Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN V : REAKSI REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS

REAKSI-REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS


1. Tujuan percobaan
a) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
b) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
c) Menulis persamaan reaksi dengan benar
d) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan
2. Pertanyaan prapraktek
Berikan definisi dari istilah-istilah berikut :
- Katalis : suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi
- Deret elektromatif : suatu deret yang menyatakan susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan
mereduksi,dari yang paling kuat ke yang paling lemah
- Reaksi eksoterm : reaksi yang melepaskan energi dalam bentuk panas ditandai dengan naiknya suhu
- Endapan : zat yang berada di dasar campuran
- Produk : hasil reaksi kimia
- Pereaksi : zat-zat yang mengalami reaksi
Terangkan arti lambang-lambang berikut :
- : perubahan
- WR : energi rata-rata dalam reaksi kimia
- (s) : zat dalam bentuk solid
- (l) : zat dalambentuk liquid
- (aq) : zat dalam bentuk aquos
Berapa kira-kira volome dalam tabung reaksi yangberisi sepersepuluh bagian ?
Jawab : misalkan volume tabung reaksi adalah 500ml, maka spersepuluh volume tabung tersebut adalah
50ml.
Apakah warna indikator PP dalam larutan asam ?
Jawab : tidak berwarna
Hitung massa atom Cu dari data :
- Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui = 45,82gr
- Bobot cawan penguap = 45,361
Jawab : massa atom Cu = 45,781 45,361 = 0,42 gr
Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi ?
- Oksidasi = peristiwa pelepasan elektron,akibatnya biloks bertambah
- Reduksi = peristiwa penangkapan elektron, akibatnya biloks berkurang
Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor ?
- Oksidator = zat yang mengalami reduksi, menangkap elektron
- Reduktor = zat yang mengalami oksidasi,melepas elektron
3. Landasan Teori
Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan yang terjadi adalah bukti
terjadinya reaksi kimia. Dalam ilmu kimia, reaksi merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat
kimia dari suatu atau berbagai zat. Perubahan dalam reaksi kimia dapat berupa perubahan warna,
timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya. Reaksi kimia secara umum dibagi
2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi redoks terjadi perubahan biloks (bilangan
oksidasi), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks. Keduanya ini terdapat ke
dalam 4 tipe reaksi, yaitu :
A. Reaksi Sintetis

Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam suatu reaksi kimia (kombinasi, komposisi).
Unsur + Unsur Senyawa, misal : Fe + S FeS
Senyawa + Senyawa Senyawa yang lebih kompleks,
B. Reaksi Dekomposisi
Reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari suatu zat tunggal.
Senyawa Dua atau lebih zat yang lebih sederhana,
C. Reaksi Penggantian Tunggal
Reaksi dimana suatru unsur menggantikan unsure lainnya
D. Reaksi Penggantian Ganda
Reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan.
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia
berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat.
Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam
suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus emperis zat itu yang
menyatakan
Jumlah minimal yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga
kelas umum reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi
penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.
Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia berimbang
memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan stoikiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur
dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan
diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui
mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampai
habis, sedangkan pereaksi-pereaksi lain berlebih.
(Keenan, 1984)
Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan :
a. Perubahan Sifat
b. Perubahan Susunan
c. Perubahan Energi
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi
massa. Susunan senyawa kimia tertentu oleh hukum susunan pasti dan hukum perbandingan berada.
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi
antara konsep unsur dan senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh dalam Teori Asam
Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang
tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif unsur-unsur dilarutkan menurut
bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara teratur dengan sifat-sifat tertentu mendorong
meddeleu menyusun tabel berkala dari unsur-unsur dan meramalkan adanya beberapa unsur yang
belum diketahui. Bayaknya dan dari situ proporsi relatif sebagai atom dalam satuan terkecil senyawa
diberikan oleh rumus senyawa, dalam mana digunakan lambang unsur kimia itu.
(Keenan, 1984)
Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari pada yang diamati
dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan
bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak lebih sulit
ditulis dan dikembangkan dari persamaan reaksi biasa yang lainnya karena jumlah zat yang
dipertukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi
lain, persamaan reaksi redoks harus disetimbangkan dari segi muatan dan materi, penyeimbangan materi
biasanya dapat dilakukan dengan mudah sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit. Karena itu

