Analisis Penerapan Konsep Minapolitan Sebagai Upaya Pembangunan Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Indonesia
Analisis Penerapan Konsep Minapolitan Sebagai Upaya Pembangunan Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Indonesia
dasar
pembangunan
Minapolitan
adalah
penguatan
sinergi
antara
pertumbuhan ekonomi dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta upaya penemuan
tekhnologi ramah lingkungan hidup, serta upaya penemuan teknologi ramah lingkungan
berikut instrumen-instrumen yang dapat menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup
untuk merumuskan strategi yang tepat bagi pengembangan ekonomi kerakyatan.
Minapolitan di susun sebagai strategi utama pembangunan sektor kelautan dan perikanan
yang mencakup penguatan lembaga dan sumber daya manusia secara terintegrasi,
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, peningkatan
produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, serta perluasan akses pasar domestik
dan internasional.
Pengembangan kawasan Minapolitan di Indonesia merupakan satu langkah
penting guna mendukung kemajuan di sektor perikanan dan terwujudnya sistem kota-kota
yang terintegrasi yang di dukung oleh ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang
murah, telah terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)di sebagian
besar pembudidaya, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang sudah terjadi,
dan
kesiapan
ini
menjadikan
suatu
keuntungan
Pembahasan
2.1 Konsep Minapolitan secara umum
Konsep minapolitan pada dasarnya hampir sama dengan agropolitan, perbedaan
dasar terletak pada sektor penggerak ekonomi dari perikanan. Menurut UU Penataan
Ruang No. 26/2007, Kawasan Minapolitan yaitu kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan
pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.
Minapolitan merupakan gabungan dua kata, yaitu mina yang berarti ikan dan
polis/politan yang berarti kota, sehingga Minapolitan diartikan sebagai kota perikanan.
Konsep minapolitan pun diuraikan sebagai kota perikanan berbasis pada pembangunan
ekonomi kelautan dan perikanan wilayah melalui pendekatan dan sistem manajemen
kawasan yang terintegrasi, efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Tak hanya
perikanan saja, Minapolitan juga mencakup pengembangan di bidang industri pengolahan
produk laut, pariwisata kelautan, pendidikan serta pelayanan jasa, dan lain-lain.
Secara konseptual, Minapolitan memiliki 2 unsur utama, yakni Minapolitan
sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah serta
Minapolitan sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan produk kelautan dan perikanan
sebagai komoditas utamanya. Konsep Minapolitan dalam pembangunan sektor kelautan
dan perikanan ini berlandaskan pada 3 asas, yakni demokratisasi ekonomi kelautan dan
perikanan prorakyat, keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan
rakyat kecil, serta penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip: daerah kuat, maka
bangsa dan negara pun kuat.
Menteri Kelautan dan Perikanan telah menetapkan total 223 kawasan Minapolitan
yang tersebar pada 33 Propinsi (Keputusan Menteri Kelautan No. 32/Men/2010 dan
No.39/Men/2011). Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan pedoman umum
Minapolitan yang tertuang pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
18/Men/2011 yang menjelaskan mengenai sembilan tahapan dalam pelaksanaan program
minapolitan, antara lain:
1) Penilaian sumber daya dan ekologi (REA)
subsektor
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Budiday
a laut
Tambak
421
890
1366
1509
1966
560
644
630
934
960
282
0
907
Kolam
286
332
382
410
479
54
68
56
64
Jaring
apung
Jaring
tancap
Sawah
62
109
143
86
jumlah
146
9
Karamb
2011
2012
2013
2014
4606
5770
8379
9035
1603
1757
2345
2422
554
351
5
141
6
