Anda di halaman 1dari 48

Metode Numerik (Endi F.

; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB I
PENDAHULUAN
1. Alasan Menggunakan Metode Numerik
Tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan dapat diselesaikan dengan mudah.
Bahkan dalam prinsip matematik, dalam memandang permasalahan yang terlebih dahulu
diperhatikan apakah permasalahan tersebut mempunyai penyelesaian atau tidak. Hal ini
menjelaskan bahwa tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan
perhitungan biasa. Sebagai contoh perhatikan integral berikut ini.
1

L=
0

sin(x )
dx
x

Integral di atas terlihat tidak terlalu panjang, tetapi untuk menyelesaikan integral tersebut bukan
permasalahan yang mudah bahkan dapat dikatakan tidak mungkin. Tetapi bukan berarti integral
tersebut tidak mempunyai penyelesaian, hanya saja menyelesaikan integral semacam itu sangat
sulit dan kalaupun bisa memerlukan pengetahuan matematis yang tinggi dan waktu yang cukup
lama. Padahal integral di atas adalah bentuk integral yang banyak digunakan dalam bidang
teknik, khususnya pada analisa sinyal yang melibatkan sinyal frekwensi, filtering dan optimasi
pola radiasi.

Kurva

y=sin (x)

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

2. Prinsip-prinsip Metode Numerik


Seperti telah dibahas di atas, metode numerik digunakan untuk menyelesaikan persoalan
dimana perhitungan secara analitik tidak dapat digunakan. Metode numerik ini berangkat dari
pemikiran bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatanpendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara analitik. Metode numerik ini disajikan
dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah.
Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis.
Sehingga dasar pemikirannya tidak keluar jauh dari dasar pemikiran analitis, hanya saja
pemakaian grafis dan teknik perhitungan yang mudah merupakan pertimbangan dalam
pemakaian metode numerik. Mengingat bahwa algoritma yang dikembangkan dalam metode
numerik adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul istilah
iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan kata lain perhitungan dalam metode
numerik adalah perhitungan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk terus-menerus
diperoleh hasil yang main mendekati nilai penyelesaian exact. Perhatikan salah bentuk formulasi
dalam metode numerik adalah:
n= n1+ n1
Terlihat bahwa hasil iterasi ke n adalah hasil iterasi ke
n1

n1 (sebelumnya) dengan ditambah

yang merupakan nilai perbaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakain banyak

iterasi yang digunakan, maka nilainya semakin mendekati nilai exact atau semakin baik hasil
yang diperoleh.
Dengan menggunakan metode pendekatan semacam ini, tentukan setiap nilai hasil perhitungan
akan mempunyai nilai error (nilai kesalahan). Dalam analisa metode numerik, kesalahan ini
menjadi penting artinya. Karena kesalahan dalam pemakaian algoritma pendekatan akan
menyebabkan nilai kesalahan yang besar, tentunya ini tidak diharapkan. Sehingga pendekatan
metode analitik selalu membahas tingkat kesalahan dan tingkat kecepatan proses yang akan
terjadi.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB II
SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN
2.1 Penyajian Bilangan Bulat
Bilangan bulat yang sering digunakan adalah bilangan bulat dalam sistem bilangan
desimal yang didefinisikan :
N=(an an 1 an2 . a0 )
an an + an1 10n1 +a n1 10n2 ++ a0 10 0
Algoritma 2.1.
Bila diketahui koefisien-koefisien a1 , a2 , a3 , . a n dari polinom
n
n1
n2
0
p ( x )=an a +a n1 10 +an 1 10 ++a 0 10
Dan suatu bilangan . Maka dapat dihitung bn , bn1 ,.. , b0 dari

sebagai

berikut :
bn =an
bn1=an1 +bn
bn2=an2 +bn1

b0 =a0 +b 1

Algoritma ini banyak digunakan untuk menghitung konversi bilangan secara cepat, karena
dalam algoritma ini tidak terdapat pemakaian pangkat yang membuat kesalahan numerik
menjadi lebih besar.
Contoh:
3

2673=2.10 + 6.10 +7.10 +3.10


Contoh:
Bilangan biner

1101 2
dapat dihitung dengan :

b3 =1
b2=b3 +a3 =1+1.2=3
b1=b2 +a2 =0+3.2=6
b0 =1+ a3 =1+6.2=13
1101 2=13
Jadi

3.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

Contoh:
Bilangan Oktal (721)8

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

dapat dihitung dengan :

b2=7
b1=2+7.8=58
b0 =1+ 58.8=465
Jadi, (721)8 =465
Contoh:
187= (187 )10 =1.10 2+ 8.101+7.10 0
2
1
( 1 )2( 1010)2 +(1000)2 (1010)2+(111)2
Dengan algoritma di atas :
b2=(1)2
b1=(1000)2+(1)2(1010)2=(1000)2+(1010)2=(10010)2
b0 =(111)2 +(10010)2 (1010)2=(111)2 +(10110100)2 =(10111011)2
Jadi, 187=(10111011)2
2.2 Penyajian Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan x antara 0 s/d 1 dalam system bilangan decimal didefinisikan :
x=( a 1 a 2 a3 a n) =a 1 101 +a2 102+ a3 103+ +a n 10n
Bilangan pecahan x secara umum dalam system bilangan dengan bilangan dasar k
didefinisikan:
n

a1 a2 a3 an k = ai k i
i=1

Contoh:
0,625 = 6.10-1 + 2.10-2 + 5.10-3
Contoh:
(0,101)2= 1.2-1 + 0.2-2 + 1.2-3
= 0,5+0,125
= 0,625
A. Angka Penting / Angka Signifikan
Nilai Signifikan adalah Suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai batas nilai
tersebut diterima atau tidak.
Angka Signifikan terdiri dari digit 1,2 3,4,5,6,7,8,9 dan 0, untuk 0 (nol) tidak termasuk
angka signifikan jika digunakan untuk menentukan titik decimal atau untuk mengisi
tempat-tempat dari digit yang tidak diketahui/dibuang.
Contoh :
0,00144
(3 angka signifikan)
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

0,0010408
(5 angka signifikan)
4
1,260 x 10
(4 angka signifikan)
1,2600 x 104 (5 angka signifikan)
Implikasi penting angka signifikan dalam metode numerik:
-

Angka signifikan akan memberikan kriteria untuk merinci seberapa keyakinan kita

mengenai hasil-hasil pendekatan dalam metode numerik


Angka signifikan memberikan pengabaian dari angka signifikan sisa untuk besaran
spesifik yang tidak bisa dinyatakan secara eksak karena keterbatasan jumlah digit
yang mampu disimpan komputer.

