Anda di halaman 1dari 2

Efek dari pengelolaan Fosfor dalam rotasi berasKacang hijau pada tanah berpasir di kamboja.

Ficky H
A1L114011

Pendahuluan
Sawah padi tadah hujan adalah tanaman pangan
yang dominan di sIstem pertanian di kamboja. Area
Produksi yang utama mempunyai karakter dengan
tanah uvisols berpasir dengan bahan organic dan
unsur N yang rendah, unsur P yang tersedia sangat
rendah, dan materi aktivitas rendah mendominasi dari
fraksi tanah liat. Sumber mineral pupuk seringkali
tidak dapat menjangkau kepada produsen produsen
kecil, esiensi dari kadar aplikasi yang
direkomendasikan sangat bervariasi dan
keuntungannya sering kali rendah, kemungkinan hasil
dari nutrien yang hilang selain dari P.
Aplikasi P yang digunakan untuk padi ke kacang
hijau tampaknya menjadi strategi yang menjanjikan.
Ini membuat biaya input menjadi rendah, dapat
merangsang pertumbuhan. Keuntungan Potensial
rotasi untuk legume-beras yang cenderung berbeda
antara jenis pertanian dan lingkungan pertumbuhan.

Pembahasan
4.1 Keuntungan dari teknologi kacang hijau
Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi kacang
hijau sebagai tanaman rotasi pada kedudukan yang
sesuai pra-padi dalam system produksi tadah hujan di
Kamboja tidak hanya layak tetapi sangat dapat
menguntungkan, tapi dapat menyediakan hasil
makanan manusia, makanan hewan, dan biomassa
untuk pupuk hijau disamping untuk meningkatkan
produksi beras.
4.2. Keterbatasan dari Teknologi Kacang Hijau
Namun demikian, kadar dari pembentukan pupuk
hijau di sistem lahan tadah hujan di Kamboja adalah
rendah dengan factor kontribusi yang diduga terdiri
dari tanah yang tinggi atau tanah yang spesik dari
keuntungan legume, keterbatasan dari nutrisi selain
dari P, dan variabilitas curah hujan yang tinggi di
kedudukan pra-padi dan hasilnya tidak sama dengan
hasil yang telah diinvestasikan.
4.2.1. Spesisitas Daerah
Penelitian ini menunjukan bahwa manfaat dari
integrasi kacang hijau sangar tergantung pada kondisi
edas dan jenis manajemen P. Dengan demikian,
hasil padi tadah hujan pada tanah cukup subur jauh
lebih tinggi dari rata-rata nasional Kamboja dan
instensif untuk budidaya tambahan kacang untuk
gabah, pakan ternak, atau pupuk hijau mungkin
terbatas di lingkungan tersebut.
4.2.2 Variabilitas iklim
Dalam kedua tahun studi dan pada masing-masing
daerah penelitian, kegagalan legume telah diamati di
beberapa bidang, baik karena curah hujan yang
berlebihan dan banji pada tahun 2013 di daerah
tanah subur atau karena kekurangan air pada tahun
2014 di daerah tanah yang agak subur selama
periode musim pancaroba kering menuju basah.
Variabilitas dalam serangan dan intensitas dari hujan
telah meningkat selama dekade terakhir, sudah
mempengaruhi tanggal tanam, dengan demikian
berpotensi membahayakan manfaat dari pilihan
teknologi yang disarankan. Ketidakpastian hasil
investasi pada pra-padi legume dianggap sebagai
disinsentif utama untuk mengadopsi teknologi
kacang hijau.