820
1127
1434
1774
1947
76
102
121
131
178
200
220
191
263
239
309
375
455
505
500
66
120
106
85
112
87
97
86
82
97
143
216
3
2683
3193
3855
470
9
627
8
7929
9676
1330
1
1433
3
16000
14000
12000
10000
8000
4709
6000
4000
1469
2000
0
2004
13301
6278
7929
14333
9676
2163
2683
3193
3855
2005
2006
2007
2008
4709
2009
sebelum minapolitan
2010
2011
2012
2013
2014
sesudah minapolitan
Gambar 2.1
Peningkatan produktivitas perikanan sub sektor perikanan budidaya sebelum adanya program
minapolitan (2004-2009) dan setelah adanya program minapolitan (2010-2014)
Dari gambar di atas dapat di simpulkan bahwa terjadi kenaikan produktivitas yang
signifikan setelah di berlakukannya program Minapolitan di Indonesia. Apabila pada tahun 2004
sampai tahun 2009 kenaikan rata-rata produktivitas hanya berkisar 17%, sedangkan setelah
adanya program Minapolitan, rata-rata kenaikan produktivitas naik sekitar 15% pada perikanan
budidaya. Adapun tentang tingkat produktivitas perikanan tangkap dapat di lihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.2
subsek
tor
Perikana
n laut
Perairan
umum
jumlah
20
04
432
0
331
20
05
440
8
297
20
06
451
2
294
20
07
473
4
310
20
08
470
2
494
20
09
481
2
296
20
10
503
9
345
20
11
534
6
369
20
12
543
6
394
20
13
570
7
398
20
14
603
8
447
46
51
47
05
48
06
50
44
51
96
51
08
53
84
57
14
58
29
61
05
64
84
Produksi perikanan tangkap menurut sub sektor (dalam ribu ton) tahun 2004-2014
7000
5108
6000
4651
5000
4000
3000
2000
1000
0
2004
5384
4705
5714
4806
5829
5044
6105
5196
2005
2006
2007
2008
6484
5108
2009
sebelum minapolitan
2010
2011
2012
2013
2014
sesudah minapolitan
Gambar 2.2
Peningkatan produktivitas perikanan sub sektor perikanan tangkap sebelum adanya program
minapolitan (2004-2009) dan setelah adanya program minapolitan (2010-2014)
Pada perikanan tangkap, setelah adanya program Minapolitan terjadi peningkatan
produktivitas yang tidak terlalu signifikan, tetapi mampu menunjukkan tren yang positif. Dari
tahun 2010 ke 2014, pengingkatan rata-rata terjadi secara stabil berkisar pada 2,0%-3,0%
pertahunnya. Hal tersebut menandakan bahwa konsep Minapolitan mampu berkontribusi dalam
menjaga kestabilan produktivitas perikanan tangkap.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka program Minapolitan telah secara nyata berhasil
mendorong peningkatan taraf perekonomian masyarakat pesisir dan kelompok nelayan. Menurut
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja, selama kurun waktu
empat tahun telah tumbuh sebanyak 154 pusat kawasan Minapolitan perikanan budidaya dan 57
perikanan tangkap. Kawasan tersebut telah berjalan dengan baik sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi (center of growth) dan sebagian telah mampu menunjukan kinerja yang luar biasa,
yakni mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Adanya kawasan Minapolitan juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
perikanan. Pada Sensus Pertanian tahun 2013 yang di terbitkan oleh BPS di sebutkan bahwa
tingkat pendapatan masyarakat yang berusaha pada sektor perikanan menempati rangking
pertama, mengungguli kelompok sektor pertanian lainnya. Nilai tertinggi itu diraih bidang usaha
ikan hias dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp 50 juta pertahun. Di susul oleh pembudidaya
perairan umum Rp 34 juta per tahun, pembudidaya air payau Rp 29 juta dan nelayan Rp 27 juta
pertahun. Sedangkan kelompok sektor pertanian lainnya, seperti petani tanaman pangan misalnya
hanya Rp 10 juta pertahun. Dari sisi pendapatan petani dan nelayan, memang saat ini dapat
diukur dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) yakni 112 untuk nelayan dan 104 untuk pembudidaya.
Berikut merupakan perbandingan kontribusi sektor perikanan tahun 2014 dan 2015 terhadap
PDB Nasional atas harga konstan tahun 2010 dengan sektor-sektor lainnya.