B. Akurasi, Presisi dan Inakurasi


Akurasimenyatakanseberapadekatnilaihasilpengukurandengannilaisebenarnya
(truevalue)ataunilaiyangdianggapbenar(acceptedvalue).Jikatidakadadatabila
sebenarnya atau nilai yang dianggap benar tersebut maka tidak mungkin untuk
menentukanberapaakurasipengukurantersebut.
Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan
pengukuran. Semakin dekat nilai nilai hasil pengulangan pengukuran maka semakin
presisi pengukuran tersebut.
Inakurasi menyatakan simpangan sistematis dari kebenaran. Inakurasi dalam
komputasi adalah selalu melakukan kesalahan hitungan yang sama. Dalam arti ini,
inakurasi merupakan lawan dari akurasi.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

a. Akurat dan Presisi


b. Presisi tapi tidak akurat
c. Sebenarnya akurat tapi
tidak presisi
d. Tidak akurat dan tidak
presisi

C. Pendekatan Dan Kesalahan


Kesalahan dalam metode numerik meliputi :
1. Kesalahan Bawaan (Inheren Error)
Kesalahan/galat bawaan Terjadi akibat kekeliruan dalam menyalin data, salah
membaca skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum
hukum fisik dari data yang diukur.
2. Kesalahan Pemotongan (Trunction Error)
Kesalahan Pemotongan adalah kesalahan yang dihasilkan dari penggunaan suatu
aproksimasi pengganti prosedur matematika eksak suatu kesalahan pemotongan
dimasukkan ke dalam solusi numerik karena kesamaan differensial hanya melakukan
aproksimasi harga turunan sebenarnya. Agar memperkuat pengertian terhadap
perilaku kesalahan semacam ini, sekarang kita kembali pada suatu rumus matematika
yang secara luas telah digunakan dalam metode numerik untuk menyatakan fungsifungsi dalam suatu bentuk pendekatan yaitu Deret taylor.

3. Kesalahan Pembulatan (Round Of Error)


Kesalahan pembulatan adalah kesalahan yang Terjadi karena tidak diperhitungkannya
beberapa angka terakhir dari suatu bilangan.
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Contoh:
8632574 dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dibulatkan menjadi 3,14

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB III
PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER
3.1 Permasalahan Masalah Non Linier
Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.
Dimana akar sebuah persamaan
nilai

f (x)

f (x)=0

adalah nilai-nilai

yang menyebabkan
f (x)

sama dengan nol. Dengan kata lain akar persamaan

potong antara kurva f (x) dan sumbu

adalah titik

X .

Gambar 3.1 Penyelesaian Persamaan Non Linier


Jika penyelesaian persamaan linier
dapat dihitung dengan :

mx+ c=0 , x=

Penyelesaian persamaan kuadrat


rumus
x 1,2=

mx+ c=0

dimana

m dan

adalah konstanta,

c
m

a x + bx+ c=0

dapat dihitung dengan menggunakan

ABC .

b b24 ac
2a

Beberapa persamaan polynomial yang sederhana dapat diselesaikan theorem sisa. Sehingga
tidak memerlukan metode numerik dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat
dilakukan.Tetapi bagaimana menyelesaikan persamaan
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

xex =0
Tampaknya sederhana, tetapi untuk menyelesaikan persamaan non linier merupakan metode
pencarian akar secara berulang-ulang.
Theorema 1
Suatu range

x=[a , b ]

mempunyai akar bila

f (a) dan

f (b)

berlawanan tanda atau

memenuhi f (a). f (b)<0


Teorema di atas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik sebagai berikut:

A. Penyelesaian Persamaan linear secara sederhana


Secara sederhana, untuk menyelesaikan persamaan non linier dapat dilakukan
dengan menggunakan metode tabel atau pembagian area. Dimana untuk
x

di antara

dan

dibagi sebanyak

[a , b]

, atau

bagian dan pada masing-masing

bagian dihitung nilai f ( x) sehingga diperoleh tabel :

Dari tabel ini, bila ditemukan


bahwa

xk

f ( x k )=0

adalah penyelesaian persamaan

sama dengan nol, maka dicari nilai

f (x k )

atau mendekati nol maka dikatakan

f ( x k )=0 . Bila tidak ada


dan

f ( x k+1)

f ( x k ) yang

yang berlawanan tanda, bila

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

tidak ditemukan maka dikatakan tidak mempunyai akar untuk

x=[a , b ] ,

dan bila

ditemukan maka ada 2 pendapat untuk menentukan akar persamaan, yaitu :


1.

Akar

persamaan

ditentukan

f (x k )f (x k +1)
maka akarnya

oleh

maka akarnya

nilai

mana

yang

x k , dan bila

lebih

f (x k +1)f (x k )

x=[ x k , x k +1 ].

Secara grafis, metode table ini dapat dijelaskan untuk x = [a, b] , fungsi
N

bila

x k+1 .

2. Akarnya perlu di cari lagi, dengan range


menjadi

dekat,

f (x)

dibagi

bagian seperti gambar berikut :

Gambar di atas menjelaskan bahwa penyelesaian diperoleh dengan membagi

x=[a , b ]

sebanyak-banyaknya hingga diperoleh suatu garis yang melalui akar persamaan dan nilai
x dari garis tersebut adalah penyelesaian dari persamaan

F( x )=0.

Contoh :
Selesaikan persamaan xe-x +1 = 0. Dengan range [1,0] .
Penyelesaiaan :
menaksir range yang tepat, dengan cara menggambarkan.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Gambar di atas menjelaskan bahwa penyelesaian diperoleh dengan membagi

x=[a , b ]

sebanyak-banyaknya hingga diperoleh suatu garis yang melalui akar persamaan dan nilai
dari garis tersebut adalah penyelesaian dari persamaan

F( x )=0 .

Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa akar persamaan berada antara
dan

0,57

0,56 , atau dengan menggunakan selisih terkecil maka dapat dikatakan bahwa akar

persamaan terletak di

x=0,57 dengan F( x )=0,00791.

Metode table ini secara umum sulit mendapatkan penyelesaian dengan error yang
kecil, karena itu metode ini tidak digunakan dalam penyelesaian persamaan non linier,
Tetapi metode ini digunakan sebagai taksiran awal mengetahui area penyelesaian yang benar
sebelum menggunakan metode yang lebih baik dalam menentukan penyelesaian.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Algoritma Metode Tabel :


1.
2.
3.
4.

Defisikan fungsi f(x)


Tentukan range untuk x yang berupa batas bawah xbawah dan batas atas xatas.
Tentukan jumlah pembagian N
Hitung step pembagi h
X X bawah
H= atas
N
5. Untuk i=0 s/d N , hitung
xi = xbawah + i.h
yi = f(xi)
6. Untuk I = 0 s/d N dicari k dimana
- Bila f(xk) = 0 maka xk adalah penyelesaian
- Bila f(xk).f(xk+1) < 0 maka :
- Bila |f(xk)| <|f(xk+1) maka xk adalah penyelesaian
- Bila tidak xk+1adalah penyelesaian atau dapat dikatakan penyelesaian
berada di antara xk dan xk+1.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

B. Metode Biseksi.
Ide awal metode ini adalah metode tabel, dimana area dibagi menjadi N
bagian.Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian
ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar
dibuang. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.

Gambar 3.4 Metode Biseksi


Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas
atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah :
x=

a+b
2

Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik, suatu
range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan :
f (a). f (b)<0
Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan batas atas di
perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar.
Contoh :
Selesaikan persamaan xe-x +1 = 0. Dengan range x = [-1,0] .
Penyelesaian :
Maka,

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

Dimana

x=

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

a+b
2

Pada iterasi ke 10 diperoleh

x=0.56738

dan f ( x)=0.00066

Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau
iterasi maksimum.
Algoritma Metode Biseksi
(1) Definisikan fungsi f ( x) yang akan dicari akarnya
(2) Tentukan nilai a dan b
(3) Tentukan torelansi e

dan iterasi maksimum

(4) Hitung f (a) dan f (b)


(5) Jika f (a). f (b)>0

maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila tidak

dilanjutkan
(6) Hitung

x=

a+b
2

(7) Hitung f ( x)
(8) Bila

f (x) . f (a)<0

maka

b=x

dan

f (b)=f ( x),

bila tidak

a=x

dan
f (a)=f ( x)
(9) Jika

(ba)/2 e

atau iterasi

dihentikan dan didapatkan akar =

iterasi maksimum maka proses

x , dan bila tidak, ulangi langkah 6.

