Anda di halaman 1dari 8

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUSISI DAN PEMBAYARAN :

VERIFIKASI AKUN TERPILIH


KELOMPOK 7 :
1. Diana Wulan Sari
2. Muhammad Rizky Habibi
3. Sovia Kusdiana

(F0314028)
(F0314066)
(F0314097)

JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN


Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jenis
aktiva,beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda, terutama yang berkecimpung
dalam industri selain ritel, grosir, dan manufaktur. Beberapa akun kunci dalam siklus akuisisi dan
pembayaran yang akan dibahas, yaitu :

Properti, pabrik, dan


peralatan

Beban dibayar di muka


Kewajiban lainnya
Laba dan akun beban

AUDIT ATAS PROPERTI,PABRIK, DAN PERALATAN

Tujuan penggunaan properti,pabrik, dan peralatan ialah bagian dari operasi bisnis
klien dan umur diharapkannya lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang
signifikan yang membedakan dengan aktiva lain seperti persediaan, beban dibayar
di muka, dan investasi. Berikut klasifikasi akun properti, pabrik , dan peralatan :

Tanah dan pengembangan tanah


Bangunan dan perbaikan bangunan
Peralatan manufaktur
Perabotan dan perkakas

Karena audit atas akun properti, pabrik, dan peralatan serupa, salah satu contohnya
(peralatan manufaktur) akan digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan untuk
mengaudit ketiga jenis akun.

Tinjauan Atas Akun yang Berkaitan dengan Peralatan

Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap
lainnya umumnya berupa file induk aktiva tetap (fixed asset Master file) . Berkas utama
meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya baik
yang diperoleh maupun yang dibuang selama tahun yang bersangkutan. Total semua

Mobil dan truk


Pengembangan leasehold
Konstruksi dalam proses untuk
properti, pabrik, dan peralatan.

catatan file induk sama dengan saldo buku besar umum untuk akun-akun terkait :
peralatan manufaktur, beban penyusutan, dan akumulasi penyusutan. Auditor melakukan
verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga
alasan berikut :
1. Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan
2. Jumlah setiap akuisisi biasanya material
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa
tahun.

Oleh karena perbadaan tersebut, maka audit peralatan manufaktur menekankan pada
verifikasi atas akuisisi periode berjalan, dibandingkan pada saldo akun lanjutan dari
periode sebelumnya. Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun terkait,
auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut :

Melaksanakan prosedur analitis

Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian besar prosedur
analitis menilai kemungkinan salah saji yang material pada beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan.

Memverifikasi akuisisi tahun berjalan

Auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit untuk pengujian atas rincian saldo
(eksistensi,kelengkapan,keakuratan,klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan
kewajiban). Titik awal untuk memverifikasi akuisisi tahun berjalan umumnya merupakan skedul
yang diperoleh dari klien yang menyangkut semua akuisisi yang dicatat di akun properti , pabrik,
dan peralatan di buku besar yang diperoleh dari file induk properti. Skedul tersebut memuat
daftar setiap penambahan, dalam pengujian audit untuk memverifikasi penambahan adalah
memeriksa faktur vendor dan perlunya pengujian tambahan. Dalam menguji akuisisi, auditor
harus paham prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dan mengetahui kebijakan
kapitalisasi. Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan
klasifikasinya.

Memverifikasi pelepasan tahun berjalan

Tujuan utama auditor dalam memverifikasi penjualan , tukar tambah, atau


pengabaian peralatan manufaktur adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua
pelepasan telah dicatat dan pada jumlah yang benar. Titik awal untuk memverifikasi pelepasan
adalah skedul kilen yang berisi catatan tentang pelepasan, kemudian dilakukan pengujian detail
tie-in pada skedul tersebut. Muncul kelalaian untuk mencatat pelepasan peralatan manufaktur
yang nantinya berdampak signifikan pada laporan keuangan,maka dilakukan prosedur analitis
yang digunakan untuk memverifikasi pelepasan :

a) Memverifikasi apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada
b) Menganalisis kerugian, keuntungan, dan pendapatan rupa-rupa atas pelepasan aktiva
c) Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk untuk indikasi penghapusan
peralatan
d) Melakukan Tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.

Memverifikasi saldo akhir akun aktiva

Terdapat dua tujuan auditor saat melakukan audit peralatan manufaktur, yaitu
menentukan bahwa:
1. Seluruh perlengkapan yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca(keberadaan)
2. Seluruh perlengkapan yang dimiliki sudah dicatat(kelengkapan)
Pertimbangan utama dalam melakukan verifikasi pengungkapan sehubungan aset tetap
adalah kemungkinan adanya tuntutan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan dituntut secara hukum, yaitu:

Membaca perjanjian pinjaman atau kredit


Mengirimkan permintaan konfirmasi atas pinjaman kepada bank atau institusi kredit
Mendiskusikannya dengan klien dan mengirimkan surat kepada penasihat hukum.

Penyajian dan pengungkapan yang memadai untuk peralatan manufaktur dalam laporan
keuangan harus dievaluasi dengan hati-hati untuk memastikan apakah sudah megikuti GAAP.
Auditor harus melakukan pengujian memadai untuk melakukan verifikasi terhadap keseluruhan
empat tujuan penyajian dan pengungkapan.

