar

Prestasi

Buku Raport

Belajar

tasi

pada
Mata
Pelajaran
Aqidah
Akhlak

Sugiyono berpendapat bahwa pada prinsipnya meneliti adalah


melakukan pengukuran maka alat ukur yang biasa dinamakan instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun soaial yang diamati.
Berdasarkan

uraian

diatas

maka

instrumen

yang

telah

dikembangkan dalam bentuk beberapa item atau butiran pertanyaan itu


digunakan sebagai alat untuk memperoleh data tentang disiplin belajar
menggunakan angket. Sedangkan data tentang prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak menggunakan dokumentasi dalam bentuk
buku leger atau raport.
Dari indikator-indikator variabel tersebut diatas kemudian dirinci
kembali secara operasional dalam item-item pertanyaan yang didalamnya

41

sudah tersedia alternatif jawaban dan masing-masing jawaban diberi skor


nilai yang tidak sama. Untuk variabel disiplin belajar pemberian skornya
adalah :
Angket positif :

F.

a.

Selalu

diberi skor 4

b.

Sering

diberi skor 3

c.

Kadang-kadang

diberi skor 2

d.

Tidak pernah

diberi skor 1

Teknik Pengumpulan Data


Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting dalam langkah tepat
dan relevan, dengan jenis data yang akan digalinya dalam hal
mengumpulkan data yang berhubungan dengan judul skripsi ini, penulis
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Angket
Angket atau kuesioner merupakan alat bantu yang mudah dan
praktis untuk dilaksanakan dalam hal pengumpulan data, mudah dan
praktis peneliti maupun bagi yang memberi respon juga tidak
membutuhkan dana yang banyak. Dapat dibagikan secara serentak
kepada respon dan yang memberikan respon tidak merasa keberatan
dalam memberikan jawabannya. Karena jawabannya tidak dibatasi oleh
waktu,

di

dalam

jawabannya,

responden

tidak

dituntut

mengumpulkannya dalam waktu yang sama atau menurut waktu


senggang responden.
Angket atau kusioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya.
Adapun jenis angket yang digunakan dalam peneltian ini adalah
jenis angket tertutup, dimana jawaban-jawabannya sudah tersedia
sedangkan responden tinggal memilih.

42

Metode angket ini digunakan untuk menggali data tentang


disiplin belajar siswa di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap.
2. Metode Dokumentasi
Dalam memperoleh data informasi kita dapat memperhatikan
tiga sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place) dan kertas atau orang
(poeple). Dalam hal ini data yang diperoleh dari tulisan, inilah yang
dimasud dengan metode dokumentasi.
Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa di MTs
Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, peneliti
menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan memeriksa data nilai
pada semester 1 pada buku raport siswa.

G.

Teknik Analisis Data


Metode analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan yang diperoleh terhadap hipotesis yang
telah dikemukakan sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan.
Adapun yang dimaksud dengan analisis data adalah mengambil
suatu kesimpulan dari data yang diperoleh guna untuk membuktikan
hipotesa yang diterima atau ditolak.
Dengan hal ini penulis menggunakan metode analisis statistik yaitu
cara mengolah data yang bersifat kuantitatif yaitu yang berwujud angkaangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik sebab data yang diperoleh itu berupa angka, sehingga diharapkan
hasil penelitian ini bersifat obyektif.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa data ini Suharsimi
Arinkunto menegaskan secara garis besarnya, bahwa pekerjaan analisa data
itu meliputi tiga langkah yaitu :
1. Persiapan
Yang termasuk kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a. Mengecek nama dan identitas pengisi

43

b. Mengecek kelengkapan data


c. Mengecek macam isian data
2. Tabulasi
Yang termasuk dalam kegiatan ini antara lain :
a. Memberi skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
b. Memberi kode terhadap item-item yang tidak perlu diberi skor
c. Mengubah jenis data, disesuaikan dengan teknik analisa data yang
digunakan
d. Memberi kode dalam hubungannya dan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Dalam hal ini langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil
analisis data yaitu menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan.
Sedangkan jenis data dalam penelitian ini adalah :
a. Disiplin belajar variabel independen berskala interval
b. Prestasi belajar siswa variabel dependen berskala interval
Dikarenakan dalam penelitian ini jumlah variabel dependennya
hanya satu, maka cara menghitungnya harus mengkorelasikan antara
variabel X dengan Y. Setelah itu duketahui hubungan antara X dan Y
maka dikonsultasikan kepada r tabel.
Untuk mengetahui data yang telah terkumpul dari hasil
penelitian ini. Maka penulis menggunakan analisis statistik, sedangkan
tenik penelitian yang digunakan untuk menganalisa data tersebut
menggunakan teknik korelasi sederhana analisis korelasi product
moment.
Adapun rumus yang digunakan untuk analisa rumus product
moment adalah sebagai berikut :