C. Metode Regula falsi


Metode regula falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti halnya metode biseksi,
metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update range. Titik pendekatan yang
digunakan oleh metode regula-falsi adalah :
x=

f ( b ) . af ( a ) . b
f ( b )f (a)

Dengan kata lain titik pendekatan x adalah nilai rata-rata range berdasarkan F(x).
Metode regula falsi secara grafis digambarkan sebagai berikut :

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Gambar 3.5 Metode Regula Falsi


Contoh :
Selesaikan persamaan xe-x +1 = 0. Dengan range

x=[1,0],

melalui metode

Regula Falsi.

Akar persamaan diperoleh di


1.
2.
3.
4.
5.

x=0.56741 dengan kesalahan 0,00074

Definisikan fungsi f (x)


Tentukan batas bawah ( a ) dan batas atas (b)
Tentukan toleransi error ( e ) dan iterasi maksimum ( n )
Hitung Fa = f(a) dan Fb = f(b)
Untuk iterasi I = 1 s/d n atau error > e

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Fb . aFa . b
FbFa
Hitung Fx = f ( x)
Hitung error |Fx|
Jika Fx . Fa<0 maka

x=
-

Fa=Fx .
6. Akar persamaan adalah

b=x

dan

Fb=Fx

jika tidak

a=x

dan

x .

D. Metode Iterasi Sederhana


Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan
x

yang lain sehingga diperoleh :

persamaan

x ex 0

x=g( x ).

dengan sebagian

Sebagai contoh untuk menyelesaikan

maka persamaan di ubah menjadi :

x=

ex atau

g( x)=

ex.
g( x)

inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode iterasi sederhana ini. Metode iterasi

sederhana secara grafis dapat dijelaskan sebagai berikut :

Contoh 3. 5:
Selesaikan
e

x+e x =0 , maka persamaan diubah menjadi x =

Penyelesaian :
Ambil titik awal di x0 1

, maka

Iterasi 1 : x = -e -1 = -0.3679

F( x )=0,3243

Iterasi 2 : x = -e -0,3679 = -0,6922

F( x )=0,19173

Iterasi 3 : x = -e -0,6922 = -0,50047

F(x )=0,10577

Iterasi 4 : x = -e-0,50047 = -0,60624

F( x )=0,06085

Iterasi 5 = x = -e -0,60624 = -0,5454

F( x )=0,034217

Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0,56843 dan F(x) = 0,034217.


Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

e x

atau

g(x)

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Algoritma Metode Iterasi Sederhana


F( x ) dan

1. Definisikan

g(x)

2. Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n)


3. Tentukan pendekatan awal

x [0]

4. Untuk iterasi = 1 s/d n atau F( x [iterasi ] ) e

Xi = g(xi-1)

Hitung F(xi)

4. Akar adalah

x terakhir yang diperoleh.

E. Metode Newton Raphson


Metode newton raphson adalah metode pendekatan yang menggunakan satu titik
awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik tersebut.
Titik pendekatan ke n+1 dituliskan dengan :
f (x )
x n+1=x n + 1 n
f ( xn )
Metode newton raphson dapat digambarkan sebagai berikut :

Contoh :
Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan titik pendekatan awal x0
f(x) = x - e-x

f(x)=1+e-x

f(x0) = 0 - e-0 = -1
f1(x0) = 1 + e-0 = 2
x 1=x 0+

f (x 0 )
1
=0 =0,5
1
2
f (x0 )

f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653


x 2=x 1+

f (x 1)
0,106531
=0,5
=0,566311
1
1,60653
f (x 1 )

f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

x 3=x 2+

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

f ( x 2)
0,00130451
=0,56631
=0,567143
1
1,56762
f (x2 )

f(x3) = -2,95.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.


Sehingga akar persamaan

x=0,567143 .

Algoritma Metode Newton Raphson


1.
2.
3.
4.
5.

Definisikan fungsi f (x) dan f1 (x)


Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n)
Tentukan nilai pendekatan awal x0
Hitung f(x0) dan f1(x0)
Untuk iterasi I = 1 s/d n atau f ( x i ) e
x n+1=x n +

f ( x n)
f 1 ( xn )

Hitung f(xi) dan f1(xi)


6. Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.

F. Metode Secant
Metode Newton Raphson memerlukan perhitungan turunan fungsi f(x). Tidak semua
fungsi mudah dicari turunannya terutama fungsi yang bentuknya rumit. Turunan fungsi
dapat dihilangkan dengan cara menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen . Modifikasi
metode Newton Raphson dinamakan metode Secant.
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula falsi dan newton raphson
dimana kemiringan dua titik dinyatakan secara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus
yang melalui satu titik.

xi 1 xi yi

xi xi 1
yi yi 1 Dengan menggunakan metode secant ini diperlukan dua titik

pendekatan x0 dan x1. Kedua titik ini diambil pada titik-titik yang dekat agar
konvergensinya dapat dijamin.
Contoh :
Selesaikan persamaan : x2(x + 1) e-x = 0 , untuk range [0,1]

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa akar terletak pada range

x=[0.8,0 .9],

maka ambil

x0 = 0,8 dan x1 0,9 maka dapat dihitung y0 = F(x0) 0,16879


y1 = F(x1) = 0,037518
Iterasi Metode Secant adalah sebagai berikut :
Iterasi 1 :

x 2=x 1 y 1

x 1x 0
=0.881815
y 1 y 0

y 2=0,00153
Iterasi 2 :

x 3=x 2 y 2

x 2x 1
=0.882528
y 2 y 1

y 3=0,00153
Iterasi 3 :

x 4=x 3 y3

x 3x 2
=0.882534
y 3 y 2

y 4 =4,91. e9
Diperoleh akar x = 0,882534
Algoritma Metode Secant :

Definisikan fungsi F(x)

Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n)

Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya terdapat akar yaitu x 0 dan x1,
sebaiknya gunakan metode tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya adalah
titik pendekatan yang konvergensinya pada akar persamaan yang diharapkan.

