PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwasanya umatnya akan terpecah menjadi 73
golongan. Dan apa yang diungkapkan rasulullah adalah benar adanya, dimana saat
ini sesama umat islam saling kafir mengkafirkan menganggap golonganya adalah
yang paling benar. Tentu miris ketika melihat segolongan masyarakat membakar
tempat ibadah dengan dalih bahwa sebagian dari mereka adalah sesat
(kafir).Bukankah kita bersumber pada satu orang?Yaitu baginda Nabi Muhammad
Saw.Perdebatan mengenai aliran ilmu kalam sudah ada sejak zaman ke khalifahan
yaitu abad pertama hijriah terutama setelah terbunhnya Ali bin Abhi thalib.
Dimulai ketika peperangan Shiffin antara Ali dengan Muawiyah.Ketika
Muawiyah hampir kalah lalu mereka mengangkat Mushaf pada ujung tombak dan
menyerukan perhentian peperangan dengan bertahkim.Akibat itu golongan Ali
terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang setuju dengan tahkim dan
golongan yang tidak setuju dengan tahkim. Mereka yang tidak setuju dengan
tahkim beralasan bahwa orang yang mau berdamai pada ketika pertempuran
adalah orang yang ragu akan pendiriannya, dalam kebenaran peperangan yang
ditegakkannya. Hukum Allah sudah nyata kata mereka, siapa yang melawan
khalifah yang sah harus diperangi.Kaum inilah yang dinamakan kaum Khawarij
yaitu kaum yang keluar yakni keluar dari Saidina Muawiyah dan keluar dari
Saidina Ali.
Melihat pertikaian antara keduanya Kemudian aliran Murjiah muncul
sebagai aliran baru yang tidak memihak diantara kedua golongan ini yaitu
khawarij dan syiah. Pengertian Murjiah sendiri adalah penangguhan vonis
hukuman atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah SWT, sehingga
seorang muslim sekalipun berdosa besar dalam kelompok ini tetap diakui sebagai
muslim dan mempunyai harapan untuk bertobat.Namun lama kelamaan kedua
golongan ini (khawarij dan murjiah) seiring waktu berjalan, tidak mendapat
respon yang bagus dari umat muslimyang mengakibatkan golongan ini hampir
musnah, melainkan segolongan kecil dari umat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kemunculan Khawarij?
2. Bagaimana pemikiran dan doktrin-doktrin Khawarij?
3. Apa perkembangan dan sekte-sektekhawarij?
4. Bagaimana sejarah kemunculan Murjiah?
5. Bagaimana pemikiran dan doktrin-doktrin Murjiah?
6. Apa saja sekte-sekte Murjiah?
C. Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini kami bertujan mengetahui permasalahan yakni: mengetahui
sejarah kemunculan Khawarij, mengetahui
dengan kekuatan Ali mereka mengalami kekalahan besar, tetapi akhirnya seorang
Khariji bernama Abd Al-Rahman Ibn Muljam dapat membunuh Ali.
Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya
berada di pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah di baiat
mayoritas umat Islam, sementara Muawiyah berada di pihak yang salah karena
memberontak khalifah yang sah. Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik
ajakan damai kelompok Muawiyah sehingga ia bermaksud menolak permintaan
itu. Namun, karena desakan pengikutnya seperti Al-asyats bin Qais, Masud bin
Fudaki at-Tamimi, dan Zaid bin Husein ath-ThaI dengan sangat terpaksa Ali
memerintahkan
Al-Asytar
(komandan
pasukanya)
untuk
menghentikan
peperangan.
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah
bin Abbas sebagai delegasi juru damainya, tetapi orang-orang khawarij
menolaknya. Mereka beranggapan bahwa Abdullah bin Abbas berasal dari
kelompok Ali sendiri. Kemudian mereka mengusulkan agar Ali mengirim Abu
Musa Al-Asyari dengan harapan dapat memutuskan perkara berdasarkan kitab
Allah.Keputusan tahkim, yakni Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah
oleh utusannya dan mengangkat Muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali sangat
mengecewakan
kaum
khawarij
sehingga
mereka
membelot
dan
kezaliman.
d. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Utsman) adalah sah, tetapi setelah
tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya Utsman ra dianggap telah menyeleweng.
e. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap
telah menyeleweng.
f. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asyari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
g. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.
h.
Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
Yang sangat anarkis (kacau) lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim
dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah
dianggap kafir dengan risiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula. i.
Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak
mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (Negara
musuh), sedang golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar al-islam
(Negara islam).
j. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
k. Adanya waad dan waid (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang
yang jahat harus masuk ke dalam neraka).
l. Amar maruf nahyi munkar.
m. Memalingkan ayat-ayat Al-quran yang tampak mutasabihat (samar)
n. Quran adalah makhluk.
o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
3. Perkembangan Khawarij
Perkembangan khawarij semakin meluas dan terbagi menjadi dua golongan yang
pertama bermarkas di sebuah negeri Bathaih yang menguasai dan mengontrol
kaum Khawarij yang berada di Persia yang dikepalai oleh Nafi bin Azraq dan
Qathar bin Fajaah, dan golongan yang kedua bermuara di Arab daratan yang
menguasai kaum khawarij yang berada di Yaman, Handharamaut, dan Thaif yang
dikepalai oleh Abu Thalif, Najdah bin Ami, dan abu Fudaika.
mereka berhijrah bukanlah merupakan kewajiban sebagai diajarkan oleh Nafi Ibn
Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebajikan.Kaum Ajaridah boleh
tinggal diluar daerah kekuasaan mereka dengan tidak dianggap menjadi
kafir.Harta boleh dijadikan rampasan perang hanyalah harta orang yang telah
mati.
e. Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama
dengan golongan Al-Azariqah.
f. Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan
Khawarij. Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M.
memisahkan diri dari golongan Al-Azariqah.
Semua subsekte itu membicarakan persoalan hukum bagi orang yang berbuat dosa
besar, apakah ia masih dianggap mukmin atau telah menjadi kafir. Tampaknya
doktrin teologi ini tetap menjadi primadona dalam pemikiran mereka, sedangkan
doktrin-doktrin lain hanya sebagai pelengkap saja.
Semua aliran yang bersifat radikal, pada perkembangan lebih lanjut, dikategorikan
sebagai khawarij, selama didalamnya terdapat indikasi doktrin yang identik
dengan aliran ini. Berkenaan dengan ini Harun Nasution mengidentifikasi
beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran khawarij, yaitu:
1. [3]Mudah mengafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka walaupun
orang itu adalah penganut agama Islam.
2. Islam yang benar adalah islam yang mereka pahami dan amalkan.
3. Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali pada
islam yang sebenarnya, yaitu islam yang seperti mereka pahami dan amalkan.
4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sefaham dengan mereka adalah
sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri.
Menyikapi ajaran-ajaran Murjiah yang ekstrim itu, menurut Harun Nasution ada
bahayanya karena dapat membawa pada moral latitude, sikap memperlemah
ikatan-ikatan moral atau masyarakat yang bersifat permissive, masyarakat yang
dapat mentolelir penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma akhlak yang
berlaku. Karena yang dipentingkan hanyalah iman, norma-norma akhlak bisa
dipandang kurang penting dan diabaikan oleh orang-orang yang menganut faham
demikian. Oleh karena itu, nama Murjiah pada akhirnya mengandung arti tidak
baik dan tidak disenangi oleh mayoritas umat islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Khawarij adalah kaum yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib karena
arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan khalifah dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan.
2. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas,bukan hanya bangsa Arab
Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh,
Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka,
Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng, Adanya waad
dan waid (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang yang jahat harus
masuk ke dalam neraka), Amar maruf nahyi munkar, Memalingkan ayat-ayat Alquran yang tampak mutasabihat (samar), Al-Quran adalah makhluk, Manusia
bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
3. Aliran Murjiah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat
dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar,
sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan
penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu,
dihadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman
seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih
dianggap mukmin dihadapan mereka.
4. Menurut W. Montgomery Watt merincinya sebagai berikut menangguhan
keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat
kelak, Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat AlKhalifah Ar-Rasyidun, Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang
muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah,
Doktrin-doktrin Murjiah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptic dan
empiris dari kalangan Helenis.
5. Muhammad Imarah menyebutkan 12 sekte Murjiah yaitu : Al-Jahmiyah,
pengikut Jahm bin Shufwan; Ash-Shaliyah, pengikut Abu Musa Ash-Shalahi; AlYunushiyah pengikut Yunus As-Samary; As-Samriyah pengikut Abu Samr dan
Yunus; Asy-Syaubaniyah pengikut Abu Syauban; Al-Ghailaniyah pengikut Abu
Marwan al-Ghailan bin Marwan Ad-Dimsaqy; An-Najariyah pengikut Al-Husain
bin Muhammad An-Najr; Al-Hanafiyah pengikut Abu Hanifah An-Numan; AsySyabibiyah pengikut Muhammad bin syabib; Al-Muaziyah pengikut Muadz AthThaumi; Al-Murisiyah pengikut Basr Al-Murisyi; Al-Karamiyah pengikut
Muhammad bin Karam As-Sijistany