Tauk Fauzi
A1L114012

Hasil
3.1 Performa Kacang Hijau
Aplikasi dari P mempunyai efek signikan terhadap
performa kacang hijau (table 3). Biomassa dari Pdiubah kacang hijau adalah 1,1 t ha-1 dibandingkan
dengan 0,8 t ha-1 tanpa menambahkan P. Dengan
tidak adanya aplikasi P, kacang hijau masing-masing
menghasilkan 0,27 dan 0,4 t /ha .
3.2. Performa padi
Secara umum, di kedua tahun hasil gabah dari padi
berkisar dari 2,82 samapi 4,21 t ha-1 pada tanah
subur dan dari 4,18 sampai 4,86 ha-1 pada tanah yang
agak subur. Hasil padi berikutnya umumnya lebih
tinggi dalam perawatan kacang hijau dibandingkan
dengan tidak ada N, terlepas dari apakah mineral P
diterapkan utnuk pra-padi kacang hijau atau tidak.
Penerapan P yang di peruntukan untuk beras sudah
ke kacang hiaju meningkatkan hasil padi lebih jauh.
Namun, manfaat tersbeut hanya signikan dalam
tanah subru. Dengan demikian, pengelolaan residu
kacang hijau selanjutnya diubah pada tahun kedua
dari studi di tanah subur saja.
3.3 Tanah residual P
P tersedia dalam tanah setelah panen padi bervariasi
dari 0,30 hingga 2,32 mg kg-1. Tidak ada perbedaan
pada tanah residual P yang diamati apakah kacang
hijau ditanam sebagai pupuk hijau, biji-bijian atau
makanan ternak. Namun, tanah residual P lebih
tinggi ketika P diaplikasikan kepada padi
dibandingkan ke kacang hijau.

Aulia R
A1L114014

Metode
2.1 Tempat percobaan
Percobaan dilakukan di lahan petani di Kabupaten
Tram Kak dan Prey Kabas dari provinsi Takeo di
Kamboja pada tahun 2013 dan 2014. Tanah subur Prey
Khmer menempati 12% dan tanah Prateah Lang cukup
subur menempati 30% dari total luas sawah padi
Kamboja. USDA mengklasikasikan tanah dalam
berpasir subur sebagai ultisol dan tanah dangkal cukup
sebagai Alsol.
2.2 Bahan tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiate L. Varietas CMB3)
dipilih sebagai legume pra padi karena pertumbuhan
jangka pendeknya, benih yang banyak tersedia, dan
kepopuleritasnya. Benih bersertikat padi sawah
(Oryza sativa L. Varietas Phkar Rumdoul) diperoleh
dari Institur penelitan dan pengembangan pertanian
Kamboja.
2.3 Aplikasi perawatan
Padi menerima jumlah yang setara dengan P ketika
tidak ada P yang telah diterapkan ke legume. Dan
tanpa adanya mineral P dibandingkan dengan dan
tanpa pupuk mineral N padi dalam perawatan tanpa
kang hijau pra-beras (kosong selama masa transisi
musim kemarau ke-basah). Dalam kasus mineral
perlakuan pemupukan-N, 25 kg N ha-1 yang
diterapkan seperti urea di tiga perpecahan sama
basally, di anakan maksimum, dan tahap inisiasi
malai. Kalium seragam disiarkan basally di 30 kg K
ha-1 sebagai KCl.
2.4 Analisis
komposisi dari sampel tujuh lapisan atas tanah (0-20
cm) per plot dianalisis untuk pH dan EC menggunakan
rasio 1 : 5 dari tanah dan air , jumlah C dan N dengan
analisa elemen otomatis, ketersediaan P dan K
ditentukan photometrically setelah ekstrasi
bikarbonat dan tekstur dinilai menggunakan metode
pipet.
2.5 Analisis Statistik
Semua data diperiksa untuk distribusi normalnya,
secara statistic menggunakan ANOVA, dan nilai ratarata dipisahkan oleh perbedaan dengan Perbedaan
signikan paling kecil (LSD).

Tabel 3 Eect of P supply on growth, N2 xation,


and yield of the 56 d mungbean (infertile sandy Fluvisol, Cambodia, 2014)..

Lokasi Penelitian di negara kamboja

Tabel 5.Eect of P fertilizer and mungbean residue management (green manure, grain,
forage uses) on grain yield of rainfed rice and residual
available soil P at the end of the experiment (infertile sandy Fluvisol, Cambodia 2014).

Simpulan
Kami menyimpulkan bahwa integrasi kacang
hijau ke dalam system tadah hujan berbasis padi yang
berlaku pada petani kecil dapat menggantikan pupuk
mineral N, meningkatkan siklus C, N, dan P, dan
meningkatkan hasil padi, asalkan jumlah kecil dari P
diterapkan untuk kacang-kacangan.

Sumber
Sophoanrith,M Becker, G Manske. 2016. Eect of
phosphorus management in Ricemungbean
Rotations on Sandy Soils of Cambodia. J. Plant Nutr.
Soil Sci, 000, 17

Anda mungkin juga menyukai