rxy

N XY X Y

N X

X 2 N Y 2 Y 2

44

Keterangan:
rxy

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= jumlah siswa

X
Y
XY

= jumlah skor item nomor 1


= jumlah skor total
= jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Ma'arif
Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, maka peneliti akan
mengadakan analisa data secara kwalitatif.
Sebagaimana yang telah dijelasan dalam bab sebelumnya bahwa
dalam proses pengumpulan data dari disiplin belajar siswa itu menggunakan
metode angket yang disebarluaskan kepada responden, selain itu dalam
pengumpulan data peneliti juga menggunakan metode dokumentasi. Adapun
jenis angket yang digunakan untuk pengumpulan data itu adalah jenis angket
tertutup yang mana responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan
oleh peneliti.
Adapun metode dokumentasi dilakukan secara langsung melalui buku
raport. Setelah angket disebarkan kepada responden maka selanjutnya adalah
pemberian skor dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk variabel disiplin belajar yang terdiri dari 15 soal pertanyaan dan
telah disediakan 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai yang berbeda dengan
ketentuan sebagai berikut :
Variabel disiplin belajar.
Pertanyaan positif
1.

Selalu

diberi skor

2.

Sering

diberi skor

3.

Kadang-kadang

diberi skor

4.

Tidak pernah

diberi skor

Berdasarkan pengertian diatas, maka langkah selanjutnya adalah


mengklasifikasikan tiap-tiap variabel tersebut kedalam tiga tingkatan kategori
sebagai berikut :

45

46

Nilai

Kategori

47 60

Tinggi

34 46

Sedang

20 33

Rendah

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa skor tertinggi untuk


variabel disiplin belajar adalah 60 sedangkan skor terendah adalah 20.
Dalam pembahasan pengujian data dan analisa data akan peneliti
kemukakan hasil data menengah yang peneliti peroleh dari penyebaran angket
yang diberikan kepada responden siswa kelas VIII di MTs Ma'arif Sikampuh
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

Tabel III
Distribusi Frekuensi Skor Mean Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 2010 1
Interval

Titik

Frekwensi

Tifi

tengah (ti)

(fi)

51 55

53

265

46 50

48

19

912

41 45

43

11

473

36 40

38

190

31 35

33

132

44

1972

MEAN

x = 44.81

Observasi Hasil Perolehan Angket Siswa Kelas VIII. Tanggal, 5 Desember 2010

47

Berdasarkan perhitungan diatas nilai rata-rata disiplin belajar adalah 44,81.


maka dari itu disiplin belajar dapat dikategorikan baik, berada pada interval
41 45.
Setelah dari distribusi skor mean, maka data diubah dalam bentuk tabel nilai
distribusi frekuensi.
Tabel III
Nilai Distribusi Frekunsi Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 2010 2
Interval

Frekwensi (fi)

Prosentase %

51 55

11,3%

46 50

19

43,1%

41 45

11

25%

36 40

11,3%

31 35

9,1%

44

100%

B. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII yang diperoleh
dari hasil angket. Hal ini dimaksudkan untuk mencari kebenaran hipotesis
yang telah ditentukan yaitu adanya pengaruh positif antara disiplin belajar
dengan prestasi siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs
Maarif Sikampuh Kroya Cilacap.
Dari hasil masing-masing variabel, yang terdapat pada tabel diatas
kemudian dioperasikan dalam rumus product moment.