Hitung F(x0) dan F(x1) sebagai y0 dan y1

Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xi)|> e

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

xi 1 xi yi

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

xi xi1
yi yi1

hitung yi+1 = F(xi+1)

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB 4
PERSAMAAN LINIER SIMULTAN
Persamaam linier simultan adalah suatu bentuk persamaan-persamaan yang secara
persama-sama menyajikan banyak variabel bebas bentuk persamaan simultan dengan

persamaan dan n variabel bebas dapat di tuliskan sebagai metode iterasi gauss-seidle
Metode iterasi Gauss-Seidel adalah metode yang menggunakan proses iterasi hingga di
peroleh nilai-nilai yang berubah. Bila diketahuipersamaan linear simultan :
a11 x 1+ a12 x 2 +a13 x3 + + a1 n x n =b1
a21 x 1 +a 22 x2 + a23 x 3 ++a 2 n x n=b 2
a31 x 1 +a32 x2 +a 33 x 3+ +a3 n x n=b 3
+ + a33 x 3 ++ a3 n x n=b3
an 1 x1 +a n 2 x 2+ an 3 x 3 ++ ann x n =bn
Berikan nilai awal dari setiap xi (I = 1 s/d n) kemudian persamaan linier simultan diatas
dituliskan menjadi :
x i=

1
(b a x a x a1 n xn )
a11 1 12 2 13 3

x 2=

1
( b a x a x a2 n x n )
a22 2 21 1 23 3

.
x n=

1
( b a x a x ann1 x n1 )
ann n n1 1 n 2 2
Dengan menghitung nilai-nilai xi (I = 1 s/d n) menggunakan persamaan-persamaan di

atas secara teru-menerus hingga nilai untuk setiap x i (I = 1 s/d n) sudah lama dengan nilai x i pada
iterasi sebelumnya maka diperoleh penyelesaian dari persamaan linear simultan tersebut. Atau
dengan kata lain proses iterasi dihentikan bila selisih nilai x i (I = 1 s/d n) dengan nilai x i pada
iterasi sebelumnya kurang dari nilai toleransi error yang ditentukan.
Catatan:
Hati-hati dalam menyusun system persamaan linear ketika menggunakan metode iterasi GaussSeidel ini. Perhatikan setiap koefisien dari masing-masing x i pada semua persamaan di diagonal
utama (aii). Letakkan nilai-nilai terbesar dari koefisien untuk setiap x i pada diagonal utama.
Masalah ini adalah masalah masalah pivoting yang harus benar-benar diperhatikan. Karena
penyusunan yang salah akan menyebabkan iterasi menjadi divergen dan tidak diperoleh hasil
yang benar.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Contoh :
Selesaikan persamaan linear :
x1 + x2 = 5
2x1 + 4x2 = 14
Jawab :
Berikan nilai awal : x1 = 0 dan x2 = 0. Susun persamaan menjadi
x1 = 5 x2
x2 =

1
( 142 x 1 )
4

x 1=50=5
Iterasi 1 :
1
x 2= ( 142.5 )=1
4
x 1=51=4
Iterasi 2 :
1
3
x 2= ( 142.4 )=
4
2
3 7
x 1=5 =
2 2
Iterasi 3:
x 2=

1
7 7
142. =
4
2 4

7 13
x 1=5 =
4 4
Iterasi 4 :
x 2=

1
13 15
142.
=
4
4
8

x 1=5

15 25
=
8
5

Iterasi 5 :
x 2=

1
25 31
142.
=
4
8
16

x 1=5

31 49
=
16 16

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Iterasi 6 :
x 2=

1
49 63
142.
=
4
16 32

x 1=5

63 97
=
32 32

Itersai 7 :
x 2=

1
97 127
142.
=
4
32
64

Nilai iterasi ke-7 sudah tidak berbeda jauh dengan nilai iterasi ke-6 maka proses dihentikan dan
diperoleh penyelesaian :
x 1=

97
32

dan

x 2=

127
64

Algoritma Metode Iterasi Gauss-Seidel adalah sebagai berikut :


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Masukkan matrik A, dan vektor B beserta ukurannya n


Tentukan batas maksimum iterasi max_iter
Tentukan toleransi error
Tentukan nilai awal dari xi, untuk I = 1 s/d n
Simpan xi dalam si, untuk I = 1 s/d n
Untuk I = 1 s/d n hitung :
1
x i= ( bi ai , j x j )
ai ,i
e i=|x isi|
7) Iterasi iterasi + 1
8) Bila iterasi lebih dari max_iter atau tidak terdapat e i<

untuk I = 1 s/d n maka proses

dihentikan dari penyelesaiannya adalah xi untuk I = 1 s/d n. Bila tidak maka ulangi
langkah 5

Contoh Penyelesaian Permasalahan Persamaan Linear Simultan


Contoh kasus 1:
Permasalahan penentuan produk berdasarkan persediaan bahan
Mr.X membuat 2 macam boneka A dan B. Boneka A memerlukan bahan 10 blok
B1 dan 2 blok B2, sedangkan boneka B memerlukan bahan 5 blok B1 dan 6 blok B2.
Berapa jumlah boneka yang dapat dihasilkan bila tersedia 80 blok bahan B1 dan 36 blok

bahan B2.
Model system persamaan linear :
Variabel yang dicari adalah jumlah boneka, anggap :
x1 adalah jumlah boneka A
x2 adalah jumlah boneka B

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Perhatikan dari pemakaian bahan :


B1 : 10 bahan untuk boneka A +5 bahan untuk boneka B=80
B2 : 2 bahan untuk boneka A +6 bahan untuk boneka B=36
Diperoleh model sistem persamaan linear
10 x1 +5 x 2=80
2 x 1 +6 x 2=36
Penyelesaian dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan adalah sebagai
berikut :
Augmented matrik
10
2

5
6

80
36

1
2

0,5
6

8
36

B1 <-- B1/10

B2 <-- B2 2 B1
1

0,5

20

B2 <-- B2/5
1

0,5

B1<-- B1 0,5 B2

Diperoleh x1 = 6 dan x2 = 4, artinya bahan yang tersedia dapat dibuat 6 boneka A dan 4
boneka B.
Contoh kasus 2:

Penghalusan Kurva Dengan Fungsi Pendekatan Polinomial


Perhatikan potongan peta yang sudah diperbesar (zoom) sebagai berikut :
Sebagai contoh perhatikan permasalahan berikut :

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga
tampak kasar. Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang
dibentuk dengan fungsi pendekatan polynomial. Dari fungsi yang dihasilkan kurva dapat
digambarkan dengan lebih halus.
Misalkan pada contoh diatas, 4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14), dan (12,10).
4 titik ini dapat didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :
y=ax3 +bx 2 +cx +d
Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan kedalam persamaan diatas akan diperoleh
model persamaan simultan sebagai berikut :
Titik 1 3 = 8a + 4b + 2c + d
Titik 2 6 = 343a + 49b + 7c + d
Titik 3 14 = 512a + 64b + 8c + d
Titik 4 10 = 1728a + 144b + 12c + d
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan diperoleh :
Augmented matrik

B1 = B1/8

1 3

343

49

1 6

512

64

1 14

1728

144

12

1 10

---

0,5

0,25

-122,5

-78,75 -41,88 -122,6

B3=B3-512B1

-192

-120

-63 -178

B4=B4-1728B1

-720

-420

-215 -638

B2=B2-343B1

B2=B2/(-122,5)

---

0,125 0.375

-0,071

-0,046 -0,126

0,6429

0,3418 1,001

B3=B3+192B2

3,4286

2,6327 14,196

B4=B4+720B2

42,857

31,122 82,735

B1=B1-0,5B2

B3=B3/3,4286

0,0089

0,1702

B1=B1+0,071 B3

-0,152

-1,661

0,7679

4,1405

-1,786

-94,71

B2=B2-

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

---
0,6429 B2

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

B4=B4-42,857 B3

B4=B4/(-1,786)

0 -0,303

B1=B1-0,0089B4

0 6,39

0 -36,59

0
B2=B2+0,152B4

1 53,04

---

B3=B3+0,7679B4
Dengan demikian diperoleh :
a = -0,303
b = 6,39
c = -36,59
d = 53,04
dan persamaan polynomial yang diperoleh :
y = -0,303 x3 + 6,39 x2 -36,59 x +53,04
Hasil penghalusan kurva adalah sebagai berikut :

