KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
Jl. Sisingamangaraja No. 2 Jakarta Selatan 12014, Telp. (021) 7393939, 7228901, www.bpn.go.id
Nomor 951/Und-200/12/1X/2016 Jakarta, 9 September 2016
Lampiran : 1 berkas
Kepada Yth
(Daftar Undangan Terlampir)
di
Tempat
Perihal —_: Focus Group Discussion“Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif Berbasis
Kerajinan Tradisional”
UNDANGAN
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatanPeningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Ekonomi
Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional pada Tahun Anggaran 2016 di lingkungan Direktorat
Penataan Kawasan, Ditjen Tata Ruang, kami bermaksud menyelenggarakan Focus Group
Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan masukan terkait konsep
pengembangan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat
(Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) danProvinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan
Jepara),
Terkait hal tersebut, kami mengundang Ibu/Bapak untuk menghadiri acara FGD “Pengembangan
Kawasan Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional” yang akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 22 September 2016
Waktu 09.00 WIB - selesai
Tempat Hotel Novotel Semarang
Jalan Pemuda 123, Semarang 50132
Mengingat pentingnya acara ini, kami mengharapkan kehadiran Ibu/Bapak untuk dapat hair atau
‘menugaskan pejabat terkait dan berperan aktif pada acara ini. Kami menyediakan penginapan untuk
undangan di luar Semarang 1 (satu) malam untuk 1 (satu) orang per undangan sesuai konfirmasi
(twin Sharing). Informasi lebih lanjut dan pengiriman lembar konfirmasi kehadiran dalam FGD ini
dapat menghubungi Subdit Penataan Kawasan Ekonomi melalui telp/fax (021) 7221910 (CP: Ema:
085710127677) atau e-mail: penataan.kawasan.ekonomi@gmail.com.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami mengucapkan terima
kasih.
‘Tembusan Kepada Yth:
Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan NasionalNo. Surat 951/Und-200/12/1X/2016
Tanggal 9 September 2016
Daftar Undangan
1. Deputi Bidang Infrastruktur, Badan Ekonomi Kreatif
2. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif,
Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM, Kementerian Koordinator Perekonomian
3. Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi
Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM, Kementerian Koordinator Perekonomian
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Barat
9. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah
10. Kepala Dinas Tata Ruang dan Ciptakarya Provinsi Jawa Tengah
11. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
12. Kepala Bappeda Kota Pekalongan
13, Kepala Bappeda Kota Solo/Surakarta
14. Kepala Bappeda Kabupaten Jepara
15. Kepala Bappeda Kota Bandung
16. Kepala Bappeda Kabupaten Garut
17. Kepala Bappeda Kota Tasikmalaya
18. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan
19, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan
20. Kepala Badan Promosi Pariwisata Kota Pekalongan
21. Kasubdit Perencanaan dan Kemitraan, Direktorat Penataan Kawasan, Kementerian ATR/BPN
2. Kasubdit Penataan Kawasan Perdesaan, Direktorat Penataan Kawasan, Kementerian ATR/BPN
23. Kasubdit Penataan Kawasan Perkotaan, Direktorat Penataan Kawasan, Kementerian ATR/BPN
24. Kasubdit Penataan Kawasan Baru, Direktorat Penataan Kawasan, Kementerian ATR/BPN
25. Alpha Fabela Triyatmono (Ketua Paguyuban Kampung Batik Laweyan)
26. Budi Isdianto (FSRD ITB)
27. Paulus Mintarga, Indonesia Creative City Network (ICCN)
enoneLampiran 2
No. Surat:
Tanggal
951/Und-200/12/1X/2016
9 September 2016
Agenda Acara
Focus Group Discussion“Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif
Berbasis Kerajinan Tradisional”
Kamis, 22 September 2016
a) Resin aseninueee ena
Pembukaan 7
09.00 - 09.20 | Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan | Pit. Direktur Penataan Kawasan |
Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan
Tradisional |
09.20 09.40 | Kebijakan Pengembangan —_Kawasan | Kepala Bappeda Provinsi Jawa
Ekon Kreatif Berbasis__Kerajinan | Tengah
Tradisional di Provinsi Jawa Tengah
(Kota Pekalongan)
Moderator: Dodo Juliman
09.40 - 10.00
Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif
Berbasis Kerajinan Tradisional
Team Leader Kegiatan PKTR
Kawasan Ekonomi _Kreatif
Berbasis Kerajinan Tradisional
70.00 — 10.20 | Kawasan Prioritas PengembanganEkonomi|Kepala Bappeda Kota
Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional di | Pekalongan
Kota Pekalongan
70.20-10.40| Pengembangan Kawasan Pariwisata| Kepala_ Badan Promosi
Berbasis Kerajinan Tradisional Pariwisata Kota Pekalongan
10.40 — 12.00 | Diskusi Seluruh Peserta
12.00 — 13.00 | Ishoma
13.00- 13.20 | Best. Practice Kunci Sukses | Alpha Fabela Triyatmono (Ketua
Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis | Paguyuban Kampung Batik
Kerajinan Tradisonal Laweyan)
43.20- 13.40 | Peningkatan Kontribusi_ Ekonomi Kreatif | Budi Isdiyanto (Akademisi, FSRD
melalui Inovasi Kerajinan Tradisional ITB)
73.40 —14.00 | Jejaring, Rantai Produksi, dan Pemasaran | Paulus Mintarga, _ Indonesia
Produk Kerajinan Tradisional di Pekalongan, | Creative City Network (ICCN)
Solo/Surakarta, dan Jepara
14,00 - 15.00 | Diskusi ‘Seluruh Peserta
16.00 - 15.30 | Penutup Plt. Direktur Penataan Kawasan
Penandatanganan Berita Acara (FGD)
|Lampiran 3
No. Surat 951/Und-200/12/1X/2016
Tanggal 9 September 2016
Arahan Materi
Focus Group Discussion“Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif
Berbasis Kerajinan Tradisional”
Kontribusi dan pertumbuhan subsektor ekonomi kreatif setiap tahunnya semakin meningkat.