Observasi Hasil Perolehan Angket Siswa Kelas VIII. Tanggal, 5 Desember 2010

48

Tabel IV
Tabulasi Skor Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 2010 3

No

X2

Y2

XY

51

2601

49

357

37

1369

64

296

35

1225

49

245

35

1225

64

280

40

1600

81

360

38

1444

64

304

47

2209

64

376

48

2304

64

384

42

1764

49

294

10

50

2500

64

400

11

43

1849

81

387

12

39

1521

64

312

13

42

1764

64

336

14

48

2304

64

384

15

46

2116

64

368

16

49

2401

81

441

17

45

2025

64

360

18

48

2304

64

384

19

47

2209

49

329

20

49

2401

64

392

21

45

2025

81

405

22

43

1849

49

301

Observasi Hasil Perolehan Angket Siswa Kelas VIII. Tanggal, 5 Desember 2010

49

23

52

2704

49

364

24

47

2209

81

423

25

44

1936

49

308

26

50

2500

64

400

27

47

2209

81

423

28

44

1936

64

352

29

47

2209

64

376

30

46

2116

64

368

31

50

2500

81

450

32

35

1225

36

210

33

36

1296

49

252

34

48

2304

64

384

35

45

2025

64

360

36

51

2601

81

459

37

48

2304

64

384

38

48

2304

64

384

39

51

2601

81

495

40

44

1936

64

352

41

45

2025

64

360

42

52

2704

81

468

43

35

1225

49

245

44

46

2116

64

368

JML

1978

351

89994

2832

15844

Berdasarkan pada tabulasi skor tentang disiplin belajar dengan prestasi


belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada lampiran, akan
dimasukan kedalam tingkatan sebagai berikut :

50

Tabel V
Disiplin Belajar Kelas VIII
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 2010 4

No

Kategori

Tinggi

24

54,54

Sedang

20

45,45

Rendah

Berdasarkan pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa disiplin belajar


termasuk dalam tingkatan tinggi, yakni 24 siswa atau 54,54 % dan yang
mendapat tingkatan sedang 20 siswa atau 45,45 %, sedangkan untuk tingkatan
rendah tidak ada.
Tabel VI
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Aqdah Akhlak
MTs Maarif Sikampuh
Tahun 2010 5
No

Kategori

Tinggi

35

79,54

Sedang

18,18

Rendah

2,27

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa


pada mata pelajaran Aqidah Akhlak termasuk dalam tingkatan tinggi yakni 35
siswa atau 79,54 % dan yang mempunyai prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak sedang ada 8 siswa atau 18,18 %. Sedang yang

Hasil Observasi Siswa Kelas VIII. Tanggal, 6 Desember 2010

Hasil Observasi Siswa Kelas VIII. Tanggal, 7 Desember 2011

51

mempunyai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak rendah
ada 1 siswa atau 2,27 %.
Maka berdasarkan atas realitas dari hasil analisis diatas, maka disiplin
belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak yang
dilakukan oleh siswa kelas VIII di MTs Ma'arif Sikampuh Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap, karena sebagian besar siswa sesuai dengan tujuan belajar
siswa sesuai dengan tujuan belajar Pendidikan Agama Islam.
Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam rumusan masalah, bahwa
yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.

Bagaimana disiplin belajar siswa kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh


Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.

b.

Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak


kelas VIII di MTs Maarif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap Tahun 2010.

c.

Adakah korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa


pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Maarif
Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2010.
Dalam bab awal diajukan secara teoritik terhadap permasalahan diatur

dalam bentuk hipotesis. Sebagai tindak lanjutan untuk membuktikan


kebenarannya, maka dari hasil yang telah diperoleh berdasarkan hitungan
statistik atau telah diketahui "r" hitungannya itu dikonsultasikan dengan nilai
analisis dalam hitungan "r" tabel. Baik taraf signifikan 5% maupun 1% yang
hasilnya adalah : 0,4135. Sedang "r" tabel untuk 5% (44) = 0,297 dan 1% (44)
= 0,384.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa disiplin belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Aqidah Akhlak terdapat
korelasi yang signifikan, sebab hasil "r" hitungannya itu lebih besar dari pada
"r" tabel. Baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1%.

52

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Bedasarkan hasil penelitian diperoleh kata sebagai berikut :
N : 44

X2

: 89994

X : 1978

Y2

: 2823

Y : 351

XY

: 15844

Dari data tersebut dianalisis statistik dengan rumus product moment.


N XY X Y

rxy

N X X N Y Y
2

44 15844 1978 351

rxy

44 89994 1978 44 2823 351


2

44 x1584 1978 x351


44 x89994 1978 2 44 x 2823 351 2

rxy

rxy

697136 694278
3959736 3912484 124212 123201

rxy

2858
47252x1011

rxy

2858
47771772

rxy

2858
6911.7127

rxy 0.4135

Berdasarkan analisis diatas, dipeoleh r xy sebesar 0,4135, sedangkan


nilai r Product Moment dari N = 44 dalam taraf signifikan 5% sebesar 0,297.
hal ini menunjukan bahwa rxy > r table (5%). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis kerja (Ha)

53

diterima. Yang berarti telah menunjukan adanya korelasi yang signifikan


antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Ma'arif Sikampuh Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap Tahun 2010.

D. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh
peneliti, didasari adanya keterbatasan. Adapun keterbatasan tersebut antara
lain :
1. Dalam penggunaan angket, tidak selamanya angket itu mempunyai
kelebihan namun juga mempunyai kelemahan yakni dari jawaban
responden yang kurang terbuka dalam memberikan jawaban. Dan
kemungkinan jawaban-jawaban tersebut dipengaruhi oleh keinginankeinginan pribadi.
2. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian dan tidak secara
langsung peneliti dalam mengamati objek.

Walaupun demikian hasil penelitian bisa dijadikan acuan bagi peneliti


selanjutnya ataupun peneliti sendiri dalam waktu yang akan dating. Karena
dalam penelitian pasti ada kekurangannya.

BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang peneliti uraikan diatas yang berdasarkan
atas analisis data lapangan dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :
1. Disiplin belajar yang dilakukan oleh siswa kelas VIII di MTs Ma'arif
Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap secara umum tergolong
tinggi yakni 24 siswa atau 54,54 % dan yang mendapat tingkatan sedang
20 siswa atau 45,45 % sedangkan untuk tingkatan rendah tidak ada.
2. Prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs
Ma'arif Sikampuh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap pada semester
gasal tahun 2010 bisa dikatakan sebagian besar siswa punya nilai yang
tinggi yakni 35 siswa atau 79,54 % dan yang mendapat tingkatan sedang
8 siswa atau 18,18 % sedangkan untuk tingkatan rendah ada 1 siswa atau
2,27 %.
3. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas
VIII semester gasal tahun 2010 berdasarkan hasil yang diperoleh rxy
sebesar 0,4135, sedangkan nilai r Product Moment dari N = 44 dalam
taraf signifikan 5% sebesar 0,297. hal ini menunjukan bahwa r xy > r
table (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis nihil (Ho)
ditolak, dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

B. Saran-saran
Dari data-data yang diperoleh, disiplin belajar tergolong baik dan
prestasi yang didapat juga tergolong tinggi. Oleh karena itu hendaknya pihak
sekolah harus dapat memberikan motivasi terhadap siswa, agar siswa dapat
mempertahankan sikap dan motivasinya bahkan kalau bisa ditingkatkan
prestasi belajarnya dan sikap yang terdapat pada dirinya.
54

55

Agar siswa dapat aktif dan selalu disiplin dalam belajar serta untuk
meninggalkan kedisiplinan belajar siswa, maka dibawah ini akan diuraikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Saran Terhadap Institusi Sekolah
a.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sikampuh hendaknya menerapkan


kedisiplinan belajar dengan baik, konsisten dan konsekuen yang akan
mengantarkan siswa sukses dalam belajar.

b.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sikampuh hendaknya mengadakan


kerjasama yang baik antara guru dengan siswa, beserta seluruh
karyawan. Karena dengan adanya kerja sama yang baik dan terpadu
mendorong siswa belajar lebih baik.

c.

Madrasah

Tsanawiyah

(MTs)

Sikampuh

handaknya

mampu

menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif yang berfungsi


mendukung terlaksananya proses pembelajaran.
2. Guru dan Anaknya
a. Para pendidik hendaknya dapat benar-benar menjadi suri tauladan yang
baik bagi para siswanya. Melalui kepribadian yang luhur yang
termanifestasi dalam setiap ucapan, gerak dan tingkah lakunya,
sehingga para siswa akan mengikuti jejaknya.
b. Para siswa hendaknya meningkatkan dan memupuk rasa kedisiplinan.
Kunci kesuksesan terletak pada kedisiplinan.
c. Untuk seluruh pendidik dan siswa MAN Rembang hendakhnya secara
nyata bersama-sama meningkatkan konsep kedisiplinan dalam ibadah
shalat yang termanifestasikan dalam shalat tepat waktu maupun
kedisiplinan dalam belajar.