Hasilnya memang belum tampak bagus, kali ini disebabkan pengambilan titiknya yang
terlalu jauh dan tingkat polynomial yang belum memenuhi syarat terbaiknya. Hanya saja
kurva tersebut benar-benar melewati 4 titik yang ditentukan.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB 5
DIFERENSIASI NUMERIK
A. Permasalahan Differensiasi Numerik
Salah satu perhitungan kalkulus yang banyak digunakan adalah differensial, dimana
differensial ini banyak digunakan untuk keperluan perhitungan geometrik. Dan perhitunganperhitungan yang berhubungan dengan perubahan nilai per-satuan waktu atau jarak. Secara
kalkulus, differensial didefinisikan sebagai perbandingan perubahan tinggi (selisih tinggi)
dan perubahan jarak, dan dituliskan dengan :
dy
dx

= lim

y
x

Hampir semua fungsi kontinu dapat dihitung nilai differensialnya secara mudah,
sehingga dapat dikatakan metode numerik dianggap tidak perlu digunakan untuk keperluan
perhitungan differensial ini. Masalahnya seiring dengan perkembangannya pemakaian
komputer sebagai alat hitung dan pada banyak permasalahan differensial adalah salah satu
bagian dari penyelesaian, sebagai contoh pada pemakaian komputer, permasalahan
diferensial merupakan salah satu bagian dari penyelesaian.
Contoh lainnya adalah penentuan titik puncak kurva y = f(x) yang dinamakan titik
maksimal dan titik minimal, juga memerlukan titik differensial sebagai syarat apakah titik
tersebut sebagai titik puncak. Hampir semua fungsi kontinu dapat dihitung nilai
differensialnya secara mudah, sehingga dapat dikatakan metode numerik dianggap tidak
perlu digunakan untuk keperluan perhitungan differensial ini. Masalahnya seiring dengan
perkembangannya pemakaian komputer sebagai alat hitung dan pada banyak permasalahan
differensial adalah salah satu bagian dari penyelesaian, sebagai contoh metode newton
raphson memerlukan differensial sebagai pembagi nilai perbaikan errornya, sehingga
metode newton raphson ini hanya bisa dilakukan bila nilai differensialnya bisa dihitung.
Pada beberapa permasalahan, nilai differensial dapat dihitung secara manual.
Misalkan diketahui f(x) =
ex

xex + cos x maka differensialnya adalah

f ' (x) = (1- x)

-sin x. Tetapi pada permasalahan lain nilai fungsi sulit diselesaikan secara manual.

Terutama jika fungsinya hanya diketahui berupa nilai atau grafis. Misalkan menghitung
puncak distribusi data yang berupa distribusi Poisson.
f(x) =

em mx
x!

Menghitung differensial ini tidak mudah, disinilah metode numerik dapat digunakan.
Hubungan antara nilai fungsi dan perubahan fungsi untuk setiap titiknya didefinisikan
dengan:
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

y = f(x) + f '
dan f '
f

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

(x).h(x)

(x) didefinisikan dengan :


'

(x) = lim

h0

f ( x +h ) f (x )
h

Dari formulasi ini dapat diturunkan beberapa metode differensiasi numerik, antara lain :
*. Metode Selisih Maju
*. Metode selisih Mundur
*. Metode Selisih Tengahan
B. Metode Selisih Maju
Metode selisih maju merupakan metode yang mengadopsi secara langsung definisi
differensial, dan dituliskan :
'
f (x )

f ( x+ h )f ( x)
h
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil, karena metode ini
mempunyai error sebesar :
E(f) =
1 ' '
h f (x )
2
Contoh:
Hitung differensial f(x)= ex

sin (2x)+1 dari range x = [0,1] dengan h= 0.05

Jawab:
x

f(x)

f(x+h)

f'(x)

f(x-h)
0.89504

f''(x)

error
0.09987

1.094964

21.9924

8
1.09496

-3.995
-

5
0.10205

0.1

1.179763

1.254357

21.54891

4
1.25435

4.08232
-

0.2

1.318829

1.373377

21.12127

7
1.37337

3.96958
-

0.09924
0.09245

0.3

1.418297

1.453973

20.72638

7
1.45397

3.69814
-

3
0.08272

0.4

1.480858

1.499471

20.37575

3
1.49947

3.30901
-

5
0.07102

0.5

1.510378

1.514182

20.07622

2.84108

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak


1.51418

0.05824

0.6

1.511514

1.503021

19.83087

2
1.50302

2.32976
-

0.7

1.48936

1.471183

19.63975

1
1.47118

1.80598
-

0.04515
0.03239

0.8

1.449137

1.423852

19.50064

3
1.42385

1.29565
-

1
0.02048

0.9

1.395937

1.365973

19.40961

2
1.36597

0.81936
-

4
0.00981

1.334512

1.30207

19.36157

0.39242

C. Metode Selisih Mundur


x 0 dan x - h, dengan nilai dua titik:

Metode selisih mundur dengan nilai x di


x
x
x
(
0)
( 1, f 1) dan ( 0 , f 0) , maka
'

f ' (x )

f ( x )f (xh)
h
Atau f ' ( x )

f 0f 1
h

Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil errornya kecil. Error metode selisih mundur
sebesar:
E (f )=

1 ' '
h f (x )
2

Contoh:
Hitung differensial f(x)= ex

sin (2x)+1 dari range x = [0,1] dengan h = 0.05

Jawab:
x

f(x)

f(x+h)
1.0949

f'(x)
1.8992

f(x-h)
0.8950

f''(x)

error
0.0998

64

48

-3.995
-

75

1.1797

1.2543

1.4918

1.0949

4.0823

0.1020

63

57

63

64

2
-

58

1.3188

1.3733

1.0909

1.2543

3.9695

0.0992

29

77

64

57

8
-

1.4182

1.4539

0.7135

1.3733

3.6981

0.0924

97

73

02

77

53

0.1

0.2

0.3

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak


-

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1.4808

1.4994

0.3722

1.4539

3.3090

0.0827

58

71

62

73

1
-

25

1.5103

1.5141

0.0760

1.4994

2.8410

0.0710

78

82

79
-

71

8
-

27

1.5115

1.5030

0.1698

1.5141

2.3297

0.0582

14

21

5
-

82

6
-

44

1.4893

1.4711

0.3635

1.5030

1.8059

0.0451

83

21

8
-

1.4491

1.4238

1.4711

1.2956

0.0323

37

52

-0.5057
-

83

5
-

91

1.3959

1.3659

0.5992

1.4238

0.8193

0.0204

37

73

52

84
-

1.3345

1.3020

0.6488

1.3659

0.3924

0.0098

12

73

11

D. Metode Selisih Tengahan


Metode selisih tengahan merupakan metode pengambilan perubahan dari dua titik
sekitar dari titik yang diukur atau Metode selisih tengahan merupakan rata-rata dari dua
selisih maju. Metode selisih tengah dengan nilai x di x+h dan x - h, dengan nilai dua titik:
x
x
x
( 1, f 1) dan ( 1 , f 1) , maka ( 0)

f'

f ' (x )

f ( x +h )f (xh)
2h

Atau f ' (x )

f 1 f 1
2h

Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil.