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik, selama periode 2010-2013 ekonomi kreatif secara
rata-rata menyumbang 7,8% terhadap PDB Indonesia.Pada tahun 2014, ekonomi kreatif
diperkirakan telah berkontribusi sebesar 7,1% terhadap PDB nasional (peringkat ke-7 dari 10 sektor
ekonomi), menyediakan 12 juta tenaga kerja (peringkat ke-4 dari 10 sektor ekonomi), dan
memberikan kontribusi perolehan devisa negara sebesar 5,8%, PDB ekonomi kreatif disumbang
sebagian besar dari subsektor kuliner (32,5%), mode (28,3%), kerajinan (14,4%), dan penerbitan
dan percetakan (8,11%).Dalam lima tahun ke depan, sektor ekonomi kreatif ditargetkan memilki
kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 12%, 13 juta tenaga kerja, dan kontribusi ekspor
mencapai 10%.
Salah satu basis ekonomi kreatif yang memiliki keterkaitan erat dengan pengembangan ekonomi
serta kearifan lokal adalah kerajinan tradisional. Ruang lingkup subsektor kerajinan secara garis
besar dapat dikategorikan kepada beberapaklasifikasi yaitu berdasarkan: jenis produk, pelaku dan
skala, bentuk produk, jenis bahan danteknik untuk menghasilkan produk kerajinan. Pada periode
2015-2019 pengembangan subsektorkerajinan difokuskan untuk meningkatkan industri. kerajinan
pada kerajinan seni (art-craff}maupun kerajinan desain (craft-design) di seluruh kategori pelaku dan
skala, bentuk produk,jenis bahan maupun teknik produksi,
Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan,
Solo/Surakarta, dan Jepara) merupakan kawasan yang memiliki potensi kerajinan tradisional yang
besar, terutama Kota Pekalongan yang telah dinobatkanoleh UNESCO menjadi Kota Kreatif bidang
Kerajinan dan Kesenian Rakyat (Ceative City of Cratfs and Folk Arts). Untuk mewadahi
perkembangan kegiatan ekonomi kreatif berbasis Kerajinan tradisional, diperlukan suatu kawasan
fungsional yang mampu mengakomodasi Kebutuhan dari aktivitas-aktivitas yang tercipta serta
meningkatkan rantai produksi ekonomi kreatif. Kebutuhan ruang untuk menciptakan kawasan
‘ekonomi kreatif berbasiskan Kerajinan tradisional terdiri dari sentra, ruang, dan pusat kreatif
Terdapat beberapa alternatif kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional yang
mengemuka (hasil FGD Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional
tanggal 15 Agustus 2016 di Jakarta)diantaranya:
a. Kota Surakarta: kerajinan sangkar burung (Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari), dan
kerajinan batik (kampung batik kauman, Kampung batik laweyan), dan jamu.
b. Kota Pekalongan: Kerajinan batik (kampung batik kauman, kampung batik pesindon), dan
kerajinan tenun.
c. Kabupaten Jepara: kerajinan rotan, kerajinan ukiran, kerajinan monel, dan gerabah
d. Kota Tasikmalaya: sentra kerajinan bordir (Kecamatan Kawalu), sentra kelom geulis
(Kecamatan Tamansari), sentra anyaman mendong (Kecamatan Cibeureum dan Purbaratu),
dan sentra alas kaki (Kecamatan Mangkubumi).
e. Kota Bandung: sentra kerajinan alas kaki dan tas (Cibaduyut).
