Departemen Anggaran. Informasi sistem pengendalian terhadap
anggaran biasanya dijalankan oleh bagian anggaran yang melaporkannya ke controller kantor pusat. Fungsinya adalah:
a. Menerbitkan prosedur dan formulir penyusunan anggaran.
b. Mengkoordinasi dan menerbitkan setiap tahun asumsi perusahaan secara umum yang menjadi dasar penyusunan anggaran (misalnya keadaan ekonomi). c. Menjamin informasi tersebut lengkap dan dikomunikasikan antar bagian organisasi. d. Menyediakan pembantu untuk menyusun anggaran e. Menganalisis anggaran yang diusulkan dan memberi rekomendasi, selain kepada yang membuat anggaran juga ke pimpinan puncak. f. Menganalisis laporan prestasi dibandingkan dengan anggaran, menginterpretasi hasil dan menyiapkan laporan kesimpulan untuk manajer puncak. g. Membuat administrasi proses revisi anggaran yang diusulkan. h. Mengkoordinasi pekerjaan departemen anggaran dengan bagian yang lebih rendah.
Komite Anggaran. Komite ini terdiri dari anggota manajer muncak
seperti CEO, kepala operasional, dan kepala keuangan. Komite ini me- review dan menyetujui ataupun menyesesuaikan anggaran tersebut.
Menerbitkan Pedoman
Pedoman ini secara implisit menyebutkan rencana strateginya,
dimodifikasikan sesuai perkembangan yang terjadi sejak disetujui, khususnya prestasi perusahaan hingga saat itu. Pedoman ini dibuat oleh staf anggaran dan disetujui oleh manager puncak. Pedoman ini dibuat oleh staf anggaran dan disetujui oleh manajer puncak.
Proposal Anggaran Pemulaan
Karena tahun anggaran dimulai dengan fasilitas, personil, dan
sumber daya yang sama pada saat tersebut, anggaran dibuat berdasarkan kondisi yang ada dengan perubahan dimana perlu. Perubahan bisa berbentuk:
Perubahan Karena Kekuatan Eksternal. Termasuk didalamnya:
a. Perubahan tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh
terhadap penjualan. b. Perubahan yang diharapkan tentang harga bahan baku dan jasa yang dibeli. c. Perubahan upah tenaga kerja. d. Perubahan pada biaya kegiatan kebijakan (pemasaran, litbang, dan administrasi). e. Perubahan harga jual.
Perubahan Karena Kebijakan Dan Praktik Internal. Termasuk
didalamnya adalah:
a. Perubahan biaya produksi
b. Perubahan biaya kebijakan c. Perubahan dalam hal pangsa pasar dan bauran produk
Negosiasi
Inilah inti dari proses penyusunan anggaran. Atasan berupaya
mempertimbangkan validasi masing-masing penyesuaian.
Slack. Banyak bagian yang menyusun anggaran cenderung menurunkan
tingkat penjualan dan menaikkan biaya dari perkiraan penjualan dan biaya yang seharusnya dicapai, sehingga anggaran yang dihasilkan lebih mudah dicapai. Usaha untuk mengawasi kegiatan seperti ini biasanya cukup sulit tapi usaha yang dapat dilakukan dengan penentuan bonus secara proporsional untuk manajer yang bisa berprestasi melebihi anggarannya.
Review Dan Persetujuan.
Persetujuan akhir direkomendaskan oleh panitia anggaran untuk CEO. CEO
kemudian menyerahkan anggaran yang disetujui ke dewan direktur untuk disyahkan.
Revisi Anggaran
Satu pertimbangan penting dalam administrasi anggaran adalah prosedur
revisi anggaran yang telah disetujui. Ada dua macam prosedur revisi, yakni:
a. Prosedur yang memungkinkan mengubah anggaran secara
sistematis (misalnya secara kuartalan). b. Prosedur untuk kedaan khusus.
7. ASPEK PERILAKU DALAM ANGGARAN
Partisipasi Dalam Proses Penyusunan Anggaran
Dengan cara dari atas ke bawah, memang lebih sedikit pekerjaan,
tapi komitmen dari bawahan akan berkurang. Dari bawah ke atas akan menghasilkan komitmen untuk mencapai target yang ditetapkan kepada bawahan. Sebenarnya proses penyusunan anggaran yang efektif tergantung dari dua pendekatan tersebut di atas. Bagian anggaran menyiapkan draft anggaran, disebut dari bawah ke atas. Namun anggaran yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh atasan.
Penelitian menunjukkan partispasi bawahan dalam penyusunan
anggaran lebih menghasilakan efek positif, yaitu:
a. Ada semacam kemauan menerima yang lebih besar terhadap target
yang ditetapkan jika melibatkan bawahan. b. Efektivitas dalam perubahan informasi. Anggaran yang disetujui diperoleh dari orang yang benar-benar menguasai permasalahan dan mempunyai pemahaman yang lebih terhadap pekerjaannya melalui interaksi dengan atasan selama proses penyusunan anggaran. c.
Tingkat Kesulitan Mencapai Target Dalam Anggaran
Idealnya suatu anggaran adalah menantang tapi bisa dicapai. Beberapa
alasan kenapa anggaran harus bisa dicapai adalah:
a. Jika target yang ditetapkan terlalu tinggi, manajer hanya termotivasi
untuk mengambil tindakan jangka pendek saja. b. Target yang bisa dicapai mengurangi motivasi manajer memanipulasi data. c. Dengan target yang bisa dicapai akan menjamin keakuratan informasi target pada pihak luar. d. Anggaran yang sulit dicapai akan berimplikasi pada target penjualan yang terlalu optimistik. Hal ini akan berakibat terlalu menekan pada kegiatan penjualan.
Keterlibatan Manajer Puncak
Keterlibatan manajer puncak diperlukan untuk memotivasi
bawahan. Tanpa partisipasi review dan persetujuan anggaran, akan menyebabkan bawahan bermain-main dengan target yang telah ditetapkan. Jika tidak ada umpan balik dari manajer puncak maka sistem anggaran yang ditetapkan tidak akan memotivasi bawahan secara efektif.
Departemen Anggaran
Departemen anggaran harus menganalisis anggaran secara detail,
dan memastikan anggaran tersebut disusun secara sempurna dan informasinya haruslah akurat. Untuk menjalankan fungsinya secara efektif, anggota dari departemen anggaran haruslah memiliki reputasi jujur dan tidak memihak.
8. TEKNIK KUANTITATIF
Ada beberapa teknik kuantitatif dalam penyusunan anggaran, yakni:
Simulasi. Simulasi merupakan metode yang membuat suatu model
sesuai kondisi sebenarnya, dan mengubah model tersebut untuk mengembangkan beberapa kesimpulan dari kondisi sebenarnya tersebut. Persiapan dan review anggaran merupakan proses simulasi.
Estimasi Probabilitas. Setiap jumlah dari anggaran merupakan suatu
estimasi titik. Misalnya estimasi penjualan dinyatakan dengan jumlah tertentu dari masing-masing jenis produk yang dijual. Estimasi titik ini perlu untuk pengawasan.
Anggaran Tak Terduga (Contingency Bugdets)
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran tak terduga jiga
terjadi penurunan tingkat penjualan secara signifikan dari yang diharapkan sebelumnya.