E (f )=

1 '' '
h f ( x)
6

Kesalahan pada metode ini adalah : Metode selisih tengahan ini yang banyak digunakan
sebagai metode differensiasi numerik.
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Contoh
Hitung differensial f(x)= ex

sin(2x)+1 dari range x=[0,1] dengan h=0.05

Jawab:
x

f(x)

f(x+h)
1.09496

f'(x)
1.8992896

f(x-h)

f''(x)

error
0.09987

1
1.1797

4
1.25435

69
1.4918630

0.895048

-3.995

5
0.10205

0.1

63
1.3188

7
1.37337

95
1.0909642

1.094964

-4.08232

0.2

29
1.4182

7
1.45397

45
0.7135019

1.254357

-3.96958

0.09924
0.09245

0.3

97
1.4808

3
1.49947

78
0.3722624

1.373377

-3.69814

3
0.08272

0.4

58
1.5103

1
1.51418

33
0.0760793

1.453973

-3.30901

5
0.07102

0.5

78

17
-

1.499471

-2.84108

1.5115

1.50302

0.1698482

14

9
-

1.4893

1.47118

0.3635317

1
-

1.4491

1.42385

0.5057004

37

8
-

1.3959

1.36597

0.5992767

37

1
-

0.6

0.7

0.8

0.9

1.3345
1

12

0.05824
1.514182

-2.32976

1.503021

-1.80598

0.04515
0.03239

1.471183

-1.29565

0.02048
1.423852

-0.81936

0.6488457
1.30207

4
0.00981

1.365973

-0.39242

E. Pemakaian Differensiasi Untuk Menentukan Titik Puncak Kurva


Salah satu pemakaian differensial yang paling banyak dibicarakan adalah penentukan
titik puncak kurva, dimana titik puncak (tertinggi atau terendah) diperoleh dengan
memanfaatkan nilai differensial dari kurva pada setiap titik yang ditinjau.
Perhatikan kurva y=f(x) seperti gambar berikut:

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Kurva tersebut mempunyai 7 titik puncak, yaitu


puncak
dan

p6

p1 , p3 , p 5 ,

dan

p7

p1 , p2 , p3 , p4 , p 5 , p6 , dan

p7 . Titik

dinamakan titik puncak maksimum.Titik puncak

p2 , p4

dinamakan titik puncak minimum.Untuk menentukan titik puncak perhatikan

definisi berikut:
Definisi 5.1.
Suatu titik a pada kurva y = f(x) dinamakan titik puncak bila dan hanya bila:

f'

(a)=0.
Definisi 5.2.
Sebuah titik puncak a dikatakan titik maksimum pada kurva y = f(x) bila :

f ' ' (a) <

0.
Definisi 5.3.
Sebuah titik puncak a dikatakan titik minimum pada kurva y = F(x) bila :

f ' ' (a) >

0.
Dari definisi-definisi di atas, maka untuk menentukan titik puncak kurva y=f(x) secara
numerik adalah menentukan titik-titik dimana f(x) = 0, kemudian dihitung apakah f(x)>0
atau f(x)<0 untuk menentukan apakah titik tersebut titik puncak maksimal atau titik puncak
minimal.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB 6
INTEGRASI NUMERIK
Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk:
b

I f ( x) dx

(7.1)

dan merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi adalah
dari x = a sampai x = b. Seperti pada Gambar 7.1 dan persamaan (7.1), yang dimaksud dengan
integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x, serta antara
batas x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan (7.1) dapat diselesaikan menjadi:
b

f ( x) dx F ( x) a F (b) F (a )
b

dengan F (x) adalah integral dari f (x) sedemikian sehingga F ' (x) = f (x).

Contoh :

1 3
2
x dx x
0
3
3

1
1

(3) 3 (0) 3 9.
3
3

0
Gambar 7.1. Integral suatu fungsi

Integral numerik dilakukan apabila:


1) Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
2) Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara numerik dalam
bentuk angka (tabel).
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Metode integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada hitungan
perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan fungsi polinomial yang diperoleh
berdasar data tersedia. Bentuk paling sederhana adalah apabila tersedia dua titik data yang dapat
dibentuk fungsi polinomial order satu yang merupakan garis lurus (linier). Seperti pada Gambar
7.2a, akan dihitung:
b

I f ( x) dx
a

yang merupakan luasan antara kurve f (x) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b, bila
nilai f (a) dan f (b) diketahui maka dapat dibentuk fungsi polinomial order satu f1(x).
Dalam gambar tersebut fungsi f (x) didekati oleh f1(x), sehingga integralnya dalam luasan antara
garis f1(x) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b. Bidang tersebut merupakan bentuk
trapesium yang luasannya dapat dihitung dengan rumus geometri, yaitu:
I (b a)

f (a ) f (b)
2

Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode trapesium. Dengan
pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan luasan bidang yang diarsir (Gambar
7.2), sedang kesalahannya adalah sama dengan luas bidang yang tidak diarsir.
Apabila hanya terdapat dua data f (a) dan f (b), maka hanya bisa dibentuk satu trapesium
dan cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika tersedia lebih dari dua data, maka
dapat dilakukan pendekatan dengan lebih dari satu trapesium, dan luas total adalah jumlah dari
trapesium-trapesium yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias.
Seperti pada Gambar 7.2b, dengan tiga data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas kedua
trapesium (bidang yang diarsir) adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil pendekatan ini
lebih baik dari pada pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih banyak trapesium
hasilnya akan lebih baik.
Fungsi yang diintegralkan dapat pula didekati oleh fungsi polinomial dengan order lebih
tinggi, sehingga kurve yang terbentuk tidak lagi linier, seperti dalam metode trapesium, tetapi
kurve lengkung. Seperti pada Gambar 7.2c, tiga data yang ada dapat digunakan untuk
membentuk polinomial order tiga. Metode Simpson merupakan metode integral numerik yang
menggunakan fungsi polinomial dengan order lebih tinggi. Metode Simpson 1/3 menggunakan
tiga titik data (polinomial order dua) dan Simpson 3/8 menggunakan empat titik data (polinomial
order tiga). Jarak antara titik data tersebut adalah sama.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

A. Metode Integrasi Trapezoida


Pada metode integral Reimann setiap daerah bagian dinyatakan sebagai empat persegi
panjang dengan tinggi f(xi) dan lebar

i. Pada metode trapezoida ini setiap bagian

dinyatakan sebagai trapezium seperti gambar berikut :

Contoh

:
1

Hitung

2 x3 dx

dengan step h=0,1

Analitik:
1

2 x3 dx= [ x 3 ]0=1
0

Numerik
x
f (x)

:
0
0

0.1
0.00

0.2
0.01

0.3
0.05

0.4
0.12

0.5
0,25

0.6
0,43

0.7
0.68

0.8
1,02

0.9
1,45

Algoritma Metode Integrasi Tripezoida


1. Definisikan y=f (x)
2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b)
3. Tentukan jumlah pembagi n
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

1
2

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

4. Hitung h=(ba)/n
n1
h
5. Hitung L= f 0+ 2 f i +f n
2
i=1

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Contoh:
2

Hitung

e
dx
2+sin(
x)
1

dengan step h=(0,1)

Dengan menggunakan tabel diperoleh:


x

0,00

0,100

f ( x)0,50

0,431

0,20

0,30

0,40

0,37

0,32

0,28

0,500

0,245

0,600

0,214

0,70

0,80

0,18

0,16

0,900

1,00
0

0,146

0,12
9

Dari tabel diatas dapat dihitung :


L=

0,1
( 0,5+ ( 2 )( 0,431 ) ++ (2 )( 0,146 ) + 0,129 )=0,2679
2

B. Metode Integrasi Simpson


Metode integrasi Simpson merupakan pengembangan metode integrasi trapezoida, hanya saja
daerah pembaginya bukan berupa trapesium tetapi berupa dua buah trapesium dengan
menggunakan pembobot berat di titik tengahnya seperti telihat pada gambar berikut ini. Atau
dengan kata lain metode ini adalah metode rata-rata dengan pembobot kuadrat.

