INDUSTRIALISASI
INDUSTRIALISASI
KUALITATIF
Damar Sasi Elsza Puspita
Akuntansi Universitas Airlangga
damarsasie@gmail.com
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Negara Sedang Berkembang (NSB) merupakan pelaku ekonomi dengan peran
multidimensi, baik sebagai pembeli maupun pemasok, pesaing dan pemakai modal.
Menurut laporan dari Bank Dunia (1993), sebagian besar konsumen dunia yang menetap
di NSB mencapai sekitar 85% dari penduduk dunia atau sekitar 5,5 milyar. Pada periode
sepuluh tahun terakhir penduduk NSB meningkat dengan laju percepatan hampir 2%
setiap tahunnya sedangkan negara maju tumbuh hanya sekitar 0,5%. Tidak heran apabila
pertumbuhan permintaan terhadap barang konsumsi (population driven demand)
merupakan gejala umum dari NSB.
Indonesia adalah salah satu negara dengan kategori sedang berkembang di
kawasan Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat pertama sebagai
negara di kawasan ASEAN yang berpenduduk terbanyak yakni mencapai 254,9 juta jiwa.
Hal tersebut tentu sangat mendukung upaya pemerintah dalam menyokong ketersediaan
faktor-faktor produksi dalam hal ini ialah labor. Data dari Badan Pusat Statistik
menyatakan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Indonesia mencapai
65,76%. Dari jumlah tersebut, tenaga kerja yang berhasil terserap hingga Agustus 2015 di
dominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 50,8 juta
orang (44,27 persen) dan SMP 20,7 juta (18,03 persen). Penduduk bekerja berpendidikan
tinggi hanya sebanyak 12,6 juta orang, mencakup 3,1 juta diploma dan 9,5 juta sarjana
(bps.go.id).
Banyaknya jumlah angkatan kerja di Indonesia memunculkan spekulasi mengenai
bonus demografi yang di perkirakan akan melanda Indonesia di tahun 2020-2035. Bonus
demografi tersebut di anggap sebagai windows of opportunity untuk kemudian mampu
dimanfaatkan oleh sektor-sektor industri dalam mencukupi kebutuhan akan labor,
PEMBAHASAN
4.
5.
6.
7.
marmer.
Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja
sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,
misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari
tanah (gerabah).
Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari
kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:
pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,
arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya:
pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan
2.2 Data Statistik Industri dan Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia
Sektor industri manufaktur merupakan salah satu penopang perekonomian nasional
karena sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Pada tahun 2013, sektor ini berkontribusi 61,91% dari total ekspor nasional.
Sekitar tahun 1990-1996, industri manufaktur Indonesia tumbuh dengan cepat dan Indonesia
mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Oleh karenanya Indonesia mendapat julukan
sebagai macan Asia. Berikut adalah tabel yang berisi mengenai realisasi investasi pada
beberapa sektor perekonomian di Indonesia.