perhatian harus dicurahkan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor
stoikiometri. Menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu proses serah terima elektron antara dua
system redoks
(Rivai, 1995).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap reaksi redoks terdiri atas
reaksi-reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai kenaikan
bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai penurunan bilangan
bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika
seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih besar. Jika kedua
atom diberikan maka atom yang keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif sedangkan atom yang
keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi negatif
(Dogra, 1998).
Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi paling mudah terlihat dengan cara
memisahkan reaksi reaksi keseluruhan ke dalam dua setengah reaksi. Dalam setengah-reaksi oksidasi
atom-atom tertentu mengalami peningkatan bilangan oksidasi, dan elektron tampak pada sebelah kanan
persamaan setengah-reaksi. Dalam setengah reaksi reduksi, bilangan oksidasi dari atom-atom tertentu
menurun, dan elektron pada sebelah kiri dari persamaan reaksi. Dalam suatu persamaan oksidasi
reduksi keselurahan, jumlah elektron yang sama harus tampak dalam masing-masing persamaan
setengah reaksi. Ketentuan ini merupakan dasar dari persamaan keseimbangan oksidasi-reduksi
(Petrucci, 1985).

4. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pipet tetes
4) Selang tabung reaksi
5) Kaca arloji
6) Neraca analitik
Bahan
1) HCl 0,1 N 16) CuSO4 0,1 M
2) CH3COOH 0,1 N 17) (NH4)2SO4
3) NaOH 0,1 N 18) Lakmus merah
4) Indikator PP 19) Pb(NO3)2 0,1 M
5) K2CrO4 0,1 M 20) NaCl 0,1 M
6) HCl 1 M 21) AgNO3 0,1 M
7) NaOH 1 M 22) CaCO3
8) K2Cr2O7 0,1 M 23) Ba(OH)2
9) Al2(SO4)3 0,1 M 24) Asam nitrat
10) NH4OH 1 M 25) KI 0,1 M
11) BaCl2 0,1 M 26) CHCl3
12) H2C2O4 0,1 N
13) H2SO4 2 M
14) KMnO4 0,1 M