Algoritma Metode Integrasi Simpson


1. Definisikan y=f (x)
2. Tentukan batas bawah ( a ) dan batas atas ( b )
3. Tentukan jumlah pembagi n
ba
4. Hitung h=
n
h
5. Hitung L= 2 f 0 + 4 f 1+2 f 1+ f n
i ganjil
i genap

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

Contoh:
1

2 x3 dx

Hitung

dengan step h=0,1

x
f (x)

0
0

0.1
0.00

0.2
0.01

0.3
0.05

0.4
0.12

0.5
0,25

0.6
0,43

0.7
0.68

0.8
1,02

0.9
1,45

1
2

0,002
L=

0,1
{ 0+ 4 ( + ( 2 ) 0,016+4 (0,054)+0,128+ +1,458 ) }=0,5
2

Dengan menggunakan metode analitik


1

1
L= 2 x3 dx= x 4 10 =0,5
2
0
Dibandingkan denga perhitungan analitik, terdapat kesalahan yang sangat kecil.
Catatan

:
Metode ini akan mendapatkan hasil yang baik bila diambil n genap
Metode ini sangat terkenal karena kesalahannya sangat kecil, sehingga menjadi

alternatif yang baik dalam perhitungan integral khususnya matematika teknik.


C. Metode Integrasi Gauss
Metode integrasi Gauss merupakan metode yang tidak menggunakan pembagian area yang
banyak, tetapi memanfaatkan titik berat dan pembobot integrasi. Metode ini secara komputasi
memiliki banyak keuntungan karena mempunyai kecepatan yang tinggi hal ini ditunjukkan
dengan jumlah pembaginya yang kecil dan dengan jumlah pembagi yang relatif kecil
mempunyai kesalahan yang sama dengan metode lain dengan jumlah pembagi yang besar.
Metode integrasi Gauss dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk luas daerah ke i , mempunyai luas:
xi

Li= f ( x ) dx
xi1

1. Integrasi Kuadratur Gauss dengan Pendekatan 2 Titik


Bentuk umum :
1

g ( u ) du= A0 g ( 0 ) + A1 g ( 1 )
1

Algoritma Integrasi Kuadratur Gauss dengan Pendekatan 2 Titik


a. Definisikan fungsi f (x)
b. Tentukan batas bawah (a) dan batas atasnya (b)
c. Hitung nilai konversi variable
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

1
1
x= ( ba ) u+ (b+ a)
2
2
d. Tentukan fungsi g(u) dengan:
1
1
1
g (u )= ( ba ) f { ( ba ) u+ ( b+ a ) }
2
2
2
e. Hitung
1
1
L=g
+g
3
3
Contoh:

( ) ( )
1

Hitung

L= x 2 dx
0

u=

2 x(b +a) 2 x1
=
=2 x1 atau
(ba)
1

1
x= (u+1)
2

Dari perhitungan analitik diperoleh :


1

x 2 dx= 13 x3
0

Dengan memasukkan nilai

x=1 maka

1
L= =0,33333
3

2. Integrasi Kuadratur Gauss dengan pendekatan 3 titik


Bentuk umum :
1

g ( u ) du= A0 g ( 0 ) + A1 g ( 1 ) + A 2 g ( 2 )
1

Algoritma Integrasi Kuadratur Gauss dengan pendekatan 3 titik


a. Definisikan fungsi f (x)
b. Tentukan batas integrasinya (a) dan (b)
c. Hitung nilai konversi variable
1
1
x= ( ba ) u+ (b+ a)
2
2
d. Tentukan fungsi g(u) dengan:
1
1
1
g (u )= ( ba ) f { ( ba ) u+ ( b+ a ) }
2
2
2
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

e. Hitung
8
5
3 5
L= g ( 0 ) + g
+ g
9
9
5 9

( ) ( 35 )

Nb:
Meskipun dalam beberapa hal integrasi kuadratur Gauss menunjukkan hasil yang
lebih baik dari pada metode integrasi Simpson, tetapi dalam penerapannya metode
integrasi Simpson lebih banyak digunakan dengan dasar pertimbangan kemudahan
dari metode yang digunakan.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB 7
PERSAMAAN DIFFERENSIAL
Persamaan

differensial

merupakan

persamaan

yang

menghubungkan

suatu

besaran dengan perubahannya. Persamaan differensial dinyatakan sebagai persamaan


yang mengandung suatu besaran dan differensialnya, dan dituliskan dengan :

F x,

dx d x
d x
, 2 , , n , t =0
dt d t
dt

Persamaan differensial mempunyai banyak ragam dan jenis mulai dari yang
mudah diselesaikan hingga yang sulit diselesaikan, mulai dari yang sederhana sampai
yang sangat kompleks. Salah satu persamaan differensial yang banyak digunakan
dalam penerapannya adalah Persamaan Differensial Linier, yang dituliskan dengan:
dn x
d n1 x
dx
an n + an1 n1 ++ a1 + a0 x=f (t )
dt
dt
dt
Persamaan differensial linier umumnya dapat diselesaikan dengan menggunakan cara
analitik seperti pemakaian Transformasi Laplace, tetapi pada bentuk yang kompleks
persamaan differensial linier ini menjadi sulit diselesaikan.
Metode numerik dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial dengan
menggunakan bantuan komputer sebagai alat hitung, ketika metode analitik sulit digunakan.
Pada beberapa bentuk persamaan differensial, khususnya pada differensial non-linier,
penyelesaian analitik sulit sekali dilakukan sehingga metode numerik dapat menjadi metode
penyelesaian yang disarankan. Sebagai contoh perhatikan bentuk persamaan differensial
yang sederhana berikut ini:
2

[ ]

dy
dy
+ y=1
dx
dx
Persamaan

diffrensial

di

atas

tampaknya

sederhana,

tetapi

untuk

menyelesaikan persamaan diffrensial di atas bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan


dapat

dikatakan dengan

penyelesaian.

menggunakan

cara

analitik,

tidak

dapat

ditemukan

Sehingga pemakaian metode-metode pendekatan dengan metode numerik

menjadi suatu alternatif yang dapat digunakan.