Verifikasi Beban Depresiasi

Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi. Jumlah
tercatat ditentukan dari alokasi internal, bukan dari transaksi pertukaran dengan pihak luar.

Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah
akurasi. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien telah mengikuti kebijakan depresiasi
yang konsisten dari periode ke periode, dan apakah perhitungan klien sudah benar.

Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:

1.
2.
3.
4.

Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang


Metode depresiasi
Estimasi nilai sisa
Kebijakan mendepresiasi aset selama tahun akuisisi dan penghentian.

Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas
kewajaran yang dibuat dengan mengalikan aset tetap yang kurang didepresiasi dengan tingkat
depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya,
maka pengujian perincian perlu dilakukan. Untuk melakukan hal ini, auditor menghitung
kembali beban depresiasi beberapa aset tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti
kebijakan depresiasi yang benar dan konsisten.

Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi

Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
adalah:
1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dengan dalam
buku besar. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan pengujian penjumlahan akumulasi
depresiasi dalam berkas utama aset dan menelusuri totalnya kebuku besar.
2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.

AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Beban dibayar dimuka, tagihan dimuka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya
bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk didalamnya adalah

Sewa dibayar di muka


Biaya organisasi
Pajak dibayar di muka
Paten
Asuransi dibayar di muka

Asuransi dibayar di muka


Merek dagang
Beban yang ditangguhkan
Hak cipta

Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar Di Muka

Gambar 19-2 mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar di
muka serta hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran
melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka.

Pengendalian Internal

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian
register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan
pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten
dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk

kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan penegndalian


penting.

Pengujian Audit

Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir
bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Satu-satunya pengujian
dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk
memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi muncul dari kredit atas asuransi
dibayar di muka.

Auditor biasanya melakukan prosedur analitis berikut ini untuk asuransi dibayar di muka
dan biaya asuransi:

Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian pengurangan
kebijakan tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan
berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas
kesalahan perhitungan.
Menelaah kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama
pegawai klien atau pegawai asuransi.

Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:

1. Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di muka dan Polis Asuransi yang
Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
2. Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di muka
(Hak).
3. Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan dengan
Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
4. Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan Benar
(Klasifikasi)

5. Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)

AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL

Kewajiban akrual adalah estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan
manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kebanyakan kewajiban akrual merupakan
kewajiban dimasa depan atas jasa yang belum dibayar akubat berlalunya waktu tetapi belum
dibayarkan pada tanggal neraca. Yang merupakan kewajiban akrual adalah:

Gaji akrual
Pajak gaji akrual
Bonus pejabat akrual
Komisi akrual
Fee profesional akrual
Sewa akrual
Bunga akrual

Jenis akrual yang kedua melibatkan estimasi di mana jumlah kewajiban yang jatuh tempo
tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan federal apabila kemungkinan yang
masuk akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT pajak akan berubah setelah Internal
Revenue Service mengaudit SPT tersebut.

Mengaudit Pajak Properti Akrual

Saldo beban pajak properti merupakan jumlah residu yang berasal dari saldo awal dan
akhir pajak properti akrual serta pembayaran pajak properti. Karena itu, penekanan dalam
pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan pembayaran. Ketika
auditor memverifikasi pajak properti, kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah kelengkapan dan
keakuratan.

AUDIT AKUN LABA DAN BEBAN

Sebagian pengguna laporan keuangan semakin bergantung pada laporan laba rugi
daripada neraca untuk membuat keputusan. Berikut dua konsep yang akan diperlukan
ketika mempertimbangkan laporan laba rugi:

1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang
tepat
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntan yang konsisten selama periode yang berbeda diperlukan
untuk komparabilitas

Pendekatan untuk Mengaudit Akun Laba dan Beban

Salah saji akun laporan laba rugi hampir selalu mempengaruhi akun neraca, dan
sebaliknya. Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:

Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian
baik akun neraca maupun laporan laba-rugi. Tabel 19-5 menunjukkan beberapa prosedur
analitis dan salah saji yang mungkin terungkap dalam audit atas akun laba dan beban
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki


dampak yang secara simultan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi. Sarana
yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi pada setiap
siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan.
Pengujian atas Rincian Saldo Beban
Analisis akun beban melibatkan pemeriksaan auditor terhadap pendokumentasian yang
mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun beban. Dalam
analisis beban dan akun laba rugi lainnya, auditor memverifikasi transaksi pada akun
akun khusus untuk menentukan apakah transaksi itu dilakukan klien yang sesuai,
diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Pengujian atas Rincian Saldo Akun Alokasi
Beberapa akun beban berasal dari alokasi data akuntansi dan bukan dari transaksi diskret.
Beban semacam itu termasuk penyusutan, deplesi, dan amortisasi hak cipta serta biaya
katalog. Alokasi overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan
merupakan contoh jenis alokasi yang mempengaruhi beban. Dalam mengaudit alokasi
pengeluaran seperti asuransi dibayar di muka dan overhead manufaktur, dua
pertimbangan yang paling penting adalah mengacu pada prinsip-prinsip yang diterima
unum dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling
penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan
dengan menggunakan prosedur analitis dan penghitungan ulang hasil klien.

Anda mungkin juga menyukai