C. Penutup
Syukur Al Hamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Swt yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta Inayah-Nya kepada peneliti,
sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian individu yang sederhana ini
dengan penuh kesadaran tentunya dalam banyak hal masih terdapat

56

kekurangan. Oleh karena itu kami membuka jari tangan yang selebarlebarnya atas segala kritik dan saran dari tiap-tiap pembaca. Akhirnya
penelitian yang sederhana ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Charles Schafer, Sistem Pendidikan Pada Anak Usia Dini, Jakarta: Rineka Cipta,
1997.
D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah
1998,
Elizabeth B. Hurlock, Child Devolopment, Mc. Grow-Hin: Intermedia Student
Edition, t, th, Sixty Edition.
George S Morrison, Early Childhood Education Today, America: Merrill, 1998.
Hammer dan Organ, Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya, 1998.
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Kwantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996.
Khaeruddin, at. al,. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, Jogjakarta: Nuansa Aksara, 2007.
M. Agus Hardjana, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Kanisius,
1994.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Muhammad Surya, Bina Keluarga, Semarang : CV. Aneka Ilmu, 2003.
Nana Sudjana, Efesiensi Belajar, Bandung: Sinar Baru, 1989.
Nana Sujana, Psiklogi Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1990.
Nasution, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grafindo, 1996.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Oemar Hamalik, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi 3,

S. Singgih D. Gunarsah, Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia,


1994.
Sardiman, Interaksi dan Metode Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan
Calon Guru, Jakarta: Rajawali Press, 1990.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press,
2007.
Singgih D Gunarsah, at. al., Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: Gunung
Muria, 1994.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 1987.
Subana, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Subari, Pendidikan Dalam Rangkap Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1994.
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Suharsimi Arikunto, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Bumi
Aksara, 1994.
Suharsimi Arikunto, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka
Cipta, 2000.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1991.
Suryabrata, at. al., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1991.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research , jilid. 3, Yogyakarta: Andi Offset, 2002.
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional, 1994.
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Jakarta: Gaja Mada Univercity, 1971.
Thomas Gordon, Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah,
Jakarta: PT
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonsia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Tulus Tuu, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta : PT.
Grasindo, 2004.
W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grafindo, 1996.
Wasty Soemantono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Tarsito, 1986.

Angket Tentang Disiplin Belajar Siswa

Petunjuk pengisian :
1. Silang jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda !
2. Jawaban ini tidak mempengaruhi terhadap nilai anda !
3. Tulis nama dan kelas dengan lengkap !

Nama

Kelas

1. Dalam sehari semalam, apakah ada keinginan belajar yang lebih ?


a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

2. Selama pelajaran berlangsung, apakah kamu mengikuti pelajaran dengan


seksama ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

3. Apakah dalam memulai pembelajaran, berdoa lebih dahulu ?


a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

4. Bila ada bapak dan ibu guru memberi tugas di rumah, apakah anda
mengerjakan tugas tersebut ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

5. Apakah anda tepat waktu bila berangkat ke sekolah ?


a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

6. Disetiap mulai kegiatan belajar mengajar, apakah anda menyiapkan alat-alat


belajar lebih dahulu ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

7. Bila bapak dan ibu guru bertanya, apakah anda menjawab pertanyaan
tersebut?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

8. Bila anda tidak masuk sekolah, apakah anda meminjam catatan kepada teman?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

9. Disetiap pembelajaran terakhir, apakah anda membuat rangkuman ?


a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

10. Pada hari aktif sekolah, apakah anda selalu masuk sekolah ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

11. Apakah anda selalu mempunyai kegiatan untuk mendapatkan nilai baik ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

12. Selain belajar sendiri, pakah anda juga belajar kelompok ?


a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

13. Apakah anda merasa memerlukan untuk belajar yang lebih baik ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

14. Apakah anda mengulangi kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh
guru?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

15. Apakah anda mempersiapkan dulu dengan sebaik-baiknya dalam menerima


pelajaran ?
a. Selalu

c. Kadang-kadang

b. Sering

d. Tidak pernah

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama

: Agus Riyadi

Tempat & Tanggal Lahir

: Cilacap, 10 Juli 1983

Alamat

: Jl. Tongkol No. 31 Rt. 25 Rw. 3 Sikampuh


Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap

Pendidikan

- TK Masyithah Sikampuh Kroya Cilacap (Lulus Tahun 1989)


- MI Darwata Sikampuh Kroya Cilacap (Lulus Tahun 1995)
- MTs Maarif Sikampuh Kroya Cilacap (Lulus Tahun 1998)
- MAN Cilacap (Lulus Tahun 2001)
- Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 15 Januari 2011

AGUS RIYADI
NIM. 073111541

Anda mungkin juga menyukai