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
differensial, antara lain: metode Euler, metode pendekatan dengan deret Taylor, metode
runge-kutta dan metode-metode prediktor-korektor seperti metode Adam Moulton.
Hanya saja metode-metode pendekatan ini menyebabkan penyelesaian yang dihasilkan
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

bukanlah penyelesaian umum dari persamaan differensial, tetapi penyelesaian khusus


dengan nilai awal dan nilai batas yang ditentukan.
A. METODE EULER
Perhatikan bentuk persamaan differensial berikut:
y ' =f (x , y )
x
Dengan menggunakan pendekatan nilai awal ( 0 , y 0) maka nilai-nilai

berikutnya dapat diperoleh dengan:


y n1= y n +h . f ( xn , y n)
Contoh :
Diketahui persamaan diferensial berikut :
dy
+ xy=1
dx
Maka
y ' =1xy atau f ( x , y ) =xy
Bila ditentukan nilai awalnya adalah (0,0) dan h=0,1 maka diperoleh :

Bila ditingkatkan untuk x sampai dengan 0 kemudian diambil grafiknya, diperoleh :

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

B. Metode Taylor
Metode Taylor adalah suatu metode pendekatan yang menggunakan deret Taylor sebagai
bentuk perbaikan nilai untuk nilai fungsi secara keseluruhan pada penyelesaian
persamaan differensial. Perhatikan fungsi dari persamaan differensial berikut:
'
y =f (x , y )
x
Dengan memberikan nilai awal ( 0 , y 0) , penyelesaian dapat diperoleh dengan :

Catatan:
Pemakaian metode Taylor tidak banyak digemari karena diperlukan perhitungan yang
cukup rumit dalam penyelesaiannya. Tetapi metode ini dapat menunjukkan hasil yang
bagus pada beberapa permasalahan penyelesaian persamaan differensial.
C. Metode Range Kutta
Metode Runge-Kutta merupakan pengembangan dari metode Euler, dimana perhitungan
penyelesaian dilakukan step demi step. Untuk fungsi dari persamaan differensial :
'
y =f (x , y )
x
Dengan titik pendekatan awal ( 0 , y 0) , berdasarkan metode Euler nilai fungsi

penyelesaian diperoleh dengan :

Dimana dy

adalah nilai perubahan nilai fungsi setiap step

D. Metode Range Kutta 2


Metode Runge-Kutta membuat step yang lebih kecil dari perubahan nilai dengan
membagi nilai perubahan tiap step menjadi sejumlah bagian yang ditentukan, bentuk
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

paling sederhana dari metode Runge Kutta ini adalah membagi bagian perubahan
menjadi dua bagian sehingga :
h . f 1 +h . f 2
dy=
2
Dimana f1 dan f2 adalah nilai fungsi step yang diambil dari bentuk fungsi persamaan
diferensial pada step tengahan.

Bila hasilnya diteruskan sampai

x=10 dan digambarkan, akan diperoleh:

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

BAB 8
INTERPOLASI LINIER, KUADRATIK, POLINOMIAL DAN LAGRANGE
Definisi dari metode interpolasi linier merupakan metode yang paling sederhana yang
menghubungkan 2 buah titik data dengan garis lurus.

A. Interpolasi Linier
Algoritma
1. Tentukan dua titik p1 dan p2 dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2
dan y2)
2. Tentukan nilai x dari titik yang akan diberi
3. Hitung y dengan
y y
y= 2 1 ( xx 1 ) + y 1
x 2x 1
4. Tampilkan nilai titik yang baru Q(x , y )
Contoh :
Cari nilai y untuk titik x = 2.5 yang berada di antara titik (1,5),(2,2) dan (3,3)
Jawab :

p1 (1,5), p2 (2,2) dan

Y=

y1

=5

( x x 2 ) ( x x 3)
( x 1 x 2 )( x1 x 3 )

p3 (3,3) = 2.5
+ y2

( x x1 ) ( x x 3 )
( x 2 x1 ) ( x 2 x 3)

+ y3

( xx 1 ) ( x x 2 )
( x 3 x 1 ) ( x 3 x 2)

( 2.52 ) ( 2.53 ) ( 2.51 ) ( 2.53 ) ( 2.51 ) ( 2.52 )


+2
+3
( 12 ) ( 13 )
( 21 ) ( 23 )
( 31 ) ( 32 )

=2

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

B. Interpolasi Kuadratik
Interpolasi Kuadratik digunakan untuk mencari titik-titik antara dari 3 buah titik
P1(x1,y1), P2(x2,y2) dan P3(x3,y3) dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat.

C. Interpolasi Polinomial
Interpolasi polynomial digunakan untuk mencari titik-titik antara dari n buah titik
P1(x1,y1), P2(x2,y2), P3(x3,y3), , PN(xN,yN) dengan menggunakan pendekatan fungsi
polynomial pangkat n1 :

BAB 9
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

REGRESI LINIER, REGRESI EKSPONENSIAL DAN REGRESI POLINOMIAL


Regresi adalah sebuah teknik untuk memperoleh persamaan kurva pendekatan dari titik-titik
data.
A. Regresi Linier
Regresi Linier digunakan untuk fungsi linier yang paling sesuang dengan kumpulan titik
x
data ( n , y n) yang diketahui.

Gambar . Sebaran data dengan kurva linier


Dalam regresi linier ini yang dicari adalah nilai m dan c

dari fungsi linier

y=mx +c , dengan :

Algoritma Regresi Linier


1.
2.
3.
4.
5.

Tentukan N titik data yang diketahui dalam ( x i , y i ) untuk i=1,2,3 N


Hitung nilai m dan c dengan menggunakan formulasi regresi linier di atas
Tampilkan fungsi linier
Hitung fungsi linier tersebut dalam range x dan step dx tertentu
Tampilkan hasil tabel (x n , y n ) dari hasil fungsi linier tersebut.

B. Regresi Eksponensial
Regresi eksponensial digunakan menentukan fungsi eksponensial yang paling sesuai
Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Metode Numerik (Endi F. ; 310800073)

P.MTK STKIP-PGRI Pontianak

dengan kumpulan titik data (xn,yn) yang diketahui. Regresi eksponensial ini merupakan
pengembangan dari regresi linier dengan memanfaatkan fungsi logaritma.
Perhatikan :
ax+b
y=e
Dengan melogaritmakan persamaan di atas akan diperoleh :
ax+b
y= ln(e
)
ln
ln y=ax+ b
Algoritma Regresi Eksponensial
1. Tentukan N titik data yang diketahui dalam ( x i , y i ) untuk i=1,2,3 N
2. Ubah nilai y menjadi z dengan z=ln y
3. Hitung nilai a dan b dengan menggunakan formulasi regresi linier di atas
4. Tampilkan fungsi eksponensial y=eax+b
5. Hitung fungsi eksponensial tersebut dalam range x dan step dx tertentu
6. Tampilkan hasil tabel (x n , y n ) dari hasil fungsi linier tersebut.
C. Regresi Polinomial
Regresi polinomial digunakan menentukan fungsi polynomial yang paling sesuai dengan
kumpulan titik data (xn,yn) yang diketahui.
Fungsi pendekatan :
y=a0+ a1 x+ a1 x 2 ++a n x n
Regresi polynomial tingkat n dikembangkan dari model matriks normal sebagai berikut :

Algoritma Regresi Eksponensial


1. Tentukan N titik data yang diketahui dalam ( x i , y i ) untuk i=1,2,3 N
2. Hitung nilai-nilai yang berhubungan dengan jumlah data untuk mengisi matriks
3.
4.
5.
6.

normal
Hitung nilai a0 , a1 , a2 , . a n dengan menggunakan formulasi gauss-jordan.
Tampilkan fungsi polynomial y=a0+ a1 x+ a1 x 2 ++a n x n
Hitung fungsi polinomial tersebut dalam range x dan step dx tertentu
Tampilkan hasil tabel (x n , y n ) dari hasil fungsi linier tersebut.

Fb : walau_habis_terang@rocketmail.com 085332200073 ; 085386007677

Anda mungkin juga menyukai