15) Fe2 0,1 M

5. PROSEDUR KERJA
1. a. Ke dalam 2 tabung reaksi masukkan masing-masing tepat 1,0 mL HCl 0,1 N dan larutan CH3COOH
0,1 N. tambahkan masing-masing 1 tetes larutan indicator PP. amati warna larutan-larutan tersebut.
b. Ke dalam 2 tabung reaksi lain masukkan larutan NaOH 0,1 N masing-masing 1 mL. tambahkan pada
kedua tabung tersebut masing-masing 1 tetes larutan indicator PP. amati warna larutan tersebut.
c. Campurkan kedua asam dengan basa pada nomor 1.a. dan 1.b. Amati perubahan yang terjadi.
2. a. masukkan kedalam 2 tabung reaksi masingmasing 1 mL larutan K2CrO4 0,1 M. Ke dalam tabung
pertama tambahkan larutan HCl 1 M. Kocok dan amati. Ke dalam tabung lainnya tambahkan larutan
NaOH 1 M. Simpan kedua larutan ini, untuk dibandingkan dengan larutan nomor 2.b.
b. Masukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 mL larutan K2CrO7 0,1 M. Perlakukan seperti
pada nomor 2.a. Bandingkan larutan-larutan pada nomor 2.a. dan 2.b.
3. a. Masukkan 1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tambahkan tetes demi tetes
NaOH 1 M. Perhatikan apa yang terjadi.
b. Masukkan 1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5 tetes larutan NH4OH
0,1 M dan amati. Tambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH 1 M dan amati. Bandingkan dengan nomor
3.a.
4. a. Campurkan 1 mL BaCl2 0,1 M dalam tabung reaksi dengan 1 mL K2CrO4 0,1 M. Amati, simpan
untuk dibandingkan dengan nomor 4.b. dan 4.c.
b. Ke dalam 1 mL larutan BaCl2 0,1 M tambahkan 1 mL K2CrO4 0,1 M. Amati.
c. Ke dalam 1 mL larutan BaCl2 0,1 M tambahkan 1 mL HCl 1 M dan 1 mL K2CrO4 0,1 M.
5. a. Ke dalam campuran 1 mL asam oksalat (H2C2O4) 0,1 N dan 2 tetes H2SO4 2 M, teteskan larutan
KMnO4 0,1 M sambil dikocok. Teteskan terus larutan KMnO4 sampai warnanya tidak hilang lagi.
b. Ke dalam campuran 1 mL larutan besi (II) 0,1 M dan 2 tetes H2SO4 0,5 M, teteskan larutan KMnO4
0,1 M sambil di kocok. Bandingkan kecepatan hilangnya warna KMnO4 pada nomor 5.a. dan 5.b.
6. a. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH 1 M kedalam 1 mL larutan CuSO4 0,1 M. Tambahkan
lagi NaOH sampai berlebihan.
b. Ulangi pekerjaan nomor 6.a., tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NH4OH 1 M. Bandingkan
hasil pengamatan nomor 6.a. dan 6.b.
7. Kedalam tabung yang bersaluran, masukkan 4 mL larutan (NH4)2SO4. Tambahkan larutan NaOH. Gas
yang terbentuk dikenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi dengan air dan diletakkan di mulut
tabung.
8. Campurkan 1 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M dengan 1 mL larutan NaCl 0,1 M. Amati apa yang terjadi.
Panaskan campuran tersebut sambil dikocok. Kemudian campuran didinginkan. Catat pengamatan.
9. Kedalam 1 mL larutan NaCl 0,1 M tambahkan 10 tetes larutan AgNO3 0,1 M. Catat pengamatan
(campuran jangan dibuang, kumoulkan ditempat khusus sisa AgNO3).
10. Masukkan 1 gram serbuk CaCO3 ke dalam tabung reaksi yang bersaluran. Tambahkan larutan HCl.
Gas yang terjadi dialirkan ke dalam tabung lain yang berisis larutan Ba(OH)2
11. Campurkan ke dalam tabung reaksi 1 mL asam nitrat dan 1 mL larutan KI 0,1 M. Amati warna larutan.
Tambahkan 1 mL CHCl3 atau CHCl4 lalu kocok. Diamkan kemudian amati larutan yang terjadi
6. HASIL PERCOBAAN
Hasil Percobaan
a. Percobaan 1

No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan


1. HCl + PP HCl (tidak berwarna) + indikator PP (tidak berwarna), pada campuran tidak terjadi perubahan
apapun
2. CH3COOH + PP CH3COOH (tidak berwarna) + indikator PP (tidak berwarna), pada campuran tidak
terjadi perubahan apapun
3. NaOH + PP NaOH (tidak berwarna) + indikator PP (tidak berwarna), campuran ini menghasilkan warna
ungu.
4. NaOH + PP NaOH (tidak berwarna) + indikator PP (tidak berwarna), campuran ini menghasilkan warna
ungu.
5. (NaOH + PP) + (HCl + PP) (NaOH + PP) berwarna ungu + (HCl + PP) tidak berwarna, menghasilkan
campuran tidak berwarna, sebab asam kuat bertemu basa kuat akan menjadi netral.
6. (NaOH + PP) + (CH3COOH + PP) (NaOH + PP) berwarna ungu + (CH3COOH + PP) tidak berwarna,
menghasilkan campuran berwarna ungu tua, sebab asam lemah bertemu basa kuat maka konsentrasinya
akan basa.

