Anda di halaman 1dari 9

PENGAUDITAN II

BAB 15
PENGAUDITAN SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN

KELOMPOK 8
Nama Kelompok :
Komang Mas Perawati

1406305016

Absen 7

Gita Apsari Dewi

1406305023

Absen 14

Putu Pratiwi Utami

1406305050

Absen 33

PROGRAM S1 REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Pemisahan Pemegang Aset Dari Fungsi Lainnya


Banyak perusahaan memiliki berbagai penerimaan yang harus membuat laporan
keuangan penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima dan diperiksa.
Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang harus diawasi secara secara fisik
sejak barang diterima hingga digunakan atau dijual. Catatan akuntansi harus mengikuti
perpindahan tanggungjawab atas barang setiap saat ketika barang tersebut berpindah, dari
penerimaan barang ke gudang, dari gudang ke pabrik, dan seterusnya.
Pencatatan Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Bagian utang bertanggungjawab untuk mencermati ketepatan pembelian. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan rincian dalam orderan pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok untuk menentukan bahwa uraian/deskripsi, harga,
kualitas, termin, dan biaya pengangkutan dalam faktur penjualan adalah benar.bagi
perusahaan yang menerapkan akuntansi bagian komputer, perangkat lunk komputer bisa
memeriksa kesesuaian antara dokumen dan memeriksa ketelitian faktur secara otomatis.
Pengendalian penting dibidang utang dan bagian teknologi informasi masyarakat bahwa
personel yang mencatat pembelian harus tidak memiliki akses ke bagian aset, dan
lainnya.
Otorisasi Pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi:

Penandatanganan check oleh individu yang diberi otorisasi oleh perusahaan


Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani check dan melaksanakan fungsi

utang usaha
Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatanganan check
sebelum suatu check ditandatangani

MENENTUKAN LUASNYA PENGUJIAN PENGENDALIAN


Bila auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian untuk mendukung
penilaian risiko pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor melakukan
pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi
dengan efektif, dan dengan itu maka auditor dapat menurunkan pengujian substantifnya.
2

MERANCANG

PENGUJIAN

PENGENDALIAN

DAN

PENGUJIAN

SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PEMBELIAN


Bukti audit untuk untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada
pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan tercapai
dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif. Tujuan audit golongan
transaksi:
1. Pembelian terbukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima (keterjadian)
2. Pembelian yang terjadi telah dibukukan (kelengkapan)
3. Pembelian dicatat dengan akrual (ketelitian)
4. Pembelian digolongkan dengan benar (penggolongan)
PERANCANGAN

PENGUJIAN

PENGENDALIAN

DAN

PENGUJIAN

SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PENGELUARAN KAS


Auditor biasanya melaksanakan pengujian pembelian dan pengeluaran kas pada
saat yang sama. Untuk transaksi tertentu yang dipilih dari jurnal pembelian untuk
pemeriksaan, faktur penjualan, laporan penerimaan barang, dan dokumen pendukung
lainnya diperiksa pada saat yang sama. Dengan demikian verifikasi dilakukan secara
efisien tanpa mengurangi efektivitas pengujian.
SAMPLING

ATRIBUT

UNTUK

PENGUJIAN

PENGENDALIAN

DAN

PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI


Terdapat tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran dibandingkan
dengan siklus lainnya, yaitu:
1. Siklus ini menyangkut banyak akun, baik akun labarugi maupun neraca.
Dampaknya adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggolongan
menjadi tinggi, bahkan beberapa diantaranya berpengaruh terhadap laba bersih.
2. Sangat lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan seperti dalam hal sewa
guna dan biaya konstruksi.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individu, sering berjumlah sangat besar. Akibatnya
auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa seperti itu dan
mengujinya 100%.
3

METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


UTANG USAHA
Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari pembelian
barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan norml perusahaan. Utang usaha harus
dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga. Kewajiban merupakan utang
usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan tertaut pada tanggal neraca. Bila
kewajiban menyangkut pembayaran utang, maka harus dicatat sebagai utang wesel, utang
kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.
MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMENGARUHI
UTANG USAHA (Tahap I)
Perubahan-perubahan bisa meningkatkan risiko bisnis secara signifikan. Sebagai
contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar pada catatan utang usaha yang
memungkinkan mereka untuk secara terus menerus memonitor saldo utang usaha dan
melakukan rekonsiliasi rinci transaksi. Akses oleh pihak luar seperti pemasok, atas
catatan akuntansi mengancam kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian apabila akses
tersebut tidak diawasi dengan baik. Auditor harus mengerti sifat perubahan sistem
tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen
terkait memengaruhi kemungkinan kesalahan penyajian material dalam utang usaha.
MENETAPKAN MATERIALITAS KINERJA DAN MENILAI RISIKO INHEREN
(Tahap I)
Saldo utang seringkali berjumlah besar dan meliputi sejumlah pemasok besar dan
biasanya akan mahal bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alasan tersebut,
auditor biasanya menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif tinggi. Dengan
alasan yang sama, auditor sering menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi.
Mereka biasanya menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah
batas karena potensi terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.

MENILAI

RISIKO

MELAKSANAKAN

PENGENDALIAN
PENGUJIAN

DAN

MERANCANG

PENGENDALIAN

DAN

SERTA

PENGUJIAN

SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI (Tahap I dan II)


Auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas pengendalian
internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya akan tergantung pada
efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan utang usaha. Setelah menilai
risiko pengendalian, auditor merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif golongan transaksi atas pembelian dan pengeluaran kas.
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS (Tahap III)
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang penting terutama dalam
menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha. Auditor harus membandingkan total
beban tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk menemukan kesalahan penyajian dalam
utang usaha maupun dalam akun beban. Karena penggunaan pembukuan berpasangan,
kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya akan berakibat kesalahan penyajian yang
sama pada akun utang usaha.
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN
UTANG USAHA (Tahap III)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo utang
usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Dalam uraian berikut,
kita menggunakan tujuan audit saldo untuk pengauditan utang usaha dengan tiga
modifikasi kecil berikut :
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai bersih
bisa direalisasi hanya diterapkan untuk aset.
2. Aspek hak kepemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterapkan untuk
liabilitas. Untuk aset, auditor sangat menekankan pada hak klien atas penggunaan
dan penghapusbukuan aset. Untuk liabilitas, auditor memusatkan perhatian pada
kewajiban klien untuk membayar utang.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada atas lebih
saji.
5

Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca


Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas, pengujian
sesudah tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya pengujian untuk
menemukan utang yang tidak dicatat, sangat tergantung pada penilaian risiko
pengendalian dan materialitas saldo potensial dalam akun yang bersangkutan. Berikut
adalah prosedur-prosedur yang lazim dilakukan :

Periksalah Dokumen Pendukung untuk Pengeluaran Kas Sesudah Tanggal Neraca

Periksalah Dokumen Pendukung untuk Faktur Tagihan yang Belum Dibayar


Sampai Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun

Telusur Laporan Penerimaan Barang yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun


dengan Faktur Penjual yang Bersangkutan

Telusur Laporan dari Pemasok yang Menunjukkan Saldo Terutang ke Daftar


Saldo Utang Usaha

Pengiriman Konfirmasi kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis dengan


Klien

Pengujian Pisah Batas


Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi
yang dibukukan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah tanggal neraca telah
dibukukan pada periode yang tepat. Sebagai contoh, prosedur pengujian ketiga untuk
kurang saji (utang tidak dicatat) dengan menelusur laporan penerimaan barang yang
diterbitkan sebelum akhir tahun buku kepada pemasok yang bersangkutan. Untuk
menguji lebih saji pisah batas, auditor harus menelusur laporan penerimaan barang yang
diterbitkan setelah akhir tahun buku ke faktur yang bersangkutan untuk meyakinkan
bahwa transaksi yang bersangkutan tidak dimasukkan sebagai utang usaha.

Hubungan antara Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan


Informasi pisah batas untuk pembelian harus diperoleh selama observasi
fisik persediaan. Pada waktu itu, auditor harus mereview prosedur-prosedur di
bagian penerimaan barang untuk memastikan bahwa semua barang yang diterima
telah dihitung, dan auditor harus mencatat dalam dokumentasi audit nomor
6

laporan penerimaan barang terakhir yang dicantumkan dalam penghitungan fisik.


Setelah tanggal penghitungan fisik, auditor kemudian harus menguji catatan
akuntansi untuk pisah batas. Auditor harus menelusur nomor-nomor laporan
penerimaan barang yang sebelumnya sudah didokumentasi ke catatan utang usaha
untuk melakukan verifikasi bahwa mereka telah dimasukkan atau dikeluarkan
secara benar.

Persediaan dalam Perjalanan (Inventory in transit)


Untuk FOB destination, hak pemilikan atas barang berpindah kepada
pembeli apabila barang telah diterima pembeli. Jadi hanya persediaan yang
diterima sebelum atau tepat pada tanggal neraca yang harus dimasukkan ke dalam
persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Apabila pembelian dilakukan atas
dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha yang
bersangkutan pada periode ini apabila pengiriman telah dilakukan sebelum atau
tepat pada tanggal neraca.

KEANDALAN BUKTI
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang biasa
digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu faktur penjual, laporan dari penjual
(pemasok), dan konfirmasi.
Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual
Auditor mendapat bukti tentang transaksi individual dengan keandalan
tinggi ketika ia memeriksa faktur dari penjual beserta dokumen pendukungnya,
seperti laporan penerimaan barang dan order pembelian. Berbeda dengan faktur
penjualan, laporan dari penjualan tidak begitu diperlukan untuk memeriksa
transaksi individual, karena laporan dari penjual hanya mencakup jumlah total
transaksi. Jumlah unit yang dibeli, harga, biaya angkut, dan data lain tidak
tercantum dalam laporan itu.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
Perbedaan terpenting antara laporan dari penjual dengan konfirmasi utang
usaha adalah sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh penjual
(pihak ketiga yang independen) tetapi berada di tangan klien ketika auditor
7

memeriksanya. Sedangkan, konfirmasi berisi informasi yang sama dengan laporan


dari penjual tetapi lebih bisa dipercaya. Konfirmasi utang usaha sering juga minta
informasi lain, seperti utang wesel dan barang konsinyasi.
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada
berbagai faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah akun yang ada, hasil penilaian
risiko pengendalian, dan hasil audit tahun lalu. Perumusan populasi dan penentuan
ukuran populasi sering lebih sulit untuk utang usaha. Karena tekanan audit adalah pada
utang usaha yang tidak dicatat, auditor harus mencoba agar populasi mencakup semua
kewajiban potensial.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan Sekolah Ilmu Tinggi Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai

  • Aftaaa
    Aftaaa
    Dokumen6 halaman
    Aftaaa
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • PETISI
    PETISI
    Dokumen3 halaman
    PETISI
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Indonesia Tersenyum
    Indonesia Tersenyum
    Dokumen2 halaman
    Indonesia Tersenyum
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen5 halaman
    Lirik Lagu
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen1 halaman
    B
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Editorial
    Editorial
    Dokumen1 halaman
    Editorial
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Jawaban No 5
    Jawaban No 5
    Dokumen1 halaman
    Jawaban No 5
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Laporan Laba Rugi
    Laporan Laba Rugi
    Dokumen14 halaman
    Laporan Laba Rugi
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kelompok Kesayangan Pera Iwik Gita
    Presentasi Kelompok Kesayangan Pera Iwik Gita
    Dokumen43 halaman
    Presentasi Kelompok Kesayangan Pera Iwik Gita
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Bagian Pera
    Bagian Pera
    Dokumen15 halaman
    Bagian Pera
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8 Bab 18
    Kelompok 8 Bab 18
    Dokumen10 halaman
    Kelompok 8 Bab 18
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Analisis Dan Pilihan Strategi
    Analisis Dan Pilihan Strategi
    Dokumen14 halaman
    Analisis Dan Pilihan Strategi
    Ayu Etika S
    Belum ada peringkat
  • PHB Presentasi
    PHB Presentasi
    Dokumen14 halaman
    PHB Presentasi
    ryandm
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Taaaaa
    Sap 8 Taaaaa
    Dokumen4 halaman
    Sap 8 Taaaaa
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Taaaaa
    Sap 8 Taaaaa
    Dokumen4 halaman
    Sap 8 Taaaaa
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Sap 9 Ta
    Sap 9 Ta
    Dokumen4 halaman
    Sap 9 Ta
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Analisis Lingkungan Eksternal - Kelompok 4
    Analisis Lingkungan Eksternal - Kelompok 4
    Dokumen14 halaman
    Analisis Lingkungan Eksternal - Kelompok 4
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Bagian Pera
    Bagian Pera
    Dokumen9 halaman
    Bagian Pera
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Taaaaa
    Sap 8 Taaaaa
    Dokumen4 halaman
    Sap 8 Taaaaa
    Komang Mas Perawati
    Belum ada peringkat