Chart Title
20
15
10
5
0
-5
-10
-15
2014
2015
2016
tanaman pangan
hortikultura
perkebunan
jasa pertanian
kehutanan
perikanan
peternakan
Gambar 2.3
Kontribusi sektor perikanan terhadap PDB Nasional 2014,2015,2016 atas harga konstan 2010
Data di atas menunjukkan kontribusi beberapa sektor terhadap PDB Nasional atas harga
konstan tahun 2010. Sektor perikanan terlihat terus menunjukkan tren yang positif selama tiga
tahun terakhir. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya peningkatan produktivitas hasil perikanan
yang merupakan dampak dari adanya kebijakan Minapolitan yang di gencarkan sejak tahun
2010.
Keberhasilan program Minapolitan juga dapat ditinjau dari pencapaian ekspor dan impor
yang meningkat menjadi USD 4,16 miliar dan USD 400 juta. Dari nilai tersebut, sektor kelautan
dan perikanan mendapat predikat surplus dari sisi neraca perdagangan antar negara. Adapun dari
skala ekonomi, tahun ini industri hulu perikanan budidaya dan tangkap termasuk juga
pengolahan telah menyumbang Rp 291 triliun. Berhasilnya program Minapolitan telah
mendorong terwujudnya tiga sasaran utama konsep Minapolitan, yakni penguatan ekonomi
rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil, usaha kelautan kelas menengah ke
atas, dan sektor kelutan-perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Kesimpulan
Pada dasarnya, Minapolitan mempunyai konsep yang hampir sama dengan
agropolitan yang sudah terlebih dahulu di laksanakan oleh Kementerian Pertanian.
Perbedaan yang mendasar di antara keduanya ialah pada penggerak sektor ekonomi
masyarakat. Minapolitan hadir sebagai strategi utama pembangunan sektor kelautan dan
perikanan yang mencakup penguatan lembaga dan sumber daya manusia secara
terintegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,
peningkatan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, serta perluasan akses
pasar domestik dan internasional.
Minapolitan merupakan peluang bagi Indonesia untuk membangkitkan ekonomi
negara melalui pengembangan wilayah pesisir. Pada proses pelaksanannya, Minapolitan
harus mengikuti sembilan tahap yang telah di tetapkan melalui Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 18/Men/2011 yang menjelaskan mengenai sembilan tahapan
dalam pelaksanaan program minapolitan. Minapolitan dapat di katakan sebagai konsep
yang berhasil. Hal tersebut di dukung dengan terjadinya peningkatan produktivitas yang
sangat signifikan pada sektor perikanan selama empat tahun berturut-turut. Selain itu,
selama kurun waktu empat tahun setelah di terapkan, telah terjadi pertumbuhan yang
drastis pada jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya dan perikanan tangkap,
yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Minapolitan merupakan salah satu program strategis dalam revolusi biru yang
berhasil. Minapolitan ditetapkan sebagai salah satu role model pembangunan
kewilayahan yang bisa menjadi contoh bagi sektor-sektor yang lain untuk mampu secara
bersinergi bersama-sama dalam rangka membangun kelautan dan perikanan yang
berkedaulatan untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat
http://www.bakosurtanal.go.id/
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Di akses melalui http://www.bps.go.id/
Balitbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.2014.Konsep dan Hasil
Kajian Program Minapolitan. Di sampaikan pada Rapat Koordinasi Pengembangan
Kawasan Minapolitan Batam 22 September 2014
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor KEP.18/MEN/2011
tentang Pedoman Umum Minapolitan
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan.2013.Pengembangan Kawasan
Minapolitan.
Wiadnya, Dewa Gede Raka.2011.Konsep Perencanaan Minapolitan dalam Pengembangan
Wilayah. Di sajikan pada Workshop Penyiapan Peningkatan Kualitas Penataan Ruang di
Kabupaten Tematik 22-23 November 2011 di Kampus Institut Teknologi Malang.