b. Percobaan 2
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. K2CrO4 + HCl K2CrO4 (kuning) + HCl (tidak berwarna) menjadi larutan berwarna orange.
2. K2CrO4 + NaOH K2CrO4 (kuning) + NaOH (tidak berwarna) menjadi larutan berwarna kuning dengan
endapan di dasar tabung reaksi.
3. K2Cr2O7 + HCl K2Cr2O7 (orange) + HCl (tidak berwarna) menjadi larutan yang berwarna kuning.
4. K2Cr2O7 + NaOH K2Cr2O7 (orange) + NaOH (tidak berwarna) menjadi larutan yang berwarna kuning.
c. Percobaan 3
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. Al2(SO4)3 + NaOH Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + NaOH (tidak berwarna menjadi campuran yang tidak
berwarna dengan endapan putih di dasar tabung reaksi.
2. Al2(SO4)3 + NH4OH Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + NH4OH (tidak berwarna) menjadi campuran yang
tidak berwarna dengan endapan putih, pada saat di campur dengan NH4OH berlebih sebanyak 5 tetes,
tetap endapan tidak larut.
d. Percobaan 4
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. BaCl2 + K2CrO4 Pada reaksi BaCl2 (tidak berwarna) + K2Cr2O4 (kuning) menghasilkan larutan
berwarna kuning keruh
2. BaCl2 + NaOH + K2CrO4 BaCl2 (tidak berwarna) + NaOH (tidak berwarna) mengasilkan larutan
berwarna putih dengan endapan di dasar tabung. Kemudian ditambahkan K2CrO4 (kuning) menjadi
larutan berwarna kuning dengan endapan di dasar tabung.
3. BaCl2 + HCl + K2CrO4 BaCl2 ditambahkan dengan HCl tetap tidak berwarna, kemudian dimasukkan
K2CrO4 maka larutan tersebut menjadi warna orange dengan endapan di dalam tabung.
e. Percobaan 5
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. H2C2O4 + H2SO4 + K2MnO4 H2C2O4 tidak berwarna + 2 tetes H2SO4 sebagai katalis + K2MnO4
sebanyak 7 tetes, pada tetes ke 8 warnanya hilang (warna menghilang dalam jangka waktu yang cukup
lama)

2. Fe2 + H2SO4 + K2MnO4 Fe22+ + 2 tetes H2SO4 sebagai katalis + K2MnO4 sebanyak 3 tetes pada
tetes ke-4 warnanya hilang (warna menghilang dengan cepat)
f. Percobaan 6
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. NaOH + CuSO4 NaOH yang tidak berwarna dicampurkan dengan CuSO4 berwarna biru, dan hasil
campurannya adalah biru tua dengan endapan. Hasil reaksi di pindahkan sedikit, dan ditambahkan
larutan NaOH sehingga endapan akan larut pada tetes ke 19.
2. NH4OH + CuSO4 (NH4)OH dengan CuSO4 berwarna biru, dan hasil campurannya adalah biru tua
dengan endapan. Hasil reaksi di pindahkan sedikit, dan ditambahkan larutan (NH4)OH sehingga endapan
akan larut pada tetes ke 10.
g. Percobaan 7
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. (NH4)2SO4 + NaOH 4 mL larutan (NH4)SO4 + NaOH 2 mL sehingga terbentuk gas NH3 yang
diketahui dengan berubahnya warna lakmus merah menjadi biru.
h. Percobaan 8
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. Pb(NO3)2 + NaCl Pb(NO3)2 tidak bewarna + 1 mL NaCl tidak berwarna, terbentuk endapan putih dari
campuran tersebut. Setelah dipanaskan dan didinginkan maka endapan itu pun hilang.
i. Percobaan 9
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. NaCl + AgNO3 NaCl tidak berwarna + AgNO3 tidak berwarna menghasilkan endapan putih pada dasar
tabung reaksi.