Tabel 2.1
Realisasi FDI di beberapa sektor di Indonesia
Sektor Ekonomi
Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan Perikanan
Investasi
2012
2013
2014
1 677,6
1 655,5
2 326,2
1 621,7
1 616,6
2 237,5
26.9
28.8
53.3
Diantaranya
Pertanian
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Perindustrian
Listrik, Gas, dan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran, dan Hotel
29
10
35.3
4 255,4
4 816,4
4 665,1
11 770,0
15 858,8
13 019,4
1 514,6
2 221,8
1 248,8
239.6
526.8
1 383,6
1 251,8
1 069,0
1 379,8
483.6
606.5
866.8
Diantaranya
Perdagangan
Restoran dan Hotel
768.2
462.5
513.1
2 808,2
1 449,9
3 000,8
401.8
677.7
1 168,4
645.8
341.7
337.5
Jumlah
24 564,7
28 617,5
28 529,6
1 = pertanian
2 = kehutanan
3 = perikanan
4 = pertambangan dan galian
5 = perindustrian
6 = listrik gas air
7 = konstruksi
8 = perdagangan
9 = restoran dan hotel
10 = transpotrasi, pergudangan dan
komunikasi
11 = real estate dan jasa
perusahaan
12 = jasa masyarakat, sosial dan
perorangan
Realisasi Investasi Penanaman Modal Luar Negeri Menurut Sektor Ekonomi 1 (juta US$), 2012-2014
950
1000
800
625
553
600
jumlaj 400
200
0
59
75
333 387
221 199
10
11
sektor ekonomi
tahun
2008
2009
2010
2011
% pertumbuhan
6,0%
4.6%
6,2%
6,5%
Diagaram 2.1
2012
2013
6,2%
6,4%
berupa modal kapital, tetapi juga dapat memberikan sumbangan dalam bentuk
teknologi tinggi (hi-tech) yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi suatu industri. FDI juga memberikan manfaat berupa keahlian dalam
management dan pengetahuan serta inovasi dan cara-cara produksi baru pada
industri manufaktur. Dengan aliran masuk FDI yang besar pada suatu negara,
maka industri manufaktur akan tumbuh dan berekspansi sehingga menyediakan
banyak lapangan pekerjaan yang secara paralel dapat menurunkan tingkat
pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup pekerja.berikut ialah presentase
kontribusi FDI terhadap PDB Nasional.
2.3 Isu relokasi pabrik oleh beberapa industri di dalam negeri
Relokasi pabrik oleh beberapa pelaku usaha (investor) ke negara lain yang
di nilai lebih kondusif adalah keputusan yang di ambil setelah menghadapi
sejumlah permasalahan perburuhan di Tanah Air. Kebanyakan industry yang
merelokasi pabrik ialah industry padat karya. Sebelum memindahkan pabrik, para
pengusaha telah terlebih dahulu melakukan efisiensi biaya produksi dengan
mengganti tenaga kerjanya dengan mesin, seperti sepatu, tekstil, garmen, dl.
Menurut Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan
Antar Lembaga, Nuryanto, menyatakan bahwa 30 persen dari total ratusan pabrik
di Batam memiliki keinginan untuk keluar. Kebanyakan adalah pabrik otomotif,
elektronik, dan lainnya. Hal tersebut senada dengan Shinta yang menyatakan
bahwa para pengusaha tersebut memindahkan pabriknya ke negara dengan upah
tenaga kerja yang lebih murah dari Indonesia, seperti Vietnam.
Pada data berikut, terdapat penurunan kontribusi terhadap PDB Indonesia
oleh beberapa sektor Industri, salah satunya ialah industry tekstil. Menurut Ketua
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, menyatakan bahwa
setidaknya ada puluhan perusahaan tekstil nasional yang berniat untuk merelokasi
pabriknya ke Vietnam dan Myanmar. Hal tersebut lantaran permintaan buruh
untuk kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) pasca kenaikan Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi sehingga menjadi beban biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan. Selain itu, terdapat salah satu industry lain yang mengalami
penurunan kontribusi luar biasa terhadap PDB Nasional yakni industry furniture
dari kayu -4,07%, industry furniture dari rotan dan bamboo -10,92%, dan industry
furniture dari logam -4,16% (kemeperin.go.id). Adanya penurunan di atas
mengindikasikan adanya penurunan produktivitas yang di duga adalah akibat dari
adanya rencana relokasi pabrik.
