Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan
Disusun Oleh:
Doni Sumardi (3012210122)
Kelas :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASILA
2014
I. PENDAHULAN
mutu
penyelenggaraan
pekerjaan
kefarmasian
sesuai
dengan
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun
semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan tertentu.
II. PERMASALAHAN
Banyaknya kasus kriminalitas kepada apoteker.
III. ANALISIS
Tidak adanya kepastian hukum terhadap perlindungan apoteker dalam
menjalankan profesinya sehingga akan menghambat perkembangan dan kelancaran
dalam menjalankan pelayanan kefarmasian. Selain tidak adanya kepastian hukum
terhadap apoteker, apoteker hanya berlindung dibalik undang undang nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan dan peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian.
Kasus terbaru kriminalitas terhadap apoteker adalah yang dialami oleh seorang
apoteker yaitu Yuli Setyarini, S.Farm. Dalam kasus ini apoteker dituduh melakukan
penggelapan saat bekerja. Kasus ini bermula saat Yuli menemukan transaksi yang
janggal terhadap pembelian obat obat psikotropika di apotik tersebut. Sadar akan
pelanggaran tersebut, Yuli menyerahkan obat obat tersebut ke dinas kesehatan kota
Semarang. Karena Yuli ingin mengundurkan diri dari apotik tersebut maka Yuli
menitipkan obat obat tersebut karena takut disalahgunakan. Tetapi oleh pemilik apotik
Yuli dilaporkan melakukan penggelapan sehingga Yuli dijerat pasal 374 KUHP terkait
penggelapan dalam jabatannya.
Menurut IAI apa yang dilakukan Yuli sudah sesuai dengan undang undang
maka dengan vonis itu apoteker tidak punya perlindungan hukum lagi karena apoteker
yang sudah bekerja sesuai undang undang tetap dinyatakan bersalah.
Karena kurangnya perlindungan terhadap apoteker sehingga apoteker yang
sudah bekerja / melakukan wewenang sesuai dengan undang undang mengalami
tindakan kriminalitas. Hal ini ditakutkan akan menjadikan yurisprudensi yang sangat
merugikan terhadap keberlangsungan pelayanan kefarmasian.
IV. KESIMPULAN
Masih banyak kasus kriminalitas terhadap apoteker yang belum terungkap. Dari
kasus di atas ditakutkan akan menjadikan yurisprudensi. Maka perlu dibuat undang
undang praktek kefarmasian untuk melindungi para apoteker.
V. DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
http://www.poskotanews.com/2012/09/26/merasa-dikriminalisasi-apoteker-
mengadu-ke-ky/
http://www.jurnas.com/news/72184/Apoteker_Se-
Indonesia_Minta_Perlindungan_Hukum/1/Sosial_Budaya/Kesehatan
http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/34-pharmacy-news/1933-
rawan-kriminalisasi-ikatan-apoteker-indonesia-minta-perlindungan-hukum.html
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/26/131011/Kasus
-Vonis-Yuli-Apoteker-Dilaporkan-ke-KY-
http://news.okezone.com/read/2012/08/13/339/676984/iai-tolak-upaya-
kriminalisasi-apoteker
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5062ee3b19c80/apoteker-dihukum-asosiasi-mengadukan-hakim