j. Percobaan 10
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. CaCO3 + HCl CaCO3 + HCl menghasilkan gas (O2 karena bereaksi dengan Ba(OH)2 ditabung yang
lain terbentuk endapan putih BaCO3 + H2O.
k. Percobaan 11
No Prosedur Pengamatan dan Penjelasan
1. Cl2 + KI + CHCl3 Campuran dari 1 mL asam nitrat dengan 1 mL KI menjadi larutan berwarna orange.
Ditambahkan dengan CHCl3 dan dikocok terbentuk 2 larutan yang berwarna ungu (dibawah) dan orange
(diatas), dua larutan tersebut tidak menyatu (seperti air dan minyak).

6. Pembahasan
a. Percobaan 1
1) Saat HCl (asam kuat) yang berwarna bening dicampurkan dengan indikator PP maka menghasilkan
campuran tidak bewarna, demikian juga dengan CH3COOH yang dicampurkan dengan indikator PP
maka hasilnya tidak berwarna.
2) NaOH dicampurkan dengan indikator PP berubah warna dari tidak bewarna menjadi ungu, sebab

indikator PP akan bereaksi pada basa yang pHnya lebih dari 7.


3) Saat NaOH (dengan indikator PP) dan HCl (dengan indikator PP) di reaksikan, maka warna dari NaOH
menjadi hilang, karena asam kuat bertemu dengan basa kuat akan menjadi nertral. Sedangkan, saat
NaOH direaksikan dengan CH3COOH akan berubah warna menjadi ungu tua, sebab terjadi reaksi antara
basa kuat dengan asam lemah.
NaOH + HCl NaCl + H2O
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O
b. Percobaan 2
1) K2CrO4 (kuning) direaksikan dengan HCl (tidak berwarna) maka hasil reaksinya berwarna orange,
sedangkan apabila K2CrO4 direaksikan dengan NaOH maka hasil reaksinya berwarna kuning dengan
adanya endapan didasar tabung.
2) K2Cr2O7 (orange) direaksikan dengan HCl (tidak berwarna) maka hasil reaksinya berwarna kuning.
Sedangkan saat K2Cr2O7 direaksikan dengan NaOH maka hasil reaksinya menjadi berwarna orange.
K2CrO4 + 2HCl 2KCl + H2CrO4
K2CrO4 + 2NaOH 2KOH +Na2CrO4
K2Cr2O7 + 2HCl 2KCl + H2CrO7
K2Cr2O7 + 2NaOH 2KOH + Na2CrO7
c. Percobaan 3
1) Al2(SO4)3 (tidak berwarna) direaksikan dengan NaOH (tidak berwarna), maka akan menghasilkan
larutan tidak berwarna dan terdapat endapan putih.
2) Al2(SO4)3 (tidak berwarna) direaksikan dengan NH4OH (tidak berwarna), maka akan menghasilkan
larutan tidak berwarna dan terdapat endapan putih. Sedangkan saat ditambahkan dengan NH4OH
berlebih sebanyak 5 tetes, maka endapannya larut.
Al2(SO4)3 + 6 NH4OH 2Al(OH)3 + 3(NH4)2SO4
d. Percobaan 4
1) BaCl2 (tidak berwarna) direaksikan dengan K2CrO4 (kuning) menghasilakn larutan berwarna kuning
keruh.
2) BaCl2 (tidak berwarna) direaksikan dengan NaOH (tidak berwarna) mengahasilkan senyawa dengan
endapan putih. Dan pada saat ditambahkan K2CrO4 maka hasil reaksinya terdapat endapan kuning.
3) BaCl2 (tidak berwarna) direaksikan dengan HCl (tidak berwarna) mengahasilkan larutan tidak
berwarna. Dan pada saat ditambahkan K2CrO4 maka hasil reaksinya menjadi berwarna orange dengan
endapan.
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
2BaCl2 + K2CrO4 + 2NaOH BaCrO4 + Ba(OH)2 + 2KCl + 2NaCl
e. Percobaan 5
1) H2C2O4 direaksikan dengan H2SO4 (sebagai katalis) dan KMnO4 sebanyak 7 tetes, pada saat
tetasan ke 8 maka warnanya belum menghilang. Warnanya menghilang dalam jangka waktu yang cukup
lama.
2) Fe (II)2+ direaksikan dengan H2SO4 (sebagai katalis) dan KMnO4 sebanyak 3 tetes, pada saat
tetasan ke 3 maka warnanya menghilang. Warnanya menghilang dalam jangka waktu yang cepat.
f. Percobaan 6
1) NaOH (tidak berwarna) direaksikan dengan CuSO4 (biru) menghasilkan endapan Cu(OH)2 dan
NaSO4, saat ditambahkan NaOH berlebih maka endapannya pun larut pada tetesan ke-19.
2) NH4OH (tidak berwarna) direaksikan dengan CuSO4 (biru) menghasilkan endapan, saat ditambahkan