Kabupaten Garut: kerajinan kulit (Sukaregang), anyaman bambu (Selaawi), dan batik sutra
(Kecamatan Tarogong Kidul).Untuk mengembangkan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa
Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara), Direktorat Penataan Kawasan mengadakan FGD bertema “Pengembangan Kawasan
Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional’
Tujuan FGD
FGD ini bertujuan untuk menggali informasi dan masukan dalam penyiapan pengembangan
kawasan ekonomi kreatif berbasis Kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung,
Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara),
terutama Kota Pekalongan sebagai kawasan terpilihyang akan disusun masterplan pengembangan
kawasan ekonomi berbasis kerajinan tradisional pada kawasan prioritas.Adapun hal-hal yang
diharapkan dalam FGD ini diantaranya sebagai berikut:
Teridentifikasinya Kontribusi dan peran ekonomi kreatif dalam pengembangan wilayah
diProvinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah
(Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya bentuk/jenis dan tipologi/karakteristik ekonomi kreatif yang potensial untuk
dikembangkan di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa
Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan _pengembangan
pengembangan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat
(Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara);
Teridentifikasinya dukungan kebijakan dalam mengembangkan kawasan ekonomi kreatif
berbasis tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi
Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya rencana dan program strategis pengembangan pengembangan kawasan
ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya,
dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Penyepakatan kawasan prioritas pengembangan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional
yang akan dikembangkan di Kota Pekalongan, dan disusun masterplannya; serta
Penyepakatan konsep pengembangan kawasan prioritas pengembangan ekonomi kreatif
berbasis kerajinan tradisional yang akan dikembangkan di Kota Pekalongan.
Terkait pelaksanaan FGD ini, narasumber dan seluruh peserta diharapkan dapat menyiapkan
bahan diskusi yang dilengkapi data dan informasi yang relevan dan memperkaya substansi diskusi
agar dapat dirumuskan langkah strategis yang dapat menjadi Komitmen seluruh pihak yang terlibat
dalam pengembangan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa
Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara).Lampiran 4
No. Surat: 951/Und-200/12/1X/2016
Tanggal 9 September 2016
LEMBAR KONFIRMASI KEHADIRAN
Focus Grup Discussion (FGD)
“Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional”
Semarang, 22 September 2016
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
Alamat
No.Telp/HP
Menyatakan Hadir
Tidak hadir karena
Demikian, atas perhatiannya, terima kasih,
Jakarta, September2016
Hormat Saya,
(Nama Lengkap )
Catatan
4. Untuk peserta dari luar Semarang, disediakan penginapan untuk 1 (satu) orang per instansi
undangan (twin sharing). Tambahan peserta menjadi tanggung jawab instansi pengutus.
2. Check in di Hotel Novote! Semarang, Jalan Pemuda 123, Semarang 50132 pada 22 Agustus
2016 dan check out pada 23 Agustus 2016 (sesuai jadwal hotel).
3. Mohon lembar konfirmasi ini dapat dikirimkan kembali kepada Subdit Penataan Kawasan
Ekonomi, Direktorat Penataan Kawasan melalui fax: (021) 7221910 atau email:
penataan kawasan.ekonomi@gmail.com (CP: Ema: 085710127677).Untuk mengembangkan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa
Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara), Direktorat Penataan Kawasan mengadakan FGD bertema “Pengembangan Kawasan
Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Tradisional’
Tujuan FGD
FGD ini bertujuan untuk menggali informasi dan masukan dalam penyiapan pengembangan
kawasan ekonomi kreatif berbasis Kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung,
Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara),
terutama Kota Pekalongan sebagai kawasan terpilihyang akan disusun masterplan pengembangan
kawasan ekonomi berbasis kerajinan tradisional pada kawasan prioritas.Adapun hal-hal yang
diharapkan dalam FGD ini diantaranya sebagai berikut:
Teridentifikasinya Kontribusi dan peran ekonomi kreatif dalam pengembangan wilayah
diProvinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah
(Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya bentuk/jenis dan tipologi/karakteristik ekonomi kreatif yang potensial untuk
dikembangkan di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa
Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan _pengembangan
pengembangan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat
(Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara);
Teridentifikasinya dukungan kebijakan dalam mengembangkan kawasan ekonomi kreatif
berbasis tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi
Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Teridentifikasinya rencana dan program strategis pengembangan pengembangan kawasan
ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa Barat (Bandung, Tasikmalaya,
dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta, dan Jepara);
Penyepakatan kawasan prioritas pengembangan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional
yang akan dikembangkan di Kota Pekalongan, dan disusun masterplannya; serta
Penyepakatan konsep pengembangan kawasan prioritas pengembangan ekonomi kreatif
berbasis kerajinan tradisional yang akan dikembangkan di Kota Pekalongan.
Terkait pelaksanaan FGD ini, narasumber dan seluruh peserta diharapkan dapat menyiapkan
bahan diskusi yang dilengkapi data dan informasi yang relevan dan memperkaya substansi diskusi
agar dapat dirumuskan langkah strategis yang dapat menjadi Komitmen seluruh pihak yang terlibat
dalam pengembangan kawasan ekonomi kreatif berbasis kerajinan tradisional di Provinsi Jawa
Barat (Bandung, Tasikmalaya, dan Garut) dan Provinsi Jawa Tengah (Pekalongan, Solo/Surakarta,
dan Jepara).