Tabel 2.3
N
o
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
Sektor perekonomian
2011 2012
2013 Terhadap
2014*
Kontribusi Industri Pengolahan
Non Migas
Industri Makanan dan Minuman
Industri Pengolahan Tembakau
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
Industri Kulit, Barang dari Kulit
dan Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari
Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet
dan Plastik
Industri Barang Galian bukan
Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang Elektronik,
Optik; dan Peralatan Listrik
Industri Mesin dan Perlengkapan
Industri Alat Angkutan
Industri Furnitur
Industri Pengolahan Lainnya;
Jasa Reparasi dan Pemasangan
Mesin dan Peralatan
2015*
*
5,24
0,92
1,38
0,28
5,31
0,92
1,35
0,25
5,14
0,86
1,36
0,26
5,32
0,91
1,32
0,27
5,61
0,94
1,21
0,27
0,76
0,70
0,70
0,72
0,67
0,96
0,86
0,78
0,80
0,76
1,59
1,67
1,65
1,70
1,81
0,92
0,89
0,80
0,76
0,74
0,71
0,73
0,73
0,73
0,72
0,80
1,81
0,75
1,89
0,78
1,95
0,78
1,87
0,78
1,96
0,30
1,98
0,28
0,20
0,29
1,93
0,26
0,19
0,27
2,02
0,26
0,17
0,31
1,96
0,27
0,18
0,32
1,91
0,27
0,18
-4
-2
Series 1
200
400
600
industri kecil
800
1000
1200
1400
nasional
2. Produktivitas pekerja
Faktor demografi adalah hal yang paling dasar untuk membedakan
kelomok manusia. Faktor demografi tenaga kerja dapat di kelompokkan
menurut usia, jenis kelamin, penghasilan dan lain-lain. Faktor demografi
dapat menjadi alasan yang kuat bagi tenaga kerja berikatan dengan
produktivitasnya.
Produktivitas pekerja merupakan faktor kedua di lakukannya
relokasi oleh beberapa pabrik tekstil, garmen, meubel dan lainnya ke
Vietnam. Berikut adalah data dari BPS mengenai produktivitas pekerja
pada beberapa subsector ekonomi. Apabila di kaji lebih dalam, tingkat
produktivitas pekerja mengalami tren negative pada beberapa tahun
produktivitas pekerja pada beberapa subsektor yang di relokasi (dalam juta rupiah)
300
250
200
150
100
50
0
2008
2009
2010
pakaian jadi
kayu
tekstil
0
20 000
40 000
2011
60 000
2012
80 000
100 000
2013
3. Kebijakan pemerintah
Pemerintah telah megeluarkan banyak paket kebijakan ekonomi. Sayangnya,
kebiajkan mengenai upah yang selalu berubah-ubah dan sulit di ikuti,
120 000
tersebut
secara
drastis.
Deregulasi
pemerintah
yang
KESIMPULAN
Sektor industri merupakan salah satu penopang perekonomian nasional karena sektor ini
memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga,
dampaknya Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia sebagian besar di sumbang oleh sector
Industri. Tren FDI yang positif tersebut berakibat meningkatnya salah satu sumber modal kapital
untuk pengembangan dan peningkatan efisiensi industri walaupun dalam beberapa tahun terakhir
FDI mengalami penurunan.
Keputusan relokasi pabrik oleh investor ke negara lain diambil setelah menghadapi
sejumlah permasalahan perburuhan di Tanah Air yang kebanyakan adalah pabrik otomotif,
elektronik, dan lainnya. Rata-rata pengusaha tersebut memindahkan pabriknya ke negara dengan
upah tenaga kerja yang lebih murah dari Indonesia, seperti Vietnam atau Malaysia.
Vietnam menjadi negara yang banyak dipilih dalam relokasi pabrik oleh investor karena
ada tiga hal utama,yaitu upah yang lebih rendah, produktivitas kerja masyarakat Vietnam yang
lebih baik dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan tingkat produktivitas pekerja
Vietnam yang di anggap paling cepat di ASEAN, dan kebijakan pemerintah Vietnam yang dinilai
cenderung stabil dan mampu menengahi kepentingan buruh dan pengusaha.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmana, Arief, Yani Iriani, Rienna Oktarina. Februari 2012. Strategi Pengembangan Usaha
Kecil Menengah Sektor Industri Pengolahan. Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1 Hal
14-21. Teknik Industri, Universitas Widyatama.
http://finance.detik.com/industri/3040556/mendag-harap-investor-tekstil-tak-relokasi-pabrik-kevietnam diakses pada 2 Oktober 2016 pukul 12.35
.
http://www.kabarbisnis.com/read/2858610/upah-lebih-murah--alasan-investor-relokasi-pabrikke-vietnam diakses pada 2 Oktober pukul 12.37