NH4OH berlebih maka endapannya pun larut pada tetesan ke-10.


CuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
g. Percobaan 7
(NH4)SO4 ditambahkan dengan NaOH sehingga terbentuk gas NH3 yang dapat diketahui dari perubahan
kertas lakmus merah menjadi biru.

h. Percobaan 8
Pb(NO3)2 (tidak berwarna) direaksikan dengan NaCl (tidak berwarna) menghasilkan endapan pada
larutan tersebut. Namun pada saat dipanaskan dan didinginkan, makan endapannya menghilang.
i. Percobaan 9
NaCl (tidak berwarna direaksikan dengan AgNO3 (tidak berwarna) menghasilkan larutan dengan
endapan putih.
NaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl
j. Percobaan 10
CaCO3 yang direaksikan dengan HCl menghasilkan gas CO2 yang bereaksi melalui selang bersaluran
dengan Ba(OH)2 yang berada ditabung lain, maka terbentuk endapan BaCO3 dan H2O
CaCO3 + HCl CaCl2 + H2CO3
H2CO3 CO2 + H2O
k. Percobaan 11
Asam nitrat yang dicampurkan dengan KI menjadikan warna larutan berwarna orange. Dan ditambahkan
lagi CHCl3. Setelah dikocok maka terbentuk latutan berwarna ungu (dibawah) dan yang berwarna orange
(diatas). Larutan tersebut tidak menyatu sepeti minyak dan air karena kerapatan larutan tersebut
berbeda.
7. Pertanyaan pasca praktek
1. Buatlah persamaan reaksinya :
a. Cu + O2 CuO
b. Hg(NO3)2 + 2KBr 2KNO3 + HgBr2
2. Lengkapi persamaan reaksi berikut,bila tidak ada reaksi tulis TR?
a. Hg + Fe(NO3)3 TR
b. Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni

8.KESIMPULAN
Dari hasil kegitan praktikum baik dalam pengamatan, perhitungan serta pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila salah satu hal teramati diantaranya:
- Reaksi tersebut menghasilkan gas.
- Reaksi tersebut menghasilkan perubahan suhu.
- Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna

2. Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi terbentuk dari
beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.
3. Reaksi kimia dibagi beberapa jenis diantaranya :
- Pembakaran
- Penggabungan
- Penguraian
- Pemindahan Tanggal
DAFTAR PUSTAKA

Keenan, A. Hadyana Pudjaatmaja, PH. CL, 1992. Kimia Untuk Universitas, Jilid 1. Bandung: Erlangga.
Petrucci, H. Ralph, Suminar,1989,Kimia Dasar,Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelimi Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai